Buletin Dakwah
Menel
Upaya Meneladani Rosulalloh Th. VII No. 01 Muharrom 1428 H
Buletin Al Uswah diterbitkan Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh Staf Redaksi: Penanggung Jawab : Abu Yusuf Redaksi : Abu Hamam Lay Out :Abu Miftah Editor : Abu Aqyl, Abu Miftah Distribusi : Abu Mudafi'il Haq, Abul Ghoziy, Abu Hammam
Februari 2007
Do'a merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Alloh Tidak sepantasnya seorang muslim meninggalkannya, bahkan Alloh marah dan murka kepada orang yang sombong
Sekretariat : Jl. Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri Po Box 182 Pare 64200 (0354) 7011966 Fax. (0354) 393595
yang tidak mau memohon kepada-Nya
Rekening : BCA KCP PARE 140 032 1333 a/n Sugiharto
Penyimpangan Wanita
E-mail :
[email protected]
Simak Juga : Hadits Shohih Tidak Mungkin Bertentangan dengan Al-Qur'an
Harap diperhatikan penempatannya, terdapat ayat Al Qur'an di dalamnya Mengelola : Panti Asuhan Yatim/Piatu Kajian Ilmiah Islamiyah Pesantren Terpadu TK SD SLTP SLTA Khotib Jum'at/Khotib 'Ied Dakwah Menerima/Menyalurkan Zakat Infaq Shodaqoh Qorban Aqiqoh
PENGERTIAN DAN MACAMMACAM-MACAM DO'A PENGERTIAN DO'A Do'a dari segi bahasa berarti meminta dan memohon. Seperti perkataan: Saya berdo'a kepada Alloh, artinya: Saya telah memohon kepada-Nya dengan meminta dan saya mengharapkan sesuatu yang baik yang datang daripada-Nya. Berdo'a kepada Alloh berarti meminta dari-Nya kebaikan dan mengharapkan kebaikan tersebut. (ن ٍ َ ُ ِ َ ) َدdengan menggunakan kata bantu "ِ("لbaca: li) berarti: Berdo'a untuk si Fulan: Memohon kebaikan untuknya. (ن ٍ َ ُ َ َ َ ) َدDengan menggunakan kata bantu "(َـ+, َ " (baca: 'ala) berarti: Berdo'a atas si Fulan: Memohon ditimpa kejahatan untuknya. Jadi do'a berarti permohonan hamba kepada Robbnya dengan cara memohon dan meminta, bisa pula berarti mensucikan, memuji dan makna yang sejenis dengan keduanya. Do'a adalah bagian daripada dzikir. Dzikir ada tiga macam: Pertama, mengingat dan menyebut nama Alloh, sifat-Nya, dan pengertian yang dikandung oleh keduanya dan memuji, mengesakan Alloh dengan nama dan sifat-Nya, serta mensucikanNya dari segala yang tidak patut bagiNya. Dzikir ini terbagi menjadi dua macam: 1. Ungkapan puji-pujian dari orang yang berdzikir kepada Alloh dengan menyebut nama dan sifat-Nya. Bagian ini disebutkan di beberapa hadits seperti:
ُ وَا ُ ْ ُ ِ ِ َو َ ِإ َ َ ِإ ا َ ْ وَا ِ َْنَ ا ُ ُ َ َأ َآ
2. Memberitakan tentang hukumhukum yang berkenaan dengan nama dan sifat-Nya, seperti perkataan Alloh yang Maha Agung, Maha Kuasa atas
segala sesuatu. Dan Dia lebih suka cita dengan tobat hamba Nya daripada orang yang menemui tunggangannya (kendaraan) yang hilang dan Dia mendengar suara hamba-hamba-Nya serta melihat aktifitas mereka, tiada sesuatupun yang tersembunyi dari pada-Nya dan Alloh lebih menyayangi mereka dari kasih sayang kedua orang tua mereka terhadap mereka. Kedua, mengingat dan menyebut perintah Alloh, larangan-Nya, halal, haram dan segala hukum yang ditetapkan-Nya dengan bersikap melakukan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya mengharamkan apa yang diharamkanNya dan menghalalkan apa yang dihalalkan-Nya . Dzikir seperti ini ada dua: 1. Mengingat Alloh dengan memberitakan bahwasannya Dia memerintahkan perkara ini, melarang perkara ini, Ia menyukai ini, membenci perkara ini dan ridha dengan masalah ini 2. Mengingat Alloh (berdzikir) ketika datang perintah dari-Nya maka langsung melaksanakan perintah tersebut dan ketika ada laranganya segera menjauhinya dan menghindarinya. Ketiga, Dzikir (mengingat dan menyebut) nikmat Alloh. Ini semuanya termasuk dzikir yang paling agung. Dzikir yang disebutkan di atas berjumlah lima macam (macam dzikir di atas jika dilihat dari sisi sarana berdzikir) terbagi menjadi tiga tingkatan 1. Dzikir dengan menggunakan hati dan lidah ini merupakan tingkat dzikir yang paling tinggi. 2. Dzikir dengan menggunakan hati saja. Ini merupakan tingkat yang kedua.
3. Dzikir dengan menggunakan lisan saja (berdzikir dengan lidah) dzikir ini menduduki tingkat ketiga. Jadi pengertian dzikir adalah melepaskan diri dari sifat lalai dan lupa kepada Alloh. Yang dimaksud dengan lalai ialah meninggalkan sesuatu dengan usaha manusia itu sendiri. Dan yang dimaksud dengan lupa ialah meninggalkan sesuatu tanpa usaha dari manusia tersebut. Dzikir mempunyai tiga tingkatan, tingkat pertama merupakan sarana menuju tingkat kedua, dan tingkat kedua sarana menuju tingkat ketiga : 1. Dzikir zhohir, yaitu pujian kepada Alloh , seperti ucapan :
ُ وَا ُ ْ ُ ِ ِ َو َ ِإ َ َ ِإ ا َ ْ وَا ِ َْنَ ا ُ ُ َ َأ َآ
"Maha suci Alloh, segala puji dan sanjung kepunyaan-Mu, tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan Alloh Maha Besar" Atau dzikir yang mengandung do'a didalamnya, seperti firman-Nya :
$Ζu 9s ö Ï óø ?s Ο ó 9© β)Î ρu $Ζu ¡ | à Ρ&r $! Ψo Η÷ >s ß s $Ζu /− ‘u ω Ÿ $%s ∩⊄⊂∪ z ƒÎ £ Å ≈‚ y 9ø #$ z ΒÏ ¨ ðs θ3 ä Ζu 9s $Ψo ϑ ô m y ö ?s ρu
"Keduanya berkata, "Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami niscaya pastilah kami termasuk orang orang yang merugi" (Al-A'raf:23) dan
! ُ "ْ #ِ $َ ْ َأ% َ $ِ َ ﺡ ْ َ *")ْ ُم ِﺏ+َ َ, *ﺡ َ َ,
"Wahai Tuhan Yang Maha Hidup wahai Tuhan Yang Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, aku memohon pertolongan dengan rohmat-Mu" Atau berdzikir dengan memohon perlindungan Alloh seperti ungkapan: Alloh berserta saya, Alloh melihat saya, Alloh menyaksikan saya dan semisalnya yang bertujuan membantu kehadiran
Alloh lebih dapat terasakan, begitu pula untuk kepentingan memelihara hati, menjaga tata krama di hadapan Alloh, menghindari kealpaan diri, juga memohon perlidungan kepada Alloh dari setan dan kejahatan manusia. Adapun dzikir-dzikir yang diajarkan oleh Nabi , menghimpun tiga unsur tersebut yaitu memuji Alloh, berisi do'a dan permohonan, serta menghadirkanNya sehingga mencakup perlindungan yang sempurna, kebeningan hati, menghindari kealpaan diri dan berlindung dari godaan setan. 2. Dzikir hati, yaitu dzikir yang menggunakan hati, agar terhindar dari sifat lalai dan lupa yang merupakan penghalang antara Robb dan hati manusia, keharusan hati untuk menghadirkan Alloh menjadikannya seolah-olah melihat Alloh 3. Dzikir hakiki, yaitu dzikir Alloh terhadap hamba-Nya
Èβρã à 3 õ ?s ω Ÿ ρu ’<Í #( ρã 6 à © ô #$ ρu Ν ö .ä ö .ä Œø &r ’ þ ΤÎ ρã .ä Œø $$ ùs "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu dan bersukurlah padaku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku" (AlBaqoroh:152) Dan sabda baginda Rosululloh : Alloh berfirman, "Saya mengikuti keyakinan hamba-Ku terhadap-Ku, dan Aku besertanya apabila ia mengingat-Ku, apabila ia mengingat-Ku dalam dirinya Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika hamba-Ku mengingat-Ku di sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya di sekumpulan makhluk yang lebih baik dari itu, jika dia mendekatkan diri pada-Ku sejengkal maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta, jika ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta Aku mendekat kepadanya sedepa, apabila dia mendekatkan diri pada-Ku dengan berjalan Aku akan mendekati padanya
dengan berjalan cepat (berlari)" (HR. Bukhori dan Muslim) MACAM-MACAM DO'A Pertama: Do'a ibadah (َِ@دَةABِ Dْ َ@ ُء ا,) ُد yaitu, memohon pahala dengan beramal sholih. Seperti mengucap dua kalimat syahadat dan melakukan konsekuensi pengertian sahadatain tersebut, shalat, puasa, zakat, haji, menyembelih sesembelihan karena Alloh dan bernadzar. Di antara ibadah yang disebut ini ada yang tergolong do'a dengan perkataan dan perbuatan seperti sholat. Barangsiapa telah melaksanakan ibadah ini dan ibadah lainnya, maka berarti dia telah berdo'a kepada Alloh dan memohon ampunan dengan perbuatannya itu. Kesimpulannya bahwa ia beribadah kepada Alloh, mengharap pahala dan takut akan adzab-Nya. Dan jenis do'a seperti ini tidak boleh untuk selain Alloh maka barangsiapa yang melakukan sebagian dari ibadah ini untuk selain Alloh sungguh ia telah menjadi kafir yaitu telah keluar dari agama Alloh dan termasuk golongan yang disebut Alloh dalam firman-Nya:
4 /ö 3 ä 9s = ó f É Gt ™ ó &r ’ þ ΤÎ θã ã Š÷ #$ Ν ã 6 à /š ‘u Α t $%s ρu ’AÎ Šy $6t ã Ï ô ã t β t ρç 9É 3 õ Gt ¡ ó „o š % Ï !© #$ β ¨ )Î ∩∉⊃∪ š Ì z Å #Šy Λt © γ y _ y β t θ=è z ä ‰ ô ‹u ™ y "Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina" (Ghofir: 60). bÉ>‘u ¬! †AÎ $ϑ y Βt ρu y“$‹u tø Χx ρu ’5 Å ¡ Ý Σè ρu ’AÎ ξ Ÿ ¹ | ¨β)Î ö≅%è
O$Ρt &r ρu ω Ÿ N ß ö ΒÏ &é y79Ï ≡‹ x /Î ρu ( …µç 9s 7 y ƒÎ ° Ÿ Ÿω ∩⊇∉⊄∪ t ΗÏ >s ≈èy 9ø #$ ∩⊇∉⊂∪ t ΗÏ >Í ¡ ó Rç Qù #$ Α ã ρ¨ &r $O Ρt &r ρu N ß ö ΒÏ &é 7 y 9Ï ≡‹ x /Î ρu ( …µç 9s 7 y ƒÎ ° Ÿ
"Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Alloh, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Alloh)". (Al-An'am: 162-163) Kedua : Do'a masalah (ِODََNM ْ L َ Dْ @ ُء ا, َ ) ُد yaitu do'a untuk memohon sesuatu yang bermanfaat. Do'a yang memberi manfaat bagi pemohon atau terhindar dari bahaya atau meminta beberapa keperluan. Dan do'a masalah (permohonan) ini, rinciannya sebagai berikut: 1. Apabila permohonan ini terjadi dari seorang hamba kepada hamba yang lain, yang masih hidup, mampu, dan ada di hadapannya maka tidak termasuk kemusyrikan. Seperti, "Berilah saya air minum, atau Ya fulan berilah saya makanan atau yang seumpama itu, maka tidak menjadi masalah. Oleh sebab itu, Rosululloh bersabda:
"Barangsiapa meminta (kepada kalian) dengan (menyebut) Alloh, maka berikanlah, dan barangsiapa yang memohon perlindungan (kepada kalian) dengan menyebut nama Alloh, maka berilah perlindungan, dan barangsiapa yang mengundang kamu (untuk menghadiri walimah dan lain-lain) maka penuhilah dan barangsiapa yang berbuat baik kepadamu, maka hendaklah kamu balas, seandainya tidak ada sesuatu yang kamu miliki untuk membalasnya, maka do'akanlah ia sehingga kamu mengira kamu telah membalas kebaikannya." (HR Abu Dawud) 2. Berdo'a kepada makhluk dan meminta darinya sesuatu yang tidak dapat dilakukan oleh selain Alloh. Maka hal ini menjadikan orang tersebut musyrik dan kafir. Baik yang diminta masih hidup maupun sudah mati, berada di hadapannya ataupun tidak,
seperti perkataan, "Wahai kiyai fulan, sembuhkan penyakit saya, kembalikan barang saya yang hilang, panjangkan umur saya, beri saya anak, dll." Semua ini merupakan kekafiran yang besar yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Alloh : "Jika Alloh menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Dia mendatangkan kebaikan bagi kamu, maka Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu" (Al-An'am: 17). "Dan janganlah kamu menyembah apaapa yang tidak memberi manfaat dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Alloh; sebab jika kamu berbuat (yang demikian), itu, Maka Sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zholim; Jika Alloh menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, Maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Alloh menghendaki kebaikan bagi kamu, Maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hambahamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" Firman
(Yunus:106-107).
"Dan berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri" (Al-A'rof:
197) "Dan di antara manusia ada orang yang
menyembah Alloh dengan berada di tepi; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. Ia menyeru selain Alloh, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat
dan tidak (pula) memberi manfaat kepadanya. yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh. Ia menyeru sesuatu yang Sebenarnya mudharatnya lebih dekat dari manfaatnya. Sesungguhnya yang diserunya itu adalah sejahat-jahat kawan" (Al-Hajj:
11-13)
"Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Alloh sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah. Mereka tidak mengenal Alloh dengan sebenarbenarnya. Sesungguhnya Alloh benarbenar Maha Kuat lagi Maha Perkasa" (Al-Hajj:73-74)
Setiap orang yang memohon pertolongan kepada selain Alloh, ataupun berdo'a kepada selain Alloh dengan bentuk ibadah ataupun hanya permohonan saja, sedangkan yang dia mohon itu tidak dapat dilakukan selain Alloh, maka orang itu musyrik dan murtad. Firman Alloh : "Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Alloh ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Alloh Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, Maka pasti Alloh mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.(Almaidah: 72). Dan firman Alloh : "Sesungguhnya
Alloh
tidak
mengampuni
dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain syirik bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Alloh, Maka Sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya." (An-Nisa': 116).
Firman Alloh : "Maka janganlah kamu
menyeru (menyembah) Tuhan yang lain di samping Alloh, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang di'adzab." (Asy-syuaro':213).
Firman Alloh : "Dan Sesungguhnya Telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, Maka hendaklah Alloh saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur". (Qs: Az-Zumar: 6566).
Dan dan firman Alloh :
tβθ=è ϑ y è÷ ƒt #( θΡç %.x $Β¨ Ογ ß Ζ÷ ã t Ý x 6Î s y 9s #( θ.ä u ° õ &r θö 9s ρu
"Seandainya mereka mempersekutukan Alloh, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (Qs:Al-An'am : 88).
Perbedaan Istighosah dan Do'a Al-istighosah artinya memohon bantuan, yaitu menghilangkan kesukaran. Seperti bentuk kata alistinshor berarti: memohon kemenangan dan al-isti'anah berarti meminta bantuan. Adapun perbedaan antara istighosah (memohon bantuan) dangan do'a, ialah istighosah itu khusus perkara duka cita sedangkan do'a lebih umum dari istighosah karena do'a mencakup duka cita dan yang lainnya. Apabila do'a disertakan dengan istighosah maka dikategorikan ke bab penyertaan umum ke kelompok khusus. Maka keduanya secara muthlak memiliki arti umum dan khusus yang bersatu dalam satu materi, sedangkan do'a memiliki pengertian tersendiri dari materi itu. Jadi setiap istighosah adalah do'a, tetapi tidak setiap do'a istighosah. Do'a masalah (memohon sesuatu kepada Alloh) mengandung ibadah mengharuskan untuk berdo'a masalah. Adapun do'a yang dimaksud di dalam al-quran, terkadang bermakna do'a ibadah, terkadang bermakna do'a masalah, dan terkadang bermakna kedua-duanya sekaligus. (lDari Kitab Syurutut Du'a Wa Mawani'ul ijabah karya Syaikh Said Bin Ali Bin Wahf AlQohthoni).
Penyimpangan Kaum Wanita Dalam Masalah Aqidah Alloh telah menetapkan aturanaturan, dan menentukan batasanbatasan yang dengan itu semua manusia dapat meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Dengan sikap konsisten terhadap batasan-batasan Alloh dan tidak melanggarnya, seseorang bisa mendapatkan fadhilah
(keutamaan), kesucian, kehormatan, ketinggian jiwa insaniyah, dorongan untuk menjauhi akhlak yang buruk dan meninggalkan kejelekan, kerusakan serta perbuatan dosa. Alloh berfirman:
Ÿ≅δ ÷ &r § } _ ô hÍ 9#$ Ν ã 6 à Ζã t = | δ Ï ‹ õ ‹ã 9Ï ! ª #$ ‰ ß ƒÌ ƒã $ϑ y Ρ‾ )Î #Z γ Î Ü ô ?s /ö .ä t γ dÎ Ü s ƒã ρu M Ï ø 7t 9ø #$
"Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya." (Al Ahzab: 33) Di dalam risalah ini, akan diungkapkan berbagai penyimpangan yang sering terjadi pada kaum wanita dalam masalah aqidah. Dan karena besarnya peran kaum wanita dalam masyarakat muslim, serta didorong oleh keinginan yang kuat agar wanita muslimah tidak jatuh dalam kekeliruan-kekeliruan tersebut, kami ingin memberikan peringatan pada mereka sehingga mereka mampu meninggalkannya. Dan cepat-cepat bertaubat kepada Alloh bila mereka pernah melakukan salah satu dari kesalahan tersebut. Kemudian tidak lupa mengingatkan rekanrekannya yang lain dan menentang siapa saja yang melakukannya. Kita memohon, semoga Alloh memperbaiki niat dan amal kita. Penyimpangan-penyimpangan tersebut antara lain : 1. Pergi ke tukang sihir dan tukang ramal untuk menyembuhkan penyakit atau melepaskan pengaruh sihir atau mencari pekerjaan. Rosululloh telah mewanti-wanti agar tidak mendatangi mereka. Beliau bersabda:
ْ.َ /ْ ْ ُﺕ1 َ ْ ٍء-3 َ ْ4 َ ُ َ5َ 6 َ َ ً ا َ َْ أَﺕ4َﻡ ً)ْﻡ,َ 4 َ "ْ 9ِ ُة َأرْ َﺏ َ< َ ُ َ
"Barang siapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang suatu hal (maka) tidak akan diterima sholatnya selama 40 hari." (Diriwayatkan oleh Ahlus sunan) Bahkan barang siapa mempercayai maka ia telah sebagaimana disabdakan Rosulullah :
yang kafir, oleh
َ َ ْ َآ/َ َ )ْ ُل/ُ ,َ َ ُ ِﺏ+َ > َ َ ً?ْ َأﺕَ آَ ِه4َﻡ ٍ َ َ ُﻡ َ َلAِ ِﺏَ ُأ ْﻥ
"Barang siapa yang mendatangi peramal lalu dia mempercayai perkataannya maka dia telah kafir terhadap apa yang telah diturunkan kepada Muhammad ." (HR. Muslim)
2. Ziarah kubur dan bersengaja mengadakan perjalanan jauh hanya untuk ziarah kubur dan khususnya kuburan Rosululloh . Beliau bersabda :
ُ)ْ ِر/ُ ْ ت ا ِ ا َز ورَا4 َ 9َ َ
"Alloh melaknat kaum wanita yang banyak berziarah kubur." (HR. Imam
Ahmad) 3. Memulai ucapan salam kepada wanita-wanita kafir dan saling berkasih sayang dengan mereka, juga mengucapkan selamat ulang tahun atau tahun baru dan semacamnya. Hal ini haram untuk dilakukan karena termasuk ungkapan simpati kepada musuh-musuh Alloh . Rosululloh bersabda :
ٍم َ6 ِ)ْ َد َو َ ا ?>َرَى ﺏFُ "َ َ َ َﺕ ْ َءُوا ا
"Janganlah kalian memulai ucapan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani." (HR. Muslim)
4. Bodoh atau tidak tahu tentang urusan agama dan enggan mempelajari ilmu syariat khususnya yang berhubungan dengan hukum-hukum kewanitaan. Rosululloh bersabda :
1ٍ ِ 6 ْ ُﻡ.G َ ُآ َ ٌIJ َ ,ْ ِ َ 1ِ ْ 9ِ ْ اK ُ َ L َ
"Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap orang Islam." (HR. Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Al-Albani) 5. Berteriak atau meraung-raung, memukul-mukul wajah dan merobek pakaian ketika ada yang meninggal dunia. Rosululloh bersabda :
Q 3 َ َو, ُوْ َدM ُ ْ ا1َ N َ َ ْ4 ِﻡ? َﻡO َ "ْ َ Iِ " ِ َ ِهS ْ )َى ا ْ َ ب َو َد َ ِﺏ َ ْ)"ُ S ُ ْ ا
"Tidaklah termasuk dari (golongan) kami orang yang memukul pipinya, merobek saku (pakaiannya) dan
meneriakkan teriakan-teriakan jahiliyah." (Muttafaq 'alaih) Beliau juga bersabda:
)ْ َم,َ َ ُم/َ ُﺕF َﻡ)ْ ِﺕ.َ ْ +َ ْK$ُ ,َ ْ1 َ ِإذَاIُ َ Uِ ? ا ن َو ٍ َاN ِ +َ ْ4ْﺏَلٌ ِﻡ ِ َF"ْ َ َ َوIِ "َ َﻡ/ِ ْ ا ب ٍ َ ﺝ َ ْ4ِدرْعٌ ِﻡ
"Wanita yang meratap, apabila dia tidak bertaubat sebelum meninggal, (maka) pada hari kiamat dia akan dibangkitkan dan dipakaikan pakaian dari cairan tembaga serta mantel dari penyakit kudis." (HR. Muslim) 6. Pergi ke negara-negara kafir tanpa ada kepentingan, dengan alasan untuk study atau pergi untuk berlibur atau berbulan madu. Para ulama telah mengeluarkan fatwa bahwa mengadakan lawatan (pergi) ke negaranegara kafir tidak boleh kecuali dengan alasan yang dapat diterima secara syara' (agama). Berekreasi dan melancong tidaklah termasuk alasan yang dapat diterima. Rosululloh bersabda :
ِ Fُ X ْ َأ4 َ "ْ َﺏ1ُ "ْ /ِ ,ُ 1ٍ ِ 6 ْ ُﻡ.G ْ ُآ4َأﻥَ َﺏ ِيْءٌ ِﻡ 4 َ "ْ ِ ِآZ ْ ُ ْ ا
"Aku berlepas diri dari setiap orang muslim yang bermukim diantara orangorang musyrik." (HR. Abu Daud dan At-
Tirmidzi dan dishohihkan oleh Al-Albani) 7. Meminta dengan paksa agar suami menggunakan pembantu atau babi sitter non muslim. Ironisnya, ada sebagian kaum wanita yang telah mempersyaratkan hal tersebut ketika akan akad nikah. Kemudian para pembantu atau baby sitter tersebut mendapat tugas untuk mengasuh dan mendidik anak-anak mereka. Tindakan semacam itu tentu akan berakibat buruk terhadap aqidah dan moral anakanak dan hal ini tidak samar lagi bagi orang yang mau berfikir.
8. Mengejek dan menghina orangorang muslim atau muslimah, khususnya kaum muslimah yang konsisten terhadap ajaran agama. Dia lupa bahwa dengan hal tersebut dia melakukan sesuatu yang dapat membatalkan keislamannya. Dia dianggap keluar (murtad) dari Islam bila dia mengejek kaum wanita muslimah karena konsisten dengan ajaran-ajaran agama yang diantaranya adalah hijab (jilbab). Alloh berfirman :
óΟFç Ψ.ä &Ï !Î θ™ ß ‘u ρu µÏ GÏ ≈ƒt #u ρu ! « $$ /Î &r ≅ ö %è …
Λnä ö x .x ‰ ô %s #( ρ‘â ‹ É Gt è÷ ?s ω Ÿ ∩∉∈∪ χ š ρâ “Ì κö Jt ¡ ó @n ∩∉∉∪ ... 4 Ο ó 3 ä ΨÏ ≈ϑ y ƒ)Î ‰ y è÷ /t "Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?' Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu kafir sesudah beriman." (At Taubah: 65-66) 9. Perasaan tidak sabar sebagian kaum wanita ketika ditimpa musibah, sehingga dia berdo'a lebih baik mati saja. Padahal Rosululloh bersabda:
ْ َ ِ[ن,ِ َل ِﺏAَ َﻥG J َ ِ ت َ ْ)َ ْ ا1ُ ﺡ ُ ُآ َ َأ4 "َ ? َ $َ ,َ َ َْ ﻡ-?ِ "ِ ﺡ ْ َأ1 Fُ َ ا: ْ./ُ "َ ْ َ ,ً"?G َ $َ ن َ ُﺏ ُﻡ َ َآ ^ ِ ْ ِإذَا آَ َﻥ-?ِ )َ َو َﺕ,ْ- ِ ﺥ ْ"ًا َ "َ ُة َ ْ ^ ا ِ آَ َﻥ ْ- ِ ﺥ ْ"ًا َ ا ْ َ)َ ُة
"Janganlah seorang dari kalian mengharapkan kematian (hanya) karena musibah yang menimpanya. Kalau dia memang harus berharap (berdo'a) hendaklah dia mengatakan: "Ya Alloh, hidupkanlah aku selama kehidupan itu lebih baik untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu lebih baik untukku." (Muttafaq 'alaih)
(lihat Mukholafat Taqo'u Fiha Nisa' karya Syaikh Abdulloh Bin Abdurrohman Al-Jibrin )
Wanita adalah keindahan dan mahkota kehidupan, karenanya ia senantiasa diperebutkan. Pesona keindahan wanita dieksploitasi, lalu disesatkan dalam segala demensi. Ironinya, banyak kaum hawa tidak menyadari.
Hadits Shohih Tidak Mungkin Bertentangan dengan Al-Qur`an Syaikh Al-Albaniy ditanya: "Ada sebagian orang yang berkata bahwa apabila terdapat sebuah hadits yang bertentangan dengan ayat Al-Qur'an maka hadits tersebut harus kita tolak walaupun derajatnya shohih. Mereka mencontohkan sebuah hadits:
"Sesungguhnya mayit akan disiksa disebabkan tangisan dari keluarganya." Mereka berkata bahwa hadits tersebut ditolak oleh Aisyah Radliyallohu 'anha dengan sebuah ayat dalam Al-Qur'an surat Fathir ayat 18: "Seseorang tidak
akan memikul dosa orang lain."
Bagaimana kita membantah pendapat mereka ini ? Jawaban: Mengatakan ada hadits shohih yang bertentangan dengan Al-Qur'an adalah kesalahan yang sangat fatal. Sebab tidak mungkin Rosulullah Sholallohu 'alaihi wa sallam yang diutus oleh Alloh memberikan keterangan yang bertentangan dengan keterangan Alloh yang mengutus beliau (bahkan sangat tidak mungkin hal itu terjadi). Dari segi riwayat/sanad, hadits di atas sudah tidak terbantahkan lagi ke-shohihannya. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Umar bin Khattab dan Mughirah bin Syu'bah, yang terdapat dalam kitab hadits shohih (Bukhari dan Muslim). Adapun dari segi tafsir, hadits tersebut sudah ditafsirkan oleh para ulama dengan dua tafsiran sebagai berikut : 1. Hadits tersebut berlaku bagi mayit yang ketika hidupnya dia mengetahui bahwa keluarganya (anak dan istrinya) pasti akan meronta-ronta (nihayah) apabila dia mati. Kemudian dia tidak mau menasihati keluarganya dan tidak berwasiat agar mereka tidak menangisi kematiannya. Orang seperti inilah yang
mayitnya akan disiksa apabila ditangisi oleh keluarganya. Adapun orang yang sudah menasihati keluarganya dan berpesan agar tidak berbuat nihayah, tapi kemudian ketika dia mati keluarganya masih tetap meratapi dan menangisinya (dengan berlebihan), maka orang-orang seperti ini tidak terkena ancaman dari hadits tadi. Dalam hadits tersebut, kata al-mayyit menggunakan hurul alif lam (isim ma'rifat) yang dalam kaidah bahasa Arab kalau ada isim (kata benda) yang di bagian depannya memakai huruf alif lam, maka benda tersebut tidak bersifat umum (bukan arti dari benda yang dimaksud). Oleh karena itu, kata "mayit" dalam hadits di atas adalah tidak semua mayit, tapi mayit tertentu (khusus). Yaitu mayit orang yang sewaktu hidupnya tidak mau memberi nasihat kepada keluarganya tentang haramnya nihayah. Demikianlah, ketika kita memahami tafsir hadits di atas, maka kini jelaslah bagi kita bahwa hadits shohih tersebut tidak bertentangan dengan bunyi ayat:
"Seseorang tidak akan memikul dosa orang lain."
Karena pada hakikatnya siksaan yang dia terima adalah akibat kesalahan/dosa dia sendiri yaitu tidak mau menasihati dan berdakwah kepada keluarga. Inilah penafsiran dari para ulama terkenal, di antaranya Imam An-Nawawi. 2. Adapun tafsiran kedua adalah tafsiran yang dikemukakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh di beberapa tulisan beliau bahwa yang dimaksud dengan adzab (siksaan) dalam hadits tersebut adalah bukan adzab kubur atau adzab akhirat melainkan hanyalah rasa sedih dan duka cita. Yaitu rasa sedih dan duka ketika mayit tersebut mendengar rata tangis dari keluarganya. Tapi menurut saya (Syaikh Al-Albani), tafsiran seperti itu bertentangan dengan
beberapa dalil. Di antaranya adalah hadits shohih riwayat Mughiroh bin Syu'bah:
"Sesungguhnya mayit itu akan disiksa pada hari kiamat disebabkan tangisan dari keluarganya."
Jadi menurut hadits ini, siksa tersebut bukan di alam kubur tapi di akhirat, dan siksaan di akhirat maksudnya adalah siksa neraka, kecuali apabila dia diampuni oleh Alloh, karena semua dosa pasti ada kemungkinan diampuni oleh Alloh kecuali dosa syirik. Firman Alloh Subhanahu wa Ta'ala : "Sesungguhnya Alloh tidak akan
mengampuni dosa-dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendakiNya." (QS. An-Nisa' : 48).
Banyak hadits-hadits shohih dan beberapa ayat Al-Qur'an yang mengatakan bahwa seorang mayit itu tidak akan mendengar suara orang yang masih hidup kecuali saat tertentu saja. Di antaranya (saat-saat tertentu itu) adalah hadits riwayat Bukhori dari shahabat Anas bin Malik Radliyallohu 'anhu:
"Sesungguhnya seorang hamba yang meninggal dan baru saja dikubur, dia mendengar bunyi terompah (sandal) yang dipakai oleh orang-orang yang mengantarnya ketika mereka sedang beranjak pulang, sampai datang kepada dia dua malaikat." Kapan seorang mayit
itu bisa mendengar suara sandal orang yang masih hidup? Hadits tersebut menegaskan bahwa mayit tersebut hanya bisa mendengar suara sandal ketika baru saja dikubur, yaitu ketika ruhnya baru saja dikembalikan ke badannya dan dia didudukkan oleh dua malaikat. Jadi, tidak setiap hari mayit itu mendengar suara sandal orang-orang yang lalu lalang di atas kuburannya sampai hari kiamat. Sama sekali tidak ! Seandainya penafsiran Ibnu Taimiyyah di atas benar, bahwa seorang mayit itu bisa mendengar tangisan orang yang masih hidup, berarti mayit tersebut bisa merasakan dan mendengar apa yang terjadi di sekelilingnya, baik ketika dia sedang diusung atau dia dimakamkan,
sementara tidak ada satupun dalil yang mendukung pendapat seperti ini. Hadits selanjutnya adalah: "Sesungguhnya Alloh mempunyai
malaikat-malaikat yang bertugas menjelajah di seluruh permukaan bumi untuk menyampaikan kepadaku salam yang diucapkan oleh umatku."
Seandainya mayit itu bisa mendengar, tentu mayit Rosulullah Shalallohu 'alaihi wa sallam lebih dimungkinkan bisa mendengar. Mayit beliau jauh lebih mulia dibandingkan mayit siapapun, termasuk mayit para nabi dan Rosul. Seandainya mayit beliau Shalallohu 'alaihi wa sallam bisa mendengar, tentu beliau mendengar salam dari umatnya yang ditujukan kepada beliau dan tidak perlu ada malaikat-malaikat khusus yang ditugasi oleh Alloh untuk menyampaikan salam yang ditujukan kepada beliau. Dari sini kita bisa mengetahui betapa salah dan sesatnya orang yang beristighotsah (minta pertolongan) kepada orang yang sudah meninggal, siapapun dia. Rosululloh Shalallohu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling mulia di sisi Alloh dan beliau tidak mampu mendengar suara orang yang masih hidup, apalagi selain beliau. Hal ini secara tegas diterangkan oleh Alloh dalam AlQur'an surat Al-A'raf ayat 194:
"Sesungguhnya yang kalian seru selain Alloh adalah hamba juga seperti kalian." Juga di dalam surat Fathir ayat 14 : "Jika kalian berdo'a kepada mereka, maka mereka tidak akan mendengar do'a kalian."
Demikianlah, secara umum mayit yang ada di dalam kubur tidak bisa mendengar apa-apa kecuali saat-saat tertentu saja. Sebagaimana yang sudah diterangkan dalam beberapa ayat dan hadits di atas.
Dikutip dari "Kaifa yajibu 'alaina annufasirral qur'anil karim" edisi bahasa Indonesia "Tanya Jawab dalam Memahami Isi Al-Qur'an"
LAPORAN BAITUL MAL BULAN DESEMBER DESEMBER 2006 PEMASUKAN I. Dari Orang Tua Asuh (OTA) 1. Bpk. dr. Chafid, Sp.A.,Pare Rp. 130.000 2. Bpk. dr.Imam Muhadi, Pare Rp. 130.000 3. Ibu Lilik Umiasih, Pare Rp. 150.000 4. Bapak Slamet Rusdi,Bendo Rp. 170.000 5. Bpk. Kasman, Kras Rp. 200.000 6. Bpk. Sugeng P, Sby. Rp. 175.000 7. Ibu Sri Sayekti, Mukuh Rp. 200.000 8. Bazis Merpati Sby. Rp. 1.160.600 9. Hamba Alloh, Sidoarjo Rp. 400.000 10. Bpk. dr. Umar, Sidoarjo. Rp. 200.000 11. ZIS PT. INKA, Madiun Rp. 350.000 12. Abu&Ummu Hammam Rp. 400.000 13. Hamba Alloh, Madiun Rp. 170.000 14. Bpk. Syamsul, Madiun Rp. 170.000 15. Pro Gizi Rp. 175.000 16. Bpk. Yusuf, Madiun Rp. 170.000 17. Ibu Wiminarti, Sby Rp. 170.000 18. Bpk. Hamba Alloh, Pare Rp. 170.000 19.PT Nusantara Utama,Sby Rp. 510.000 20.Ibu Amna Yuda,Palembang Rp. 170.000 JUMLAH Rp. 5.370.000 II. Dari Donatur Tetap 1. Bpk dr. Kasdi S, Sp.P, Pare 2. Bpk dr.Benny S,Sp.Jp, Pare 3. Ibu dr. Hermin, Sp.M. 4. Ibu dr. Esti, Sp.Jp, Sby 5. Bpk. dr. Hamba Alloh,Pare 6. Bpk. Ir. Tontowi, MSc, Sby 7. Bpk. Zainul M, Sby 8. Hamba Alloh, Surabaya 8. Bpk. Obet Ismail 9. Ibu Dra. Dewi Masyithoh 10. Ibu Lilik, Toko Sumeh 11. Ibu Rohimah 12. Ibu Zulaikhah, Mukuh 13. Bpk. Akir, Pare 14. Bpk. Pudiono, Pare 15. Bpk. Dwi, Jombangan 16. Ibu Rose 17. Ibu Shofiyah, Spd. 18. Bpk. Agus W.H., Papar 19. Bpk. Markum 20. Bpk. Anto, Sumberbendo 21. Ibu Tri Rahayuningsih 22. Ibu Ida, Tulungrejo 23. Ibu Tutik, Perc Yosima
Rp. 150.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 200.000 Rp. 100.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 50.000 Rp. 25.000 Rp. 15.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 25.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 20.000 Rp. 150.000 Rp. 20.000 Rp. 45.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 50.000
24. Abu Zahroh Rp 30.000 25. Ibu Sutini Rp. 10.000 26. Bpk. Abdul 'Alim,Sby Rp. 50.000 27. Abu & Ummu Faqih,Sby Rp. 100.000 28. Bpk. Andri, Sby Rp. 50.000 29. Ibu Aris Dina, Sby Rp. 30.000 30. Bpk. Sutiyanto, Madiun Rp. 20.000 31. Bpk. Ismail, Madiun Rp. 50.000 32. Bpk. Arif, Madiun Rp. 100.000 33. Bpk. Padang, Madiun Rp. 25.000 34. Ibu Anis, S.H,Pare Rp. 70.000 35. Bpk. Ali Baharudin, Sby Rp. 50.000 36. Bpk. Supri, Sby Rp. 50.000 37. Bpk. Indra, Sby Rp. 20.000 38. Ibu Misyanti, Sby Rp. 10.000 39. Bpk. Edi Siswanto Rp. 20.000 40. Ibu Oky Laura Rp. 56.250 41. Abu Ghozi Rp. 50.000 42. Bpk. Wijoyo, Pare Rp. 25.000 43. Bpk. Bambang, Pare Rp. 50.000 44. Bpk. Mita Aprilla, Pare Rp. 50.000 45. Bpk. Kusnadi, Bendo Rp. 50.000 46. Bpk. Abdus Shomad Rp. 30.000 47. Jamaah Gresik Rp. 235.000 48. Abu Abdur Rohman, Pare Rp. 30.000 49. Bpk. Sudirham, Pare Rp. 10.000 50. Hamba Alloh, Pare Rp. 10.000 JUMLAH Rp. 3.021.250 III. Dari Donatur Tidak Tetap 1. Bpk.Agus M. Gresik Rp. 200.000 2. Bpk. Agus Budi, Gresik Rp. 100.000 3. Bpk. Bakri, Gresik Rp. 100.000 4. Hamba Alloh, Kandat Rp. 20.000 5. Ibu Sulistyowati, S.Pd. Rp 50.000 6. Bpk. dr. Subekti , Sby Rp. 200.000 7. Bpk. Sugiharto, Sby Rp. 55.000 8. Bpk. Bagus, Sby Rp. 55.000 JUMLAH Rp 840.000 IV.Dari pemerintah (K3S) Rp. 166.000 V. Dari Dompet Sosial "Al Manshur" 1. Di Apotik P Isa, Bogo Rp. 524.550 2. Di Depot Bakso P Mis, Bogo Rp. 87.300 3. Di Warung "MU", Bogo Rp. 35.000 4. Di Wartel Bogo Rp. 88.425 5. Di Toko Sepatu P Hari Bogo Rp. 72.100 6. Di Toko Bu Luluk, Bogo Rp. 109.175 7. Di Toko P Amin, Pagu Rp 60.000
8. Di Swalayan Dinasti, Pare Rp. 180.000 9. Di Salon Kediri Rp. 227.700 10. Di P Hari Pur, Kediri Rp. 56.200 11. Di P Hisyam, Pare Rp. 35.100 12. Di Depot Soto P Darminto Rp. 59.700 JUMLAH Rp. 1.535.250 TOTAL PEMASUKAN : Rp. 10.932.500 PENYALURAN DANA 1. Operasional Panti Asuhan & Ponpes Al-Manshur Rp 9.782.500 2. Transport & telp Lajnah Rp 200.000 3. Administrasi & Pengembangan Lajnah Rp 500.000 4. Buletin Al Uswah & Majalah Rp. 450.000 Jumlah Rp. 10.932.500
Kami do'akan kepada Bapak, Ibu yang telah menginfaqkan sebagian rizkinya dengan ucapan:
ﺥ ْ"ًا َآ ِ_ ْ" ًا َ ُ ا1ُ ا ُآAَ ﺝ َ
Semoga Alloh membalas anda anda dengan kebaikan yang lebih banyak. Amin. Amin ANDA HENDAK MENYUSUL MENANAM MODAL AKHIRAT? HUBUNGI: 1. Agus S. Abul Ghozi : 081556437673 2. Abu Miftah F. Huda : 085649553464 3. Sugiharto: 081803206777(0354) 393595 4. Panti Asuhan/Ponpes Al-Manshur : (0354) 394 947, 7011966
ö/3 ä Κã èÏ Ü ô Ρç $ÿo ς© )Î ∩∇∪ # ™ Å &r ρu $ϑ V ŠKÏ ƒt ρu $ΖY Š3 Å ¡ ó ΒÏ µÏ 7mÎ m ã ’ 4 ?n ã t Πt $èy Ü © 9#$ β t θϑ ß èÏ Ü ô ƒã ρu $Β θö ƒt $Ζu /nÎ ‘§ ΒÏ ∃ ß $ƒs Υ w $Ρ‾ )Î ∩∪ #‘ θ3 ä © ä ω Ÿ ρu [ #! “t _ y Ο ó 3 ä ΖΒÏ ‰ ß ƒÌ Ρç ω Ÿ ! « #$ µÏ _ ô θu 9Ï #‘Y ρç ß ρu οZ u Ø ô Ρt Ν ö γ ß 9) ¤ 9s ρu Θ Ï θö ‹u 9ø #$ 7 y 9Ï ≡Œs § ° Ÿ ! ª #$ Ν ã γ ß 9%s θu ùs ∩⊇⊃∪ #\ ƒÌ Ü s ϑ ô %s $™ U θ7ç ã t ∩⊇⊄∪ #\ ƒÌ m y ρu πZ Ζ¨ _ y #( ρç 9y ¹ | $ϑ y /Î Νγ ß 1“t _ y ρu ∩⊇⊇∪ "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang ditawan. Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhoan Alloh, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya kami takut akan (adzab) Tuhan kami pada suatu hari yang (dihari) orang-orang bermuka masam penuh kesakitan. Maka Alloh memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepda mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra." (Al-Insan : 8-12).