CASE STUDY An. X 1 tahun BB 8kg datang dengan keadaan luka bakar 18% di bagian dada depan akibat terkena air panas. Bekas luka bakar timbul benjolan yang berisi cairan. Pasien sesak nafas, pasien sangat gelisah dan menangis. Mukosa bibir kering. Hasil pengkajian didapatkan nadi 110x/menit, RR 60x/menit, suhu 370C. Kesadaran composmentis. Pasien didiagnosa combusio grade II. FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT I. PENGKAJIAN A. IDENTITAS 1. Identitas Klien Nama
: Tn. S
No reg
: 2345213805
Jenis kelamin
: Laki-laki
Umur
: 49 tahun
Pendidikan
: SMA
Agama
: islam
Status
: Menikah
Alamat
: Lorong 20 RT 007/006 no.5 Koja
Tgl Masuk
: 27 April 2012
Tgl Pengkajian
: 27 April 2012 (08.30)
Diagnosa medis
: Combusio grade II dengan luas luka bakar +/- 23 %
2. Identitas Penanggung Jawab Nama
: Ny. N
Umur
: 30 tahun
Jenis kelamin
: perempuan
Agama
: islam
Suku
: Madura
Hub dengan klien : Istri Pasien Alamat
: Jl. Raya Noreh, Sreseh Sampang
B. KELUHAN UTAMA Tubuh terbakar api 1 jam SMRS C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1 jam SMRS, Tn. AS terbakar api ketika sedang membakar sate, AS yang sedang hendak menyiapkan pembakaran sate terkena ledakan dari dirigen minyak tanah yang terletak dekat dari sumber api. Dan ketika itu juga istri dari Tn. AS berusaha membantu memandamkan dengan berniat menyiramkan air tetapi yang disiram itu adalah minyak tanah. Sehingga api disekujur tubuh Tn. AS malah semakin membesar, Tn. AS terkapar di tanah dan berguling-guling kesakitan. Dan akhirnya orang-orang sekitar cepat-cepat memadamkan dengan jalan menyiramkan air dan juga dengan menggunakan kain. Kejadian ini terjadi pada halaman belakang rumah pasien (ruangan terbuka) dan ketika jatuh ke tanah AS mengaku tidak membentur sesuatu, AS juga mengaku
tidak
mengalami sesak nafas ataupun penurunan kesadaran. Istri pasien segera membawa suaminya ke IGD RS. Sampang. Hasil pengkajian didapatkan TD : 150/100 mmHg, Nadi : 100 x/menit, RR : 28 x/menit, suhu : 36,9 C, tampak sakit berat, kesadaran composmentis, tinggi badan 170 dan berat badan 85 kg Pasien didiagnosa combusio grade II dengan luas luka bakar +/- 23 %. D. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien mengaku tidak memiliki riwayat perawatan/pembedahan di RS sebelumnya, Riwayat DM dan Hipertensi (-) E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Tidak ada riwayat DM, Hipertensi, Asma, TBC F. PRIMARY SURVEY 1. Airway
:
Look : tidak ada sumbatan jalan nafas Listen : tidak ada suara nafas tambahan Feel : ada hembusan nafas 2. Breathing
:
Look : Pergerakan dada simetris, terlihat retraksi ICS dan PCH Listen : tidak ada suara nafas tambahan Feel : RR 28 x/menit,. Terasa hembusan nafas
3. Circulation
:
Nadi 100 x/menit Kulit tampak kemerahan Akral hangat basah merah 4. Disatility Pupil isokor Kesadaran composmentis GCS : 456 5. Exsposure Pakaian AS segera dievakuasi guna mengurangi pajanan berkelanjutan serta menilai luas dan derajat luka bakar. G. SECONDARY SURVEY 1. Kepala Inspeksi : bentuk lonjong, simetris, tidak ada lesi, rambut bersih distribusi merata. Palpasi : tidak ada penonjolan/pembengkakan, tidak ada nyeri tekan 2. Mata Inspeksi : simetris mata kiri dan kanan, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, Palpasi : tidak ada nyeri tekan 3. Telinga Inspeksi : bentuk dan posisi simetris kiri kanan, integritas kulit bagus, warna sama dengan kulit lain, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada alat bantu dengar. Palpasi : tidak ada nyeri tekan 4. Mulut dan faring Inspeksi dan palpasi struktur luar: warna mukosa bibir kering, tidak ada lesi dan stomatitis. Inspeksi dan palpasi strukur dalam : tumbuh gigi, tidak ada tanda-tanda gigi berlobang atau kerusakan gigi, tidak ada perdarahan atau radang gusi, lidah simetris, warna pink. 5. Hidung dan sinus-sinus Inspeksi : simetris, warna sama dengan warna kulit lain, tidak ada lesi, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan. Palpasi dan Perkusi : tidak ada bengkak dan tidak nyeri tekan.
6. Leher Inspeksi leher: Tampak luka bakar pada leher sebelah kiri dengan ukuran 10 x 2 cm warna kulit merah pucat, bentuk simetris, tidak ada pembesaran kelenjer getah bening Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tekanan vena jugularis (JVP) : 5-2 cmH20 7. Torak dan paru-paru Inspeksi : simetris, bentuk dan postur normal, ada gerakan retraksi interkosta, warna kulit kemerahan (melepuh), terdapat benjolan berisi cairan. Palpasi: ada nyeri tekan, ekspansi simetris Perkusi: suara meredup Auskultasi : ada bunyi wheezing 8. Payudara dan aksila Inspeksi payudara: Integritas kulit buruk Palpasi payudara: bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan Inspeksi dan palpasi aksila: tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran nodus limfe 9. Jantung Inspeksi : bibir kemerahan, konjungtiva kemerahan, tidak ada pembesaran vena jugularis Palpasi : teraba arteri karotis, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kardiomegali Perkusi:batas jantung 4, 7, 10 cm ke arah kiri dari garis mid sterna, pada ICS 4, 5, dan 8. Auskultasi: terdengar S1/S2 tunggal, tidak ada bunyi tambahan 10. Abdomen Auskultasi : suara peristaltik terdengar setiap 8 x/dtk, terdengar denyutan arteri renalis, arteri iliaka dan aorta. Inspeksi : simetris kiri kanan, warna dengan warna kulit lain, tidak ikterik, tidak terdapat distensi, tonjolan, pelebaran vena dan kelainan umbilicus. Palpasi: tidak ada massa, tidak asistes, nyeri tekan pada abdomen akibat luka Perkusi hepar ginjal: timpani 11. Genetalia
Tidak ada pembesaran skrotum 12. Ektremitas Atas : tidak ada edema, akral hangat, kemerahan Bawah : tidak ada edema, akral hangat, kemerahan H. TERTIERY SURVEY 1. Hematologi (bila ada) - HB : 14,5 g/dl - Leukosit : 16.100/mm3a - Trombosit : 257.000/mm3 (n) - Ht : 44 % (n) 2. Kimia klinik (bila ada) 3. Pemeriksaan BGA (bila ada) 4. Pemeriksaan EKG (bila ada) 5. Rontgen (bila ada) 6. Terapi - Prinsip Primary survey ABCDE a lanjut secondary survey - Terapi Cairan Baxter : Ringer Laktat 4cc x BB X % luka bakar, 4 x 75 x 23 = 6900 cc/24jam. Diberikan setengahnya pada 8 jam pertama dan sisanya 8 jam berikutnya. Untuk keesokan harinya berikan setengah jumlah dari hari pertama dan seterusnya. - Pemasangan dauer kateter untuk monitoring volume urine (monitoring volume cairan input dan output) - Pemasangan Nasogastric tube - Injeksi Tetanus Toxoid 1 cc intramuskuler - Antibiotic Cefotaxim
2 x 1 gram
- Antrain
3 x 1 ampul
- Ranitidine
2 x 1 ampul
- Pencucian luka dengan Nacl lalu diolesi Burnasin dan tutup dengan sufratul dan verban steril - Rawat inap - Direncanakan untuk operasi pembersihan luka, eskaratomi, nekrotomi. - Lakukan penggantian verban dan perawatan luka berkelanjutan
ANALISA DATA
DATA
ETIOLOGI
DS: Klien mengeluh badan
Luka bakar di bagian dada
lemas
depan
DO: Turgor
PROBLEM Gangguan kebutuhan cairan berhubungan dengan peningkatan kebocoran
kulit
tampak
menurun > 2 detik
Mengenai lapisan epidermis
kapiler
dan dermis
Bibir tampak kering Suhu 37,80C
Vasokontriksi PD
Nadi 87 x/menit TD 120/80 mmHg
Kompensasi tubuh meningkatkan frekuensi nafas
Pola nafas inefektif
DS: orang tua pasien mengatakan anaknya gelisah
Luka bakar di bagian dada depan
dan menangis Mengenai lapisan epidermis DO:
dan dermis
1.
Skala nyeri 6
2.
Anak menangis dan
Merangsang saraf sensori
gelisah 3.
P : nyeri akibat
Nyeri
Nyeri
adanya luka Q: nyeri terasa panas R: nyeri di bagian dada depan S: skal nyeri 6 T: nyeri terus menerus
DS: orang tua pasien mengatakan kulit anaknya
Luka bakar di bagian dada
Kerusakan integritas kulit
depan
mucul benjolan berisi cairan Mengenai lapisan epidermis DO:
dan dermis
1.
Muncul bula pada luka bakar
2.
Barrier kulit rusak
Kulit memerahn dan melepuh
DS: orang tua mengatakan bibir anaknya kering, luka di
Kerusakan integritas kulit
Luka bakar di bagian dada depan
bagian dada DO:
Mengenai lapisan epidermis 2. Mukosa bibir kering
dan dermis
3. Terdapat luka bakar 18%
Evaporasi berlebihan pada kulit
Resiko kekurangan volume cairan
Resiko kekurangan volume cairan tubuh
DIAGNOSIS KEPERAWATAN (Prioritas masalah)
1. Pola nafas inefektif b.d adanya vasokonstriksi PD di sekitar paru ditandai oleh peningkatan frekuensi nafas 2. Nyeri b.d. perangsangan syaraf di sekitar luka ditandai dengan gelisah dan grimace 3. Kerusakan integritas kulit b.d. kerusakan barrier kulit ditandai dengan kulit memerah dan terdapat bula 4. Resiko kekurangan volume cairan tubuh
b.d. evaporasi berlebihan pada luka ditandai
dengan mukosa bibir kering.
FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Hari/ No
Tgl/
Tujuan
Perencanaan
Rasional
Jam 1.
Rabu, 6
Setelah dilakukan 1. Observasi RR,
desemb
tindakan
retraksi ICS, dan
PCH menunjukkan
er 2017
keperawatan
PCH
kemampuan kompensasi
selama 1x 30
1. RR, retraksi ICS dan
tubuh
menit diharapkan 2. Elevasikan kepala
2. Memaksimalkan
pola nafas efektif
ekspansi paru dan O2
KH:
yang masuk
RR normal Tidak terlihat
3. Berikan terapi O2 tambahan
3. Terapi O2 tambahan akan membantu
retraksi ICS
terpenuhinya kebutuhan
Tidak terlihat
O2 tubuh
PCH
4. HE : anjurkan
4. Lingkungan yang
keluarga
nyaman akan membuat
memberikan
anak tenang dan
lingkungan yang
mengurangi sesak
TTD
nyaman 2.
Rabu, 6
Setelah dilakukan 1. Observasi skala
des
tindakan
2017
keperawatan selama 1x30
nyeri
1. Skala nyeri menandakan kemampuan tubuh mengkompensasi nyeri
2. Ciptakan
2. Lingkungan yang
menit diharakan
lingkungan yang
nyaman akan
nyeri berkurang
nyaman
menenangkan anak
KH :
3. Kolaborasi
3. Analgesik akan
Skala nyeri 1-3
pemberian
mengurangi nyeri yang
Pasien tidak
analgesic
dirasakan oleh pasien
gelisah dan menangis
4. HE : anjurkan
4. Keberadaan orang tua
orang tua untuk
akan membuat anak
selalu
merasa nyaman
mendampingi anaknya 3.
Rabu, 6
Setelah dilakukan 1. Observasi luka
des
tindakan
keparahan dan rencana
2017
keperawatan
perawatan
selama 1x15
2. Lakukan rawat
1. Menentukan tingkat
2. Perawatan luka akan
menit diharapkan
luka dengan teknik
membersihkan luka dan
luka bersih
aseptic
merangsang
KH :
pembentukan jaringan
Luka bersih, tidak
baru
terjadi infeksi
3. Kolaborasi
3. Antibiotik akan
pemberian
mencegah terjadinya
antibiotic
infeksi ada luka
4. HE : anjurkan
4. Penekanan daerah luka
keluarga untuk
akan menambah cedera
tidak menekan
pada kulit
daerah luka
4
Rabu, 6
Setelah dilakukan 1. Observasi mukosa 1. Mukosa dan nadi
des
tindakan
2017
keperawatan
kekurangan volumen
selama 1x15
cairan tubuh
dan nadi
menit diharapkan 2. Pantau intake dan tidak terjadi
output
kekurangan volumen cairan tubuh
merupakan indikator
2. Intake dan output merupakan tanda balance cairan dalam tubuh
3. Kolaborasipemasa 3. Pemasangan infus nganinfus
membantu mencegah
KH:
dan mengkompensasi
Mukosa lembab
kekurangan cairan
Intake = output
4. HE: anjurakan
4. Intake yang cukup akan
pada ibu untuk
memaksimalkan cairan
menyusui anaknya
dalam tubuh
secara teratur
FORMAT IMPLEMENTASI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
No
1.
Diagnosa Keperawatan
Hari/ Tgl
Implementasi
Jam
Pola nafas
Rabu, 6 1. mengobservasi RR,
inefektif b.d.
des
retraksi ICS, dan PCH
vasokonstriksi 2017 PD ditandai
Evaluasi Respon
09.00
dengan
2. mengelevasikan kepala 2. Pasien lebih tenang
tambahan
frekuensi
4. HE : menganjurkan
nafas.
terlihat retraksi ICS dan PCH
3. memberikan terapi O2
peningkatan
1. RR 45x/menit,
keluarga memberikan
3. Pasien mendapat terapi O2 masker 6 lpm 4. Keluarga
lingkungan yang
memberikan
nyaman
lingkungan yang nyaman, anak lebih tenang
2
Nyeri b.d.
Rabu, 6 1. Mengobservasi skala
perangsangan
des
kulit disekitar
2017
luka ditandai
09.15
dengan
1. Skalanyeri 6
nyeri 2. Menciptakan
2. Lingkungan nyaman
lingkungan yang
dan tenang, anak
nyaman
lebih tenang
gelisah dan grimace
3. Kolaborasi pemberian analgesic
3. Pasein mendapat terapi antibiotik 3x1 cc 4. Orangtua pasien
4. HE : menganjurkan orang tua untuk selalu mendampingi anaknya
mendampingi anaknya
TTD
3
Kerusakan
Rabu, 6 1. Observasi luka
integritas
des
dermis, terdapat
kulitb.d.
2017
bula, warna
kerusakan
09.30
kemerahan
barier kulit
2. Lakukan rawat luka
ditandai
dengan teknik aseptic
dengan kulit
3. Kolaborasi pemberian
kemerahan
dibebat 3. Antibiotik 3x1cc
4. HE : anjurkan keluarga 4. Keluarga tidak
bula
untuk tidak menekan
menekan daerah
daerah luka
luka
Resiko
Rabu, 6 1. Observasi mukosa dan
kekurangan
des
volumen
2017
cairan tubuh
09.15
b.d. evaporasi
2. Luka bersih dan
antibiotic
dan adanya
4.
1. Luka mengenai
nadi
1. Mukosa bibir kering, nadi 110 x/menit
2. Pantau intake dan output
berlebihan
2. Intake : infus 36 tpm (8 jam pertama) Output : Pasien tidak
ditandai
BAK maupun
dengan
muntah
mukosa bibir kering
3. Kolaborasi pemasangan 3. infus 36 tpm (8 jam infus
pertama) dan18 tpm 16 jam berikutnya
4. HE: anjurakan pada ibu 4. ibu bersedia untuk menyusui
menyusui anaknya
anaknya secara teratur
secara teratur
FORMAT EVALUASI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT No 1.
Diagnosa
Hari/ Tgl
Keperawatan
Jam
Evaluasi Hasil
Pola nafas inefektif b.d.
Rabu, 6 des
S: keluarga mengatakan sesak
vasokonstriksi PD ditandai
2017
nafas anaknya berkurang
dengan peningkatan
09. 15
O: RR 50x/menit, retraksi ICS
frekuensi nafas.
terlihat, PCH terlihat A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dipertahankan, pasien dipindah kerawat inap I: 1. Pantau RR, retraksi ICS dan PCH 2. Lanjutkan terapi O2 3. Tetap posisikan elevasi
2
Nyeri b.d. perangsangan
Rabu, 6 des
kulit disekitar luka diatndai
2017
dengan gelisah dan grimace
09.30
S: keluarga megatakan anaknya mulai tenang O: skala nyeri 4, pasien tidak menangis, dan mulai tenang A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dipertahankan, pasien dipindah kerawat inap I: 1. Observasi nyeri 2. Pemberian analgesik
3
Kerusakan integritas kulit
Rabu, 6 des
b.d. kerusakan barier kulit
2017
ditandai dengan kulit
09. 45
kemerahan dan adanya bula
S: keluarga mengatakan luka anaknya bersih O: luka bersih, warna kemerahan, di bebat A: masalah teratasi sebagian
TTD
P: intervensi dipertahankan, pasien dipindah ke rawat inap I: 1. Kaji luka secara teratur 2. Bersihkan luka secara teratur 4.
Resiko kekurangan volumen Rabu, 6 des cairan tubuh b.d. evaporasi
2017
berlebihan ditandai dengan
09.30
mukosa bibir kering
S: keluarga mengatakan bibir anaknya tidak kering O: mukosa lembab, terpasang infus 36 tmp 8 jam pertama, 18 tpm 16 jam berikutnya A: masalah teratasi sebagian P: intervensi dipertahankan, pasien dipindah ke rawat inap I: observasi ketat intake dan output, serta TTV