Nama
: Betari Ariefia Sari Kinasih
NPM
: 1518011033
Tugas ke-2
No. Presensi : 52
Nama Penceramah
: Ustadz Latif Khan
Tempat
: SCTV Lampung
Hari/Tanggal/Waktu : Sabtu, 19 Maret 2016, pukul 04.00 Kategori
: Ceramah Subuh
Iman Kepada Hari Akhir
Beriman itu diiringi oleh rasa yakin. Sementara yakin itu adalah ramuan apa yang kita pahami, pelajari, analisa, apa yang kita rasakan dan itu benar tapi kita tidak bisa membuktikannya dengan kapasitas kemanusiaan kita. Rasa yakin ini yang membuat manusia kadang diabaikan dan membuat manusia menjadi kurang beriman.
Bicara tentang menginginkan kesembuhan, disatu titik Allah SWT menjelaskan bahwa Allah yang memberikan kesembuhan.
Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku. (QS. Asy-Syuara: 80).
Ada orang yang terkena penyakit dan dia menginginkan kesembuhan. Dia lupa sebenarnyayang meberikan kesembuhan adalah Allah SWT. Akhirnya keinginannya untuk sembuh membuat dia mencari kesembuhan kepada yang lain. Dia pergi ke dukun dan minum obat yang tidak dibenarkan dalam syariat. Padahal bila dilihat dari konteks syariat, kita harus tau kenapa seseorang sakit, apa lebih kurangnya seseorang mukmin sakit, apakah Allah SWT dalam posisi menyanyangi atau marah. Pada saat sakit, sakit itu bisa menjadi pelebur dosa terkadang ada dosa yang tidak bisa dihapuskan dengan menyatakan “ya Allah ampunilah aku”, tapi dosa itu hanya bisa dihapuskan lewat ujian berupa sakit, kecelakaan waktu kerja, atau dia harus bekerja mencari rezeki yang halal. Maka Allah SWT akan menghapus dosa tertentu.
3
Pertanyaannya adalah apakah obat yang bisa menyembuhkan suatu penyakit? Sekian banyak obat, itu menunjukan bahwa manusia tidak mempunyai kepastian bagaimana menyembuhkan, mereka hanya bisa menduga-duga obat. Tidak ada satu dokter yang bisa menjamin bahwa seseorang yang sakit minum obat langsung sembuh dalam jangka waktu ke depan. Itu bukan urusan dokter, tapi Allah SWT. Wilayah kemanusiaan kita adalah wilayah ikhtiar. Karena ada kekuatan ada yang menyembuhkan, maka orang sakit butuh pertolongan Allah SWT.
Ketika kita bicara tentang hari akhir. Rentetannya itu dari sakit sampai surga. Atau dari sakaratul maut sampai surga. Peristiwa hari akhir tidak bisa diketahui kepastian, tidak bisa menduga-duga sama seperti kematian. Suatu ilustrasi kita hidup menuju garis batas ajal. Kita tidak mengetahui kapan kita melewatinya. Suka tidak suka kita harus melewatinya. Banyak yang sudah melewatinya dan banyak yang sebenrnya belum selesai dengan urusannya di dunia.
Bagaimana kita sebagai muslim menyikapi kematian?
Setiap bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga. Sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. (QS. Ali Imran; 185)
Bersegeralah bertaubat karena manusia adalah makhluk yang banyak dosa dan kemaksiatan. Giat dan semangat dalam beribadah kepada Allah SWT seolah-olah kamu akan mati besok. Menanamkan rasa Qana”ah di dalam hati.
Islam menempatkan iman kepada hari akhir sebagai komponen kita beriman kepada Allah SWT. Kita beriman kepada Allah SWT sudah pasti kita beriman juga kepada hari akhir.
4
Beriman kepada Allah SWR akan menyadari bahwa kita adalah hanyalah seorang hamba. Dan hamba yang akan pulang kepada Allah akan mempertanggung jawabkan semua amalnya kepada Allah SWT.
Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu). (QS At-Takatsur: 8)
Tidak mungkin Allah SWT mengantar kita hidup di dunia ini dengan tidak memberikan kita nikmat. Maka di akhirat nanti juga akan ditanyakan tentang nikmat apa saja yang telah dinikmati di dunia.
5