CRITICAL BOOK REPORT “EKOLOGI POPULASI “ Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi
Disusun Oleh : KELOMPOK 2
JOHAN SINURAT.
4173351011
LILI NURINDAH SYARI
4173351012
WIJAYANTI WIJAYA.
4173351024
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN IPA
2019 KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia dengan judul “ ”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf.
Medan, 21 Maret 2019
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bumi memiliki banyak sekali jenis-jenis mahkluk hidup, mulai dari tumbuhan dan binatang yang sangat kompleks hingga organisme yang sederhana seperti jamur, amuba dan bakteri. Meskipun demikian semua mahkluk hidup tanpa kecuali, tidak bisa hidup sendirian. Masing-masing tergantung pada mahkluk hidup yang lain ataupun benda mati di sekelilinganya. Misalnya seekor kijang membutuhkan tumbuh-tumbuhan tertentu untuk makanan, jika tumbuhan di lingkungan sekitarnya dirusak maka kijang tersebut harus berpindah atau mati kelaparan. Sebaliknya tumbuhan agar bisa hidup juga tergantung pada binatang untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kotoran binatang, bangkai binatang maupun tumbuhan, menyediakan berbagai nutrisi yang bermanfaat bagi tanaman. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Mengetahui Ekologi populasi ? 2. Mengetahui Prinsip prinsip didalam ekologi populasi ? 3. Mengetahi Karakteristik di dalam populasi ? 1.3 Tujuan 1. Dapat mengetahui ekologi populasi 2. Dapat mengetahuPrinsip prinsip didalam ekologi populasi 3. Dapat mengetahui Karakteristik di dalam populasi
1.4 Identitas Buku Dinamika Populasi (Buku Utama ) Judul : Dinamika Populasi Penulis : Rudy C. Tarumingkeng ISBN : 979- 416-269-8 Dimensi Buku : 21Cm Tebal Buku : XVI + 284 Halaman Tahun Terbit : 1994 Penerbit. : Jakarta Pustaka Sinar Urutan Cetakan : Cetakan Ke 1
Biologi ( Buku Pembanding ) Judul
: Biologi
Penulis
: Campelle,dkk
ISBN
: 979- 688-468-2
Dimensi
: 210× 280 Cm
Tebal Buku.
: 501 Halaman
Tahun Terbit.
: 2004
Penerbit.
: Erlangga
Urutan Cetakan : Cetakan 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Ringkasan Buku Utama A. PENGERTIAN EKOLOGI POPULASI Ekologi populasi merupakan bagian dari ekologi yang memusatkan perhatiannya pada populasi sebagai obyek dan permasalahannya. Dapat diartikan pula sebagai cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor penentuan besar populasi dan penyebarannya. Ekologi populasi mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol. Teori pendekatan ekologi populasi menjelaskan bahwa kelangsungan hidup dan keberhasilan populasi ditentukan oleh karakteristik lingkungan dimana populasi berada. Prinsip Dasar Ekologi Populasi 1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam definisi tersebut lingkungan dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik (abiotik) dan faktor biologi (biotik). 2. Di dalam suatu ekosistem alami atau pertanian (agroekosistem), beragam jenis makhluk hidup akan membentuk suatu komunitas yang terdiri atas populasi-populasi dari jenis yang berbeda. Setiap populasi memiliki berbagai karakteristik, seperti kepadatan, struktur umur, laju kelahiran, dan laju kematian. 3. Di alam, populasi makhluk hidup tidaklah statis, tetapi selalu dalam keadaan yang dinamis. Segala perubahan yang terjadi pada jumlah anggota populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dipelajari dalam studi dinamika populasi. 4. Ukuran populasi makhluk hidup tergantung pada individu-individu yang lahir, mati, datang (imigrasi), dan pergi (emigrasi). Ukuran populasi akan bertambah dengan adanya kelahiran dan imigrasi, serta berkurang dengan adanya kematian dan emigrasi. 5. Jika laju imigrasi dan emigrasi seimbang, serta laju kelahiran dan kematian tetap maka pertumbuhan populasi akan bersifat eksponensial. Misalnya suatu populasi dengan jumlah individu (N), rata-rata pertambahan (dN), terjadi dalam waktu tertentu (dt), maka pertumbuhannya = dN/dt. Karena di dalam dN/dt terdapat laju atau kecepatan pertumbuhan yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan kode r = rate, maka dengan mengikat jumlah individu semula adalah N maka dapat dibuat persamaan dN/dt = r N dan r = (dN/dt)/N. Pertumbuhan eksponensial memperlihatkan potensi biotik (biotic potential) makhluk hidup dengan sumber daya yang tidak terbatas dan tidak ada musuh alami. Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf J. 6. Ukuran populasi makhluk hidup di alam dibatasi oleh daya dukung lingkungannya (K),
sehingga populasi makhluk hidup akan menunjukkan suatu pertumbuhan logistik dengan persamaan dN/dt = rN (1-N/K). Kurva pertumbuhan populasi logistik akan berbentuk huruf S. 7. Informasi mengenai laju reproduksi bersih (Ro), waktu generasi (T), dan laju pertambahan per kapita (r) sejenis makhluk hidup akan dapat diketahui dengan membuat tabel kehidupan (life table) nya. 8. Makhluk hidup yang memiliki strategi hidup r hidup di habitat sementara, beradaptasi untuk memperoleh makanan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang singkat, dan ukuran populasinya berfluktuasi tanpa terkendali. Mereka biasanya berukuran kecil, selalu berpindah-pindah, dan memiliki waktu generasi yang pendek. Sebaliknya, makhluk hidup dengan strategi hidup K hidup di habitat yang stabil dan ukuran populasinya mendekati daya dukung habitat. Mereka biasanya berukuran besar, jarang berpindah-berpindah, dan waktu generasinya panjang. B. HUBUNGAN EKOLOGI POPULASI DENGAN EKOSISTEM Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada. Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersamasama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya. Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir, mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam. Dari uraian di atas maka ekosistem merupakan bagian dari ekologi populasi. Karena dalam suatu ekosistem alami, beragam jenis makhluk hidup akan membentuk suatu komunitas
yang terdiri atas populasi-populasi dari jenis yang berbeda. Dimana ekologi populasi mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol.
C. CONTOH EKOLOGI POPULASI Contoh ekologi populasi yaitu populasi ikan dan populasi sumpel dari ekosistem sungai. Dikatakan populasi ikan dan populasi sumpel karena kedua jenis makhluk hidup tersebut sudah memenuhi syarat sebagai populasi, yaitu terdiri atas sekelompok individu-individu organisme sejenis (dalam hal ini adalah ikan dan sumpel), dalam jenisnya masing-masing mempunyai kesamaan genetis dan berada sebagai penghuni dalam tempat (dalam hal ini sungai) dan waktu yang sama. Untuk mempelajari populasi tersebut dapat menggunakan metode survei dan observasi atau bila memungkinkan dapat dilengkapi dengan eksperimen untuk lebih meyakinkan. Seandainya melakukan observasi satu kali, untuk mengumpulkan data tentang populasi yang akan dipelajari di tempat hidupnya (dalam hal ini sungai) yakni populasi sumpel, data yang akan diperoleh selain luas tempat hidupnya antara lain : 1. Jumlah sumpil secara keseluruhan 2. Jumlah populasi sumpel pada masing-masing ukuran sumpil (kecil, sedang, besar) 3. Struktur populasi 4. Interaksi yang terjadi antar makhluk hidup (antar sumpil) Dari data-data di atas, data yang digunakan sebagai acuan untuk menggambarkan besar/kecilnya atau ukuran populasi adalah jumlah populasi sumpel dan luas tempat hidupnya. Dengan mengetahui dua data tersebut, kita akan memperoleh gambaran ukuran populasi dengan membagi jumlah populasi sumpel dengan luas tempat keberadaannya yang dinyatakan sebagai densitas (kerapatan/kepadatan). Kerapatan populasi merupakan ukuran populasi dalam hubungannya dengan satuan ruang. Kerapatan kotor merupakan banyaknya individu atau biomassa yang terdapat dalam satuan ruangan keseluruhan. Kerapatan ekologis berarti banyaknya individu atau biomassa per satuan habitat atau banyaknya individu menempati per satuan atau volume yang tersedia. Selain kepadatan populasi, kita juga perlu mencari gambaran peluang semakin besar/kecilnya di waktu mendatang. Data yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menggambarkan peluang semakin besar atau kecil suatu populasi di waktu-waktu mendatang adalah keempat data yang kita peroleh yakni, data jumlah populasi, data jumlah populasi pada masing-masing umur sumpel dilihat dari ukurannya, struktur populasi yang nantinya akan terkait dengan interaksi yang terjadi antar makhluk hidup (antar sumpel). Dengan mengetahui data jumlah populasi sumpel pada masing-masing ukuran sumpel (kecil, sedang, besar) kita dapat memperkirakan jumlah sumpel yang masih dapat hidup dalam beberapa selang waktu kedepan yakni, populasi yang masih berukuran kecil atau dapat dikatakan masih muda. Selain
data tersebut, dengan menggunakan data struktur populasi yang nantinya akan terkait dengan interaksi yang terjadi antar makhluk hidup (antar sumpel) dan jumlahnya, kita juga dapat memperkirakan akan semakin besar atau kecil ukuran populasinya. Struktur populasi menggambarkan kondisi ikatan antar individu anggota populasi di alam kehidupannya dalam wujud : distribusi, pengelompokan, dan lain-lain. Dengan mengetahui struktur populasi, kita akan mengetahui interaksi yang terjadi antar individu tersebut. Kita semua tahu bahwa organisme yang sejenis, cenderung memilik pola interaksi kompetisi, yakni pola interaksi dimana individu-individu yang sejenis tersebut memperebutkan suatu sumber daya yang sama, makanan misalnya. Semakin banyak jumlah populasi sumpel dalam suatu wilayah, maka, tingkat kompetisi antar individu akan semakin tinggi, dan kelangsungan hidup individu tersebut mau tidak mau juga akan terancam. Selain berebut sumber daya (makanan ataupun tempat hidup) yang ketersediaannya terbatas, masing-masing individu juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda untuk mencari dan memperoleh sumber daya. Seandainya melakukan observasi berkali-kali dengan selang waktu yang teratur, terhadap populasi yang akan dipelajari di tempat hidupnya (dalam hal ini sungai) yakni populasi sumpel, data yang akan diperoleh antara lain : a.
Jumlah populasi sumpel yang dihitung secara berkala dalam selang waktu tertentu
b.
Jumlah populasi sumpel pada masing-masing ukuran sumpil (kecil, sedang, besar) yang juga dihitung secara berkala dalam selang waktu tertentu
c.
Densitas yang juga dihitung secara berkala dalam selang waktu tertentu
d.
Tingkat dan grafik natalitas serta mortalitas
e.
Laju pertumbuhan sumpel
f.
Grafik pertumbuhan sumpel
Dari data-data tersebut, data yang dapat memberi gambaran akan memperkecil populasi antara lain tingkat dan grafik mortalitas. Mortalitas menggambarkan banyaknya individu anggota populasi yang mati). Sedang data yang dapat memberi gambaran akan memperbesar populasi antara lain tingkat dan grafik natalitas. Natalitas merupakan jumlah individu baru sebagai hasil reproduksi (tingkat kelahiran). Dari data-data tersebut, data yang dapat memberi gambaran adanya gejala pertumbuhan populasi adalah data laju pertumbuhan populasi dan grafik pertumbuhan populasi yang didapat dari keempat data yang diperoleh sebelumnya, yakni jumlah populasi seluruhnya dan jumlah populasi pada masing-masing ukuran sumpel, tingkat natalitas serta mortalitas populasi sumpel. Data-data tersebut memberikan gambaran akan adanya gejala pertumbuhan populasi adalah karena populasi yang sedang tumbuh dicirikan dengan bertambahnya individu penyusun populasi. Natalitas, mortalitas, dan distribusi umur merupakan faktor internal populasi yang menentukan pertumbuhan populasi tersebut. Laju populasi menjelaskan besarnya kecepatan pertambahan jumlah individu anggota populasi. Tingkat kelajuan diperoleh dengan membagi
perubahan jumlah individu dengan periode waktu berlangsungnya perubahan. Terminologi laju menunjukkan kecepatan perubahan populasi pada waktu tertentu (r). Misalnya suatu populasi dengan jumlah individu (N), rata-rata pertambahan (dN), terjadi dalam waktu tertentu (dt), maka pertumbuhannya = dN/dt. Karena di dalam dN/dt terdapat laju atau kecepatan pertumbuhan yang dimiliki oleh populasi tersebut dengan kode r = rate, maka dengan mengikat jumlah individu semula adalah N maka dapat dibuat persamaan dN/dt = r N dan r = (dN/dt)/N. Laju pertumbuhan populasi pada kondisi lingkungan yang ideal tergantung pada komposisi atau distribusi umur dan laju pertumbuhan spesifik atau yang terkait dengan reproduksi. Observasi untuk studi ekologi populasi tentu akan lengkap dengan mengumpulkan data lingkungannya. Adapun yang merupakan lingkungan makhluk hidup (sumpil) tersebut terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Kelangsungan hidup suatu populasi tidak pernah terlepas dari kedua komponen tersebut yakni komponen biotik yang hidup bersamaan di wilayah tempat tinggal sumpel dan komponen abiotik tempat tinggalnya. Data-data tentang komponen biotik dan abiotik yang dapat diperoleh antara lain : a. Komponen Biotik Komponen-komponen biotik adalah komponen-komponen yang terdiri dari makhluk hidup. Data komponen-komponen biotik yang mungkin diperoleh meliputi: 1. Jenis dan jumlah populasi lain yang hidup pada wilayah yang sama 2. Interaksi yang terjadi antara sumpel dan populasi lain yang hidup pada wilayah tersebut b. Komponen-komponen Abiotik Komponen-komponen abiotik adalah komponen-komponen tak hidup yang meliputi komponen fisik dan kimia. Data komponen-komponen abiotik yang memungkinkan akan diperoleh pada tempat hidup populasi sumpel tersebut meliputi :
1. Suhu (oC) 2. Kecepatan arus (m/s) 3. Kedalaman (m) 4.
Intensitas cahaya
5. Substrat dasar sungai 6. Derajat keasaman (pH) Dari sekian banyak data yang ada di atas data yang merupakan pendukung maupun penghambat kehidupan populasi antara lain : a. Interaksi yang terjadi antara sumpel dan populasi lain yang hidup pada wilayah tersebut. Contoh dari hal ini adalah adanya populasi bebek dalam ekosistem yang akan memakan populasi sumpel, sehingga mengakibatkan populasi sumpel berkurang. Interaksi ini juga dapat dipengaruhi oleh manusia, yang mana manusia tersebut terkadang mengotori
ekosistem dari populasi sumpel, sehingga ekosistem tercemar dan mengakibatkan berkurangnya populasi. b. Substrat Dasar Sungai Sumpel lebih menyukai substrat dasar berupa pasir dan tanah lembut. Sehingga sumpel biasanya mendominasi bagian ekosistem sungai yang mempunyai substrat dasar pasir. c. Kecepatan Arus Bagian sungai yang mempunyai kecepatan arus kecil akan lebih banyak terdapat populasi sumpel dibandingkan dengan bagian sungai yang mempunyai kecepatan arus yang deras. Sehingga populasi sumpel lebih mendominasi bagian tepi sungai daripada bagian tengah sungai yang mempunyai kecepatan arus yang deras.
2.2 Ringkasa Buku Pembanding A.Pengertian Ekologi Populasi Istilah "populasi" maksudnya adalah kumpulaa organisme dari satu spesies (jenis) dan biasanya didefinisikan sebagai suatu kumpulan mahluk hidup dengan berbagai karakter yang sama, dengan asal sama dan tidak ada batas yang mecegah anggota dalam spesies itu dapat berbiak satu dengan yang lain ketika jantan dan betina dari spesies itu mempunyai kesempatan demikian. Populasi yang kita kenal secara ilmiah memperlihatkan karakter yang dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok: Karakter yang. umum terdapat pada tingkat sistem organisasi biologis yang rendah, yang merupakan karakter intrinsik untuk benda hidup yaitu: pertumbuhan(growth), respons (response) dan perkembangan biakan(reproduction). Diatas karakter yang umum tsb, ada karakter ,yang inherent dalam sosialitas, seperti kecepatankelahiran, kecepatan kematian, kemampuan untuk bertahan hidup(survivorship) dan struktur umur. Karakteristik Populasi : Dua karakterisitik penting pada populasi manapun adalah kepadatan dan jarak antar individu. Kepadatan adalah jumlah individu per satuan luas daerah atau volume, dan penyebaran adalah jarak individu. Metode penandaan dan penangkapan kembali adalah suatu teknik umum untuk menaksir ukuran populasi. Pola penyebaran bervariasi dalam suatu kisaran atau tempat tinggal suatu populasi akibat munculnya patch- patch pada lingkungan. Penyebaran bisa berkisar mulai dari terumpun (paling umum), seragam, sampai acak, seperti yang ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan dan sosial. B. Parameter Populasi Parameter populasi merupakan besaran/ukuran yang dapat dijadikan bahan untuk ditindak lanjuti pada aktivitas management terhadap populasi .Populasi memiliki
parameter yakni besaran yang menunjukkan karakteristik populasi itu, yang ditunjukkan oleh huruf-huruf Romawi, misal: rerata (µ), simpangan baku (s), variansi (s²). Parameter populasi tertentu nilainya tetap, fixed values, jika nilainya berubah, berubah pula populasinya. Di kawasan bagian makhluk tumbuhan dan hewan maka terdapatnya makluk ialah dalam berbagai kerapatan yang berbeda. Dapat disebutkan disini bahwa parameter utama yang mempengaruhi kerapatan ialah natalitas, mortalitas, imigrasi, dan emigrasi. Perhatian bahwa parameter populasi ini adalah hasil penjumlahan karakteristik individual. 1 Natalitas Natalitas adalah kemampuan populasi yang memang sudah ada didalamnya (dalam hl ini di dalam populasi) untuk bertambah. Laju natalitas ekuivalen dengan laju kelahiran. Natalitas dapat berwujud kelahiran, menetasnya telur, pembuahan, atau timbulnya individu oleh pembelahan sel. Dalam ekologi dikenal dua macam natalitas yaitu: Natalitas maximum (juga disebut natalitas mutlak atau natalitas fisiologik) adalah produksi individu maximum secara teoritis dibawah kondisi ideal (tidak ada faktor pembatas seacara ekologik, yaitu reproduksi hanya dibatasi oleh faktor-faktor fisiologik); dalam hal ini natalitas maximum merupakan tetapan untuk suatu populasi tertentu. Natalitas ekologik adalah petambahan populasidibawah kondisi lingkungan yang spesifik atau yang sesungguhnya. Natalitas ekologik tidak merupakan tetapan bagi suatu populasi tetapi dapat berbeda menurut ukuran besarnya populasi dan komposisi populasi serta kondisi fisik lingkungan. Laju natalitas dapat dinyatakan sebagai cacah makluk yang dilahirkan per betina per satuan waktu. Pengukuran laju natalitas sangat tergantung pada jenis makluk yang dikaji. Beberapa spesies berkembangbiak sekali setahun, ada pula yang berkernbangbiak beberapa kali setahun, dan yang lain malah berkembang biak berkesinambungan.
Natality rate/ laju natalitas=∆Nn/ ∆t
-
∆Nn: produksi individu baru dalam populasi ∆t : interval waktu
Specific natality rate = ∆Nn/ N∆t
-
N : Jumlah total populasi
Ada dua aspek yang berkaitan dengan natalitas ini antara lain :
a. Fertilitaswanderwand Adalah tingkat kinerja perkembangbiakan yang direalisasikan dalm populasi, dan tinggi rendahnya aspek ini diukur dari jumlah telur yang di ovovivarkan atau jumlah anak yang dilahirkan. b. Fekunditas Adalah tingkat kinerja potensial populasi itu untuk menghasilkan individu baru. Natalitas merupakan parameter demografi, yang menunjukan penambahan individu baru/lahir pada populasi Kelahiran merupakan suatu faktor yang mempengaruhi jumlah penduduk. Tingkat kelahiran tergatung pada banyaknya jumlah pasangan di usia subur yang tercermin dalam jumlah bayi yang dilahirkan. Ketentuan yang biasanya terdapat pada natalitas / daya biak, yaitu : - Angka kelahiran : positif atau nol tidak pernah negatif - Daya biak selalu posiitif karena belum memperhitungkan kematian, emigrasi, imigrasi - Laju pertumbuhan bisa positif, nol atau negatif karena memperhitungkan faktor pembatas (kematian, emigrasi, imigrasi) - Daya biak maksimum : jumlah maksimum individu baru yang mampu berbiak tanpa faktor pembatas (ideal) - Daya biak nyata : karena faktor pembatas selalu ada di alam maka daya biak maksimum tdk pernah ada maka yang ada adalah adalah daya biak nyata. Faktor-faktor yang mempengaruhi natalitas / daya biak, yaitu : • Nisbah Kelamin (sex ratio), perbandingan jumlah jantan dan betina dalam suatu populasi • Umur tertua satwaliar masih mampu melahirkan (maximum breeding age) • Umur termuda satwaliar mampu melahirkan (minimum breeding age) • Jumlah anak per kelahiran/jumlah telur per sarang • Kepadatan populasi Pengukuran kelahiran dapat diukur melalui bebarapa cara: 1. Angka Kelahiran Kasar
Keterangan: B = banyaknya anak lahir (birth) pada tahun tertentu P = Jumlah penduduk (population) pada peretangahan tahun k = Konstanta (1.000) Tingkat kelahiran kasar dapat dibedakan 3, yaitu tinggi, sedang, dan rendah : 1.Tinggi, jika angka kelahiran kasar lebih dari 30 setiap 1.000 jiwa.
2.Sedang, jika angka kelahiran kasar suatu daerah antara 20 – 30 setiap 1.000 jiwa. 3.Rendah, jika angka kelahiran kasar suatu daerah kurang dari 20 setiap 1.000 jiwa. 2.Angka Kelahiran Menurut Umur
Keterangan : Bx = Jumlah anak lahir dari kelompok wanita umur x Px = Jumlah wanita pada kelompok umur x k = Konstanta (1.000) 2 Mortalitas Mortalitas menunjukkan kernatian individu di dalam populasi. Seperti natalitas mortalitas dapat dinyatakan sebagai contoh individu yang mati di dalam waktu tertentu (kematian per waktu), atau sebagai suatu laju spesifik dalam hal satuan populasi total atau bagaian populasi yang manapun. mortalitas ekologik ialah hilangnya individu dibawah kondisi lingkungan tertentu, seperti pada natalis ekologik, bukan suatu tetapan tetapi dapat berubah dengan kondisi populasi dan kondisi lingkungan. Tetapi walaupun dibawah kondisi paling baik sekalipun, individu akan mati karena “umur tua” yang ditentukan oleh longevitas fisiologik / Ecological longevity (rerata lama hidup individu dalam populasi yang hidup pada kondisi optimum) yang seringkali jauh lebih besar daripada longevitas ekologik rerata lama hidup empiric pada individu suatu populasi di bawah kondisi tertentu. Ternyata (1-M) atau laju kelangsungan kehidupan sering lebih besar kepetingannya daripada laju kematian (M). Kenyataan di alam hanya sedikit makhluk yang sebenarnya menjadi senescent. Kebanyakan dari mereka dimusnahkan predator, penyakit dan malapetaka lainnya jauh sebelum mereka mencapai umur tua. Mortalitas juga merupakan parameter demografi, yang menunjukan pengurangan individu pada suatu populasi Ketentuan : - Untuk setiap populasi terdapat daya surut minimum yang menunjukkan besarnya kehilangan dlm keadaan ideal atau keadaan tanpa keterbatasan - Dalam kondisi yang baik pun tetap saja ada bagian populasi yang mati. - Panjang umur rata-rata jauh di bawah rentang hidup maksimumnya, shg angka kematian yg sebenarnya lebih besar daripada minimumnya. - Daya surut lebih banyak dipengaruhi oleh berbagai perubahan lingkungan dibandingkan dengan daya biak. Faktor yang mempengaruhi :
-
-
Decimating factors faktor yang langsung mematikan satwaliar (Perbu ruan, Pemangsaan, Kecelakaan, Penyakit, Bencana Alam, Peracunan dll) Welfare factors faktor yang menyangkut kesejahteraan satwaliar terutama menyangkut kualitas habitat/lingkungan satwaliar (pakan, air Pelindung, tempat berbiak dll) Influencing factors faktor yang berpengaruh pada kualitas dan kuantitas satwaliar (Pembakaran, Penebangan, Pembuatan Dam, Pemupukan dll)
a. Angka Kematian Kasar
Keterangan : D = Jumlah kematian P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun k = Konstanta (1.000) b.
Angka Kematian Menurut Umur
Keterangan : Dx = Jumlah kematian dalam kelompok umur x Px = Jumlah penduduk pada kelompok umur x k = Konstanta (1.000)
3 Emigrasi, imigrasi dan migrasi. Ketiga istilah diatas bersangkut paut dengan perpindahan. · Emigrasi : perpindahan keluar dari area suatu populasi. · Imigrasi : perpindahan masuk ke dalam suatu area populasi dan mengakibatkan meningkatkan kerapatan · Migrasi : menyangkut perpindahan (gerakan) periodik berangkat dan kembali dari populasi
4 Parasitic Parasit adalah hewan renik atau tumbuhan yang dapat menurunkan produktivitas hewan atau tumbuhan yang ditumpanginya. Parasit dapat dibagi menjadi dua,yaitu mikroparasit dan makro parasit. Mikroparasit berkembangbiak di dalam induk semang, termasuk di dalamnya virus, bakteri dan protozoa.sedangkan makroparasit berada diluar host. 5 Predator
Predator adalah binatang atau serangga yang memangsa binatang atau serangga lain.Istilah predatisme adalah suatu bentuk simbiosis dari dua individu yang salah satu diantara individu tersebut menyerang atau memakan individu lainnya satu atau lebih spesies, untuk kepentingan hidupnya yang dapat dilakukan dengan berulang-ulang. Individu yang diserang disebut mangsa. C.Densitas dan Distribusi Populasi Populasi terdiri dari banyak individu yang tersebar pada rentangan goegrafis. Tetapi individu itu tidak selalu tersebar merata. Ada pola penyebaran, yaitu menggerombol,acak dantersebar.Pola distribusi ini disebabkan oleh tipe tingkah laku individu yang berbeda. Disatu pihak, menggerombol sebagai akibat dari tertariknya individu-individu pada tempat yang sama, apakah karna lingkungan yang cocok atau tempat berkumpul untuk fungsi sosial. Misalnya perkawinan, dipihak lain tersebar sebagai interaksi antagonis antar individu. Dalam hal tidak adanya daya tarik bersama/penyebaran sosial individu-individu lain dalampopulasi..(Hadisubroto.T.1989) Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu, biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi mempertahankan ukuran populasi, yang relative konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu. Penyelidikan tentang dinamika populasi, pada hakekatnya dengan keseimbangan antara kelehiran dan kematian dalam populasi dalam upaya untuk memahami pada tersebut di alam.(Naughton.Mc.1973) Populasi memiliki beberapa karakteristik berupa pengukuran statistik yang tidak dapat diterapkan pada individu anggota populasi. Karakteristik dasar suatu populasi. adalah ukuran besar populasi atau kerapatan. Densitas Kepadatan/kerapatan (densitas) populasi yaitu besarnya populasi dalam hubungannya dengan satuan ruangan atau dengan kata lain merupakan Jumlah individu suatu spesies yang umumnya diteliti dan dinyatakan sebagai cacah individu atau biomassa per satuan luas atau per satuan isi. Misalnya 200 pohon per hektare, 5 juta diatoma per meter kubik air, atau 2 ton udang per hektare luas permukaan tambak. Penting untuk membedakan kerapatan kasar dari kerapatan ekologik (kerapatan spesifik). Kerapatan kasar ialah cacah individu atau bio-massa per satuan ruang total, sedangkan kerapatan ekologik adalah cacah individu atau biomassa per satuan ruang habitat (luas daerah isi ruang yang sesungguhnya dapat dihuni oleh populasi). Seringkali lebih penting mengetahui apakah sesuatu populasi itu berubah (bertambah atau berkurang) daripada mengetahui besarnya pada suatu waktu saja. Jadi yang terpenting adalah petunjuk kelimpahan yang nisbi berada dalam waktu tersebut , misalnya cacah burung yang dapat diamati per jam, atau persentase berbagai jenis, seperti persentase plot cuplikan yang dihuni spesies hewan. Perkiraan kerapatan terhadap suatu jenis makluk hewan adalah lain sekali dengan yang dilakukan terhadap tumbuhan. Teknik yang dapat dipergunakan pada mamalia tidak dapat dipergunakan untuk zooplankton. Dua sifat dasar yang mempengaruhi
pilihan atas teknik ialah ukuran besarnya dan mobilitas makluk hewan dibandingkan dengan manusia. Dalam kebanyakan kejadian akan tidak praktis untuk menetapkan kerapatan mutlak suatu populasi (ialah cacah per hektare atau per meter pesegi). Dalam pada itu ternyata dianggap telah cukup bila diketahui kerapatan nisbi suatu populasi (ialah bahwa daerah X memiliki makluk yang dipermasalahkan itu dicacahnya lebih atau kurang daripada daerah Y).
Pengukuran kerapatan mutlak dapat dilakukan dengan cara: a. Pencacahan Total (perhitungan menyeluruh) metode ini disebut juga sensus yang digunakan untuk mengetahui jumlah nyata dari individu yang hidup dari suatu populasi. Metode ini biasanya diterapkan kepada daerah yang sempit pada hewan yang hidupnya menetap,misalnya porifera dan binatang karang. Metode ini juga dapat digunakan untuk menentukan populasi hewan yang berjalan lambat, misalnya jenis hewan dari coelenterata, siput air dan lain- lain b. Metode Sampling (cuplikan) metode ini, pencacahan dilakukan pada suatu cuplikan (sample), yaitu suatu proporsi kecil dari populasi dan menggunakan hasil cuplikan tersebut untuk membuat taksiran kerapatan (kelimpahan) populasi. Metode menangkap- menandai- menangkap ulang Metode ini dinamakan juga dengan “mark-recapture”, metode ini mengambil tiga asumsi pokok, yaitu: 1) individu- individu yang tidak bertanda maupun yang bertanda ditangkap secara acak. 2) individu- individu yang diberi tanda mengalami laju mortalitas yang sama seperti yang tidak bertanda. 3) tanda- tanda yang dikenakan pada individu tidak hilang ataupun tidak tampak. Metode removal (pengambilan) metode ini umum digunakan untuk menaksir besar populasi mamalia kecil. Asumsi- asumsi dasar yang digunakan dalm metode pengambilan adalah sebagai berikut: 1) populasi tetap stasioner selama periode penangkapan. 2) peluang setiap individu populasi untuk tertangkap pada setiap perioda panangkapan adalah sama. 3) probabilitas penangkapan individu dari waktu selama perioda penangkapan adalah sama. Penarikan contoh sampling dengan metode-metode diatas umumnya digunakan pada penelitian-penelitian yang bersifat kuantitatif. Pemilihan metode ini tergantung dari tipe vegetasi, tujuan, ketersediaan dana, waktu dan biaya disamping kendala-kendala lainnya. Analisi vegetasi untuk areal yang luas dengan vegetasi berebentuk semak rendah akan
efisien apabila digunakan metode garis menyinggung (line intercept), untuk pengamatan sebuah petak contoh dengan vegetasi tumbuhan yang menjalar digunaka metode titik menyinggung (point intercept), untuk pengamatan vegetasi berbentuk pohon atau hutan digunakan metode kuadran (Point Centered Quarter Methods). Guna memperlancar pengerjaan analisis vegetasi sebaiknya pekerja lapangan (surveyor) dilengkapi dengan data lapangan seperti peta lokasi, data geologi, data tanah, data topografi, data vegetasi yang mungkin, tumbuh sebelumnya dan lain-lain. Metode Plot (Berpetak) Suatu metode yang berbentuk segi empat atau persegi (kuadrat) ataupun lingkaran. Biasanya digunakan untuk sampling tumbuhan darat, hewan sessile(menetap) atau bergerak lambat seperti hewan tanah dan hewan yang meliang. Untuk sampling tumbuhan terdapat dua cara penerapan metode plot, yaitu : a) Metode Petak Tunggal, yaitu metode yang hanya satu petak sampling yang mewakili suatu areal hutan. Biasanya luas minimum ini ditetapkan dengan dar penambahan luas petak tidak menyebabkan kenaikan jumlah spesies lebih 5 % atau 10 %. b) Metode Petak Ganda, yaitu pengambilan contoh dilakukan dengan menggunakan banyak petak contoh yang letaknya tersebar merata (sebaiknya secara sistematik). Ukuran berbeda-beda berdasarkan kelompok tumbuhan yang akan dianalisis. Perbandingan panjang dan lebar petak 2 : 1 merupakan alternatif terbaik daripada bentuk lain. Kepadatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan di dalam area.
Di = ni/A Keterangan: Di = kepadatan untuk spesies i ni = jumlah total individu untuk spesies i A = luas total habitat yang disampling. (Anonim,2010) Metode Transek (Jalur) Untuk vegetasi padang rumput penggunaan metode plot kurang praktis. Oleh karena itu digunakan metode transek, yang terdiri dari : a. Line Intercept (Line Transect), yaitu suatu metode dengan cara menentukan dua titik sebagai pusat garis transek. Panjang garis transek dapat 10 m, 25 m, 50 m atau 100 m. Tebal garis transek biasanya 1 cm. Garis transek kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya 1 m, 5 m atau 10 m. Selanjutnya dilakukan pencatatan, penghitungan dan pengukuran panjang penutupan semua spesies tumbuhan pada segmen-segmen tersebut.
b. Belt Transect, yaitu suatu metode dengan cara mempelajari perubahan keadaan vegetasi menurut keadaan tanah, topografi dan elevasi. Transek dibuat memotong garis topografi dari tepi laut ke pedalaman, memotong sungai atau menaiki dan menuruni lereng pegunungan. Lebar transek 10 –20 m dengan jarak antar transek 200 – 1000 m (tergantung intensitas yang dikehendaki). Untuk kelompok hutan yang luasnya 10.000 ha, intensitas yang digunakan 2 % dan hutan yang luasnya 1.000 Ha atau kurang intensitasnya 10 %. c. Strip Sensus, yaitu pada dasarnya sama dengan line transect hanya saja penerapannya ekologi vertebrata terestrial (daratan). Metode ini meliputi berjalan sepanjang garis transek dan mencatat spesies-spesies yang diamati di sepanjang garis transek tersebut. Data yang dicatat berupa indeks populasi (indeks kepadatan). Di = ni / L Keterangan: Di = kepadatan unutk spesies i ni = jumlah total individu untuk spesies i L = panjang total habitat (transek) yang di sampling Pengaruh populasi terhadap komunitas dan ekosistem tidak hanya tergantung kepada jenis apa dari organisme yang terlibat tetapi tergantung kepada jumlahnya atau kerapatan populasinya kadang kala penting untuk membedakn kerapatan kasar dari kerapatan ekologi( kerapatanspesifik.
Distribusi populasi Kemampuan untuk menyebar merupakan salah satu siklus hidup yang sangat penting dalam organisme, merupakan proses ekologis yang menghasilkan aliran gen (gen flow) diantara populasi lokal dan membantu untuk menghindari terjadinya inbreeding. Penyebaran individu dalam populasi dapat dibatasi oleh halangan geofrafis, dan berpengaruh terhadap komposisi komunitas. Tiga pola penyebaran populasi a. Emigrasi. Suatu pergerakan individu ke luar dari tempat atau daerah populasinya ke tempat lainnya dan individu tersebut tinggal secara permanen di tempat beru tersebut. b. Imigrasi. Suatu pergerakan individu populasi ke dalam suatu daerah populasi dan individu tersebut meninggalkan daerah populasinya selanjutnya tinggal di tempat baru. c. Migrasi. Pergerakan dua arah, ke luar dan masuk populasi atau populasi pergi dan datang secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan maka individu-individu suatu populasi akan berpindah tempat, sedangkan kalau suadah menguntungkan kembali ke tempat asal. Dalam kaitannya dengan ruang (skala kecil), individu-individu di dalam populasi menyebar dengan tiga pola yaitu :
a. Acak (random) : Penyebran acak adalah jika individu-individu dalam populasi dapat hidup dimana saja di dalam area yang ditempati oleh populasi tersebut b. Seragam (uniform) : Penyebaran seragam jika individu-individu tersebar secara seragam dalam area, dan c. Mengelompok (clumped) : Penyebaran mengelompok jika individu di dalam populasi lebih mudah ditemukan pada area tertentu dibandingkan pada areal yang lain Di alam penyebaran secara acak jarang terjadi, penyebaran secara acak akan terjadi jika lingkungan homogen. Penyebaran individu di dalam populasi seragam terjadi bilamana terjadi persaingan yang keras diantara individu-individu di dalam populasi sehingga timbul kompetisi (pertentangan) yang positif, yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama. Penyebaran individu menggerombol umum terjadi di alam, individu-individu dalam populasi menunjukkan derajad pengelompokan karena adanya kebutuhan yang bersamaan akan faktor-faktor lingkungan. Laju kelahiran dan laju kematian dependent pada kepadatan populasi, populasi akan mencapai titik keseimbangan jika laju kelahiran lebih besar dari laju kematian. Fluktuasi laju kelahiran dan laju kematian menjaga populasi pada atau sekitar titik keseimbangan dan dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Jika laju kelahiran meningkat, maka laju kematian juga meningkat. Saat kepadatan populasi meningkat, kompetisi diantara anggota populasi dan kelangkaan sumberdaya menyebabkan laju kematian meningkat, laju kelahiran menurun atau keduanya Jika kepadatan populasi turun pada level terendah dan kemelimpahan sumberdaya kembali meningkat maka kepadatan populasi kembali meningkat dengan penurunan laju kematian dan peningkatan laju kelahiran atau kombinasi keduanya. Faktor kepadatan independen adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi populasi yang tidak terikat oleh ukuran, seperti suhu dan suplai oksigen. Seperti halnya makanan, air, dan habitat. Factor kepadatan independent adalah factor kepadatan populasi yang bergantung pada cuaca, bencana alam, dan keadaan acak. Iklim, cuaca (termasuk kekeringan dan banjir) dan kebakaran besar dapat menyebabkan kematian pada populasi local terlepas dari kepadatan mereka. Penggunaan pestisida, pengeluaran polutan , perburuan yang berlebihan dan memancing oleh manusia dapat memiliki pengaruh yang serupa. (Naughhton,1973) Pengaruh kepadatan independent pada tingkat peningkatan populasi, bukan mengatur pertumbuhan populasi. Tapi mengatur umpan balik dari homeostatis yang berfungsi dalam kepadatan populasi. Walau bagaimanapun, pengaruh kepadatan independent sangat berpengaruh dalam perubahan ukuran populasi dan juga mempengaruhi tingkat kelahiran dan kematian. Pengaruh kepadatan independent memungkinkan menyembunyikan efek yang mempengaruhi sepenuhnya suatu populasi. (Naughhton,1973) Pengaruh kepadatan independent pada umumnya dipengaruhi oleh cuaca yang tidak dapat ditentukan dan diprediksi, dan fungsinya sangat luas pada pengaruh persediaan makanan. Perubahan populasi yang sering terjadi sering berhubungan langsung dengan adanya variasi kelembaban dan suhu. Contohnya, pada pertumbuhan pohon cemara budworm (Choristoneura fumiferana), yang didahului oleh angin antisiklon. Karakteristik pada curah hujan rendah dan
tingginya evaporasi dan berakhir ketika cuaca kembali lagi. Dalam hal ini, pengaruh kepadatan independent seperti bisa menempatkan pada lokasi dengan kondisi topografi dan iklim mikro yang baik terhadap populasi lokal tersebut. (Setiadi,1989) Distribusi Usia Populasi Proporsi individu dalam setiap kelompok umur disebut distribusi umur. Rasio dari kelompok-kelompok umur dari populasi menentukan status reproduktif yang sedang berlangsung dari populasi tersebut, sehingga menentukan pertumbuhan populasi untuk waktu berikutnya. Dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. Dalam ekologi Boden Heimer (1938) membagi umur hewan dalam tiga periode, yaitu fase preduktif, dimana hewan mengalami pertumbuhan yang cepat tetapi belum mampu berproduksi, fase reproduksi, dimana hewan mampu bereproduksi, fase post reproduksi, dimana hewan tidak mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur tua. (Setiadi,1989) Dengan demikian struktur umur/ratio umur dalam suatu populasi dapat menunjukkan suatu populasi apakah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat, stabil, atau sedang mengalami penurunan. Data tentang struktur umur dari populasi sering disajikan dalam bentuk piramida umur .
Ratio umur pada : A = populasi yang sedang tumbuh, Populasi yang berkembang dengan cepat, sebagian besar individu muda B = populasi sedang stabil, Populasi stasioner memiliki pembagian kelas umur lebih merata C = populasi yang mengalami kemunduran. Populasi menurun, sebagian besar individunya berusia tua. (Setiadi,1989) d. Pertumbuhan Populasi Pertumbuhan populasi yaitu lintasan suatu obyek yang berubah tempat atau berpindah status dari satu titik ke titik berikutnya. Perubahan status adalah proses
dinamis, dan proses inilah yang menjadi pusat perhatian dalam kajian dinamika populasi. Kedua kekuatan utama yang mempengaruhi pertumbuhan populasi, yaitu angka kelahiran dan angka kematian, dapat diukur dan digunakan untuk memprediksi bagaimana ukuran populasi akan berubah menurut waktu. Ada dua jenis model pertumbuhan populasi, yaitu Model eksponensial dan model logistik. Model eksponensial pertumbuhan populasi menjelaskan suatu populasi ideal dalam lingkungan yang tidak terbatas. Dengan mengabaikan imigrasi dan emigrasi, laju pertumbuhan suatu populasi, r, adalah angka kelahiran dikurangi angka kematian.
Jika populasi pada waktu to adalah No maka dapat diselesaikan dengan cara:
dimana, N
= ukuran populasi awal
e
= 2,718281828 (dibulatkan menjadi 2,72)
rm
= laju pertambahan intrinsik maks. (b-d)
b
= laju pertumbuhan (birth rate)
d
= laju kematian (death rate)
Bentuk kurva pertumbuhan eksponensial ini adalah berbentuk huruf J seperti di bawah ini:
Model logistik pertumbuhan populasi menyertakan konsep daya tampung (K). Pertumbuhan eksponensial tidak dapat dipertahankan tanpa batas dalam populasi apapun. Suatu model yang lebih nyata (realistis) membatasi pertumbuhan dengan menyertakan daya tampung (K), ukuran populasi maksimum yang dapat didukung oleh sumberdaya yang tersedia.
Persamaan logistik dN/dt = rmaksimum N(K—N)/K menjelaskan suaru kurva berbentuk S. di mana pertumbuhan populasi mendatar ketika ukuran populasi mendekati daya tampung. Model ini memprediksi laju pertumbuhan yang berbeda pada kepadatan populasi yang berbeda. Rumus dari pertumbuhan ini adalah
dimana, dN/dt
= population growth per unit time
rm
= maximum net population growth rate per individual per unit time
N
= number of individuals
(K-N)/K
= proportion of resources not yet used
Bentuk kurva dari pertumbuhan ini adalah berbentuk S (sigmoid) seperti di bawah ini:
Pengaturan (Regulasi) Populasi Pengaturan populasi berlangsung terjadi sejak teori Malthus dan juga Darwin yang berpendapat bahwa tidak ada populasi di alam yang tumbuh tanpa batas, selalu dibatasi oleh banyak komponen yang merusak yang akan menurunkan populasi tersebut. Ada empat macam teori pengaturan populasi yaitu faham biotic, faham iklim, Teori Nicholson, dan Teori Smith. a. Faham Biotik Pada tahun 1911 Howard dan Fiske berpendapat bahwa jika dikaji dalam jangka panjang, kepadatan populasi suatu serangga selalu dalam keadaan seimbang dan keadaan seimbang diatur oleh faktor pengendali fakultatif terutama parasitoid (biotik), sedangkan faktor fisik (abiotik) seperti cuaca yang ekstrim hanya merupakan faktor malapetaka yang bersifat sementara dan populasi dapat pulih kembali kedalam keadaan seimbang. Selanjutnya teori ini disebut sebagai paham atau aliran biotik. b. Faham Iklim Pada tahun 1928 Bodenheimer dan 1931 Uvarov, menganggap faktor fisik (abiotik) sebagai faktor utama pengendali populasi. Teori ini menekankan bahwa factor-faktor fisik
sangat menentukan kelulus hidupan, birth rate dan death rate serangga. Mereka mencontohkan kasus ledakan populasi hama selalu disebabkan oleh faktor iklim. c. Teori Nicholson Pada tahun 1933 Nicholson seorang Entomolog dari Australia yang juga penganut teori biotik menentang sama sekali teori abiotik. Dia lebih menekankan kepadatan populasi dan persaingan antar individu dalam populasi sebagai faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan populasi. d. Teori Smith Smith 1935, yang saluran dengan Nicholson mengemukakan bahwa hanya faktor density dependenlah yang dapat menentukan tercapainya keseimbangan populasi atau ratarata kepadatan populasi tidak dapat ditentukan oleh faktor-faktor yang tidak bergantung kepadatan. Secara sederhana, pengaturan populasi dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika kepadatan populasi meningkat maka tingkat kematian meningkat atau tingkat kelahiran menurun, sehingga populasi akan seimbang pada tingkat pertemuan antara jumlah dr (death rate) dan jumlah bar (birah rata). Dr selanjutnya dsb sebagai density dependen jika naik saat kepadatan naik. Kemungkinan lain adalah dr atau bar tidak berubah meskipun kepadatan berubah yang dsb density independent. Kemungkinan ketiga adalah bar naik pada saat kepadatan naik atau dr justru menurun pada saat kepadatan naik hal tersebut sebagai kebalikan density dependent. Dari ketiga kondisi ini disimpulkan bahwa pada populasi tertutup pertumbuhan populasi tidak dapat berhenti kecuali kalau baru dan dari bergantung kepadatan.
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kelebihan a. Menggunakan Kalimat Baku b. Mudah dipahami c. Lebih ringkasa Lebih rapi d. Penulis seakan-akan mengajak pembaca untuk ikut dalam keadaan yang sebenarnya. 3.2 Kelemahan a. Cover buku tidak menarik b. Pembahasan di Buku utama terlalu sedikit daripada buku pembanding c. Terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan kosa kata. d. Terkadang ada kata-kata yang menggunakan istilah asing yang sulit untuk dipahami pembaca.
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Ekologi populasi merupakan bagian dari ekologi yang memusatkan perhatiannya pada populasi sebagai obyek dan permasalahannya. Dapat diartikan pula sebagai cabang ekologi yang menitikberatkan hubungan antara kelompok makhluk, jumlah individu, dan faktor penentuan besar populasi dan penyebarannya. Ekologi populasi mendalami pertumbuhan suatu populasi dan interaksi diantara populasi-populasi yang berhubungan erat di dalam pengaruh faktor lingkungan yang terkontrol ataupun tidak terkontrol. Teori pendekatan ekologi populasi menjelaskan bahwa kelangsungan hidup dan keberhasilan populasi ditentukan oleh karakteristik lingkungan dimana populasi berada. Prinsip Dasar Ekologi Populasi 1. Ekologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal-balik antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam definisi tersebut lingkungan dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor fisik (abiotik) dan faktor biologi (biotik). 2. Di dalam suatu ekosistem alami atau pertanian (agroekosistem), beragam jenis makhluk hidup akan membentuk suatu komunitas yang terdiri atas populasi-populasi dari jenis yang berbeda. Setiap populasi memiliki berbagai karakteristik, seperti kepadatan, struktur umur, laju kelahiran, dan laju kematian. 3. Di alam, populasi makhluk hidup tidaklah statis, tetapi selalu dalam keadaan yang dinamis.
Segala perubahan yang terjadi pada jumlah anggota populasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut dipelajari dalam studi dinamika populasi. 4. Ukuran populasi makhluk hidup tergantung pada individu-individu yang lahir, mati, datang (imigrasi), dan pergi (emigrasi). Ukuran populasi akan bertambah dengan adanya kelahiran dan imigrasi, serta berkurang dengan adanya kematian dan emigrasi. Karakteristik Populasi : Dua karakterisitik penting pada populasi manapun adalah kepadatan dan jarak antar individu. Kepadatan adalah jumlah individu per satuan luas daerah atau volume, dan penyebaran adalah jarak individu. Metode penandaan dan penangkapan kembali adalah suatu teknik umum untuk menaksir ukuran populasi. Pola penyebaran bervariasi dalam suatu kisaran atau tempat tinggal suatu populasi akibat munculnya patch- patch pada lingkungan. Penyebaran bisa berkisar mulai dari terumpun (paling umum), seragam, sampai acak, seperti yang ditentukan oleh berbagai faktor lingkungan dan sosial.
DAFTAR PUSTAKA Rudy C. Tarumingkeng.,1994., Dinamika Populasi. 979- 416-269-8, Jakarta; Pustaka Sinar Campelle,dkk., 2004 , Biologi , 979- 688-468-2, Jakarta ; Erlangga