Case Report Dr Eriko.docx

  • Uploaded by: Yulia Manawean
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Case Report Dr Eriko.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,885
  • Pages: 10
LAPORAN KASUS

STRANGULATION BY LIGATURE

Oleh : Berlian Cyntia Devi

105070100111030

Theresia Rasta Karina

105070100111031

Inda Meilina Sofiani

105070100111032

Pembimbing : dr. Eriko Prawestiningtyas, Sp. F

Laboratorium Ilmu Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya 2015

PENDAHULUAN Kematian adalah suatu proses yang dapat dikenal secara klinis pada seseorang melalui pengamatan terhadap perubahan yang terjadi pada tubuh mayat. Perubahan itu akan terjadi dengan mulai terhentinya suplai oksigen. Salah satu penyebab kematian adalah terjadinya gangguan pertukaran udara pernafasan yang mengakibatkan suplai oksigen berkurang. Hal ini sering dikenal dengan istilah asfiksia (Dahlan, 2000). Asfiksia menempati urutan ketiga setelah kecelakaan lalu lintas dan trauma mekanik sebagai penyebab kematian. Etiologi asfiksia ada tiga macam, yaitu alamiah, mekanik, keracunan. Salah satu bentuk asfiksia mekanik adalah sumbatan atau halangan pada saluran nafas. Sumbatan atau halangan pada saluran nafas bisa terjadi akibat penutupan saluran nafas atau dapat pula penekanan dinding saluran pernafasan (strangulasi) (Leonardo, 2008). Strangulasi merupakan salah satu bentuk mati lemas, dimana terjadi penekanan pada leher dengan tangan atau benda lain, yang menyebabkan dinding saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara pernafasan tidak dapat lewat. Jerat merupakan bagian dari strangulasi, dimana jerat ini menggunakan benda asing seperti ikat pinggang, tali, kaus kaki, dan lain-lain. Data statistik mengenai frekuensi dan distribusi kasus jerat di Indonesia masih sangat langka. Penelitian tentang jerat di Indonesia juga masih sangat terbatas jumlahnya. Data yang dihimpun dari Polda Metro Jaya diketahui bahwa pada tahun 2009 ada 90 kasus gantung diri, tahun 2010 ada 101 kasus dan tahun 2011 ada 82 kasus jerat (Ernoehazy, 2011; Idris, 2008). Dalam kedokteran forensik disebutkan bahwa pemeriksaan makroskopis, data-data klinis, dan pemeriksaan secara mikroskopis merupakan cara identifikasi yang lebih baik untuk meminimalisasi kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat terjadi. Ada tiga hal yang penting dilakukan pada pemeriksaan otopsi kasus jerat yaitu: mencari penyebab kematian, tanda-tanda asfiksia, kekerasan dan jenis luka (Ernoehazy, 2011)

LAPORAN KASUS Nama

: Wahyudi NF

Alamat

: Jalan Bromo Gg. I no.44 RT/RW 04/10, Kelurahan Sisir Kota Batu

Jenis Kelamin : laki-laki Umur

: 52 tahun

Agama

: Islam

Pekerjaan

: Supir

Dikirim oleh : Polsek Jabung Atas nama

: Aiptu Hantono,

No/tgl SPVR : 14.079/III Keterangan

: Dugaan pembunuhan

Tanggal/jam pemeriksaan : 7 Maret 2014/ 14.00 Supervisor

: dr. Ngesti Lestari, Sp.F (K)

Kronologis kejadian : Jenazah ditemukan di Desa Gunungjati Kecamatan Jabung Kabupaten Malang tepatnya di lading tebu, pada hari Kamis tanggal 6 Maret 2014 pukul 13.00 WIB. Hasil pemeriksaan: Pemeriksaan Luar : -

Keadaan Jenazah: Jenazah seorang laki-laki kurang lebih lima puluh dua tahun, tanpa label. Kulit berwarna sawo matang, rambut hitam lurus ukuran delapan sentimeter. Gizi lebih. Tinggi badan seratus enam puluh lima sentimeter. Berat badan kurang lebih delapan puluh kilogram.. Alat kelamin sudah disunat.

-

Pakaian: Jenazah tidak memakai baju, Jenazah tertutupkain warna hijau.

-

Lebam mayat: Ditemukan di punggung, ditekan tidak hilang

-

Kaku mayat : Terdapat di seluruh tubuh

-

Kelainan pada jenazah: 1. Mulut jenazah dilakban warna hitam dan leher terlilit kawat seling sebanyak empat lilitan dengan ikatan lilitan di depan leher. 2. Keluar cairan kemerahan dari telinga kanan dan kiri 3. Kepala, leher, dan dada bagian atas tampak kehitaman 4. Lidah terjulur 5. Luka memar dahi ukuran tiga belas kali tiga sentimeter arah melintang 6. Luka memar pada seluruh kelopak mata kanan ukuran panjang enam sentimeter, dan lebar tiga sentimeter. 7. Terdapat bekas alur jerat sebanyak lebih dari satu lilitan terbawah dua sentimeter dan panjang melingkar empat puluh satu sentimeter. 8. Gigi atas berjumlah sepuluh, gigi taring sebelah kanan putus, geraham depan kiri hilang, geraham belakang kiri nomer tiga tidak ada. 9. Gigi bawah berjumlah empat belas, gigi geraham belakang nomer dua kanan dan kiri tidak ada. 10. Luka babras di ketiak kiri ukuran panjang dua puluh sentimeter dan lebar lima belas sentimeter arah membujur. 11. Luka babras di lengan atas kiri ukuran panjang sembilan sentimeter dan lebar delapan sentimeter arah membujur. 12. Luka babras di tungkai bawah kanan bagian belakang ukuran panjang tiga puluh sentimeter dan lebar enam sentimeter arah membujur. 13. Luka babras di tungkai bawah kiri bagian belakang ukuran panjang dua puluh lima sentimeter dan lebar lima sentimeter arah membujur. 14. Kuku jari tangan kanan dan kiri serta kuku jari kaki kanan dan kiri membiru. 15. Anus mengeluarkan tinja

Pemeriksaan Dalam: -

Rongga Kepala : 1. Otak membubur berwarna merah 2. Memar di bawah kulit seluruh kepala 3. Tulang tengkorak tidak ada kelainan

-

Leher : 1. Memar daerah pangkal lidah ukuran panjang sepuluh sentimeter dan lebar lima sentimeter. 2. Memar di tulang rawan gondok (tiroid) ukuran panjang enam sentimeter dan lebar melingkar tujuh belas sentimeter 3. Patah tulang rawan gondok (tiroid) di daerah tanduk besar kiri

-

Rongga Dada : 1. Tidak terdapat perdarahan pada rongga dada 2. Jantung dan paru-paru dalam keadaan terbendung 3. Tulang dada dan tulang iga tidak ada kelainan

-

Rongga Perut : 1. Tidak terdapat perdarahan rongga perut 2. Memar di seluruh bagian lambung, terdapat cairan warna kecoklatan sebanyak lebih kurang dua puluh millimeter 3. Usus halus, usus besar dalam keadaan terbendung 4. Hati, limpa, ginjal tampak dalam keadaan terbendung 5. Tulang panggul tidak ada kelainan

Pemeriksaan Tambahan : -

Toksikologi lambung : pemeriksaan toksikologi yang dikirim ke laboratorium Forensik Polri Polda Jatim tidak didapatkan adanya kandungan narkotika, psikotropika, dan racun lainnya dalam lambung.

Kesimpulan: -

Korban meninggal dunia akibat mati lemas kekurangan oksigen yang disebabkan karena jeratan kawat pada leher disertai memar pada kepala akibat kekerasan benda tumpul.

PEMBAHASAN KASUS Ditemukan

jenazah

Kecamatan

Jabung

di

TEORI Desa

Gunungjati Strangulasi atau penjeratan dibagi menjadi 3

Kabupaten

Malang yaitu:

tepatnya di lading tebu, pada hari Kamis

a. Hanging (Gantung diri)

tanggal 6 Maret 2014 pukul 13.00 WIB dalam

b. Strangulation by ligature (penjeratan

keadaan mulut dilakban dan pada leher

dengan alat) c. Manual strangulation

didapatkan jeratan kawat selit

-

Keadaan Jenazah:

Pemeriksaan luar

Jenazah seorang laki-laki kurang lebih lima Strangulation by ligature:

puluh dua tahun, tanpa label. Kulit berwarna sawo matang, rambut hitam lurus

Terdapat tanda penjeratan pada leher,

ukuran delapan sentimeter. Gizi lebih.

Penjeratan dipengaruhi alat penjerat,

Tinggi badan seratus enam puluh lima

Jika alat penjerat keras dan berluas

sentimeter. Berat badan kurang lebih

penampang kecil, maka bekas jeratan akan

delapan puluh kilogram.. Alat kelamin

dalam dan menonjol. Sebaliknya jika alat

sudah disunat. -

penjerat lembut dan berluas penampang

Pakaian:

besar, maka bekas jeratan kurang menonjol

Jenazah tidak memakai baju, Jenazah

dan tidak dalam.

tertutup kain warna hijau. -

-

-

Lebam mayat:

Manual strangulation:

Ditemukan di punggung, ditekan tidak -

Terdapat tanda asfiksia

hilang

Terdapat bendungan darah di kepala/ ujung

-

Kaku mayat :

jari

Terdapat di seluruh tubuh

-

Lebam mayat luas karena sianosis

Kelainan pada jenazah:

-

Terdapat luka babras seperti bulan sabit

1. Mulut jenazah dilakban warna hitam dan

leher

terlilit

kawat

seling

sebanyak empat lilitan dengan ikatan

dengan ukuran kecil (Tergantung jumlah jari yang digunakan)

lilitan di depan leher.

Pemeriksaan luar (Asfiksia):

2. Keluar cairan kemerahan dari telinga kanan dan kiri

Dapat ditemukan sianosis pada bibir, ujung - ujung jari dan kuku

3. Kepala, leher, dan dada bagian atas tampak kehitaman

Pembendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi jantung kanan (merupakan

4. Lidah terjulur

tanda klasik pada kematian akibat asfiksia).

5. Luka memar dahi ukuran tiga belas kali -

Warna lebam mayat merah-kebiruan gelap

tiga sentimeter arah melintang 6. Luka memar pada seluruh kelopak mata -

dan terbentuk lebih cepat. Distribusi lebam mayat lebih luas akibat

kanan ukuran panjang enam sentimeter,

kadar CO2 yang tinggi dan aktivitas

dan lebar tiga sentimeter.

fibrinolisin dalam darah, sehingga darah

7. Terdapat bekas alur jerat sebanyak

sukar membeku dan mudah mengalir.

lebih dari satu lilitan terbawah dua

Tingginya fibrinolisin ini sangat

sentimeter

berhubungan dengan cepatnya proses

dan

panjang

melingkar

empat puluh satu sentimeter. 8. Gigi atas berjumlah sepuluh, gigi taring -

kematian Terdapat busa halus pada hidung dan mulut

sebelah kanan putus, geraham depan

yang timbul akibat peningkatan aktivitas

kiri hilang, geraham belakang kiri

pernafasan pada fase 1 yang disertai sekresi

nomer tiga tidak ada.

selaput lendir saluran nafas bagian atas.

9. Gigi bawah berjumlah empat belas, gigi

Keluar masuknya udara yang cepat dalam

geraham belakang nomer dua kanan

saluran sempit akan menimbulkan busa

dan kiri tidak ada.

yang kadang - kadang bercampur darah

10. Luka babras di ketiak kiri ukuran

akibat pecahnya kapiler.

panjang dua puluh sentimeter dan lebar -

Pelebaran pembuluh darah konjungtiva

lima belas sentimeter arah membujur.

bulbi dan palpebra yang terjadi pada fase 2,

11. Luka babras di lengan atas kiri ukuran

akibat tekanan hidrostatik dalam pembuluh

panjang sembilan sentimeter dan lebar

darah meningkat terutama dalam vena,

delapan sentimeter arah membujur.

venula dan kapiler. Selain itu hipoksia

12. Luka babras di tungkai bawah kanan

dapat merusak endotel kapiler sehingga

bagian belakang ukuran panjang tiga

dinding kapiler yang terdiri dari selapis sel

puluh

akan pecah dan timbul bintik - bintik

sentimeter dan

lebar enam

sentimeter arah membujur.

perdarahan yang dinamakan sebagai tardeou’s spot.

13. Luka babras di tungkai bawah kiri bagian belakang ukuran panjang dua puluh lima sentimeter dan lebar lima sentimeter arah membujur. 14. Kuku jari tangan kanan dan kiri serta kuku jari kaki kanan dan kiri membiru. 15. Anus mengeluarkan tinja

Pemeriksaan dalam -

Pemeriksaan Dalam Strangulasi:

Rongga Kepala : Manual strangulation:

1. Otak membubur berwarna merah 2. Memar di bawah kulit seluruh kepala

-

3. Tulang tengkorak tidak ada kelainan -

Leher : 1. Memar daerah pangkal lidah ukuran

Perdarahan pada otot leher, kelenar tiroid dan kelenjar air liur

-

Ptekie pada laring.

-

Patah pada lidah bisa ditemukan/tidak

panjang sepuluh sentimeter dan lebar lima sentimeter.

Pemeriksaan Dalam Asfiksia:

2. Memar di tulang rawan gondok (tiroid)

ukuran

sentimeter

dan

panjang lebar

-

enam

encer, karena fibrinolisin darah yang

melingkar

tujuh belas sentimeter 3. Patah tulang rawan gondok (tiroid)

meningkat paska kematian. -

Busa halus di dalam saluran pernafasan

-

Pembendungan sirkulasi pada seluruh

di daerah tanduk besar kiri -

Darah berwarna lebih gelap dan lebih

organ dalam tubuh sehingga menjadi

Rongga Dada :

lebih berat, berwarna lebih gelap, dan

1. Tidak terdapat perdarahan pada rongga

pada pengirisan banyak mengeluarkan

dada 2. Jantung dan paru-paru dalam keadaan terbendung 3. Tulang dada dan tulang iga tidak ada

darah -

Petekie dapat ditemukan pada mukosa usus halus, epikardium pada belakang jantung

daerah

aurikuloventrikular,

-

kelainan

subpleura viseralis paru terutama di

Rongga Perut :

lobus bawah pars diafragmatika dan

1. Tidak terdapat perdarahan rongga perut

fissura interlobaris, kulit kepala sebelah

2. Memar di seluruh bagian lambung,

dalam terutama daerah otot temporal,

terdapat

cairan

warna

kecoklatan

sebanyak lebih kurang dua puluh

mukosa epiglottis dan daerah subglotis -

millimeter 3. Usus halus, usus besar dalam keadaan terbendung 4. Hati, limpa, ginjal tampak dalam keadaan terbendung 5. Tulang panggul tidak ada kelainan

Edema paru sering terjadi pada kematian yang berhubungan dengan hipoksia

-

Kelainan - kelainan yang berhubungan dengan kekerasan, seperti fraktur laring langsung

atau

perdarahan

faring

tidak

langsung,

terutama

bagian

belakang rawan krikoid ( pleksus vena submukosa dengan dinding tipis )

Kesimpulan

Kesimpulan

Korban meninggal dunia akibat mati lemas kekurangan oksigen yang disebabkan karena jeratan kawat pada leher disertai memar pada kepala akibat kekerasan benda tumpul.

Korban meninggal dunia karena pembunuhan dengan penjeratan dengan menggunakan alat. Dengan

sebab

kematian

asfiksia

tertutupnya saluran pernafasan.

karena

DAFTAR PUSTAKA Dahlan S, Asfiksia, Ilmu Kedokteran Forensik, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang: 2000 Idris M, dr. tjiptomartono A. L, dr. Asfiksia. Penerapan Ilmu Kedokteran Forensik dalam Proses Penyidikan. Sagung Seto. Jakarta: 2008 Ernoehazy W. Hanging Injuries and Strangulation. Cited October 23,2011. Available at: http://www.emedicine.com/emerg/topic227.htm

.

Related Documents


More Documents from "Fuji mentari Ginting"

Lapsus Ta - Copy.doc
December 2019 29
Lapsus Tulunagung.doc
December 2019 42
Portofolio Bedah Basal.docx
December 2019 14
Session 4_4_probolinggo.pdf
November 2019 12