IDENTITAS PASIEN Nama Pasien: Ny. RA
Nama Suami : Tn. AS
Umur
: 27 tahun
Umur : 32 tahun
Pendidikan
: SMA
Pendidikan : SMA Agama : Islam
Agama
: Islam Suku Bangsa : Sunda
Suku Bangsa : Sunda
Alamat : Jl. Kebon Jahe, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat
Alamat : Jl. Kebon Jahe, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat
Diambil dari: Autoanamnesis. Tanggal: 10 september 2018, Jam 12.10 WIB, di Ruang Operasi. Keluhan Utama: nyeri perut bagian kanan bawah
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
Pasien G2P1A0 usia 27 tahun datang ke ugd RSUD Cengkareng dengan keluhan Keluar darah sejak 1 minggu SMRS, badan lemas, mual dan pusing.nyeri perut kanan bawah dirasakan sejak 3 hari yang lalu secara tiba-tiba dan rasa nyeri terus bertambah sejak 1 hari yang lalu setelah pasien mengurut perutnya. Pasien pun langsung dirujuk kepoli kebidanan utnuk dilakukan USG, akan tetapi dari hasil USG tidak di dapatkan adanya kelainan. Kemudian dikonsulkan kebedah dan didapatkan pasien menderita appendicitis sehingga dilakukan tindakan operasi bedah pada tanggal 10 sepetember 2018. Pasien sebelum nya tidak mengetahui dirinya sedang hamil HPHT pasien 21 agustus 2018. Pasien belum pernah melakukan test pack sebelum datang RSUD Cengkareng. Pasien mengatakan kalau dia sudah lepas KB suntuk sejak bulan juni. Riwayat alergi, hipertensi, DM, jantung, penyakit infeksi, dan trauma disangkal. Pasien juga tidak merokok dan tidak minum minuman beralkohol. Riwayat menstruasi teratur.
Menarche Siklus Haid Lama Haid Banyaknya hari Dismenorrhea Leukorrhea Menopause
: 14 thn : Teratur (30 hari) : 7 hari : 2-3 pembalut per : (-) : (-) : (-)
Riwayat Perkawinan: Status : Sudah menikah Menikah : 1 kali Lama Perkawinan : 6 tahun
Riwayat Obstetri: Pasien dengan G2P1A0, anak pertama perempuan lahir aterm dengan persalinan normal pada tahun 2013.
Riwayat Keluarga Berencana: Pasien baru saja melepaskan KB suntik sejak bulan juli lalu
Riwayat Obstetri: Pasien dengan G2P1A0 , anak pertama perempuan lahir aterm tahun 2013 dengan persalinan normal dengan berat lahir 2900 g, dan panjang badan lahir 50 cm. Riwayat Keluarga Berencana: Setelah melahirkan anak pertama, pasien menggunakan KB dalam bentuk suntik.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
(+) Cacar (-) Cacar air (-) Difteri (-) Tifus Abdominalis (-) Diabetes (-) Tonsilitis (-) Hipertensi Rematik Akut (-) Ulkus Ventrikuli (-) Ulkus Duodeni (-) Neurosis lain-lain :
(-) Malaria (-) BatuGinjal / Saluran Kemih (-) Disentri (-) Burut (Hernia) (-) Hepatitis (-) Batuk Rejan (-) Wasir (-) Campak (-) Sifilis (-) Alergi (asma) (-) Gonore (-) Tumor (-) Penyakit Pembuluh (-) Demam (-) Perdarahan Otak (-) Psikosis (-) Tuberkulosis (-) Operasi : SC
(-) Pneumonia (-) Gastritis (-) Batu Empedu (-) Kecelakaan
Riwayat Penyakit keluarga Darah tinggi (-), kencing manis (-),jantung (-), asma (-), alergi (-), maag (-).
Status Generalis Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital Tekanan Darah Nadi Suhu Pernapasan Berat Badan Tinggi Badan Keadaan Gizi
: : : : : : : : : :
Kepala Mata
: Normocepali, deformitas (-) : Konjungtiva anemis (-/-), skelra ikterik (-/-)
Baik Compos mentis
120/70 mmHg 84x/menit, teratur, kuat angkat 36,5oC 20x/menit 50 Kg 155 Cm normal
Status Generalis Mulut Leher Thorax Mammae Jantung Paru Ektremitas ata s Ektremitas bawah
: : : : : : : :
Sianosis (-), mukosa intak Kelenjar getah bening tidak teraba membesar cor dan pulmo dalam batas normal Tampak simetris BJ I & BJ II murni reguler, G(-), M(-) VBS kanan = kiri, Rh(-), Wh(-) Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-) Akral hangat (+/+), edema (-/-). varises (-/-), luka (-/-)
Status Obstetri dan Ginekologi Wajah : Chloasma gravidarum (-) Payudara : Pembesaran payudara (+), hiperpigmentasi areola mammae (+), putting susu menonjol (+), pengeluaran ASI (-) Abdomen : Inspeksi : perut tidak tampak membuncit, bekas operasi (-), linea nigra (-), striae gravidarum (-) Auskultasi : BU (+) normal Palpasi : nyeri tekan (-) Perkusi : (-) Palpasi (-) Denyut jantung janin (-) Status Ginekologi Inspekulo : Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
β HCG (+) Test pack (+) Hb : 7,9 g/dl Ht : 23% Leukosit 29.100 /mm3 Trombosit 359.000 /mm3
DIAGNOSIS Working diagnosis Diagnosis differensial
RESUME Ny.S G4P3A0 berusia 37 tahun datang dengan keluhan nyeri perut menjalar sampai ke bahu, badan lemas, Slinger pain (+), β HCG (+) , Test pack (+), Hb : 7,9 g/dL ,TD : 105/60 mmHg, RR= 28x/menit
: Kehamilan Ektopik Terganggu : Salpingitis, Appendisitis, Abortus Iminens, Infeksi Pelvis.
PENATALAKSANAAN • Rehidrasi infus RL Tangan kanan & kiri ( 2 kolf) • Pasang O2 3 lpm • β HCG, fungsi ginjal, GDS, darah lengkap Persiapan cito laparatomi: Injeksi Cefotaxim 2 x 1g IV Pasang DC Tranfusi PRC 1000 cc RL/ 8jam
Rencana Diagnostik - Lab (Hb, Ht, Leuko, Trombo), β HCG, USG abdomen Rencana Tindakan Laparatomi cito
Diagnosis pra operatif : KET + Anemia Diagnosa post operatif : Ruptur Tuba pars intertisialis kiri Nama Macam operasi : Eksplorasi + Repair cornu uterus sinistra
Th/ post op - Antibiotik (Cefotaxim 3 x 1) - Analgetik (ketorolac IV 3 x 1 amp) - Antifibrinolitik ( Asam tranexamat iv 3 x 1 amp) - Tranfusi PRC - RL : D5 = 1:1 30 tpm
Perdaraha n: 2700 ml
TINJAUAN PUSTAKA
KEHAMILAN EKTOPIK
kehamilan dimana sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar endometrium kavum uterus.
Kehamilan tuba meliputi > 95%
Berdasarkan lokasi implantasi terbagi 5 2%
25%
KET lain <5% Serviks uteri, ovarium, abdominal 55 %
17 %
Kehamilan intraligamente r
Kehamilan ektopik bilateral
Kehamilan heterotopik
Faktor Penyebab
Faktor Tuba : Infeksi pada tuba, saluran tuba yang berkelok, endometriosis tuba
Faktor abnormalitas dari zigot
Faktor ovarium
Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Merokok
PATOMEKANISME
transport embrio di tuba pada proses ini berperan kontraksi dari dinding tuba dan pergerakan daripada silia tuba. Pada keadaan normal kontraksi otot polos di dinding tuba dipengaruhi oleh neuron beta adrenergik dan beberpa substansi yang dihasilkan oleh saluran telur sedangkan akitivitas silia dipengaruhi oleh hormon-hormon seks dan IL-6.
GEJALA KLINIS Kehamilan ektopik yang belum terganggu atau belum mengalami ruptur sulit untuk diketahui, karena penderita tidak menyampaikan keluhan yang khas.
Kehamilan ektopik terganggu : - Sakit perut mendadak dimulai dari 1 titik dan meluas, yang terus bertambah dapat sampai menjalar sampai ke bahu, syok, pingsan - Perdarahan pervaginam, - Pada pemeriksaan pervaginam dapat ditemukan slinger pain (+) - Rasa mual, lemas,
Terdapat beberapa kemungkinan mengenai nasib kehamilan dalam tuba yaitu :
Hasil konsepsi mati dini dan diresorbsi
Ruptur dinding tuba sering terjadi bila ovum berimplantasi pada ismus dan biasanya pada kehamilan muda. Sebaliknya ruptur pada pars interstitialis terjadi pada kehamilan yang lebih lanjut. Faktor utama yang menyebabkan ruptur ialah penembusan villi koriales ke dalam lapisan muskularis tuba terus ke peritoneum
Diagnosis KET Anamnesis • Haid terlambat untuk beberapa waktu, dan kadang-kadang terdapat gejala subyektif kehamilan muda. • Nyeri abdominal bagian bawah semakin terasa • Kadang menjalar sampai bahu • perdarahan
Pemeriksaan fisik • penderita tampak kesakitan dan pucat. • Pada perdarahan dalam rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan • Tanda tanda anemia • Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri (slinger pain) • Kavum Douglasi menonjol dan nyeri pada perabaan
Pemeriksaan Penunjang : • Hb dan Ht serial dengan jarak 1 jam selama 3 kali • Leukosit • β HCG • USG • Kuldosentesis • Laparaskopi
Salpingektomi total diperlukan apabila satu kehamilan tuba mengalami ruptur, karena perdarahan intraabdominal akan terjadi dan harus segera diatasi. Salpingektomi diindikasikan pada keadaan-keadaan berikut ini : 1. Kehamilan ektopik mengalami ruptur (terganggu) 2. Pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif 3. Terjadi kegagalan sterilisasi 4. Telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya 5. Pasien meminta dilakukan sterilisasi 6. Perdarahan berlanjut pascasalpingotomi 7. Kehamilan tuba berulang 8. Kehamilan heterotopik 9. Massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm.
Penatalaksanaan Laparatomi : untuk membersihkan isi kavum abdomen dari darah dan sisa jaringan konsepsi dan menutup sumber perdarahan
Non invasive dengan Metrotreksat
Salpingotomi linier, tindakan ini merupakan suatu prosedur pembedahan yang ideal dilakukan pada kehamilan tuba yang belum mengalami ruptur. Karena lebih dari 75% kehamilan ektopik terjadi pada 2/3 bagian luar dari tuba. Prosedur ini dimulai dengan menampakkan, mengangkat, dan menstabilisasi tuba
KESIMPULAN Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup tetapi bila pertolongan terlambat angka kematian dapat meningkat. Secara keseluruhan, kemungkinan dari kehamilan ektopik yang berulang adalah sekitar 10 % dan ini tergantung dari tindakan bedah yang dilakukan dan kerusakan pada sisa tuba. Pasien ini setelah kehamilan ektopik memiliki kesempatan 50-80% untuk kehamilan intra uterine berikutnya, dan 10-25% dapat terjadi kehamilan tuba