Ppt Case.pptx

  • Uploaded by: stephanigualagetzsa0
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ppt Case.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,579
  • Pages: 26
LAPORAN KASUS ILMU PENYAKIT THT Ethmoiditis Dupleks

IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. M Umur : 46 tahun Pekerjaan : Swasta Alamat : Jl. Demak Jenis Kelamin: Pria Agama : Muslim Pendidikan : SD Status Menikah : Menikah

• ANAMNESIS Diambil secara autoanamnesis pada Jumat, 19 Januari 2018. Jam: 20.00 WIB • Keluhan utama : pusing sejak 3 bulan yang lalu. • Riwayat penyakit sekarang (RPS) : Pasien berusia 46 tahun, datang ke poliklinik pusing sejak 3 bulan yang lalu. Pasien merasakan pusing nya hilang timbul. Pusing dirasakan di pangkal hidung berdenyut-denyut dipangkal hidung dan menyebar ke kepala. Untuk mengurangi rasa pusingnya pasien menekan pangkal hidung dan beristirahat. Terkadang pasien merasa nyeri pada daerah sekitar kedua belah mata. Pasien juga mengeluh susah tidur karena hidungnya sering tersumbat , dan sering keluar cairan encer bening dari hidungnya dan pendengarannya mulai menurun. Pasien mengatakan tidak ada keluhan bersin maupun demam. ketika di kasih obat membaik tetapi pasien tetap merasakan pusing. Pasien mengatakan dia tidak mempunyai alergi obat maupun makanan. • Riwayat penyakit dahulu Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes mellitus, sakit jantung, ginjal, paru disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK • Tanggal pemeriksaan

: 19 Januari 2018

• Keadaan umum

: tampak sakit ringan

• Kesadaran

: compos mentis

Tanda vital Tekanan darah Nadi Frekuensi napas Suhu

: 120/80 mmHg : 80 x/menit : 20 x/menit : 36,40C

Status lokalis Kepala dan Leher Kepala Wajah Leher Lain-lain

: Normocephali : Simetris : KGB tidak tampak membesar : Tidak ada

TELINGA Bagian

Dextra

Sinistra

Bentuk normal, benjolan (-), nyeri tarik (-)

Bentuk normal, benjolan (-), nyeri tarik (-)

Tragus pain (-), fistula (-), abses (-)

Tragus pain (-), fistula (-), abses (-)

Retroauricula

Nyeri tekan (-), edema (-), hiperemis (-)

Nyeri tekan (-), edema (-), hiperemis (-)

Mastoid

Nyeri tekan (-), edema (-), hiperemis (-)

Nyeri tekan (-), edema (-), hiperemis (-)

Sekret (-), serumen (-), hiperemis (-), edema (-), corpus alienum

Sekret (-), Serumen (-), hiperemis (-), edema (-), corpus

(-)

alienum (-)

(-)

(-)

(+) arah jam 5

(+) arah jam 7

Putih mengkilat seperti mutiara

Putih mengkilat seperti mutiara

Auricula

Preauricula

CAE

Membran Timpani 

Perforasi



Cone of light



Warna

Tes penala Kanan

Kiri

Rinne

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Weber

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Swabach

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

Penala yang dipakai

(-)

(-)

Hidung Kanan

Kiri

Nyeri tekaan :

(+)

(+)

Bentuk

Normal

Normal

Vestibulum

Normal

Normal

Cavum nasi

Hiperemis , sekret (+) putih kental

Hiperemis , sekret(+), putih kental

Konka media

Hiperemis

Hiperemis

Hipertrofi

Hipertrofi

Meatus media

Sekret (-), polip (-)

Sekret (-), polip (-)

Konka inferior

Hiperemis

Hiperemis

Meatus Inferior

Sekret (-), polip (-)

Sekret (-), polip (-)

NASOFARING • Koana • Septum nasi posterior • Muara tuba eustachius • Tuba eustachius • Torus tubarius • Post nasal drip

: tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa

• Faring Dinding faring Arcus Tnsil Uvula Gigi

: tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa

• Laring Epiglottis Plica aryepiglots Arytenoid Ventricular band Pita suara Rima Glotis Cincin trachea Sinus piriformis . Kelenjar limfe submandibular dan cervical

: tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa

PEMERIKSAAN TRANSLUMINASI • Sinus frontalis kanan, grade • Sinus frontalis kiri, grade • Sinus maksilaris kanan, grade • Sinus maksilaris kiri, grade

: tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa : tidak diperiksa

• PEMERIKSAAN PENUNJANG • CT-scan • Kesan: • Sinusitis Etmoiditis dupleks • Deviasi septum nasi kekiri • ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG • Pemeriksaan kultur dan resistensi sekret hidung • Dengan X-foto sinus paranasal posisi Cad well

Resume • Pasien berusia 46 tahun, datang ke poliklinik pusing sejak 3 bulan yang lalu. Pasien merasakan pusing nya hilang timbul. Pusing dirasakan di pangkal hidung berdenyut-denyut dipangkal hidung dan menyebar ke kepala. ,pasien merasa nyeri pada daerah sekitar kedua belah mataPasien mengatakan bahwa sebelumnya dia sering mengalami pilek hingga hanya keluar cairan bening dari hidung, dan pendengarannya mulai menurun. ketika di kasih obat membaik tetapi pasien tetap merasakan pusing. • Pemeriksaan Fisik didapatkan pada: • Pada pemeriksaan tanda-tanda vital Didapatkan nilai normal. Pada pemeriksaan hidung di dapatkan sekret encer, di kedua cavum nasi, kedua konka inferior hiperemis, dan kedua konka media hiperemis dan hipertrofi. • Pada pemeriksaan penunjang didapatkan : • Hasil CT scan didapatkan adanya sinus edmoiditis dupleks dan septum deviasi kekiri.

Tinjauan Pustaka

Sinus

Sinus Edmoid Ethmoiditis adalah infeksi dari sinus-sinus ethmoid, yang berbentuk seperti sarang lebah terdiri dari sel-sel udara yang berkumpul antara kavum nasal dan orbita. Akut ethmoiditis biasanya timbul dari penyebaran infeksi dari sinus-sinus lain.

Etiologi Penyebab sinusitis ethmoidalis sama halnya dengan penyebab infeksi sinus-sinus yang lain. Infeksi atau peradangan sinus umumnya terjadi sebagai lanjutan infeksi hidung, Sinusitis ethmoid dapat terjadi bila terdapat gangguan pengaliran udara dari dan

ke rongga sinus serta adanya gangguan pengeluaran cairan mukus. Adanya peradangan yang terus-menerus menyebabkan terjadinya pembengkakan pada ostium sehingga lubang drainase ini menjadi buntu dan mengganggu aliran udara sinus serta pengeluaran cairan mukus. Penyebab terjadinya obstruksi ostium ini antara lain:

Infeksi Virus

Infeksi jamur

Infeksi bakteri

Peradangan menahun pada saluran hidung

Patofisiologi Edema mukosa didalam dan disekeliling ostium akibat terinfeksi virus, bakteri atau disebabkan karena peradangan yang terus menerus. Bila terjadi edema di kompleks osteo meatal, mukosa yang letaknya berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan lendir tidak dapat dialirkan. Maka terjadi gangguan drainase dan ventilasi didalam sinus, sehingga silia menjadi kurang aktif dan lendir yang diproduksi mukosa sinus menjadi lebih kental dan merupakan media yang lebih baik untuk tumbuhnya bakteri patogen. bakteri kemudian dapat masuk memasuki ostium sinus dan menyebabkan retensi dari sekret, fungsi silia akan rusak. Juga terdapat perubahan viskositas dari sekret nasal, yang memberikan medium yang ideal bagi perkembangan bakteri anaerob yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan jaringan menjadi hipertrofi, polipoid atau pembentukan polip kista. Mukosa dan kelenjar akan mengalami kerusakan jika terinfeksi virus dan bakteri, serta terpapar oleh polusi udara dan bahan kimia, yang akan menyebabkan produksi kelenjar menjadi tidak normal sehingga akan mengakibatkan gangguan sistem mukosilia, yaitu gangguan drainase dan ventilasi pada sinus. Alergi juga dapat menyebabkan timbulnya infeksi karena terjadi oedem mukosa dan hipersekresi. Mukosa sinus maksilaris yang membengkak dapat menyumbat ostium sinus dan mengganggu drainase, menyebabkan infeksi lebih lanjut, yang selanjutnya menghancurkan epitel permukaan dan siklus seterusnya berulang.

Gejala klinis • Nyeri kepala bagian bawah antara mata dan hidung • Sedikit kemerahan, nyeri, dan bengkak di sekitar sudut mata • Sulit bernafas • Demam • anosmia • Hidung tersumbat • Keluar sekret dari hidung

Komplikasi 1. Komplikasi orbita a. Peradangan atau reaksi edema yang ringan. b. Selulitis orbita. c. Abses subperiostal. d. Abses orbita. e. Trombosis sinus kavernosus. 2. Komplikasi intrakranial Komplikasi intrakranial antara lain : a. Meningitis akut b. Abses Dura c. Abses otak 3. Osteomielitis dan Abses Subperiosteal 4. Kelainan paru

Medika mentosa Antibiotik Diberikan antibiotik selama 10-14 hari untuk mengatasi infeksinya Dekongestan Dekongestan dapat menstimulasi reseptor adrenergik di mukosa hidung dengan efek vasokonstriksi yang mengurangi keluhan sumbatan hidung, meningkatkan diameter ostium dan meningkatkan ventilasi. Preparat yang umum adalah pseudoefedrini. Dekongestan topikal dapat dianjurkan pada sinusitis akut pertama yang terkomplikasi, sedangkan untuk sinusitis kronis tidak dianjurkan karena untuk pemakaian jangka panjang (lebih dari 7 hari) akan menyebabkan rhinitis medikamentosa. Antihistamin Hanya berfungsi pada manifestasi alergi sehingga pemberiannya pada sinusitis akut tidak tepat karena sinusitis akut adalah penyakit infeksi, sedangkan pada sinusitis maksilaris kronis alergi justru berperan sebagai penyebab pada lebih dari 50% kasus, karenanya penggunaan antihistamin dianjurkan. Mukolitik Pemberian mukolitik bersifat simtomatis untuk mengencerkan sekret yang kental sehingga mudah dikeluarkan, meningkatkan kerja silia dan merangsang pemecahan fibrin.

Non Medika Mentosa

Terapi tanpa pembedahan Terapi yang dilakukan adalah diatermi, yaitu dengan menggunakan sinar gelombang pendek selama 10 hari didaerah sinus ethmoidalis untuk memperbaiki sirkulasi pembuluh darah sehingga antibiotik dapat berpenetrasi dengan baik.

Terapi dengan pembedahan Menjadi pertimbangan jika pasien tidak berespon dengan terapi medikamentosa. a. Pembedahan radikal Pembedahan radikal yaitu mengangkat semua mukosa yang patologik dan normal dan membuat drainase dari sinus yang terkena. Dilakukan apabila pengobatan medikamentosa gagal. Untuk sinus ethmoid dilakukan ethmoidektomi yang bisa dilakukan dari dalam hidung (intranasal) ataupun dari luar hidung (ekstranasal). b. Pembedahan tidak radikal Dilakukan dengan metode operasi sinus paranasal menggunakan endoskopi, yang disebut Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF) atau Functional Endoscopy Sinus Surgery (FESS). FESS adalah membuka dan membersihkan kompleks osteomeatal hanya dengan mengangkat jaringan patologik, sedangkan jaringan sehat dipertahankan agar tetap berfungsi. Sehingga nantinya tidak ada lagi hambatan ventilasi dan drainase.

Pencegahan Membersihkan sekret hidung dapat mencegah infeksi bakteri. Membersihkan hidung bisa dengan cara minum banyak cairan, membatasi susu, dan mencuci sinus dengan cairan garam fisiologi. Dalam kasus alergi, seseorang harus menghindari allergen yang dapat menimbulkan reaksi alergi. Bila ada inflamasi kronis pada infeksi, semprot hidung dapat membantu mencegah kerusakan mukosa membran seiring dengan waktu.

Edukasi Pasien • Hindari/kurangi minum-minuman dingin • Istirahat yang cukup • Kontrol rutin ke dokter untuk melihat perkembangan penyakit

PROGNOSIS • Ad vitam : bonam • Ad sanationam : bonam • Ad functionam : bonam

Kesimpulan Diagnosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Anamnesa yang dikumpulkan adalah rinore, kongesti nasal, nyeri pada pangkal nasi dan kantus medius. Pemeriksaan fisik ditemukan sekret mukopurulen di meatus media nyeri tekan pangkal nasi dan kantus medius, serta gambaran konka hipertrofi pada kavum nasi. Terapi yang dilakukan adalah dengan pemberian terapi medikamentosa untuk meredakan peradangan. Setelah peradangan mereda kemudian dilakukan operasi ethmoidektomi.Pada kasus sinusitis ethmoidalis duplex ini prognosisnya baik, bila pengelolaannya optimal.

sekian & Terima kasih

Related Documents

Ppt
November 2019 88
Ppt
December 2019 96
Ppt
November 2019 82
Ppt
October 2019 87
Ppt
June 2020 22
Ppt
June 2020 25

More Documents from ""

Ppt Case.pptx
June 2020 0
Hnp Bedah.ppt
May 2020 8