Buletin Dakwah
Menel Th. VII No. 09-10 Syawal - Dzulqo’dah 1428 H
Buletin Al Uswah diterbitkan Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh
Staf Redaksi: Penanggung Jawab : Abu Yusuf Redaksi : Abu Hammam Lay Out : Nur Arifin Editor : Nur Arifin,Abu Hammam Distribusi : Abu Mudafi'ul Haq Sekretariat : Jl. Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri Po Box 182 Pare 64200 (0354) 7011966 Fax. (0354) 393595 Rekening : BCA KCP PARE 140 032 1333 a/n Sugiharto,SP E-mail :
[email protected]
Oktober-November 2007
“Setan “Setan menjanjikan (menakut(menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Alloh Maha Luas (karunia(karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” [ QS. Al Baqoroh : 268 ] Demikianlah, peringatan setan bahwa orang yang menginfaqkan hartanya, bisa mengalami kefakiran. Namun itu bukanlah suatu bentuk kasih sayang setan kepadanya, juga bukan suatu bentuk nasihat baik untuknya. Adapun Alloh, maka Ia menjanjikan kepada hambaNya ampunan dosa-dosa, serta karunia berupa penggantian yang lebih banyak daripada yang ia infaqkan, dan dilipatgandakan baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat.
simak Juga : Keajaiban dan Keutamaan Surat Al-Ashr Tuntunan Iedul Qurban Nasehat dalam Menghadapi Musibah
Harap diperhatikan penempatannya, ada ayat Al Qur'an di dalamnya Mengelola : Panti Asuhan Yatim/Yatim Piatu Kajian Ilmiah Islamiyah Pesantren Terpadu TK SD SLTP SLTA Khotib Jum'at/Khotib 'Ied Menerima/Menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qorban, Aqiqoh
Dalam menafsirkan ayat di atas, AlHafizh Ibnu Katsir berkata : “Betapapun sedikit apa yang kamu infaqkan dari apa yang diperintahkan Alloh kepadamu dan apa yang diperbolehkanNya, niscaya Dia akan menggantinya untukmu di dunia, dan di akhirat engkau akan diberi pahala dan ganjaran.” Maka, barangsiapa berinfaq berarti dia telah memenuhi syarat untuk mendapatkan ganti. Sebaliknya, siapa yang tidak berinfaq maka hartanya akan lenyap dan dia tidak berhak mendapatkan ganti. Hartanya akan hilang tanpa diganti, artinya lenyap begitu saja. Yang mengherankan, jika seorang pedagang mengetahui bahwa sebagian dari hartanya akan binasa, ia akan menjualnya dengan cara nasi’ah (pembayaran di belakang), meskipun pembelinya termasuk orang miskin. Lalu ia berkata, hal itu lebih baik daripada pelan-pelan harta itu binasa. Jika ia tidak menjualnya sampai harta itu binasa maka dia akan disalahkan. Dan jika ada orang mampu yang menjamin orang miskin itu, tetapi ia tidak menjualnya (kepada orang tersebut) maka dia disebut orang gila. Dan sungguh, hampir setiap orang melakukan hal ini, tetapi masing-masing tidak menyadari bahwa hal itu mendekati gila. Sesungguhnya harta kita semuanya pasti akan binasa. Dan menafkahkan kepada keluarga dan anak-anak adalah berarti memberi pinjaman. Semuanya itu berada dalam jaminan kuat, yaitu Alloh Yang Maha Tinggi. Alloh berfirman: “Dan
BERINFAQ DI JALAN ALLOH Diantara kunci-kunci rizki adalah berinfaq di jalan Alloh. Firman Alloh:
ôΒÏ â $! ± t „o ϑ y 9Ï − s —ø hÎ 9#$ Ý ä ¡ Ý 6ö ƒt ’1nÎ ‘u β ¨ )Î ≅ ö %è uθγ ß ùs & ó « x ΒiÏ ΟFç ) ø x Ρ&r $! Βt ρu 4 …µç 9s ‘â ‰ Ï ) ø ƒt ρu νÍ ŠÏ $7t ã Ï š %Ï —Î ≡§ 9#$ ç ö z y θu δ è ρu ( …µç à =Î ƒø † ä Katakanlah, "Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya diantara hambahamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)". dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Alloh akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. [Saba’: 39] Artinya:
Dalam menafsirkan ayat di atas, Syaikh Ibnu Asyur berkata: “Yang dimaksud dengan infaq di sini adalah infaq yang dianjurkan dalam agama. Seperti berinfaq kepada orang-orang fakir dan berinfaq di jalan Alloh untuk menolong agama. [Tafsirut Tahrir wa Tanwir, 22/221] Ada beberapa nash dalam Al-Qur’anul Karim dan Al-Hadits Asy-Syarif yang menunjukkan bahwa orang yang berinfaq di jalan Alloh akan diganti oleh Alloh di dunia. Disamping, tentunya apa yang disediakan oleh Alloh baginya dari pahala yang besar di akhirat. Di antara dalil-dalil itu adalah sebagai berikut. Firman Alloh :
çö z y θu δ è ρu ( …µç à =Î ƒø † ä θu γ ß ùs & ó « x ΒiÏ ΟFç ) ø x Ρ&r $! Βt ρu
barang apa saja yang kamu nafkahkan maka Dia pasti menggantinya”.
š %Ï —Î ≡§ 9#$
Lalu Alloh memberi pinjaman kepada setiap orang, ada yang berupa tanah, kebun, penggilingan, tempat pemandian untuk berobat atau manfaat tertentu. Sebab setiap orang tentu memiliki pekerjaan atau tempat yang daripadanya ia
Artinya: “Dan barang apa saja yang kamu
nafkahkan maka Alloh akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaikbaiknya” [Saba’ : 39] 2
menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya’, yakni atas maksiat yang kamu kerjakan, dan ‘karunia berupa rizki.” Al-Qadhi Ibnu Athiyah menafsirkan ayat ini berkata: “Maghfirah (ampunan Alloh) adalah janji Alloh bahwa Dia akan mencukupi kesalahan segenap hambaNya di dunia dan di akhirat. Sedangkan alfadhl (karunia) adalah rizki yang luas di dunia, serta pemberian nikmat di akhirat, dengan segala apa yang telah dijanjikan Alloh Ta’ala [Al-Muharrarul Wajiz, 2/329] Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam menafsirkan ayat yang mulia ini berkata: “Demikianlah, peringatan setan bahwa orang yang menginfaqkan hartanya, bisa mengalami kefakiran bukanlah suatu bentuk kasih sayang setan kepadanya, juga bukan suatu bentuk nasihat baik untuknya. Adapun Alloh, maka Ia menjanjikan kepada hambaNya ampunan dosa-dosa, serta karunia berupa penggantian yang lebih banyak daripada yang ia infaqkan, dan dilipatgandakan baik di dunia saja atau di dunia dan di akhirat” Dalil lain yaitu dari Hadits Riwayat Muslim. Dari Abu Hurairah , Nabi memberitahukan kepadanya, artinya:
mendapatkan harta. Dan semua itu milik Alloh. Di tangan manusia, harta itu adalah pinjaman. Jadi, seakan-akan barangbarang tersebut adalah jaminan yang diberikan Alloh dari rizkiNya, agar orang tersebut percaya penuh kepadaNya bahwa dia berinfaq, Alloh pasti akan menggantinya. Tetapi meski demikian, ternyata ia tidak mau berinfaq dan membiarkan hartanya lenyap begitu saja tanpa mendapat pahala dan disyukuri. [At-Tafsir Al-Kabir, 25/263] Selain itu, Alloh menegaskan janji-Nya dalam ayat ini kepada orang yang berinfaq untuk menggantinya dengan rizki (lain) melalui penegasan yang menunjukkan bahwa Alloh benar-benar akan merealisasikan janji itu. Sekaligus menunjukkan bahwa berinfaq adalah sesuatu yang dicintai Alloh. [Tafsirut Tahrir wa Tanwir, 22/221] Dan sungguh janji Alloh adalah sesuatu yang tegas, yakin, pasti dan tidak ada keraguan untuk diwujudkannya. Dalil lain adalah Firman Alloh
Ν2 à ã Βã 'ù ƒt ρu t ) ø x 9ø #$ Ν ã .ä ‰ ß èÏ ƒt ß ≈Ü s ‹ø ± ¤ 9#$ 3ξ W Ò ô ùs ρu µç Ζ÷ ΒiÏ οZ t Ï óø Β¨ Ν.ä ‰ ß èÏ ƒt ! ª #$ ρu ( Ï $! ± t s ó x 9ø $$ /Î
“Alloh Tabaraka wa Ta’ala berfirman, ‘Wahai anak Adam! berinfaqlah, niscaya Aku berinfaq (memberi rizki) kepadamu’
Ο Ò Š=Î æ t ì ì ™ Å ≡ρu ! ª #$ ρu
[Shahih Muslim, Kitab Az-Zakah, no. 36 (963), 2/690-691] Allohu Akbar! Betapa besar jaminan orang yang berinfaq di jalan Alloh! Betapa mudah dan gampang jalan mendapatkan rizki! Seorang hamba berinfaq di jalan Alloh, lalu Dzat Yang ditanganNya kepemilikan segala sesuatu memberikan infaq (rizki) kepadanya. Jika seorang hamba berinfaq sesuai dengan kemampuanya maka Dzat Yang memiliki perbendaharaan langit dan bumi serta kerajaan segala sesuatu akan memberi infaq (rizki) kepadanya sesuai dengan keagungan, kemuliaan dan kekuasanNya. Imam An-Nawawi berkata: “Firman Alloh, ‘Berinfaqlah, niscaya Aku berinfaq
Artinya: “Setan menjanjikan (menakut-
nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Alloh menjanjikan untukmu ampunan daripadaNya dan karunia. Dan Alloh Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 268] Menafsirkan ayat mulia ini, Ibnu Abbas berkata : “Dua hal dari Alloh, dua hal dari setan. Setan menjanjikan (menakutnakuti) kamu dengan kemiskinan. Setan itu berkata, ‘Jangan kamu infaqkan hartamu, peganglah untukmu sendiri karena kamu membutuhkannya’. Dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir). Dan dua hal dari Alloh adalah, ‘Alloh 3
Hurairah bahwasanya Nabi bersabda yang artinya:
(memberi rizki) kepadamu’ adalah makna dari firman Alloh dalam Al-Qur’an Surat Saba’ ayat 39 seperti yang tersebut di atas. Ayat ini mengandung anjuran untuk berinfaq dalam berbagai bentuk kebaikan, serta berita gembira bahwa semua itu akan diganti atas karunia Alloh Ta’ala. [Syarh An-Nawawi 7/79] Dalam riwayat lain oleh Imam AlBukhari dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi bersabda yang artinya:
Berinfaqlah wahai Bilal! Jangan takut dipersedikit (hartamu) oleh Dzat Yang memiliki Arsy” Aduhai, alangkah kuat jaminan dan karunia Alloh bagi orang yang berinfaq di jalanNya! Apakah Dzat Yang memiliki Arsy akan menghinakan orang yang berinfaq di jalanNya, sehingga ia mati karena miskin dan tak punya apa-apa? Demi Alloh, tidak akan demikian! Al-Mulla Ali Al-Qari menjelaskan kata “Iqlaalaa” (dipersedikit) dalam hadits tersebut berkata, ‘Maksudnya, dijadikan miskin dan tidak punya apa-apa’, Artinya, ‘Apakah engkau takut akan disia-siakan oleh Dzat Yang mengatur segala urusan dari langit ke bumi?’ Dengan kata lain, ‘Apakah kamu takut untuk digagalkan cita-citamu dan disedikitkan rizkimu oleh Dzat yang rahmatNya meliputi penduduk langit dan bumi, orang-orang mukmin dan orang-orang kafir, burung-burung dan binatang melata?” [Murqatul Mafataih, 4/389] Berapa banyak bukti-bukti dalam kitabkitab sunnah (hadits), sirah (perjalanan hidup), tarajum (biografi) tarikh (sejarah), bahkan hingga dalam kenyataan-kenyataan yang kita alami saat ini yang menunjukkan bahwa Alloh mengganti rizki hambaNya yang berinfaq di jalan Alloh. Berikut ini kami ringkaskan satu bukti dalam masalah ini. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi beliau bersabda. Artinya: “Ketika seorang laki-laki berada di
“Tidaklah para hamba berada di pagi hari kecuali di dalamnya terdapat dua malaikat yang turun. Salah satunya berdo’a, ‘Ya Alloh, berikanlah kepada orang yang berinfaq ganti (dari apa yang ia infaqkan)’. Sedang yang lain berkata, ‘Ya Alloh, berikanlah kepada orang yang menahan (hartanya) kebinasaan (hartanya)” [Shahihul Bukhari, Kitab Az-Zakah no. 1442, 3/304] Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulia mengabarkan bahwa terdapat malaikat yang berdo’a setiap hari kepada orang yang berinfaq agar diberikan ganti oleh Alloh. Maksudnya –sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Mulla Ali Al-Qari– adalah ganti yang besar. Yakni ganti yang baik, atau ganti di dunia dan ganti di akhirat. Hal itu berdasarkan firman Alloh surat Saba’ ayat 39. Dan diketahui secara umum bahwa do’a malaikat adalah dikabulkan (Lihat Umdatul Qari, 8/307), sebab tidaklah mereka mendo’akan bagi seorang melainkan dengan izinNya. Alloh berfirman.
ôΒiÏ Νδ è ρu 4 Ó | ?s ‘ö #$ Ç ϑ y 9Ï ω ā )Î χ š θèã x ± ô „o ω Ÿ ρu ...
suatu tanah lapang dari bumi ini, tiba-tiba ia mendengar suara dari awan, ‘Siramilah kebun si fulan!’. Maka awan itu bergerak menjauh dan menuangkan airnya di area tanah yang penuh dengan batu-batu hitam. Di sana ada aliran air yang menampung air tersebut. Lalu orang itu mengikuti ke mana air itu mengalir. Tiba-tiba dia (melihat) seorang laki-laki yang berdiri di kebunnya. Ia mendorong air tersebut
β t θ) à Ï ± ô Βã µÏ GÏ Šu ± ô z y Artinya: “Dan mereka tiada memberi
syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Alloh, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepadaNya” [AlAnbiya : 28] Dalil lain adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Al-Baihaqi. Dari Abu 4
dengan sekopnya (ke dalam kebunnya). Kemudian ia bertanya, ‘Wahai hamba Alloh, siapa namamu?’ Ia menjawab, ‘Fulan’, yakni nama yang didengar di awan. Ia balik bertanya, ‘Wahai hamba Alloh, kenapa engkau menanyakan namaku?’ Ia menjawab, ‘Sesungguhnya aku mendengar suara di awan yang menurunkan air ini. Suara itu berkata, ‘Siramilah kebun si fulan! Dan itu adalah namamu. Apa sesungguhnya yang engkau lakukan? Ia menjawab, Jika itu yang engkau tanyakan, maka sesungguhnya aku memperhitungkan hasil yang didapat dari kebun ini, lalu aku bersedekah dengan sepertiganya, dan aku makan beserta keluargaku sepertiganya lagi, kemudian aku kembalikan (untuk menanam lagi) sepertiganya”
Artinya: “Bukankah kalian ditolong dan
diberi rizki lantaran orang-orang lemah di antara kalian?” [Shahihul Bukhari (yang dicetak bersama Umdatul Qari), Kitab AlJihad was Siyar, no. 108, 14/179] Karena itu, siapa yang ingin ditolong Alloh dan diberi rizki olehNya maka hendaknya ia memuliakan orang-orang lemah dan berbuat baik kepada mereka. Nabi yang mulia juga menjelaskan bahwa keridhaannya dapat diperoleh dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin. Imam Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al-Hakim meriwayatkan dari Abu Darda’ bahwasanya ia berkata, aku mendengar Rosululloh bersabda. Artinya: “Carilah (keridhaan)ku melalui
[Shahih Muslim, Kitab Az-Zuhd wa Raqaiq no. 45 (2984), 4/2288] Dalam riwayat lain disebutkan yang artinya: “Dan aku jadikan sepertiganya
orang-orang lemah di antara kalian. Karena sesungguhnya kalian diberi rizki dan ditolong dengan sebab orang-orang lemah di antara kalian” Al-Musnad 5/198
untuk orang-orang miskin dan pemintaminta serta ibnu sabil (orang-orang yang dalam perjalanan)”
Menjelaskan sabda Nabi diatas AlMulla Ali Al-Qari berkata, ‘Carilah keridhaanku dengan berbuat baik kepada orang-orang miskin di antara kalian. [Lihat, Murqatul Mafatih, 9/84] Dan barang siapa berusaha mendapatkan keridhaan kekasih Yang Maha Memberi Rizki dan Maha Memiliki Kekuatan dan Keperkasaan, Muhammad dengan berbuat baik kepada orangorang miskin, niscaya Tuhannya akan menolongnya dari para musuh serta akan memberi rizki.
Imam An-Nawawi berkata : “Hadits itu menjelaskan tentang keutamaan bersedekah dan berbuat baik kepada orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan. Juga keutamaan seseorang yang makan dari hasil kerjanya sendiri, termasuk keutamaan memberi nafkah kepada keluarga”
BERBUAT BAIK KEPADA ORANGORANG LEMAH Termasuk di antara kunci-kunci rizki adalah berbuat baik kepada orang-orang miskin. Nabi yang mulia menjelaskan bahwa para hamba itu ditolong dan diberi rizki disebabkan oleh orang-orang yang lemah di antara mereka. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Mush’ab bin Sa’d ia berkata, ‘Bahwasanya Sa’d merasa dirinya memiliki kelebihan daripada orang lain. Maka Rosululloh bersabda.
MEMBERI NAFKAH KEPADA ORANG YANG SEPENUHNYA MENUNTUT ILMU SYARI’AT [AGAMA] Termasuk kunci-kunci rizki yang lain adalah memberi nafkah kepada orang yang sepenuhnya menuntut ilmu syari’at (agama). Dalil yang menunjukkan hal ini adalah hadits riwayat At-Tirmidzi dan AlHakim dari Anas bin Malik bahwasanya ia berkata. 5
diberi rizki karena sebab orang-orang lemah di antara kalian ?”
Artinya: “Dahulu ada dua orang saudara pada masa Rosululloh . Salah seorang daripadanya mendatangi Nabi (Yakni
Tetapi bisa pula kembali kepada orang yang diajaknya bicara untuk mengajaknya berfikir dan merenungkan, sehingga ia menjadi sadar” [Murqatul Mafatih, 9/171] Demikianlah, dan sebagian ulama telah menyebutkan [Lihat Tafsir Al-Manar, 3/88] bahwa orang-orang yang mempelajari ilmu agama secara sepenuhnya adalah termasuk kelompok yang disinggung dalam firman Alloh.
untuk mencari ilmu dan pengetahuan) dan (saudaranya) yang lain bekerja (Dan sepertinya mereka berdua makan dari hasil kerjanya). Lalu saudaranya yang bekerja itu mengadu kepada Nabi , maka Nabi bersabda: “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia” Jami’ut Tirmidzi, Abwabuz Zuhd no. 2448, 7/8 Dalam hadits yang mulia ini, Nabi yang mulai menjelaskan kepada orang yang mengadu kepadanya karena kesibukan saudaranya dalam menuntut ilmu agama, sehingga membiarkannya sendirian mencari penghidupan (bekerja), bahwa semestinya ia tidak mengungkit-ngungkit nafkahnya kepada saudaranya, dengan anggapan bahwa rizki itu datang karena dia bekerja. Padahal ia tidak tahu bahwasanya Alloh membukakan pintu rizki untuknya karena sebab nafkah yang ia berikan kepada saudaranya yang menuntut ilmu agama secara sepenuhnya. Al-Mulla Ali Al-Qari menjelaskan sabda nabi “Mudah-mudahan engkau diberi rizki dengan sebab dia” Yang menggunakan shigat majhul (ungkapan kata kerja pasif) itu berkata, “Yakni, aku berharap atau aku takutkan bahwa engkau sebenarnya diberi rizki karena berkahnya. Dan bukan berarti dia diberi rizki karena pekerjaanmu. Oleh sebab itu jangan engkau mengungkit-ungkit pekerjaanmu kepadanya” [Murqatul Mafatih, 9/171] Al-Alamah Ath-Thaibi berkata : “Makna ‘mudah-mudahan’ dalam sabda beliau ‘mudah-mudahan engkau’, bisa kembali kepada Rosululloh , sehingga berfungsi untuk memberikan kepastian (bahwa dia mendapatkan rizki karena berkah saudaranya) dan menegur (bahwa dia mendapatkan rizki bukan karena pekerjaannya). Hal itu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang artinya: “Bukankah kalian
Ÿω ! « #$ ≅ È ‹6Î ™ y †ûÎ #( ρã Á Å m ô &é š % Ï !© #$ Ï #! t ) s à =ù 9Ï ÞΟγ ß 7ç ¡ | tø † s ⇓ Ä ‘ö { F #$ †ûÎ $/\ ö Ê | χ š θèã ‹Ü Ï Gt ¡ ó ƒt Νγ ß ùè Ì è÷ ?s # É ’ èy G− 9#$ ∅ š ΒÏ u $! ‹u ΖÏ î ø &r ≅ ã δ Ï $f y 9ø #$ $Βt ρu 3 $ù] $s y 9ø )Î Z š $Ψ¨ 9#$ χ š θ=è ↔t ¡ ó ƒt ω Ÿ Ν ö γ ß ≈ϑ y Š¡ Å /Î Ο í Š=Î æ t µÏ /Î ! © #$ χ *Î ùs 9 ö z y ô ΒÏ #( θ) à Ï Ζ?è Artinya: “(Berinfaqlah)
kepada orangorang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Alloh, mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi, orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifatsifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan Alloh), maka sesungguhnya Alloh Maha Mengetahui” [Al-Baqarah : 273] Imam Al-Ghazali berkata: “Ia harus mencari orang yang tepat untuk mendapatkan sedekahnya. Misalnya para ahli ilmu. Sebab hal itu merupakan bantuan baginya untuk (mempelajari) ilmunya. Ilmu adalah jenis ibadah yang paling mulia, jika niatnya benar. Ibnu Al-Mubarak senantiasa mengkhususkan kebaikan (pemberiannya) bagi para ahli ilmu. Ketika dikatakan kepada beliau, “Mengapa tidak engkau berikan kepada orang secara umum?” Beliau menjawab. ‘Sesungguhnya
6
aku tidak mengetahui suatu kedudukan setelah kenabian yang lebih utama daripada kedudukan para ulama. Jika hati para ulama itu sibuk mencari kebutuhan (hidupnya), niscaya ia tidak bisa memberi perhatian sepenuhnya kepada ilmu, serta tidak akan bisa belajar (dengan baik). Karena itu, membuat mereka bisa mempe-
lajari ilmu secara sepenuhnya adalah lebih utama’. [Dinukil dari Tafsir Al-Qasimi, 3/250] [Disalin dari buku Mafatiihur Rizq fi Dhau’il Kitab was Sunnah, edisi Indonesia KunciKunci Rizki Menurut Al-Qur’an dan AsSunnah hal 68-74, Penerjemah Ainul Haris Arifin, Lc. Darul Haq]
K Keeaajjaaiibbaan nd daan nK Keeu uttaam maaaan nS Su urraatt A All--A Assh hrr Pada kehidupan dunia yang fana ini, tidak ada seorangpun yang menginginkan dirinya merugi baik dalam kehidupan dunia terlebih lagi dalam kehidupan akhirat yang abadi. Akan tetapi kebanyakan manusia lalai dari sifat-sifat yang menghantarkan anak manusia menuju keberuntungan yang menjauhkan kerugian, membawa manusia menuju kesuksesan yang menjauhkan kegagalan, memberikan kebahagiaan yang haqiqi dalam jiwa manusia yang menjauhkan kesedihan, dalam mengarungi kehidupan yang penuh dengan ujian dan cobaan. Dan Alloh telah menggambarkan kerugian yang akan dialami semua anak keturunan Nabi Adam melainkan mereka yang berjuang serta bersungguh-bersungguh dalam menggapai, mengamalkan, dan mempertahankan sifat-sifat tersebut, agar terus menyelimuti serta mensifati dirinya sampai ajal menjemputnya, sebagaimana dalam firman-Nya :
Beliau Syaikh Abu Bakar Jabir AlJazairiy dalam tafsirnya Aisaru Tafasir mengatakan: Diantara petunjuk faidah ayat tersebut adalah keutamaan surat Al‘Ashr karena mengandung jalan keselamatan hanya dalam tiga ayat, sampai Al– Imam Syafi’i mengatakan: “Seandainya Alloh tidak menurunkan satu hujahpun (dalil) pada hambanya melainkan surat Al‘Ashr ini saja, maka sungguh telah cukup bagi mereka”. Kemudian apakah yang dimaksud Al–Imam Syafi’i bahwa surat Al‘Ashr ini cukup bagi mereka? Maksudnya sudah mencukupi surat Al-‘Ashr ini, sebagai hujah (dalil) untuk menganjurkan mereka anak keturunan manusia agar berpegang teguh dengan agama Islam yang haq ini. Dalam hal ini, Syaikh Muhammad bin Sholih Al- Utsaimin dalam kitabnya Syarh Tsalatsatil Ushul mengatakan: “Maksudnya Al–Imam Syafi’i bawasanya surat Al-‘Ashr ini cukup bagi hamba-Nya dalam menganjurkannya, agar berpegang teguh dengan agama Islam” Demi masa sesungguhnya semua manusia dalam keadaan merugi baik orang miskin maupun kaya, orang yang punya pangkat maupun tidak punya pangkat, orang tua maupun muda serta orang yang berwajah jelek maupun jelita, semuanya dalam keadaan merugi, kecuali orang–orang yang mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Orang–orang yang beriman Beliau Syaikh Abu Bakar Jabir AlJazairiy dalam tafsirnya Aisaru Tafasir
t% Ï !© #$ ω ā )Î ∩⊄∪ A £ ô z ä ’∀Å 9s z ≈¡ | Σ} M #$ β ¨ )Î ∩⊇∪Ç ó èy 9ø #$ ρu dÈ,s y 9ø $$ /Î #( θö ¹ | #θu ?s ρu M Ï ≈s y =Î ≈Á ¢ 9#$ #( θ=è ϑ Ï ã t ρu #( θΖã Βt #u ∩⊂∪ Î 9ö Á ¢ 9$$ /Î #( θö ¹ | #θu ?s ρu Artinya: 1. Demi masa 2. Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian 3. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (Qs. Al-‘Ashr : 1-3) 7
mengatakan: “Mereka orang–orang yang beriman dikecualikan oleh Alloh dari suatu kerugian, mereka menjadi orangorang yang beruntung dan tidak tergolong orang-orang yang rugi. Dan yang dimaksud dengan iman disini adalah beriman kepada Alloh dan Rosul-Nya serta beriman dengan apa yang didatangkan Nabi Muhammad berupa petunjuk dan agama yang haq (Al-Islam).” Dan perlu diperhatikan bahwa iman kepada Alloh tidak hanya sekedar ucapan yang terlontar dari mulut seseorang semata, angan– angan yang terlintas dalam pikiran semata serta apa yang terbetik dalam hati seseorang, akan tetapi yang dimaksud dengan iman adalah pengakuan dalam hati, mengucapkan dengan lisannya dan mengamalkan dengan anggota badannya. Dalam hal ini, Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin dalam kitabnya Majmu’ Fatawa berkata: “Iman menurut Ahlussunnah adalah pengakuan dalam hati dan mengucapkannya dengan lisannya serta mengamalkan dengan anggota badannya”. Maka orang akan dikatakan iman kepada Alloh apabila meyakini dengan hatinya hal-hal yang berkaitan dengan Alloh, kemudian diucapkannya dengan lisannya dan mengamalkan dengan anggota badannya dari tuntutantuntutan bagi hamba yang mengaku serta mengucapkan iman kepada Alloh tersebut. Dan perlu kita perhatikan juga bahwa iman itu tidaklah tetap, akan tetapi bisa bertambah dan berkurang. Beliau AlHafidz Abu Bakar Al-Isma’iliy dalam kitabnya I’tiqod A-imati Ahlil Hadits mengatatan: “Iman itu bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan melakukan kemaksiatan, barang siapa yang banyak ketaatannya niscaya lebih bertambah imannya daripada orang yang sedikit dalam melakukan ketaatan (kepada Alloh ). Semoga kita menjadi orang yang beriman kepada Alloh dengan iman yang benar yang berlandaskan ilmu yang haq yang berpijak
dengan kitabulloh dan sunnah Rosululloh sesuai dengan pemahaman salaful ummah. Senantiasa Alloh memudahkan bagi kita, untuk menambah iman kita semua dengan melaksanakan ketaatanketaatan kepada-Nya. 2. Orang – orang yang beramal sholih Beliau Syaikh Abu Bakar Jabir AlJazairiy dalam tafsirnya Aisaru Tafasir mengatakan: “Adapun yang dimaksud dengan amalan sholih adalah amalan– amalan sholih yang wajib dan yang sunnah.” Akan tetapi perlu kita perhatikan bahwa amalan baik yang kita amalkan belum tentu menjadi amalan sholih yang diterima Alloh . Karena amalan baik yang kita amalkan akan menjadi amalan sholih yang diterima Alloh kalau memenuhi syarat-syarat diterimanya amalan tersebut. Menyimpulkan dari apa yang dikatakan Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu bahwa syarat-syarat diterimanya amal disisi Alloh ada tiga : a. Beriman kepada Alloh dan mengesakan-Nya Alhamdulillah, Alloh telah memberikan nikmat yang agung dengan menjadikan kita orang Islam dan beriman kepada Alloh sehingga telah terpenuhi syarat yang pertama diterimanya suatu amalan. Adapun orang-orang non Islam seperti orang-orang yahudi, nashroni, majusi walaupun mereka berbuat kebaikan akan tetapi tidak akan diterima amalan mereka disisi Alloh . b. Ikhlas Sebagaimana firman Alloh ©!#$ ‰ Ï 7ç ã ô $$ ùs , dÈ s y 9ø $$ /Î = | ≈Ft 6 Å 9ø #$ š ‹ø 9s )Î $! Ζu 9ø “t Ρ&r $! Ρ‾ )Î š$ eÏ !#$ µç 9© $Á T =Î ƒø Χè Artinya: “Sesungguhnya Kami menu-
runkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Alloh dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya”. (Qs. Az-Zumar:2) 8
c. Sesuai dengan apa yang telah didatangkan Rosululloh Sebagaimana firman Alloh :
ketaatan kepada Alloh dan mendapatkan kelezatan serta kebahagiaan didalamnya.
çµΨ÷ ã t Ν ö 3 ä 9κp Ξt $Βt ρu νç ρ‹ ä ‚ ã ùs Α ã θ™ ß § 9#$ Ν ã 3 ä 9?s #u $! Βt ρu
3. Saling menasehati supaya mentaati kebenaran Beliau Syaikh Abu Bakar Jabir AlJazairiy dalam tafsirnya Aisaru Tafasir mengatakan: “Maksudnya adalah dengan meyakini suatu kebenaran, mengucapkannya (menda’wahkanya) dan mengamalkannya. Dan yang demikian itu bisa terwujud dengan mengikuti Al-Qur’an dan Hadits Rosululloh (dengan pemahaman yang dipahami para salafus sholih -pent). Menasehati seseorang agar berpijak pada suatu kebenaran, merupakan ibadah yang banyak keutamaannya. Akan tetapi sangat membutuhkan keikhlasan, ilmu, kelemahlembutan dan kesabaran. Karena berdakwah dengan menunjukkan jalan keselamatan dan kebenaran penuh dengan onak dan rintangan. Walaupun demikian, maka tidak akan terasa sulit, dan berat bagi orang-orang yang mengetahui keutamaannya serta mendapatkan hidayah Alloh sehingga meniatkan hatinya untuk melakukan semua aktivitas dakwah dengan niat berjuang di jalan Alloh , yang semuanya mengharuskan pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, harta dan jiwa. Dan Alloh telah memuji dan mengabarkan keutamaanya orang-orang yang berdakwah di jalan Alloh , sebagaimana dalam firman-Nya :
É>$) s èÏ 9ø #$ ‰ ß ƒ‰ Ï © x ! © #$ β ¨ )Î ( ! © #$ #( θ) à ?¨ #$ ρu 4 #( θγ ß Ft Ρ$$ ùs Artinya: “Apa yang diberikan rosul
kepadamu, maka ambillah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Alloh. Sesungguhnya Alloh amat keras hukumannya”. (QS. Al- Hasyr : 7) Oleh karena itu, hendaknya kita sebagai seorang muslim senantiasa berusaha dalam beramal dengan menghadirkan niat yang ikhlas karena mengharap wajah Alloh dan mengikuti amalan Rosululloh agar amalan kita sesuai dengan amalannya. Walaupun kadang terasa berat dalam hati manusia dalam menggapai amalan yang sholih yang diterima Alloh dengan memenuhi tiga syarat yang termaktub, akan tetapi apabila dipikul rasa berat hati ketika menjalankan ketaatan dan bersabar atasnya, maka akan terasa ringan. Sungguh indah nasehat Syaikh AlMuhadits Muhammad Syakir rohimahulloh, beliau berkata: “Sesungguhnya Anda akan menjumpai dalam melaksanakan ketaatan kepada Alloh rasa berat hati pada jiwa Anda pada kali yang pertama, maka pikullah rasa berat tersebut, bersabarlah atasnya, sampai menjadilah ketaatan pada diri anda seperti kebiasaan”. Dan sesungguhnya dalam melakukan ketaatan kepada Alloh terdapat kelezatan dan kesenangan yang tidaklah diketahui seorangpun melainkan orang yang mempratekkan ketaatan dan mengamalkanya”. Tidaklah orang bisa merasakan lezatnya sholat apabila belum melaksanakannya, begitu juga seseorang belum bisa merasakan kebahagiaan puasa dan haji apabila belum melaksanakannya. Hanya kepada Alloh kita memohon agar dimudahkan dalam melaksanakan ketaatan-
$s [ =Î ≈¹ | ≅ Ÿ ϑ Ï ã t ρu ! « #$ ’
kataannya daripada orang yang menyeru kepada Alloh, mengerjakan amal yang sholeh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushilat : 33 ). Dari Hasan Al Bashriy bahwasanya ia telah membaca ayat yang mulia tersebut, yang artinya: (“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang me9
nyeru kepada Alloh ”), kemudian beliau mengatakan bahwa orang yang berdakwah ini adalah kekasih Alloh , wali Alloh , teman karib Alloh , manusia pilihan Alloh dan penduduk bumi yang paling dicintai Alloh . Kemudian Rosululloh juga mengabarkan tentang keutamaan orang yang berdakwah dengan menunjukkan kebenaran, beliau bersabda :
ِ ِ )روا ِ َ ِ ْ ْ ٍ َ َ ُ ِ ْ ُ َأ َ َ َ َْ َد ل ( اﻝ Artinya : “Barang siapa yang menunjukkan
suatu kebaikan maka baginya sebagaimana orang yang melakukannya” (HR. Muslim ). Dan orang yang mengorbankan dirinya untuk berdakwah dengan ikhlas dan mutaba’ah (mengikuti metode Rosululloh dalam berdakwah) merupakan orangorang yang bersungguh-sungguh mengikuti jejaknya Rosululloh , karena Nabi Muhammad sangat gigih dalam mendakwahkan agama yang haq ini yakni Al-Islam. Sebagaimana dalam firman-Nya : O$Ρt &r ο> u Á Å /t ’ 4 ?n ã t 4! « #$ ’
ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Alloh dengan hujjah yang nyata, Maha suci Alloh, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik." (QS. Yusuf : 108 ) 4. Saling menasehati supaya menetapi kesabaran Beliau Syaikh Abu Bakar Jabir AlJazairiy dalam tafsirnya Aisaru Tafasir mengatakan: “Maksudnya saling menasehati sebagian mereka dengan sebagian yang lainnya dengan kebenaran, supaya kebenaran itu diyakini (dengan hatinya), disampaikan (dengan lisannya) dan diamalkan (dengan anggota badannya) serta saling menasehati supaya menetapi
kesabaran atas yang demikian itu, sampai meninggal salah seorang diantara mereka sedangkan ia meyakini suatu kebenaran, mengucapkan kebenaran dan mengamalkan dengan apa yang telah datang dari suatu kebenaran tersebut. Saudara-saudaraku, kesabaran merupakan perkara yang sangat penting, dimana semua anak keturunan manusia sangat membutuhkannya, agar dapat mengarungi samudra kehidupan dunia yang tidak lepas dari ujian yang tidak dapat kita sangka. Dalam aktivitas tholabul ilmi (mencari ilmu) sangat membutuhkan kesabaran, karena sering kita menjumpai orang yang semangat mencari ilmu akan tetapi Alloh mengujinya dengan kekurangan harta sehingga tidak ada bekal baginya. Disana ada orang yang melimpah hartanya dan kedua orang tua menyetujuinya akan tetapi ia diuji lemah otak dan pikirannya. Disana ada orang yang mempunyai semangat untuk mencari ilmu dan berlimpah hartanya akan tetapi diuji dengan keberadaan orang tuanya tidak menyetujuinya, terlebih lagi apabila mendapatkan rintangan dan ujian dari teman sejawatnya yang dapat memudarkan serta memporak porandakan semangat dan tujuan mencari ilmu syar’i yang mulia ini. Semoga Alloh senantiasa menjaga jiwa kita untuk tetap istiqomah dalam menuntut ilmu syar’i yang menjadi pelita hati bagi semua penduduk bumi, baik di dunia dan di akhirat nanti. Dan semoga Alloh juga senantiasa memberikan keistiqomahan dalam beramal kebaikan serta keteguhan dalam mendakwahkan kebaikan yang penuh dengan ujian dan rintangan. Akhir-
nya kepada Engkaulah ya Alloh Dzat Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, penuhilah hati kami dengan kesabaran, agar dapat mengarungi ujian dan rintangan dalam mendakwahkan kebenaran sesuai dengan kemampuan. Demikianlah sekelumit penjelasan surat Al-Ashr dan beberapa perkataan
10
ulama’ ahlussunnah yang menjelaskan perkara yang berkaitan dengannya. Dan kami mengajak kepada saudarasaudaraku, agar memperhatikan sifat-sifat yang bisa melepaskan diri kita dari kerugian baik di dunia maupun di akhirat nanti sebagaimana yang termaktub dalam surat Al-Ashr serta bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-cita mulia tersebut. Karena para ulama dalam menempuh jalan ilmu, amal dan berdakwah serta bersabar diatasnya sangat bersungguhsungguh. Menuntut ilmu syar’i merupakan kenikmatan tersendiri di hati. Membuat orang lupa dari kenikmatan dunia. Ketika para pendahulu kita merasakan kelezatan dan kenikmatannya, mereka semakin tekun dalam membaca dan belajar. Sehingga mereka menyambung antara malam dan siang untuk belajar. Mereka tidak tidur di waktu malam kecuali sedikit. Sekedar membantu mereka untuk taat kepada Alloh. Kenikmatan ilmu telah menyibukkan mereka dari kenikmatan tidur. Wahai saudaraku sekalian, perhatikanlah juga bagaimana potret ulama’ salaf rela menanggung penderitaan dalam belajar untuk meraih ilmu. Beliau Syaikh Muhammad bin Thohir Al-Maqdisi berkata “Saya pernah mengalami kencing berdarah dua kali saat-saat belajar hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah karena saya berjalan tanpa alas kaki di Baghdad dan di Mekkah di bawah terik matahari yang menyengat, sehingga saya mengalami kencing berdarah tersebut (disebabkan keinginan hati yang kuat untuk meraih ilmu). Dan saya tidak pernah naik kendaraan sama sekali (senantiasa berjalan kaki) ketika belajar hadits kecuali sekali saja, sedangkan saya membawa kitab diatas pundaknya. Inilah diantara keadaan ulama’ salaf yang teguh dan gigih dalam menempuh jalan kemuliaan dengan menuntut ilmu. Semoga Alloh menjadikan kita orang yang dapat mengambil ibroh dari jerih payah ulama salaf dalam
mencari ilmu dan mewariskan kegigihannya pada jiwa kita semuanya. Dan sungguh memberikan ibroh dan memotivasi diri kita, ketika kita memperhatikan bagaimana ulama’ salaf dalam mengamalkan ilmu. Imam Ibnul Jauzi berkata: “Saya menemukan diri bersemangat untuk belajar sehingga ilmu memberikan saya segalanya. Tetapi saya mendapatkan diri saya sibuk dengan belajar ilmu, maka saya berteriak, “Apa manfaat ilmu bagi dirimu? Dimana rasa takut dan khawatir dan kesadaran? Tidakkah Anda mendengarkan kabar tentang orang-orang yang terbaik dalam ibadah dan tahajud mereka? Bukankah Rosululloh yang merupakan penghulu semuanya, melaksanakan sholat malam sehingga pecah-pecah kakinya? Bukankah Abu Bakar banyak bersedih dan sering menangis? Bukankah ada dua garis di pipi bekas air mata Umar? Bukankah Ali menangis semalaman di mihrobnya hingga jenggotnya basah? sambil berkata, “wahai dunia godalah selain aku!” Bukankah Hasan Al-Basri hidup dengan makanan khosyatulloh (takut kepada Alloh)? Bukankah Said Bin Musayib selalu ke masjid dan tidak pernah tertinggal sholat jamaahnya selama empat puluh tahun? Bukankah binti Robi’ bin Khatsim berkata kepada Robi’, “Saya melihat orang lain tidur, sementara Anda tidak pernah tidur (di waktu malam).” Robi’ menjawab, “Sesungguhnya bapakmu takut albayat (turunnya adzab Alloh diwaktu malam ketika orang lain sedang tertidur). Bukankah Abu Al-Khulaini menggantungkan cemeti di masjid, untuk memukul dirinya apabila malas beribadah? Bukankah Yazid Ar-Roqqosy puasa (sunnah) selama empat puluh tahun dan berkata: “Alangkah ruginya! Aku sudah didahului oleh ahli ibadah yang lain dan tidak bisa mengikuti mereka.” Bukankah Manshur Bin Mu’tamir juga berpuasa sunnah selama empat puluh tahun? Tidakkah Anda mendengar kezuhudan keempat Imam? Imam Abu Hanifah, Malik, Syafi’i
11
dan Ahmad? Berhati-hatilah dari hanya terpaku pada ilmu namun tidak mengamalkannya. Karena yang demikian itu keadaan seorang pemalas yang kronis. Perhatikanlah sejarah hidup Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah seorang ulama’ robbani, pejuang dan teladan yang membela agama ini dengan tulisan, lisan, harta, dan darahnya. Mengorbankan segalanya yang berharga untuk membela prinsip-prinsip dan aqidah yang lurus yang dengannya seseorang beribadah kepada tuhannya. Bagaimana hasilnya? Sunnatulloh berlaku ketika menguji hamba dan wali-Nya yang sholih. Ia akan mengangkat derajat dan mengampuni kesalahannya, membersihkan hatinya dari ikatan siapapun selain Alloh. Syaikh yang mulia ini disiksa di jalan Alloh. Beliau dipukul, ditahan, dipenjara Qol’ah Damaskus. Bagaimana hasilnya? Apakah beliau berbalik dari kebenaran dan terjerumus ke dalam kebatilan? Menjual dirinya demi dunia yang hina? Tidak, demi pemilik ka’bah! Bahkan ilmu syar’i yang beliau pelajari, yang beliau amalkan dan ajarkan kepada orang-orang, telah menjadikan pertimbangan dan pemikiran beliau tidak seperti pertimbangan dan pemikiran ahli dunia dan pemilik jabatan. Menjadikan ulama ini tidak memperdulikan harus ditahan di jalan Alloh. Lisan perbuatan dan perkataan beliau menyebutkan “Orang yang tertahan adalah orang yang hatinya ditahan (terhalangi) dari Alloh, dan orang yang dipenjara adalah orang yang dipenjara oleh nafsunya.
Inilah sekelumit potret ulama’ salaf yang mereka gigih dan semangat dalam menempuh jalan ilmu, amal, dakwah serta sabar diatasnya yang menjauhkan mereka dari kerugian dan membuahkan kemuliaan dunia dan akhirat. Mungkin ini, yang bisa kami sampaikan pada kesempatan yang mulia ini, semoga bermanfaat bagi hati kami khususnya dan hati pembaca sekalian. Menjadikan orang-orang yang lalai untuk segera menyadari dan mencari ampunan Robbnya, serta menghiasi dengan sifat-sifat yang menjauhkan dari kerugian. Dan menjadikan seorang da’i untuk lebih semangat dalam mengobati orang-orang yang lalai dari rambu-rambu syari’at Islam ini. Dengan metode dakwah yang benar yang telah diamalkan dan diajarkan para salafus sholih. (Abu Muhammad Hammam Al-Fatikhiy)
Iedul Qurban adalah salah satu hari raya di antara dua hari raya kaum muslimin, dan merupakan rahmat Alloh bagi ummat Muhammad . Hal ini diterangkan dalam hadits Anas , beliau berkata: Nabi datang, sedangkan penduduk Madinah di masa jahiliyyah
memiliki dua hari raya yang mereka bersuka ria padanya (tahun baru dan hari pemuda (aunul mabud), maka (beliau) bersabda: Artinya: "Aku datang kepada kalian,
Maroji’ (Rujukan): 1. Kitab Aisaru Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairiy 2. Kitab Syarh Tsalatsatil Ushul karya Syaikh Muhammad Bin Sholih AlUtsaimin 3. Kitab I’tiqod A-imati Ahlil Hadits karya Al-Hafidz Abu Bakar Al-Isma’iliy 4. Kutaib Wa Shooyal Abaa’ Lil Abna’ karya Syaikh Al-Muhadits Muhammad Syakir 5. Kutaib Khud A’qidataka karya Syaikh Muhammad Bin Jamil Zainu 6. Kitab Min Aqwaali Syamahatisy Syaikh Bin Baz Fid Dakwah Ilalloh 7. Kitab Kaifa Tatakhamas Fii Tholabil ‘Ilmi Karya Abul Qo’qo’
sedangkan kalian memiliki dua hari raya yang kalian bersuka ria padanya di masa
12
jahiliyyah, kemudian Alloh menggantikan untuk kalian dua hari raya yang lebih baik dari keduanya; hari Iedul Qurban dan hari Iedul Fitri." (HR. Ahmad, Abu Daud, AnNasai dan Al-Baghawi, shahih). Selain itu, pada Hari Raya Qurban terdapat ibadah yang besar pahalanya di sisi Alloh, yaitu sholat Ied dan menyembelih hewan qurban. Insya Alloh kami akan menjelaskan beberapa hukumhukum yang berkaitan dengan Iedul Qurban, agar kita bisa melaksanakan ibadah besar ini dengan disertai ilmu. 1. Hukum Menyembelih qurban Para Ulama berselisih pendapat tentang hukumnya. Sedangkan menurut pendapat yang kuat hukumnya adalah wajib bagi yang memiliki kemampuan. Di antara hadits yang dijadikan dalil bagi ulama yang mewajibkan adalah: "Dari Abi Hurairah , ia berkata: Rosululloh bersabda: Barang siapa
memiliki kelapangan (kemampuan) kemudian tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat Ied kami." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, AdDaruqutni, Al-Hakim, sanadnya hasan). Dari hadits di atas diterangkan bahwa Rosululloh melarang untuk mendekati tempat sholat Ied bagi orang yang memiliki kemampuan akan tetapi tidak berqurban. Hal itu menunjukkan bahwasanya dia telah meninggalkan suatu kewajiban yang seakan-akan tidak ada manfaatnya, bertaqarrub kepada Alloh dengan dia meninggalkan kewajiban itu (Subulus Salam 4/169). 2. Waktu Menyembelih Hewan qurban disembelih setelah selesai sholat Ied. Dalilnya: Dari Barra bin Azib , ia berkata:
Rosululloh bersabda: Sesungguhnya perkara yang pertama kita mulai pada hari ini adalah kita sholat kemudian menyembelih. Maka barang siapa yang melakukan hal itu, dia telah mendapatkan sunnah kami. Dan barang siapa
yang telah menyembelih (sebelum sholat pent), maka sesungguhnya sembelihan itu adalah daging yang diperuntukkan bagi keluarganya, bukan termasuk hewan qurban sedikitpun." (HR. Muslim no. 1961). Diperbolehkan untuk mengakhirkan penyembelihan, yaitu menyembelih pada hari kedua dan ketiga setelah hari Ied. Sebagaimana diterangkan dalam hadits: "Dari Nabi bahwasanya beliau
bersabda: Setiap hari tasyriq ada sembelihan." (HR. Ahmad 4/8 dari Jubair bin Muthim , dan dihasankan oleh Syaikh Ali Hasan Abdul Hamid dalam Ahkamul iedain ). Berkata Ibnul Qayyim: "(Kebolehan menyembelih di hari-hari tasyriq) adalah pendapat: Imam Ahmad, Malik, Abu Hanifah rahimahumullah ." Imam Ahmad berkata: "Ini adalah pendapat lebih dari satu shahabat Muhammad , dan Al-Atsram menyebutkan diantaranya: Ibnu Umar, Ibnu Abas radiAllohu anhum." (Zadul Maad 2/319). 3. Tempat Menyembelih Dalam rangka menampakkan syiar Islam dan kaum muslimin, disunnahkan menyembelih di lapangan tempat sholat Ied. Dalilnya: "Dari Ibnu Umar dari Nabi :
bahwasanya beliau menyembelih (kibas dan unta) di lapangan Ied." (HR. Bukhari no. 5552 dengan Fathul Bari). 4. Larangan Memotong Rambut dan Kuku Barang siapa hendak berqurban, tidak diperbolehkan bagi dia memotong rambut dan kukunya sedikitpun, setelah masuk tanggal 1 Dzulhijjah hingga sholat Ied. Dalilnya:
13
"Dari Ummu Salamah, bahwasanya Rosululloh bersabda: "Apabila kalian melihat hilal bulan Dzulhijjah dan salah seorang di antara kalian hendak menyembelih, maka hendaknya dia
menahan (yakni tidak memotong, pent) rambut dan kukunya." (HR. Muslim No. 1977). Imam Nawawi berkata: "Maksud larangan tersebut adalah dilarang memotong kuku dengan gunting dan semacamnya, memotong rambut; baik gundul, memendekkan rambut, mencabutnya, membakarnya atau selain itu. Dan termasuk dalam hal ini, memotong bulu ketiak, kumis, kemaluan dan bulu lainnya yang ada di badan (Syarah Muslim 13/138)." Berkata Ibnu Qudamah: "Siapa yang melanggar larangan tersebut hendaknya minta ampun kepada Alloh dan tidak ada fidyah (tebusan) baginya, baik dilakukan sengaja atau lupa (Al-Mughni 11/96)." Dari keterangan di atas maka larangan tersebut menunjukkan haram. Demikian pendapat Said bin Musayyib, Rabiah, Ahmad, Ishaq, Daud dan sebagian Madzhab Syafiiyah. Dan hal itu dikuatkan oleh Imam Asy-Syaukani dalam Nailul Authar juz 5 hal. 112 dan Syaikh Ali hasan dalam Ahkamul iedain hal. 74). 5. Jenis Sembelihan "Dari Jabir, berkata: Rosululloh ber-
sekitar mata dan kakinya. Yang demikian karena termasuk sifat-sifat yang disunnahkan Rosululloh dan beliau menyembelih hewan yang memiliki sifat tersebut. "Dari Aisyah bahwasanya Rosululloh
memerintahkan menyembelih kibas yang bertanduk baik, dan sekitar kaki, perut dan matanya berwarna hitam. Kemudian didatangkan kepada beliau, lalu disembelih." (HR. Abu Daud, dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Shahih Abu Daud no. 2423). 6. Hewan qurban Tidak Cacat Termasuk tuntunan Nabi yaitu memilih hewan yang selamat dari cacat dan memilih yang terbaik. Beliau melarang menyembelih hewan yang terputus telinganya, terpecah tanduknya, matanya pece, terputus bagian depan atau belakang telinganya, terbelah atau terkoyak telinganya. Adapun kibas yang dikebiri boleh untuk disembelih. (Ahkamul Iedain hal. 75) 7. Boleh Berserikat Satu ekor hewan qurban boleh diniatkan pahalanya untuk dirinya dan keluarganya meskipun dalam jumlah yang banyak. Dalilnya:
sabda: Janganlah kalian menyembelih kecuali musinnah, akan tetapi jika kalian merasa berat hendaklah menyembelih Al-Jazaah (HR. Muslim 6/72 dan Abu Daud 2797). Syaikh Al-Albani menerangkan: - Musinnah yaitu jenis unta, sapi dan kambing atau kibas. Umur kambing adalah ketika masuk tahun ketiga, sedangkan unta, masuk tahun keenam. - Al-jazaah yaitu kambing atau kibas yang berumur setahun pas menurut pendapat jumhur ulama (Silsilah AdDlaifah 1/160). Dan yang terbaik dari jenis sembelihan tadi adalah kibas jantan bertanduk bagus, warna putih bercampur hitam di 14
"Berkata Atha bin Yasar: Aku bertanya kepada Abu Ayyub Al-Anshari, bagaimana sifat sembelihan di masa Rosululloh , beliau menjawab: jika seseorang berqurban seekor kambing, maka untuk dia dan keluarganya. Kemudian mereka makan dan memberi makan dari qurban tersebut." (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Malik, Al-Baihaqi dan sanadnya hasan). "Dari Ibnu Abbas, dia berkata: Kami bersama Rosululloh dalam sebuah perjalanan kemudian tiba hari Ied. Maka kami berserikat tujuh orang pada seekor sapi dan sepuluh orang pada seekor unta." (HR. At-Tirmidzi dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1213).
Daging sembelihan, kulitnya, rambutnya dan yang bermanfaat dari qurban tersebut tidak boleh diperjualbelikan menurut pendapat jumhur ulama, dan seorang tukang sembelih tidak mendapatkan daging qurban. Tetapi yang dia dapatkan hanyalah upah dari yang berqurban. Dalilnya:
8. Cara Menyembelih Menyembelih dengan pisau yang tajam, mengucapkan bismillah wallohu akbar, membaringkan sembelihan pada sisi kirinya karena yang demikian mudah bagi si penyembelih memegang pisau dengan tangan kanannya, dan menahan lehernya dengan tangan kiri. Dalilnya:
"Dari Ali bin Abi Thalib -radliyallohu anhuma-, dia berkata: Rosululloh memerintahkan aku untuk menyembelih hewan qurbannya dan membagibagi dagingnya, kulitnya, dan alat-alat untuk melindungi tubuhnya, dan tidak memberi tukang potong sedikitpun dari qurban tersebut." (HR. Bukhari Muslim).
"Dari Anas bin Malik, dia berkata: Bahwasanya Nabi menyembelih dua ekor kibasnya yang bagus dan bertanduk. Beliau mengucapkan Basmallah dan takbir dan meletakkan kakinya di samping lehernya." (HR. Bukhari, Muslim dan lainnya). Dan disunnahkan bagi yang berqurban, memotong sendiri sembelihannya atau mewakilkan kepada orang lain (Ahkamul Iedain hal. 77). 9. Membagikan Daging qurban Bagi yang menyembelih disunnahkan makan daging qurbannya, menghadiahkan karib kerabatnya, bershadaqah pada fakir miskin, dan menyimpannya untuk perbekalan lebih dari 3 hari. Nabi bersabda:
10. Bagi yang Tidak Berqurban Kaum muslimin yang tidak mampu untuk berqurban, mereka akan mendapatkan pahala seperti halnya orang yang berqurban dari umat Muhammad . Hal ini diterangkan dalam sebuah riwayat bahwa Rosululloh bersabda:
"Bismillah Wallohu Akbar, ini (qurban) dariku dan dari umatku yang tidak menyembelih." (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud no. 2436). Wallohu taala alam.
"Makanlah, simpanlah untuk perbekalan dan bershadaqahlah." (HR.Bukhari Muslim).
Oleh : Azhari bin Muhammad Asri Dikutip dari Majalah SALAFY
Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Sesungguhnya Alloh Maha Bijaksana ingatkan mereka dari perbuatan syirik dan dan Maha Mengetahui terhadap semua melanggar perintah serta melakukan yang yang dilaksanakan dan ditetapkan. Seba- dilarang. gaimana juga Alloh Maha Bijaksana dan Sebagaimana firman Alloh. Maha Mengetahui terhadap semua syari’at $ Z ƒθÈ ƒø B r ω ā )Î M Ï ≈ƒt ψ F $$ /Î ≅ ã ™ Å ö Ρç $Βt ρu ... dan semua yang diperintahkan. Alloh menciptakan tanda-tanda apa saja yang Artinya: “Dan tidaklah Kami memberi dikehendakiNya, dan menetapkannya un- tanda-tanda itu melainkan untuk tuk menakut-nakuti hambaNya. Mengi- menakut-nakuti” (Al-Israa : 59) ngatkan terhadap kewajiban mereka, yang Alloh juga berfirman yang artinya: merupakan hak Alloh Azza wa Jalla. Meng15
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu benar. Dan apakah Robb-mu tidak cukup (bagi kamu), bahwa sesungguhnya Dia menyak-sikan segala sesuatu” (Fushilat : 53) Firman Alloh yang lain: ΒiÏ $/\ #‹ x ã t Ν ö 3 ä ‹ø =n æ t ] y èy 7ö ƒt β&r ’ # ?n ã t ‘â ŠÏ $) s 9ø #$ θu δ è ≅ ö %è $èY ‹u © Ï Ν ö 3 ä ¡ | 6Î =ù ƒt ρ÷ &r Ν ö 3 ä =Î _ ã ‘ö &r M Ï tø B r ΒÏ ρ÷ &r Ν ö 3 ä %Ï θö ùs ß∃hÎ Ç | Ρç # y ‹ø .x ö à Ý Ρ#$ 3 Ù C è÷ /t ¨ } 'ù /t /3 ä Ò Ÿ è÷ /t , t ƒ‹ É ƒã ρu χ š θγ ß ) s ø ƒt Ν ö γ ß =‾ èy 9s M Ï ≈ƒt ψ F #$ Artinya: “Katakanlah (Wahai Muhammad) :
“Dia (Alloh) Maha Berkuasa untuk mengirimkan adzab kepada kalian, dari atas kalian atau dari bawah kaki kalian, atau Dia mencampurkan kamu dalam golongangolongan (yang saling bertentangan), dan merasakan kepada sebagian kalian keganasan sebagian yang lain” (Al-An’am : 65)
nakut-nakuti para hambaNya. Semua yang terjadi di alam ini, (yakni) berupa gempa, longsor, banjir dan peristiwa lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, disebabkan oleh perbuatan syirik dan maksiat. Sebagaimana firman Alloh : ö/3 ä ƒ‰ Ï ƒ÷ &r M ô 6t ¡ | .x $ϑ y 6Î ùs π7 6t ŠÁ Å Β• ΒiÏ Ν6 à 7t ≈¹ | &r $! Βt ρu 9 WÏ .x ã t #( θ à è÷ ƒt ρu Artinya: “Dan musibah apa saja yang
menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbuatan tangan kalian sendiri, dan Alloh mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (Asy-Syuura : 30) ΒÏ 7 y /t $¹ | &r $! Βt ρu ( ! « #$ z ϑ Ï ùs π7 Ζu ¡ | m y ô ΒÏ 7 y /t $¹ | &r $! Β¨ ...... 7 y ¡ Å ø Ρ‾ ϑ Ï ùs π7 ∞y ‹hÍ ™ y Artinya: “Nikmat apapun yang kamu
terima, maka itu dari Alloh, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri” (An-
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari di Nisaa : 79) dalam Shohihnya dari Jabir bin Abdulloh, Tentang umat-umat terdahulu, Alloh dari Nabi dia (Jabir) berkata: “sifat firman berfirman yang artinya : Alloh Azza wa Jalla “Qul huwal al-qaadiru “Maka masing-masing (mereka itu) Kami ‘alaa an yab’atsa ‘alaikum ‘adzaaban min siksa disebabkan dosanya, maka di antara fawuqikum” turun, Rosululloh berdo’a : mereka ada yang Kami timpakan kepada“Aku berlindung dengan wajahMu”, lalu nya hujan batu krikil, dan diantara mereka beliau melanjutkan (membaca) “Awu ada yang ditimpa suara keras yang mengmin tajti arjulikum”, Rosululloh berdo’a guntur (halilintar), dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, lagi, “Aku berlindung dengan wajahMu” Diriwayatkan oleh Abu Syaikh Al- dan di antara mereka ada yang kami Ashbahani dari Mujtahid tentang tafsir ayat tenggelamkan, dan Alloh sekali-kali tidak ini: “Qul huwal al-qaadiru ‘alaa an yab’atsa hendak menganiaya mereka, akan tetapi ‘alaikum ‘adzaaban min fawuqikum”. merekalah yang menganiaya diri mereka Beliau mengatakan, yaitu halilintar, hujan sendiri” (Al-Ankabut : 40) Maka wajib bagi setiap kaum Muslimin batu dan angin topan. “Awu min tajti yang mukallaf dan yang lainnya, agar arjulikum”, gempa dan tanah longsor. Jelaslah, bahwa musibah-musibah yang bertaubat kepada Alloh Azza wa Jalla, terjadi pada masa-masa ini di beberapa konsisten diatas diin (agama)Nya, serta tempat termasuk ayat-ayat (tanda-tanda) waspada terhadap semua yang dilarang, kekuasaan yang digunakan untuk me- yaitu berupa perbuatan syirik dan maksiat. 16
Sehingga, mereka selamat dari seluruh bahaya di dunia dan akhirat, serta Alloh menolak semua adzab dari mereka, dan menganugrahkan kepada mereka segala jenis kebaikan. Sebagaimana firman Alloh: ΝκÍ ö =n ã t $Ζu s ó Gt x 9s #( θö ) s ?¨ #$ ρu #( θΖã Βt #u “ # t ) à 9ø #$ ≅ Ÿ δ ÷ &r β ¨ &r θö 9s ρu (#θ/ç ‹ ¤ .x 3 Å ≈9s ρu Ú Ç ‘ö { F #$ ρu Ï $! ϑ y ¡ ¡ 9#$ z ΒiÏ M ; ≈.x t /t β t θ7ç ¡ Å 3 õ ƒt #( θΡç $2 Ÿ $ϑ y /Î Μγ ß ≈Ρt ‹ õ { s 'r ùs
“Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (Al-A’raaf : 96) Alloh Azza wa Jalla berfirman tentang Ahli Kitab yang artinya :
“Dan sekiranya mereka sungguhsungguh menjalankan (hukum) Taurat, Injil dan (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada mereka dari Robb-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas mereka dan dari bawah kaki mereka” (Al-Maidah : 66) Alloh berfirman yang artinya:
“Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari adzab Alloh (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari adzab Alloh kecuali orang-orang yang merugi” (Al-
takut pada diri hamba-hamba Alloh, taubat dan berhenti dari perbuatan maksiat, tunduk kepada Alloh dan penyesalan. Sebagaimana perkataan ulama Salaf, pasca gempa. “Sesungguhnya Robb kalian mencela kalian”, Umar bin Khaththab , pasca gempa di Madinah menyampaikan khutbah dan nasihat; beliau mengatakan, ”Jika terjadi gempa lagi, saya tidak akan mengijinkan kalian tinggal di Madinah”. Selesai perkataan Ibnul Qayyim -rahimahullah-. Atsar-atsar dari Salaf tentang hal ini sangat banyak. Maka saat terjadi gempa atau peristiwa lain, seperti gerhana, angin ribut atau banjir, wajib segera bertaubat kepada Alloh Azza wa Jalla, merendahkan diri kepadaNya dan memohon afiyah kepadaNya, memperbanyak dzikir dan istighfar. Sebagaimana sabda Rosululloh ketika terjadi gerhana. Artinya: “Jika kalian melihat hal itu, maka
segeralah berdzikir kepada Alloh Azza wa Jalla, berdo’a dan beristighfar kepadaNya” (HR. Bukhori Muslim) Disunnahkan juga menyayangi fakir miskin dan bershadaqah kepada mereka. Berdasarkan sabda Rosululloh Artinya : “Kasihanilah, niscaya kalian akan dikasihani” (HR. Imam Ahmad) Sabda Rosululloh Artinya: “Orang yang menebar kasih
sayang akan disayang oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Kasihinilah yang di muka bumi, kalian pasti akan dikasihani oleh (Alloh) yang di atas langit” (Imam Tirmidzi) Dan sabda Rosululloh Artinya: “Orang yang tidak memiliki kasih sayang, pasti tidak akan disayang” (HR. Imam Bukhori) Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz rahimahulah, bahwa saat terjadi gempa, dia menulis surat kepada pemerintah daerah agar bershadaqah.
A’raaf : 97-99) Al-Alamah Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan : ”Pada sebagian waktu, Alloh memberikan ijin kepada bumi untuk bernafas, lalu terjadilah gempa yang dahsyat. Dari peristiwa itu, lalu timbul rasa 17
Diantara faktor terselamatkan dari segala keburukan, yaitu pemerintah segera memegang kendali rakyat dan mengharuskan agar konsisten dengan al-haq, menerapkan hukum Alloh Azza wa Jalla di tengah-tengah mereka, memerintahkan kepada yang ma’ruf serta mencegah kemungkaran. Sebagaimana firman Alloh: 4Ù < è÷ /t â $! Šu 9Ï ρ÷ &r Ν ö γ ß Ò à è÷ /t M à ≈Ψo ΒÏ σ÷ ϑ ß 9ø #$ ρu β t θΖã ΒÏ σ÷ ϑ ß 9ø #$ ρu Ì3 s Ζϑ ß 9ø #$ Ç ã t β t θö γ y Ζ÷ ƒt ρu ∃ Å ρã è÷ ϑ y 9ø $$ /Î χ š ρ÷â ∆ß 'ù ƒt nοθ4 .x “¨ 9#$ χ š θ?è σ÷ ƒã ρu οn θ4 =n Á ¢ 9#$ χ š θϑ ß Š) É ƒã ρu 3! ª #$ Ν ã γ ß Ηç q x ÷ z ™ y 7 y ×Í ≈‾ 9s ρ' &é 4 …ÿ &ã !s θ™ ß ‘u ρu ! © #$ χ š θèã ŠÜ Ï ƒã ρu Ο Ò Š3 Å m y “î ƒ•Í ã t ! © #$ β ¨ )Î
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Alloh dan RosulNya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Alloh. Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijakasana” (At-Taubah : 71) Alloh juga berfirman. Artinya: “Sesungguhnya Alloh pasti meno-
long orang yang menolong (agama)Nya. Sesungguhnya Alloh benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orangorang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar ; dan kepada Alloh-lah kembali segala urusan” (Al-Hajj : 40-41) Alloh Azza wa Jalla berfirman. Artinya: “Barangsiapa yang bertakwa
kepada Alloh, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkan (keperluan)nya” (AthThalaaq : 2-3) Rosululloh bersabda yang artinya:
“Barangsiapa menolong saudaranya, maka Alloh Azza wa Jalla akan menolongnya” (Muttafaq ’Alaih) Rosululloh juga bersabda, Artinya: “Barangsiapa yang membebaskan
satu kesusahan seorang mukmin dari kesusahan-kesusahan dunia, maka Alloh Azza wa Jalla akan melepaskannya dari satu kesusahan di antara kesusahan-kesusahan akhirat. Barangsiapa memberikan kemudahan kepada orang yang kesulitan, maka Alloh akan memudahkan dia di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutup aib seorang muslim, maka Alloh Azza wa Jalla akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Dan Alloh Azza wa Jalla akan selalu menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya” (HR. Imam Muslim) Hadits-hadits yang semakna ini banyak. Hanya kepada Alloh kita memohon agar memperbaiki kondisi kaum Musimin, memberikan pemahaman agama dan menganugrahkan kekuatan untuk istiqomah, segera bertaubat kepada Alloh Azza wa Jalla dari semua perbuatan dosa. Semoga Alloh memperbaiki kondisi para penguasa kaum Muslimin, semoga Alloh menolong al-haq melalui mereka serta menghinakan kebathilan, membimbing mereka untuk menerapkan syari’at Alloh Azza wa Jalla atas para hamba. Dan semoga Alloh melindungi mereka dan seluruh kaum Muslimin dari fitnah dan jebakan setan yang menyesatkan. Sesungguhnya Alloh Maha Berkuasa untuk hal itu. [Majmu Fatawa wa Maqaalaat Mutanawwi’ah IX/148-152] [Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 04/ Th X/ 1427/ 2006M.
18
LAPORAN BAITUL MAL AGUSTUS 2007 PEMASUKAN I. Dari Orang Tua Asuh (OTA) 1. Bpk. dr. Chafid, Sp.A.,Pare Rp. 150.000 2. Bpk. dr.Imam Muhadi,Pare Rp. 130.000 3. Bpk. Hamba Alloh, Pare Rp. 340.000 4. U.D. Pro Gizi, Pare Rp. 175.000 5. Ibu Lilik Umiasih, Pare Rp. 125.000 6. Bpk. Sugeng P, Sby Rp. 180.000 7. Ibu Wiminarti, Sby Rp. 170.000 8. Bazis PT. Merpati, Sby Rp.1.083.300 9. C.V.Nusantara Utama,Sby Rp.1.020.000 10. Bazis PT.INKA, Madiun Rp. 350.000 11. Abu&Ummu Hammam,Mdn Rp. 400.000 12. Bpk. Syamsul, Madiun Rp. 170.000 13. Bpk. Yusuf, Madiun Rp. 170.000 14. Bpk. Hamba Alloh, Madiun Rp. 170.000 15. Bpk. Kasman, Keras Kdr Rp. 200.000 16. Ibu Sri Sayekti, Mukuh Rp. 200.000 17. Bpk.Hamba Alloh, Sidoarjo Rp. 500.000 18. Bpk.dr.Umar,Sp.PD,Gresik Rp. 200.000 19. Mbak Amnayuda,Palembang Rp. 170.000 JUMLAH Rp. 5.903.300 II. Dari Donatur Tetap 1. Bpk dr. Kasdi S, Sp.P, Pare Rp. 2. Bpk dr.Benny S,Sp.Jp, Pare Rp. 3. Ibu dr. Hermin, Sp.M, Pare Rp. 4. Bpk. dr. Hamba Alloh,Pare Rp. 5. Bpk. Akir, Pare Rp. 6. Bpk. Pudiono, Pare Rp. 7. Ibu Lilik, Toko Sumeh,Pare Rp. 8. Ibu Dra.Dewi Masyitoh,Pare Rp. 9. Ibu Tutik,Perc.Yosima,Pare Rp. 10. Ibu Ida,Tulungrejo Pare Rp. 11. Ibu Tri Rahayuningsih,Pare Rp. 12. Ibu Anis, S.H, Pare Rp. 13. Bpk. Dwi,Jombangan,Pare Rp. 14. Bpk.Anto,Berbendo,Pare Rp. 15. Bpk. Kusnadi, Bendo, Pare Rp. 16. Bpk. Wijoyo, Pare Rp. 17. Bpk. Rohmat Raharjo, Pare Rp. 18. Bpk. Sudirham, Pare Rp. 19. Abu Abdur Rohman, Pare Rp. 20. Hamba Alloh (Y), Pare Rp. 21. Hamba Alloh (L), Pare Rp. 22. Bpk. Sunarso,PT TS,Pare Rp. 23. Bpk. Kardi, Pare Rp.
150.000 100.000 100.000 100.000 25.000 50.000 50.000 20.000 50.000 20.000 50.000 70.000 20.000 43.000 50.000 25.000 50.000 20.000 30.000 10.000 50.000 50.000 25.000
24. Abu Zahroh,Bogo,Papar 25. Ibu Sutini,Bogo,Papar 26. Hamba Alloh,Bogo,Papar 27. Bpk. Minto,Ngampel,Papar 28. Bpk. Agus W.H., Papar 29. Bpk. Obet Ismail, Kediri 30. Ibu Rohimah, Kediri 31. Ibu Enik, Kediri 32. Ibu Jamsikin 33. Bpk. Markum,Gurah Kediri 34. Bpk. Sunarno 35. Ibu Zulaikhah,Mukuh Kdiri 36. Ibu Shofiyah, SPd, Kediri 37. Bpk Agung, Joho Kediri 38. Ibu dr. Esti, SpJp, Sby 39. Bpk. Ir. Tontowi, MSc, Sby 40. Bpk. Zainul M, Sby 41. Ibu Hamidah, Sby 42. Bpk. Andri, Sby 43. Hamba Alloh, Sby 44. Abu & Ummu Faqih,Sby 45. Bpk. Abdul 'Alim,Sby 46. Ibu Rose, Sby 47. Ibu Aris Dina, Sby 48. Bpk. Abdus Shomad,Sby 49. Bpk. Bagus S, Sby 50. Ummu Ahmad, Sby 51. Bpk. Suprianto, Sby 52. Bpk. Indra, Sby 53. Ibu Misyanti, Sby 54. Bpk. Bambang,Kenjeran,Sby 55. Hamba Alloh,Sby 56. Bpk. Sutiyanto, Madiun 57. Bpk. Ismail, Madiun 58. Bpk. Arif, Madiun 59. Bpk. Padang, Madiun 60. Hamba Alloh, Madiun 61. Bpk. Shidiq, Madiun 62. Abu Faruq, Madiun 63. Ibu Oky Laura, Malang 64. Bpk Nur Isro'i dkk, Gresik 65. Bpk. Jumain R, Gresik 66. Bpk. Suharyanto, Blitar 67. Bpk. Agus, Gresik JUMLAH Rp.
19
Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 150.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 10.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 100.000 Rp. 30.000 RP. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 37.000 Rp. 58.362 Rp. 500.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 100.000 4.233.362
III. DONATUR CILIK (DONACIL) 1. Adik Mita Aprilla,Pare Rp. 50.000 2. Adik Harits,Pare Rp. 10.000 3. Adik Ibrohim,Pare Rp. 10.000 4. Adik Abdurrohman,Pare Rp. 10.000 5. Adik Hamba Alloh,Pare Rp. 20.000 6. Adik Raihan Dafa H, Pare Rp. 50.000 JUMLAH Rp. 150.000
Adik-adik...., siapa ingin menyusul?
MENANAM MODAL AKHIRAT? HUBUNGI: 1. Sugiharto : 081803206777 / (0354) 393595 2. Panti Asuhan / Ponpes Al-Manshur : (0354) 7011966
Sehubungan dengan akan datang-nya Hari Raya 'Idul Adha 1428H, Lajnah Baitul Maal Yayasan Ath-Thoifah Al-Manshuroh mengajak Bapak/Ibu/Kaum Muslimin yang mampu untuk menyembelih Qurban. Sebagaimana diperintahkan Alloh dan RosulNya.
V. Dari pemerintah (K3S) Rp. 166.000 VII. DONATUR BERUPA BERAS 1. Bpk. Ismu, Pare 5,8 kg 2. Bpk. Eko, Kediri 4,0 kg 3. Hamba Alloh, Pelem 20,0 kg 4. Bpk. Khobir, Apotik Lawu 9,7 kg 5. Bpk. Ponidi, Pare 10,0 kg 6. Dr. Mulyono, Pare 11,6 kg 7. Bpk. Gatot 5,8 kg 8. Adik Oyya, Madiun 7,0 kg 73,9 kg
Firman Alloh dalam Al Qur’an Surat Al Kautsar ayat 2 :
ötp Υ ù #$ ρu 7 y /nÎ t 9Ï ≅ eÈ Á | ùs “Maka dirikanlah sholat karena Tuhanmu; dan berqurbanlah.” Sabda Rosululloh :
TOTAL PEMASUKAN : Rp. 10.452.662 PENYALURAN DANA 1. Operasional Panti Asuhan & Ponpes Al-Manshur Rp. 9.252.662 2. Transport & telp Lajnah Rp. 200.000 3. Administrasi & Pengembangan Lajnah Rp. 500.000 4. Buletin Al Uswah & Majalah Rp. 500.000 JUMLAH Rp. 10.452.662
Semoga Alloh membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih banyak. Amin.
Artinya: “Barang siapa memiliki kelapangan (kemampuan) kemudian tidak berqurban, maka janganlah dia mendekati tempat sholat Ied kami." (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Ad-Daruqutni, Al-Hakim, sanad-nya hasan). Dan bagi Bapak/Ibu/Kaum Muslimin yang hendak melaksanakan ibadah Qurban, kami siap menerima dan menyalurkan hewan/ daging Qurban tersebut. Hewan Qurban dapat diantar sendiri, atau kami ambil dan atau memesan lewat kami dengan ketentuan sebagai berikut: 1 ekor kambing Rp. 750.000 1 ekor sapi Rp. 5.250.000 (bisa gabungan 7 orang)
ANDA HENDAK MENYUSUL 20