Buletin Khutbah -amar Ma'ruf Nahi Munkar

  • Uploaded by: Muhammad Abu Yusuf
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletin Khutbah -amar Ma'ruf Nahi Munkar as PDF for free.

More details

  • Words: 3,406
  • Pages: 7
Buletin

JAM’AN MARHUMAN INDONESIA

Masyarakat Indonesia yang penuh limpahan karunia rahmat Allah s.w.t. Edisi Bahasa Arab No. 09 / 4 / 1429 H.-2008 M.

6 Robi’ul Akhir 1429 H. / 13 April 2008 M.

RISALAH Idul Fitri Merdeka dari Ma'siat

Disusun oleh:

Halaqoh ‘Imarotul Masajid

1 Syawal 1429 H 1 Oktober 2008 M.

*** MAJLIS AL-IHYA BOGOR ~ INSAN KAMIL HALAQOH TAHFIDZIL QUR’AN – MADRASAH DINIYYAH AL-IHYA HALAQOH AHLUS SHUFFAH – UKHUWAH MURIDAH MA’HAD AL-IHYA TK - SD - SMP - SMA - STIT INSAN KAMIL BOGOR

Jl. Batutapak, Pasir Jaya, Kota Bogor Barat, Bogor 16119 Telp. (0251) 632109 – 639930 Fax. (0251) 7520272 HP. (0818) 177857 E-Mail: [email protected]

Tiada Hari Tanpa Mengaji – Mengejar Ridlo Ilahi Robbi

‫ُ‬ ‫وَلى‬ ‫ا َل ْ ُ‬ ‫خطْب َ ُ‬ ‫ة ا ْل ْ‬ ‫وب ََر َ‬ ‫ه‬ ‫م َ‬ ‫م ُ‬ ‫ة الل ِ‬ ‫وَر ْ‬ ‫سل َ ُ‬ ‫ال ّ‬ ‫كات ُ ُ‬ ‫ح َ‬ ‫عل َي ْك ُ ْ‬ ‫ه َ‬ ‫م َ‬ ‫الله أ َك ْبر ‪ -‬الله أ َك ْبر ‪ -‬الله أ َك ْبر ‪ -‬الل َ‬ ‫ه أ َك َْبببُر ‪-‬‬ ‫ه أك ْب َُر ‪ -‬الل ُ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َُ‬ ‫ُ َُ‬ ‫ُ َُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫الل َ‬ ‫ه أك ْب َبُر‬ ‫ه أك ْب َبُر‪ .‬اللب ُ‬ ‫ه أك ْب َبُر ‪ -‬اللب ُ‬ ‫ه أك ْب َُر ‪ -‬الل ُ‬ ‫ه أك ْب َُر ‪ -‬الل ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ن اللهِ ب ُ ْ‬ ‫ه‬ ‫كبَرةً وَأ ِ‬ ‫حا َ‬ ‫سب ْ َ‬ ‫ك َب ِي ًْرا وَْال َ‬ ‫مد ُ للهِ ك َث ِي ًْرا وَ ُ‬ ‫صبي ْل ً ل َإ َِلب َ‬ ‫ح ْ‬ ‫إل ّ الله والله أ َك ْبر الل َ‬ ‫د‪.‬‬ ‫م ُ‬ ‫ه أك ْب َُر وَ للهِ ْال َ‬ ‫ح ْ‬ ‫ُ‬ ‫ُ َ ُ َُ‬ ‫ِ‬ ‫ُ‬ ‫ح‬ ‫مَفات ِي ْب ُ‬ ‫ا َل ْ َ‬ ‫موِْر‪ ،‬وَب ُِق بد َْرت ِهِ َ‬ ‫مَقال ِي ْد ُ ا ْل ُ‬ ‫مد ُ للهِ ال ّذِىْ ب ِي َدِهِ َ‬ ‫ح ْ‬ ‫خر َ‬ ‫ت َوال ّ‬ ‫ت ا ِل َببى‬ ‫ال ْ َ‬ ‫مببا ِ‬ ‫ج أوْل ِي َبباَءهُ ِ‬ ‫خي َْرا ِ‬ ‫م ْ ِ ُ‬ ‫ن الظ ّل ُ َ‬ ‫شُروِْر‪ ،‬وَ ُ‬ ‫مب َ‬ ‫َ‬ ‫شبرِي ْ َ‬ ‫حد َهُ ل َ َ‬ ‫الن ّوِْر‪ .‬أ َ ْ‬ ‫م‬ ‫ه وَ ْ‬ ‫شهَد ُ أ ْ‬ ‫ه عَل ِي ْب ٌ‬ ‫ك ل َب ُ‬ ‫ه ا ِل ّ الل ُ‬ ‫ن ل َ ا ِل َ َ‬ ‫َ‬ ‫صد ُوِْر ‪ .‬وَأ َ ْ‬ ‫بِ َ‬ ‫ه‬ ‫ذا ِ‬ ‫م ً‬ ‫م َ‬ ‫شهَد ُ أ ّ‬ ‫دا عَب ْبد ُهُ وََر ُ‬ ‫ن َ‬ ‫س بوْل ُ ُ‬ ‫ح ّ‬ ‫سي ّد ََنا ُ‬ ‫ت ال ّ‬ ‫م وَب َببارِ ْ‬ ‫صب ّ‬ ‫ك‬ ‫ج ال ْ َ‬ ‫م ْ‬ ‫خل َئ ِ‬ ‫ق ِ‬ ‫ن البد ّي ْ ُ‬ ‫خرِ ُ‬ ‫ل وَ َ‬ ‫س بل ّ ْ‬ ‫جوِْر‪َ .‬الل ّهُب ّ‬ ‫ُ‬ ‫م َ‬ ‫م َ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫م‬ ‫ص َ‬ ‫م َ‬ ‫عَلى َ‬ ‫م ت َغُّرهُ ب ُ‬ ‫حاب ِهِ ال بذِىْ ل ب ْ‬ ‫ح ّ‬ ‫سي ّدَِنا ُ‬ ‫مدٍ وَعَلى آل ِهِ وَأ ْ‬ ‫م ِبااللهِ ال ْغَُروُْر‪.‬‬ ‫ال ْ َ‬ ‫م ي َغُّرهُ ْ‬ ‫حَياةُ الد ّن َْيا وَل َ ْ‬

‫ُ‬ ‫َ‬ ‫ه‬ ‫ما ب َعْد ُ ‪ :‬فََيا ِ‬ ‫وى الل ب ِ‬ ‫عَباد َ اللهِ أوْ ِ‬ ‫صي ْك ُ ْ‬ ‫أ ّ‬ ‫م وَإ ِي ّببايَ ب ِت َْق ب َ‬ ‫َ‬ ‫طبباع َت ِهِ وَ َ‬ ‫م ع ََلببى َ‬ ‫حث ّ ُ‬ ‫ة‬ ‫طاع َ ب ِ‬ ‫ن‪ .‬وَأ ُ‬ ‫مت ُّق بوْ َ‬ ‫كبب ْ‬ ‫فََق بد ْ فَبباَز ال ْ ُ‬ ‫َ‬ ‫ة للبهِ ع َل َببى‬ ‫م َ‬ ‫وا أ ّ‬ ‫حوْ َ‬ ‫م ت ُْفل ِ ُ‬ ‫َر ُ‬ ‫ن ل َ ن ِعْ َ‬ ‫ن‪َ .‬واع ْل َ ُ‬ ‫سوْل ِهِ ل َعَل ّك ُ ْ‬ ‫م ْ‬ ‫عباده أ َع ْظ َم من ا ْليمان وال ْمعرفَة‪ ،‬ول َ ن ِْقم ب َ َ‬ ‫م‬ ‫َ ِ ِ‬ ‫ة أع ْظ َب ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ ِ َ ِْ َ ِ َ َ ْ ِ ِ َ‬ ‫ل ت ََباَر َ‬ ‫م ي َبَز ْ‬ ‫ة‪ .‬فََقا َ‬ ‫ل‬ ‫صي َ ِ‬ ‫معْ ِ‬ ‫ِ‬ ‫ك وَت َعَبباَلى وَل َب ْ‬ ‫ن ال ْك ُْفرِ َوال ْ َ‬ ‫م َ‬ ‫َ‬ ‫ش بي ْ َ‬ ‫ن ال ّ‬ ‫ما‪ :‬أع ُوْذ ُ ِباللهِ ِ‬ ‫م‪ ،‬ب ِ ْ‬ ‫ن الّر ِ‬ ‫َقائ ِل ً ع َل ِي ْ ً‬ ‫طا ِ‬ ‫م َ‬ ‫س بم ِ‬ ‫جي ْب ِ‬ ‫َ‬ ‫سوْ َ‬ ‫ه‪،‬‬ ‫ح ٰم‬ ‫ن الّر ِ‬ ‫ل الل ِ‬ ‫وا أ ّ‬ ‫حي ْ‬ ‫اللهِ الّر ْ‬ ‫م َر ُ‬ ‫ن فِي ْك ُ ْ‬ ‫م‪َ" :‬واع ْل َ ُ‬ ‫م ْ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫َ‬ ‫ب‬ ‫م ِفى ك َث ِي ْرٍ ِ‬ ‫حّببب َ‬ ‫ه َ‬ ‫ن الل َ‬ ‫مرِ ل َعَن ِت ّ ْ‬ ‫ن ا ْل ْ‬ ‫ل َوْ ي ُط ِي ْعُك ُ ْ‬ ‫م وَ ٰلك ِ ّ‬ ‫م َ‬ ‫م ال ْك ُْفبَر‬ ‫ما َ‬ ‫م‪ ،‬وَك َبّره َ إ ِل َي ْك ُب ُ‬ ‫ه ِفى قُل ُوْب ِك ُ ْ‬ ‫ن وََزي ّن َ ُ‬ ‫م ا ْل ِي ْ َ‬ ‫إ ِل َي ْك ُ ُ‬ ‫ن‪ .‬أ ُوْل َئ ِ َ‬ ‫ن"‪.‬‬ ‫م الّرا ِ‬ ‫شد ُوْ َ‬ ‫صَيا َ‬ ‫َوال ُْف ُ‬ ‫ك هُ ُ‬ ‫سوْقَ َوال ْعِ ْ‬ ‫‪Halaman 1‬‬

‫‪Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.‬‬

َ ‫الله أ َك ْبر الله أ َك ْبر الل‬ ُ ‫مد‬ َ ‫ه أك ْب َُر وَ للهِ ْال‬ ْ ‫ح‬ ُ َُ ُ َُ ُ Ikhwanul Muslimin Rahimakumullah……. Beberapa tahun terakhir ini, bencana bertubi-tubi menghantam negeri. Gempa demi gempa, longsor demi longsor, banjir demi banjir, kebakaran demi kebakaran, mulai dari kebakaran di tengah kota sampai kebakaran di tengah hutan. Tidak sampai disitu, bahkan pertumpahan darah demi pertumpahan darah, yang telah mengorbankan anak bangsa dan puncaknya kita lihat, terjadinya gelombang tsunami yang menghantam saudara-saudara kita di Aceh. Memang, kita juga sama tau, bencana apapun yang datang kepada orang-orang yang beriman, yang taat kepada Allah dan RasulNya, itu adalah ujian. Ujian untuk mensucikan diri mereka dari dosa, dan untuk mengangkat derajat mereka di sisi Allah, tapi juga jangan lupa, pada saat yang sama bencana yang terjadi, bagi kaum muslimin yang suka lalai, kadang taat, kadang ma'siat, banyak lari dari kewajiban, maka bencanabencana yang terjadi merupakan peringatan keras dari Allah, agar dia segera kembali taubat kepada Allah. Dan juga jangan lupa, pada saat yang sama, bagi orang-orang kafir, fasik, munafiq, mereka-mereka yang tidak ada kebaikan dalam dirinya, yang selalu dan selalu ma'siat kepada Allah, maka bencana yang terjadi merupakan siksa yang dikedepankan oleh Allah dalam kehidupan dunia, dan siksa akherat jauh lebih pedih dari itu, menimpa mereka. Karena itu pada kesempatan hari yang berbahagia ini, saya tidak hendak menghibur hati saya maupun hati jama'ah kaum muslimin, dengan hanya mengatakan : "Sudahlah, bencana-bencana yang terjadi di Indonesia, ujian untuk kita. Itu bukti cinta Allah kepada kita". Saya tidak pungkiri ungkapan semacam ini begitu baik untuk menghibur hati kita, dan menanamkan khusnuzdzon kita kepada Allah. Tapi jangan lupa, terlalu banyak menghibur diri, nanti kita jadi lupa diri. Karena itu pada kesempatan ini saya lebih suka mengatakan : "Ayo kita instropeksi diri". Ada apa dengan republik ini, sehingga cobaan bertubi-tubi tiada henti menghantam negeri. Ada apa? Oleh karena itu saya ingin mengajak jama'ah untuk kembali ke 15 abad yang lalu, tatkala seorang kholifah yang adil memimpin kaum muslimin. Beliau adalah Sy. Umar bin Khottob ra. Didalam kepemimpinan beliau terjadi gempa di salah satu bagian negeri. Padahal Sy. Umar sudah memimpin negeri dengan adil dan penuh ketaqwaan. Hukum Allah dijalankan. Pencuri di potong tangan. Pemabuk dicambuk. Pezina yang masih gadis atau lajang, dicambuk 100 x dan diasingkan. Bagi mereka yang sudah merasakan hubungan intim dari pernikahan yang sah, kalau mereka berzina, mereka adalah pezina muhson yang dirajam hingga mati. Hukum ini semua ditegakkan oleh Sy. Umar ibnul Khottob. Tiada korupsi, tiada koruptor, tiada tempat ma'siat yang menyebar. Tapi tiba-tiba terjadi gempa di salah satu sudut negeri. Karena saat itu dunia Islam begitu luas, dari benua Afrika, Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.

Halaman 2

sampai ke bumi Persia. Ada bagian negeri yang tidak terkontrol oleh beliau, kemudian terjadi gempa. Begitu terjadi gempa, Sy. Umar sebagai seorang pemimpin yang cinta rakyatnya, yang bertanggung jawab, beliau tinggalkan Ibu Kota, pergi menuju ke daerah gempa. Sampai disana, beliau kumpulkan rakyatnya, yang baru saja dapat musibah. Begitu sudah kumpul, beliau ajukan 1 pertanyaan. Apa gerangan pertanyaan yang ditanyakan oleh Sy. Umar? Luar biasa menakjubkan. Ternyata Sy. Umar tidak bertanya, tentang berapa besar harta benda yang musnah. Tidak bertanya, berapa banyak korban nyawa yang melayang akibat gempa. Tidak! Tapi yang ditanya oleh Sy. Umar adalah : "Hei, kaum muslimin, hei rakyatku, maksiat apa yang kalian perbuat? Dosa apa yang kalian lakukan? Sehingga gempa ini bisa terjadi, menjadi bencana menimpa kalian? Sy. Umar lebih memilih mengajak rakyatnya instrospeksi diri dibanding menghibur diri. Bisa saja kalau Sy. Umar mau mengatakan sabar, tenang, ini ujian Allah sebagai bukti Allah cinta kepada kita. Tapi Sy. Umar tidak lakukan itu, yang dilakukan oleh Sy. Umar Ibnal Khottob adalah mengajak rakyatnya untuk instrospeksi diri. "Maksiat apa yang kalian perbuat, sehingga bencana ini bisa terjadi?" Karenanya hamba Allah, ini yang tadi saya katakan, bahwa perkataan Sy. Umar mengagumkan dan mengagetkan banyak orang. Beliau tanpa tendeng aling-aling terbuka, fair, terus terang, beliau tidak takut rakyatnya tersinggung kepada beliau. Tidak! Beliau tanyakan dengan tulus kepada rakyatnya untuk mengajak mereka instrospeksi diri. Jadi bukan menginstrospeksi orang lain. Tapi menginstrospeksi diri.

َ ‫الله أ َك ْبر الله أ َك ْبر الل‬ ُ ‫مد‬ َ ‫ه أك ْب َُر وَ للهِ ْال‬ ْ ‫ح‬ ُ َُ ُ َُ ُ Jama’ah Sholat Idul Fitri yang dimuliakan Allah SWT.

Baik. Dari pertanyaan ini, muncul pertanyaan lain di benak kita. Ada apa Sy. Umar menghubungkan gempa bumi dengan dosa? Ada apa Sy. Umar menghubungkan antara dosa dengan ma'siat? Ada apa? Karena di dalam AlQuranul Karim, tegas Allah mengatakan :

‫ و ما كنا مهلكى القري ال و أهلها الظالمون‬: ‫فقال تعالى‬ "Tidak sekali-kali Kami binasakan suatu negeri, Kami hancurkan suatu perkampungan, Kami hancurkan suatu wilayah, kecuali penduduk di negeri tersebut, sudah menjadi orangorang yang dzolim".

Jadi kalau sudah banyak terjadi kedzoliman, niscaya bencana akan datang. Kemudian kalau kita lihat lagi firman Allah yang lainnya :

‫ و لو أن أهل القري آمنوا و اتقوا لفتحنا‬: ‫فقال تعالى‬ ‫عليهم بركات من السماء و الرض و لكن كذبوا فأخذناهم‬ ‫بما كانو يكسبون‬

Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.

Halaman 3

. "Andaikata penduduk negeri-negeri, beriman dan bertaqwa (Allah berjanji) niscaya akan Kami buka untuk penduduk negeri tersebut, bagi mereka, untuk mereka, buat mereka, aneka macam keberkahan baik yang datang dari langit maupun yang dari bumi. Akan tetapi (sayang sejuta sayang), penduduk negeri-negeri, banyak yang mendustakan ayat-ayat Allah, mendustakan agama Allah, mendustakan hukum Allah. (Lalu apa yang terjadi?), maka Kami hukum mereka dengan apa yang mereka perbuat ".

Dari ayat ini jelas, Allah menyampaikan 2 keputusan, 2 sunnatullah. Yang pertama, kalau penduduk satu negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, Allah pasti berkahi mereka, sehingga mereka akan jauh dari bencana dan marabahaya. Yang kedua, sebaliknya, kalau penduduk satu negeri ma'siat kepada Allah, kemungkaran merajalela dimana-mana, tanpa ada kepedulian untuk menegakkan amar ma'ruf, nahi mungkar, maka siap-siap, bencana pasti datang. Dan ingat! Kalau bencana sudah datang Allah swt berfirman dalam Al-Quran :

‫ و اتقوا فتنة ل تصيبن الذين ظلموا منكم‬: ‫فقال تعالى‬ ‫خاصة‬ Kata Allah : "Takut donk kalian, pelihara, jaga kamu punya diri, jaga dari fitnah yang bisa berupa bencana, musibah dan malapetaka, yang kalau sudah datang, dia tidak akan menimpa khusus orang yang dzolim saja, tapi orang baikpun juga akan terkena. Maka itu pada satu waktu Rasulullah saw. Pernah pulang ke rumahnya dalam keadaan gemetar ketakutan, berkeringat dingin. Kemudian beliau disambut oleh istri tercinta Sy. Zaenab binti Jahs ra, sang istri bertanya kepada Nabi, ya Rasulullah, apa gerangan yang membuat engkau takut. Nabipun menceritakan kepada istrinya : "Celaka, celaka bagi umatku dari kejahatan yang sudah hampir tiba, berbagai macam musibah akan menimpa mereka", (sedih kita punya Nabi), kemudian sang istri dengan tulus dan polos bertanya, "Ya Rasulullah, apa kalau bencana datang, kita ikut binasa, kita ikut celaka, kita ikut terkena bencana, Wa fiinas Sholihun? Sedang di tengah-tengah kita masih banyak orang yang sholeh. Masih banyak orang yang baik, masih banyak orang yang ta'at?" Lalu apa kata Nabi? ‫ اذا كثر الخبث‬,‫ نعم‬ya, kita semua orang baik akan ikut terkena bencana, jika kebejatan sudah merajalela. Kita harusnya sedih……. Ketika Tsunami terjadi di Aceh, Tsunami tidak bertanya, dimana rumah kiyai, dimana rumah pelacur. Tsunami tidak bertanya, mana rumah orang baik, mana rumah orang jahat. Bahkan, bayi-bayi yang tidak berdosapun, ribuan mayatnya berserakan dimana-mana. Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Karena itu, saya mengajak semua disini, perhatikan baik-baik pesan nabi, dalam satu kesempatan beliau berpesan, kata beliau :

Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.

Halaman 4

‫ لتأمرن بالمعروف ولتنهون عن المنكر‬,‫و الذى نفسى بيده‬ ‫أو ليوشكن ان يبعث الله عليكم عقابا منه ثم تدعونه فل‬ ‫يستجاب لكم‬. Apa kata Nabi : "Demi Dzat yang jiwaku ada ditangannya, yang nyawaku ada digenggamannya. Demi Allah….. Engkau hai Umat Islam, dengan sungguh-sungguh menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, atau sebentar lagi tiba masanya, Allah akan giring kepada kalian semua, hai kaum muslimin, siksa dari sisi Allah. Dan kalau siksa itu sudah datang, kemudian engkau ramai-ramai berdoa kepada Allah, minta pertolongan Allah, Ya Robb……. Tidak akan pernah dikabulkan oleh Allah.

Karena itu, sebelum saat itu tiba, ayo kita berzikir, kita panjatkan munajat kepada Allah, dan mari, kita tegakkan amar ma'ruf nahi mungkar. Jangan sampai tiba saatnya datang, doa kita tidak dikabulkan. Nauzubillahi min dzalik.

‫خل ََنا‬ َ ْ ‫ وَأ َد‬.‫ن‬ ِ ‫ن ْال‬ ِ ‫م‬ َ ْ ُ ‫ه وَإ ِّياك‬ ُ ‫جعَل ََنا الل‬ َ ْ ‫من ِي‬ َ ْ ‫ن ْالَفائ ِزِي‬ َ ْ ‫ن ْالَعائ ِدِي‬ َ ‫م‬ ْ ‫ وَقُب‬.‫ن‬ ‫م‬ َ ‫ب اغِْفبْر َواْر‬ ّ ‫ل ّر‬ ّ َ ‫مو‬ ْ ‫حب‬ ُ ‫مبَرةِ ْال‬ ْ ‫ي ُز‬ ْ ُ ‫وَإ ِي ّبباك‬ َ ْ ‫حبدِي‬ ْ ‫م فِ ب‬ َ ‫ن‬ َ ‫ت‬ ِ ‫خي ُْر الّرا‬ ِ ‫ح‬ َ ْ ‫وَأن‬ َ ْ ‫مي‬ ‫ة‬ ُ ْ ‫ا َل‬ ُ َ ‫ة الّثان ِي‬ ُ َ ‫خطْب‬ َ ‫الله أ َك ْبر – الله أ َك ْبر – الله أ َك ْبر – الل‬ ‫ه أ َك ْب َبُر‬ ُ ‫ه أك ْب َُر – الل ب‬ ُ َُ ُ َُ ُ َُ ُ َ َ َ ‫– الل‬ ‫مد ُ للهِ ك َث ِي ْبًرا‬ َ ‫ه أك ْب َُر ك َب ِي ًْرا وَْال‬ ْ ‫ح‬ ُ ‫ الل‬.‫ه أك ْب َُر‬ ُ ‫ه أك ْب َُر – الل‬ ُ َ َ َ ْ ْ ‫ه‬ ِ ‫ن اللهِ ب ُكَرةً وَأ‬ َ ‫حا‬ َ ْ ‫سب‬ ُ َ‫و‬ ُ ‫ه أكب َبُر الل ب‬ ُ ‫ه َوالل ب‬ ُ ‫ه إ ِل ّ الل‬ َ ‫صي ْل ً ل َإ ِل‬ َ .‫د‬ ُ ‫م‬ َ ‫أك ْب َُر وَ للهِ ْال‬ ْ ‫ح‬ ُ ‫ ا َل ّبذِىْ ي َْقب َب‬،‫ب‬ ‫ل‬ َ ْ ‫ا َل‬ َ ِ‫مد ُ لله‬ ْ ‫ح‬ ِ ْ‫ ا َل ْعَل ّم ِ ال ْغُي ُو‬،‫ب‬ ِ ْ‫سّتارِ ال ْعُي ُو‬ َ َ ‫ح بد َهُ ل‬ ْ َ ‫ أ‬.‫ب‬ َ َ ‫الت ّوْب‬ ْ َ‫ه و‬ ْ ‫شهَد ُ أ‬ َ ْ‫حوْ الذ ّن ُو‬ ُ ‫م‬ ُ ‫ه ا ِل ّ الل ب‬ َ ‫ن ل َ ا ِل َب‬ ْ َ ‫ة وَي‬ َ َ َ ْ ‫شرِي‬ ْ ‫ وَأ‬.‫معْب ُوِْد‬ َ ً ‫م‬ َ ‫م‬ ّ ‫شهَد ُ أ‬ َ ‫ن‬ ُ‫دا عَب ْد ُه‬ ّ ‫ح‬ ُ ‫سي ّد ََنا‬ َ ْ ‫مدِ ال‬ َ ‫ص‬ ُ َ‫ك ل‬ ّ ‫ه ال‬ ْ ِ‫م وََبار‬ ّ ‫ص‬ ‫ك عََلى‬ ُ ْ ‫مو‬ ْ ‫م‬ ُ ْ ‫حب ِي‬ َ ْ ‫ه ال‬ َ َ‫ل و‬ ُ ‫وََر‬ ْ ّ ‫سل‬ ّ ُ‫ َالل ّه‬.‫د‬ ُ ‫ح‬ َ ْ ‫ب ال‬ ُ ُ ‫سوْل‬ َ ‫م‬ َ ّ َ ‫مب‬ َ ‫صبب‬ َ ‫م‬ َ ُ ْ ‫حاب ِهِ ال‬ ّ ‫ح‬ ُ ‫س بي ّدَِنا‬ ْ ‫مببدٍ وَعَل َببى آل ِبهِ وَأ‬ َ ْ ‫ش برِي‬ ِ ‫ن ب ِن َعِي ْبم‬ .‫خل ُوِْد‬ ُ ْ ‫ال‬ Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.

Halaman 5

‫َ‬ ‫َ‬ ‫ه َ‬ ‫جبوِْد‪.‬‬ ‫ذاْالك َبَرم ِ َوال ْ ُ‬ ‫س إ ِ ت ُّقببوا اللب َ‬ ‫أ ّ‬ ‫ما ب َعْد ُ ‪ :‬فََياأ ي َّها الن ّببا ُ‬ ‫َ‬ ‫شي ْ َ‬ ‫وََقا َ‬ ‫ن ال ّ‬ ‫ه‬ ‫ل ت ََعاَلى أعُوْذ ُ ِباللهِ ِ‬ ‫جْيببم ِ " إ ِ ّ‬ ‫ن اللبب َ‬ ‫ن الّر ِ‬ ‫طا ِ‬ ‫م َ‬ ‫َ‬ ‫صل ّوْ َ َ‬ ‫وا‬ ‫نآ َ‬ ‫مل َئ ِك َت َ ُ‬ ‫وَ َ‬ ‫وا َ‬ ‫ه يُ َ‬ ‫ص بل ّ ْ‬ ‫من ُب ْ‬ ‫ى ي َبباأ ي ّهَببا ال ّبذِي ْ َ‬ ‫ن عَلى الن ّب ِب ّ‬ ‫ما "‪.‬‬ ‫وا ت َ ْ‬ ‫عَل َي ْهِ وَ َ‬ ‫سل ِي ْ ً‬ ‫سل ّ ُ‬ ‫م ْ‬ ‫حب ِهِ وَب َببارِ ْ‬ ‫ص ّ‬ ‫ك‬ ‫صب ْ‬ ‫م َ‬ ‫ل عَل َببى َ‬ ‫ح ّ‬ ‫سبي ّدَِنا ُ‬ ‫َالل ّهُ ّ‬ ‫مبدٍ َوآل ِبهِ وَ َ‬ ‫م َ‬ ‫وسببل ّ َ‬ ‫ت‪،‬‬ ‫مَنببا ِ‬ ‫مؤ ْ ِ‬ ‫مببؤْ ِ‬ ‫مأ ْ‬ ‫ن َوال ْ ُ‬ ‫م اغِْفببْر ل ِل ْ ُ‬ ‫ن‪َ .‬الل ُّهبب ّ‬ ‫ج َ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫من ِي ْ َ‬ ‫معِْيبب َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ت‪ ،‬إ ِن ّب َ‬ ‫ك‬ ‫وا ِ‬ ‫حَياِء ِ‬ ‫ما ِ‬ ‫سل ِ ِ‬ ‫ت‪ ،‬ا ْل ْ‬ ‫م ْ‬ ‫م ْ‬ ‫م وَا ْل ْ‬ ‫من ْهُ ب ْ‬ ‫سل ِ َ‬ ‫ن َوال ْ ُ‬ ‫َوال ْ ُ‬ ‫مب َ‬ ‫مي ْ َ‬ ‫ت وَ َ‬ ‫غببافَِر‬ ‫جا ِ‬ ‫ت وََياَقا ِ‬ ‫وا ِ‬ ‫س ِ‬ ‫حا َ‬ ‫ي ال ْ َ‬ ‫جي ْ ُ‬ ‫مي ْعٌ قَرِي ْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫م ِ‬ ‫ب ُ‬ ‫ض َ‬ ‫ب الد ّعَ َ‬ ‫ن‬ ‫ت‪َ .‬رب َّنببا اغِْفببْر ل ََنببا وَل ِ ْ‬ ‫ب َوال ْ َ‬ ‫خط ِي َْئا ِ‬ ‫الببذ ّن ُوْ ِ‬ ‫وان َِنببا اّلببذِي ْ َ‬ ‫خ َ‬ ‫جع َ ْ‬ ‫وا َرب َّنا‬ ‫ن وَل َ ت َ ْ‬ ‫َ‬ ‫نآ َ‬ ‫سب َُقوَْنا ِبال ِي ْ َ‬ ‫من ُ ْ‬ ‫ل ِفى قُل ُوْب َِنا ِغل ّ ل ِل ّذِي ْ َ‬ ‫ما ِ‬ ‫إ ِن ّ َ‬ ‫ب‬ ‫هببد َي ْت ََنا وَ َ‬ ‫م‪َ .‬رب َّنا ل َ ت ُزِغْ قُل ُوْب ََنا ب َعْد َ إ ِذ ْ َ‬ ‫ف َر ِ‬ ‫ك َرؤُوْ ٌ‬ ‫هبب ْ‬ ‫حي ْ ٌ‬ ‫َ‬ ‫ة إن َ َ‬ ‫ن ل ّد ُن ْ َ‬ ‫سببَنا‬ ‫ت ال ْوَ ّ‬ ‫م ً ِّ‬ ‫ل ََنا ِ‬ ‫ها ُ‬ ‫ك َر ْ‬ ‫مَنا أن ُْف َ‬ ‫ب‪َ .‬رب َّنا ظ َل َ ْ‬ ‫ك أن ْ َ‬ ‫ح َ‬ ‫م ْ‬ ‫ن‪َ .‬رب َّنا آت َِنا‬ ‫ن ال ْ َ‬ ‫خا ِ‬ ‫ن ِ‬ ‫م ت َغِْفْر ل ََنا وَت َْر َ‬ ‫وَإ ِ ْ‬ ‫ح ْ‬ ‫ن لَ ْ‬ ‫سرِي ْ َ‬ ‫م َ‬ ‫مَنا ل َن َك ُوْن َ ّ‬ ‫ة وَقَِنا عَ َ‬ ‫ب الّناِر‪.‬‬ ‫سن َ ً‬ ‫ة وَِفى ْال ِ‬ ‫سن َ ً‬ ‫ذا َ‬ ‫خَرةِ َ‬ ‫ِفى الد ّن َْيا َ‬ ‫ح َ‬ ‫ح َ‬ ‫ْ‬ ‫ي‬ ‫ِ‬ ‫عَباد َ الل ِ‬ ‫ل وَا ْل ِ ْ‬ ‫ه‪ ،‬إ ِ ّ‬ ‫ح َ‬ ‫مُرك ُ ْ‬ ‫ه ي َأ ُ‬ ‫ن الل َ‬ ‫ن‪ ،‬وَإ ِي َْتاِء ذِ ْ‬ ‫سا ِ‬ ‫م ِبال ْعَد ْ ِ‬ ‫ْ‬ ‫ح َ‬ ‫م‬ ‫ن ال َْف ْ‬ ‫ي‪ ،‬ي َعِظ ُك ُب ْ‬ ‫شبباِء َوال ْ ُ‬ ‫من ْك َبرِ َوال ْب َغْ ب ِ‬ ‫الُقْرَبى وَي َن َْهى عَ ِ‬ ‫م‪َ ،‬وا ْ‬ ‫م ت َذ َك ُّروْ َ‬ ‫شك ُُروْهُ‬ ‫م ي َذ ْك ُْرك ُ ْ‬ ‫ه ال ْعَظ ِي ْ َ‬ ‫ن‪َ ،‬فاذ ْك ُُروا الل َ‬ ‫ل َعَل ّك ُ ْ‬ ‫م‪ ،‬وَل َذِك ُْر اللهِ أ َك ْب َُر‪.‬‬ ‫عََلى ن ِعَ ِ‬ ‫مهِ ي َزِد ْك ُ ْ‬ ‫‪‬‬

‫‪Halaman 6‬‬

‫‪Buletin Jam’an Marhuman 1 Syawal 1429 H. / 1 Oktober 2008 M.‬‬

Related Documents

Amar Maruf Nahi Munkar
April 2020 15
Amar Maruf Nahi Mungkar.docx
November 2019 18
Nahi
May 2020 18
Amar
December 2019 56

More Documents from ""