Charles Tollison Pembahasan 4.docx

4. Promosi jabatan bukan hal yang baru dalam suatu perusahaan. Promosi jabatan diberikan sebagai imbalan atas kinerja dan loyalitas karyawan terhadap kemajuan perusahaan dan juga motivasi terhadap karyawan untuk meningkat kinerja dan keahlian. Seiring dengan dilaksanakannya promosi jabatan, hal tersebut dapat membawa kemajuan bagi perusahaan namun dapat juga memberikan efek negatif kepada perusahaan jika promosi jabatan tidak diberikan kepada orang yang tepat. Adapun keuntungan dan kerugian dengan adanya kebijakan promosi yang diikuti oleh banyak perusahaan jasa akuntansi yakni : a. Keuntungan 1. Memungkinkan perusahaan untuk mendayagunakan keahlian dan kemampuan karyawan semaksimal mungkin. 2. Sebagai motivasi terhadap karyawan yang memiliki kinerja lebih tinggi dibandingkan lainnya, sehingga menjadi partner baru untuk melakukan ekspansi perusahaan. 3. Meningkatkan nilai bisnis perusahaan karena perluasan cakupan pengalaman profesional partner baru 4. Meningkatkan pendapatan perusahaan karena partner baru dapat mendatangkan klien yang secara langsung maupun tidak langsung bermitra dengan partner baru tersebut. 5. Menaikkan semangat baru dengan adanya perubahan budaya dan gaya kerja oleh partner baru tersebut. 6. Menciptakan iklim persaingan/kompetisi yang sehat antara sesama auditor untuk mendapatkan promosi jabatan. 7. Menciptakan efesiensi organisasi yang lebih besar dan tingkat moral kerja karyawan yang tinggi. 8. Memunculkan harapan (Eskpetasi) baru bagi perusahaan terhadap pencapaian target kinerja organisasi yang dulu tidak/belum tercapai. b. Kerugian 1. Adanya potensi pemberian promosi jabatan sebagai hasil dari politik atau lobby ada suatu pihak, tanpa memperhatikan kinerja dari karyawan tersebut. 2. Kinerja perusahaan yang dapat menurun sebagai imbas atas pemberian promosi jabatan yang tidak sesuai, sehingga perusahaan tidak berjalan dengan efektif dan efisien. 3. Adanya potensi konflik antara partner dengan partner lainnya dan/atau manager karena perbedaan pendapat terhadap suatu hal yang menjadi budaya organisasi sebelumnya. 4. Perlunya waktu yang tidak tentu bagi partner baru untuk mempelajari dan menyesuaikan diri (internalisasi) tujuan organisasi (Organization goal), visi dan misi yang harus dicapai. 5. Adanya blind spot Personality terhadap hal-hal yang bersifat pribadi dari dalam diri partner misalnya karakter, kepribadian, kebiasaan, serta sifat – sifat dan masalah pribadi lainnya yang dapat menghambat laju percepatan pencapaian tujuan organisasi.

6. Munculnya kecemburuan sosial dari para manager (Sumber Daya Internal) yang memiliki kompetensi dan pengalaman selevel serta loyalitas organisasi yang lebih lama. 7. Adanya risiko penurunan tingkat kepercayaan dari para auditor dan manager terhadap kapasitas dan kapabilitas partner dalam suatu penugasan baru, sehingga muncul suatu resistensi penugasan dan konflik pengambilan keputusan.