Buletin Dakwah
Menel Th. VII No. 07 Rojab 1428 H
Buletin Al Uswah diterbitkan Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh Staf Redaksi: Penanggung Jawab : Abu Yusuf Redaksi : Abu Hammam Lay Out : Nur Arifin Editor : Nur Arifin, Abu Miftah Distribusi : Abu Mudafi'ul Haq, Abul Ghoziy, Abu Hammam Sekretariat : Jl. Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri Po Box 182 Pare 64200 (0354) 7011966 Fax. (0354) 393595 Rekening : BCA KCP PARE 140 032 1333 a/n Sugiharto,SP E-mail :
[email protected]
Agustus 2007
Harta, tentu banyak yang menginginkannya. Beragam cara pun dilakukan untuk memperolehnya. Halal haram, bagi sebagian orang, adalah nomor kesekian. Yang terpenting adalah kebutuhan terpenuhi dan gaya hidup terpuaskan. Jika sudah seperti ini, harta tak lagi lagi menjadi rahmat, namun menjadi celah turunnya ad adzab.
simak Juga : Mencari Rizki yang Halal di Tengah Krisis Ekonomi dan Keterpurukan Moral
Harap diperhatikan penempatannya, ada ayat Al Qur'an di dalamnya Mengelola : Panti Asuhan Yatim/Yatim Piatu Kajian Ilmiah Islamiyah Pesantren Terpadu TK SD SLTP SLTA Khotib Jum'at/Khotib 'Ied Menerima/Menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qorban, Aqiqoh
Harta, antara Nikmat dan Fitnah Harta, tentu banyak yang menginginkannya. Beragam cara pun dilakukan untuk memperolehnya. Halal haram, bagi sebagian orang, adalah nomor kesekian. Yang terpenting adalah kebutuhan terpenuhi dan gaya hidup terpuaskan. Jika sudah seperti ini, harta tak lagi menjadi rahmat, namun menjadi celah turunnya adzab. Harta merupakan salah satu nikmat Alloh yang dikaruniakan kepada umat manusia. Keindahannya demikian mempesona. Pernak-perniknya pun teramat menggoda. Ini mengingatkan kita akan firman Alloh :
fitnahnya yang menghempaskan. Sebagaimana dalam sabda beliau :
،ِِ ْ ُ ْ ِ ا ْ ِ ا َ ِ َآ،ًَ ِ َ ِل ْ َ ِ َ ِدرُوا ْ ! ِ ْ ًا َو ُی#ِ َ! ْ آ ِ ْ ْ ِﻡً َو ُی%& ُ ُﻡ ُ # ' ا ُ (ِ ) ْ ُی ض ٍ #َ ,َ ِ -ُ َ َی ِ( ْ ُ ِد ْی،ًا#ِ َ' آ ُ (ِ ) ْ ْ ِﻡً َو ُی%ُﻡ َ ْﻥ0/ ا1 َ ِﻡ
“Bergegaslah kalian untuk beramal, (karena akan datang) fitnah-fitnah ibarat potongan-potongan malam. (Disebabkan fitnah tersebut) di pagi hari seseorang dalam keadaan beriman dan sore harinya dalam keadaan kafir, di sore hari dalam keadaan beriman dan keesokan harinya dalam keadaan kafir. Dia menjual agamanya dengan sesuatu dari (gemerlapnya) dunia ini.”
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada segala apa yang diingini (syahwat), yaitu wanitawanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Alloh-lah tempat kembali yang baik (Al-Jannah).” (Ali ‘Imran: 14)
(HR. Muslim no. 118, dari shahabat Abu Hurairah ) Demikianlah wasiat Alloh dan Rosul-Nya tentang harta dan segala fitnahnya. Allohumma sallim sallim…(Ya Alloh, selamatkanlah kami semua darinya).
Lebih dari itu, harta adalah sebuah realita yang melingkupi kehidupan umat manusia. Sejarah-nya yang tua, senantiasa eksis mengawal peradaban umat manusia di setiap generasi dan masa. Jati dirinya yang berbasis fitnah, telah banyak melahirkan berbagai gonjang-ganjing kehidupan. Maha benar Alloh dengan segala firman-Nya, tatkala Dia mengingatkan para hambaNya akan realita tersebut. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Ketertarikan Hati Manusia Terhadap Harta Manusia sendiri merupakan makhluk Alloh yang berjati diri amat dzalim (zhalum) dan amat bodoh (jahul). Demikianlah Alloh Robb semesta alam mensifatinya, sebagaimana dalam firman-Nya:
∩ ∠ ⊄∪ ω Z θγ ß _ y $ΒY θ=è ß s β t %.x …µç Ρ‾ )Î “Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh.” (Al-Ahzab: 72)
“Ketahuilah, sesungguhnya harta dan anak-anak kalian itu (sebagai) fitnah, dan di sisi Alloh-lah pahala yang besar.”
Sontak, tatkala harta menghampiri, ketertarikan hati pun tak bisa dipungkiri lagi. Mereka benar-benar amat mencintainya. Alloh berfirman:
(Al-Anfaal: 28) Jauh-jauh hari, Rosululloh juga telah mewanti-wanti umatnya dari gemerlapnya harta dengan segala
“Dan kalian mencintai harta dengan kecintaan yang berlebihan.” (Al-Fajr: 20) 2
banyakan dalam hal harta dan anak.” (Tafsir Ibnu Katsir) Maka dari itu, Alloh memperingatkan orang-orang yang beriman dengan firman-Nya:
Bahkan, saking cintanya terhadap harta akhirnya ia menjadi bakhil. Alloh berfirman:
∩∇∪ ‰ î ƒ‰ Ï ± t 9s Î ö ƒs :ø #$ = bÉ s ß 9Ï …µç Ρ‾ )Î ρu
Iωρu Ν ö 3 ä 9ä ≡θu Βø &r /ö 3 ä γ Î =ù ?è ω Ÿ #( θΖã Βt #u t % Ï !© #$ $κp ‰š 'r ≈‾ ƒt
“Sesungguhnya dia (manusia) sangat bakhil dikarenakan kecintaannya yang sangat kuat kepada harta.” (Al-‘Adiyat: 8)
ö≅èy ø ƒt Βt ρu 4 ! « #$ Ì 2 ò ŒÏ ã t Ν ö 2 à ‰ ß ≈9s ρ÷ &r
Jika demikian kondisinya, maka tak mengherankan bila (kebanyakan) manusia teramat berambisi mengumpulkan dan menumpuknya. Sungguh benar apa yang disabdakan dan diperingatkan Rosul :
∩ ∪ β t ρç £ Å ≈‚ y 9ø #$ Ν ã δ è 7 y ×Í ≈‾ 9s ρ' 'é ùs 7 y 9Ï ≡Œs “Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta dan anak-anak kalian (dapat) memalingkan kalian dari dzikrullah. Barangsiapa berbuat demikian maka merekalah orang-orang yang merugi.” (Al-Munafiqun: 9)
ْ ﻡَ ٍل1ن ِﻡ ِ َ َد َم وَا ِدی6 1 ِ ْ 2ِ ن َ َْ آ4 َ 2 َد َم ِإ6 1 ِ ْ ف ا َ ْ4& َ 8 ُ ْ َی2َ َو،ً9 ِ َ:َ ;َ<َ ْ 2َ ب َ َْ ﺕ1َ; َﻡ َ @ ُ با ُ ْ4ُ َو َی،َُاب#/ ا
“Kalaulah anak Adam (manusia) telah memiliki dua lembah dari harta, niscaya masih berambisi untuk mendapatkan yang ketiga. Padahal (ketika ia berada di liang kubur) tidak lain yang memenuhi perutnya adalah tanah, dan Alloh Maha Mengampuni orang-orang yang bertaubat.” (HR. Al-Bukhari dalam
Harta Dapat Menjadikan Seseorang Sombong Kondisi serba berkecukupan alias kaya harta tak jarang membuat seseorang lupa daratan, melampaui batas, dan sombong. Alloh berfirman:
çν#u ‘§ β&r ∩∉∪ # öx Ü ô Šu 9s z ≈¡ | Σ} M #$ β ¨ )Î ξ H .x
kitab Shahih-nya no. 6436, dari shahabat Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallohu 'anhuma-) Para pembaca yang mulia, ketika hati anak manusia amat cinta kepada harta bahkan berambisi untuk mengumpulkan dan menumpuknya, maka sudah barang tentu harta tersebut dapat melalaikannya dari ketaatan kepada Alloh (dzikrullah). Alloh yang Maha Mengetahui keadaan para hamba-Nya telah memberitakan hal ini, sebagaimana dalam firman-Nya:
∩∠∪ # _o óø Gt ™ ó #$ “Ketahuilah, sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas. Manakala dia melihat dirinya serba berkecukupan.” (Al-‘Alaq: 6-7) Mungkin di antara anda ada yang bertanya: “Adakah di dalam Al-Qur`an kisah umat terdahulu yang lupa daratan, melampaui batas dan sombong dikarenakan harta yang dimilikinya, agar kita bisa mengambil pelajaran (ibrah) darinya?” Maka jawabnya adalah: “Ada.” Di antaranya adalah Qarun, seorang kaya raya dari Bani Israil (anak paman Nabi Musa ) yang telah melampaui batas dan sombong. Alloh berfirman yang artinya:
“Telah melalaikan kalian perbuatan berbanyak-banyakan. Hingga kalian masuk ke liang kubur.” (At-Takatsur: 1-2) Al-Hasan Al-Bashri –rahimahullahuberkata: “Telah melalaikan kalian (dari ketaatan, pen.) perbuatan berbanyak3
bumi, maka tidak ada satu golongan pun yang dapat menolongnya dari adzab Alloh , dan tiadalah ia termasuk orang-orang yang dapat membela dirinya. Dan jadilah orang-orang yang kemarin mencita-citakan kedudukan Qarun itu berkata: “Aduhai, benarlah Alloh melapangkan rezki bagi siapa yang Dia kehendaki dari hamba-hambaNya dan menyempitkan-nya, kalau Alloh tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Alloh). Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 76-83)
“Sesungguhnya Qarun termasuk dari kaum Nabi Musa, maka ia berlaku aniaya terhadap mereka, dan Kami telah karuniakan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya: ‘Janganlah engkau terlalu bangga diri (sombong), sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri (sombong). Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Alloh kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.’ Qarun pun menjawab: ‘ Sesungguhnya aku dikaruniai harta tersebut dikarenakan ilmu (kepandaian)-ku’. Tidakkah Qarun tahu sungguh Alloh telah membinasakan umat-umat sebelum dia yang jauh lebih kuat darinya dan lebih banyak dalam mengumpulkan harta? Dan tak perlu dipertanyakan lagi orangorang jahat itu tentang dosa-dosa mereka. Maka (suatu hari) tampillah Qarun di tengah-tengah kaumnya dengan segala kemegahannya, lalu berkatalah orang-orang yang tertipu oleh kehidupan dunia: ‘Duhai kiranya kami dikaruniai (harta) seperti Qarun, sungguh dia telah mendapatkan keberuntungan yang besar.’ Adapun orang-orang yang berilmu, mereka mengatakan: ‘Celakalah kalian, sesungguhnya karunia Alloh itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih, namun tidaklah pahala itu diperoleh kecuali oleh orang-orang yang sabar.’ Akhirnya Kami benamkan dia (Qarun) beserta rumahnya ke dalam
Al-Imam Al-Qurthubi berkata: “Alloh menerangkan (dalam ayat-ayat tersebut, pen.) bahwa Qarun telah diberi perbendaharaan harta yang amat banyak hingga ia lupa diri. Dan semua yang dimilikinya itu ternyata tidak mampu menyelamatkannya dari adzab Alloh , sebagaimana pula yang telah dialami (sebelumnya, pen.) oleh Fir’aun.” (Tafsir Al-Qurthubi) Berikutnya adalah kisah tentang musuh-musuh para Rosul secara umum yang melampaui batas lagi sombong disebabkan harta yang dimilikinya. Alloh berfirman artinya:
“Dan Kami tidaklah mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatan pun (Rosul) melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: ‘Sesungguhnya kami mengingkari segala apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya’. Mereka juga berkata: ‘Kami mempunyai harta dan anak yang lebih banyak (daripada kamu) dan kami sekali-kali tidak akan diadzab’.” (Saba’: 34-37) 4
segala apa yang ia usahakan (dari adzab Alloh).” (Al-Masad: 1-2)
Kisah berikutnya adalah tentang para pembesar Bani Israil yang memprotes Nabi mereka atas diangkatnya Thalut sebagai raja mereka. Alloh berfirman:
Maka dari itu, tidaklah pantas bagi seorang muslim yang diberi karunia harta oleh Alloh untuk berbangga diri (sombong) dengan hartanya. Bukankah harta itu merupakan titipan Alloh yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hari kiamat? Alloh berfirman:
“Nabi mereka mengatakan kepada mereka: Sesungguhnya Alloh telah mengangkat Thalut menjadi raja kalian. Mereka menjawab: Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedangkan dia pun bukan orang yang kaya? (Nabi mereka) berkata: Sesungguhnya Alloh telah memilihnya menjadi raja kalian dan menganugerahinya ilmu yang luas serta tubuh yang perkasa. Alloh memberikan kekuasaan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Alloh Maha Luas Pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.”
∩∇∪ Ο É ŠèÏ Ζ¨ 9#$ Ç ã t ‹ > ≥Í Βt θö ƒt £ =è ↔t ¡ ó Fç 9s Ο ¢ Oè “Kemudian kalian pasti akan ditanya pada hari itu (hari kiamat) tentang kenikmatan (yang kamu bermegahmegahan dengannya).” (At-Takatsur: 8) Refleksi tentang Pendapatan Ekonomi dan Penyalurannya Sekedar potret betapa fitnah harta telah mencengkram dengan kuat umat manusia di jaman ini, adalah bersarangnya slogan hidup ‘time is money’ (waktu adalah uang) pada otak kebanyakan orang, termasuk umat Islam. Waktu pun dihabiskan untuk mengais harta sehingga tak ada waktu untuk keluarga, interaksi sosial, apalagi mengkaji ilmu agama. Ini diperparah dengan munculnya argumentasi dangkal, “mencari yang haram saja susah, apalagi yang halal”. Padahal semua harta yang dimiliki ini kelak akan dipertanggungjawabkan di hari kiamat, Dari manakah harta itu diperoleh dan untuk apakah harta itu disalurkan? Fenomena di atas akan kian nyata bila mencermati berbagai sarana untuk mendapatkan sumber ekonomi yang tak lagi memperhatikan norma-norma syariat, halal ataupun haram. Praktik riba merajalela, mulai dari sistem yang paling sederhana hingga yang tercanggih sekalipun. Padahal Alloh berfirman artinya:
(Al-Baqarah: 247) Para pembaca, demikianlah beberapa fenomena mengerikan tentang harta dan perannya yang amat besar dalam mengantarkan anak manusia kepada kesombongan. Akibatnya, kebenaran dengan ‘enteng’ ditolaknya dan orang-orang mulia pun direndahkannya. Padahal seluruh harta dan kekayaan yang dimilikinya itu tidak dapat menyelamatkannya dari adzab Alloh . Masih ingatkah dengan kisah Qarun, yang harta dan seluruh kekayaannya tidak mampu menyelamatkannya dari adzab Alloh ? Bahkan ia dan seluruh kekayaannya dibenamkan ke dalam bumi?! Hal senada telah Alloh firmankan perihal Abu Lahab, paman Nabi yang kafir lagi sombong:
…&ã !è $Βt µç Ψ÷ ã t 4 _o î ø &r $! Βt ∩⊇∪ = ¡ ?s ρu = 5 γ y 9s ’1Î &r #! ‰ y ƒt M ô 7¬ ?s ∩⊄∪ = | ¡ | 2 Ÿ $Βt ρu
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. Tidaklah berfaedah baginya harta bendanya dan
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri (ketika 5
dibangkitkan dari kuburnya, pen.) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, disebabkan mereka (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Alloh telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Alloh, lalu berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), maka urusannya (terserah) Alloh . Dan orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni An-Naar, mereka kekal di dalamnya . Alloh memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah. Dan Alloh tidak menyukai orang yang tetap di atas kekafiran dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, merekalah orang-orang yang mendapat pahala di sisi Robb mereka. Tiada kekhawatiran pada diri mereka dan tiada (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian benar-benar orang yang beriman. Jika kalian masih keberatan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Alloh dan Rosul-Nya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok (modal) harta, kalian tidaklah menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.”
dan norma-norma agama yang murni. Padahal Alloh berfirman artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku di atas asas saling meridhai di antara kalian.” (An-Nisa`: 29) Praktik penipuan kerap kali dilakukan dengan cara-cara sistematis. Bahkan untuk meraup harta orang lain pun tak jarang ditempuh jalur hukum, dalam kondisi pelakunya sadar bahwa ia sedang berbuat aniaya. Alloh berfirman:
“Dan janganlah sebagian kalian memakan harta sebagian yang lain dengan jalan yang batil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kalian dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kalian mengetahui.” (AlBaqarah: 188) Perjudian dengan beragam jenisnya, menjadi jalan pintas yang paling digemari dalam meraup pendapatan. Padahal Alloh telah mengingatkan para hamba-Nya: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, dan menghalangi kalian dari mengingat Alloh dan shalat; maka berhentilah kalian (dari perbuatan itu).” (Al-Maidah: 90-91) Kasus-kasus pencurian, perampokan, hingga korupsi tak kalah banyaknya. Padahal Alloh telah berwasiat kepada sekalian umat manusia:
(Al-Baqarah: 275-279) Persaingan usaha pun makin tak sehat. Jegal sana jegal sini, suap sana suap sini, hingga nyawa siap menjadi taruhannya. Tak mengherankan bila kehidupan bisnis dan industri saat ini banyak diwarnai kasus-kasus kelabu yang tidak selaras dengan fitrah suci 6
Al-Imam Ibnu Katsir –rahimahullahuberkata: “Pergunakanlah apa yang Alloh telah karuniakan kepadamu dari harta yang banyak dan nikmat yang tak terhingga itu, untuk ketaatan kepada Robbmu dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya dengan beragam amal shalih, yang diharapkan dengannya mendapatkan pahala baik di dunia dan di akhirat. (Janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, pen.) yang Alloh halalkan bagimu berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan menikahi wanita. Merupakan suatu keharusan bagimu untuk menunaikan hak Robbmu, hak dirimu, keluargamu, dan orang-orang yang mengunjungimu. Tunaikanlah haknya masing-masing. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu. Janganlah kamu berambisi dengan kekayaan yang ada untuk berbuat kerusakan di (muka) bumi dan kejahatan kepada sesama. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Tafsir Ibnu Katsir juz 3, hal. 385) Maka dari itu, bila anda termasuk orang yang mendapatkan karunia harta dari Alloh , jadikanlah harta anda sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Alloh . Tunaikanlah segala hak yang berkaitan dengan harta anda. Keluarkanlah zakat, bershadaqahlah kepada fakir miskin, santunilah anak yatim, bantulah orang-orang yang sedang kesusahan atau ditimpa musibah, dan lain sebagainya. Jangan sampai harta yang anda miliki menjadi penghalang dari jalan Alloh dan sebagai penyebab untuk berbuat kerusakan di muka bumi. Jauhkanlah diri anda dari perbuatan menghambur-hamburkan harta dengan jalan pemborosan, sebagaimana pula harus menjauhkan diri dari sifat bakhil.
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (Al-Baqarah: 168) Sementara itu jika kita mencermati keadaan orang-orang yang diberi karunia harta oleh Alloh , maka beragam pula modelnya. Ada yang menghamburhamburkan hartanya dengan boros di jalan yang tidak jelas dan ada pula yang bakhil. Padahal Alloh berfirman:
“Dan berikanlah kepada keluargakeluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemborospemboros itu adalah saudara-saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Robbnya. Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Robbmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka perkataan yang pantas. Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (bakhil, pen.) dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya sehingga kamu termasuk orang yang tercela lagi menyesal.” (Al-Isra`: 26-29) Alloh juga berfirman tatkala mengisahkan ucapan (nasihat) kaum Nabi Musa terhadap Qarun:
“Dan carilah pada apa yang telah Alloh karuniakan kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Alloh telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al-Qashash: 77)
Penutup Demikianlah gambaran harta yang senantiasa mengitari hidup manusia. Tentunya kita semua berharap agar 7
termasuk hamba-hamba Alloh yang istiqamah di atas jalan-Nya. Dengan tidak buta mata (menempuh cara-cara yang haram) ketika diuji dengan keterbatasan rizki dan tidak lalai (untuk menunaikan hak) ketika dikaruniai keluasan rizki. Terlebih di masa sekarang ini yang banyak dipenuhi serpihan fitnah syahwat dan fitnah syubhat.
“Ya Alloh…janganlah Engkau jadikan harta (dunia) ini sebagai sesuatu yang segala-galanya dalam kehidupan kami, dan jangan pula Engkau jadikan ia sebagai puncak tujuan dari ilmu yang kami miliki.” Amiin ya Robbal ‘Alamin…. (Dikutip dari tulisan Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc, judul asli Harta, Antara Nikmat dan Fitnah. URL Sumber http://www.asysyariah.com
Mencari Rizki yang Halal di Tengah Krisis Ekonomi dan Keterpurukan Moral “Sedikit tapi cukup lebih baik daripada banyak tapi tak pernah merasa cukup”. Jika dikaitkan dengan
Tempaan dan ujian itu sendiri beragam bentuknya. Adakalanya dalam bentuk ketakutan, terkadang pula dalam bentuk kelaparan, kekurangan harta (kemiskinan), kekurangan jiwa (ditinggal wafat orang-orang yang dicintai), dan kekurangan buah-buahan (bahan makanan). Ini semua mengingatkan kita akan firman Alloh : “Dan sungguh akan Kami berikan ujian
masa yang “serba sulit” ini, ungkapan bijak di atas memang terasa relevan. Maklumlah, banyak dari kita yang kurang mensyukuri rizki yang diberikan Alloh, malah justru kerap berkeluh kesah. Parahnya, jalan pintaslah yang kemudian ditempuh untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
kepada kalian, dalam bentuk sedikit dari ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar.” (Al-
Kehidupan Dunia dan Segala Tantangannya Kehidupan dunia merupakan medan tempaan dan ujian (darul ibtila`). Siapapun yang menjalaninya pasti akan merasakan tempaan dan ujian tersebut. Demikianlah, Alloh Dzat Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana menghendakinya. Sebagaimana dalam firman-Nya:
Baqarah: 155) Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di berkata: “Alloh mengabarkan (dalam ayat ini, pen.) bahwasanya Dia akan memberikan aneka macam ujian kepada para hamba-Nya, agar nampak jelas (di antara para hamba tersebut) siapakah yang jujur (dalam keimanannya) dan siapa pula yang berdusta, siapakah yang selalu berkeluh-kesah dan siapa pula yang bersabar. Demikianlah sunnatullah. Karena, manakala keadaan suka semata yang selalu mengiringi orang yang beriman tanpa adanya tempaan dan ujian, maka akan muncul ketidakjelasan (militansinya, pen.). Dan
β&r #( θþ .ä u Iø ƒã β&r ¨ â $Ζ¨ 9#$ = | ¡ Å m y &r ∩⊇∪ Ο $ 9! # ∩⊄∪ β t θΖã Ft ø ƒã ω Ÿ Ν ö δ è ρu $Ψ¨ Βt #u #( θþ 9ä θ) à ƒt “Alif
Laam Miim. Apakah manusia mengira untuk dibiarkan berkata: ‘Kami telah beriman’ sedangkan mereka tidak diberi ujian?” (Al-’Ankabut: 1-2) 8
ini tentunya bukanlah suatu hal yang positif. Sementara hikmah Alloh menghendaki adanya sinyal pembeda antara orang-orang yang baik (ahlul khair) dan orang-orang yang jahat (ahlusy syar). Itulah fungsi dari tempaan dan ujian, bukan dalam rangka melenyapkan keimanan orangorang yang beriman dan bukan pula untuk menjadikan mereka murtad. Sesungguhnya Alloh tidak akan menyia-yiakan keimanan para hambaNya yang beriman.” (Taisirul Karimirrahman, hal.58) Para pembaca yang mulia, siapakah orang yang sukses di kala tempaan dan ujian menghampirinya? Orang yang sukses adalah orang yang bersabar di kala tempaan dan ujian itu menghampirinya. Hatinya tabah dan ridha dengan segala yang Alloh taqdirkan. Keimanannya pun tak menjadi surut karenanya. Sementara lisannya jauh dari keluh-kesah, bahkan bibirnya senantiasa dibasahi oleh lantunan:
orang yang bersabar itu? Simaklah firman Alloh berikut ini:
( π× ϑ y m ô ‘u ρu Ν ö γ Î /nÎ ‘§ ΒiÏ N Ô ≡θu =n ¹ | Ν ö κÍ ö =n æ t 7 y ×Í ≈‾ 9s ρ' &é ∩⊇∈∠∪ β t ρ‰ ß Gt γ ô ϑ ß 9ø #$ Ν ã δ è š ×Í ≈‾ 9s ρ' &é ρu “Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan barakah yang sempurna dan rahmat dari Robb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk (dari Alloh , pen).” (Al-Baqarah: 157) Para pembaca yang mulia, mutiaramutiara hikmah yang terkandung dalam firman Alloh di atas merupakan prinsip utama bagi seorang muslim yang mendambakan ridha Ilahi, baik di dunia maupun di akhirat. Sehingga, sudah seyogyanya bagi kita semua untuk senantiasa bersabar manakala ditempa ujian dan cobaan dari Alloh , serta berhati-hati dalam menjalani kehidupan dunia ini. Termasuk di dalam mencari rizki yang halal di tengah krisis ekonomi dan keterpurukan moral, yang merupakan salah satu tonggak keberkahan hidup yang sedang kita jalani ini. Nas`alullahas salamata wal ‘afiyah (Kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Alloh ).
∩ ⊇ ∈∉∪ β t θèã _ Å ≡‘u µÏ ‹ø 9s )Î $! Ρ‾ )Î ρu ! ¬ $Ρ‾ )Î “Sesungguhnya kami milik Alloh dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan.” Sebagaimana firman Alloh :
Νγ ß F÷ ;u ≈¹ | &r #! Œs )Î t % Ï !© #$ ∩⊇∈∈∪ š Î 9É ≈Á ¢ 9#$ Ì ± eÏ 0o ρu
Menyoroti Sebuah Fenomena Para pembaca yang mulia, setelah kita mengetahui bahwa kehidupan dunia ini adalah medan tempaan dan ujian (darul ibtila`), marilah kita merenung sejenak menyoroti fenomena hiruk pikuknya umat manusia dalam mencari rizki dan mata pencahariannya, khususnya di tengah krisis ekonomi dan keterpurukan moral dewasa ini. Agar kiranya menjadi bahan evaluasi dan koreksi diri, apakah kita termasuk orang-orang yang bersabar dan berhati-hati dalam
∩⊇∈∉∪ β t θèã _ Å ≡‘u µÏ ‹ø 9s )Î $! Ρ‾ )Î ρu ! ¬ $Ρ‾ )Î #( θþ 9ä $%s π× 7t ŠÁ Å Β• “Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang bersabar. (Yaitu) orangorang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: ‘Inna lillahi wa innaa ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami milik Alloh dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan)’.” (AlBaqarah: 155-156) Tahukah anda, pahala apakah yang Alloh karuniakan kepada orang9
menjalani kehidupan dunia ini, ataukah justru sebaliknya? Cobalah anda perhatikan, bukankah di tengah hiruk pikuk itu ada beraneka macam orang? Di antara mereka ada yang berpandangan bahwasanya ‘time is money’ (waktu adalah uang). Ambisinya untuk menumpuk harta pun amat besar, sehingga segenap waktu dan umurnya hanya dipergunakan untuk mengais rizki. Sungguh benar apa yang diberitakan baginda Rosul :
jiwa dan raganya (juga keluarganya) tumbuh dari harta syubhat bahkan dari harta haram. Na’udzu billah min dzalik. Namun demikian, di antara hiruk pikuk itu, tetap masih ada orang-orang yang konsisten dalam menjaga jati dirinya sebagai insan yang bertakwa. Sebagaimana yang Alloh sebutkan dalam firman-Nya: “Orang-orang dari kaum lelaki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) jual beli dari mengingat Alloh , dan (dari) mendirikan shalat, dan (dari) menunaikan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi bergoncang (yakni hari kiamat). (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Alloh memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan, dan supaya Alloh menambahkan karunia-Nya kepada mereka. Dan Alloh memberi rizki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (An-Nur: 37-38) Al-Hafizh Ibnu Katsir –rahimahullahu- ketika menjelaskan ayat di atas
ْ ﻡَ ٍل1ن ِﻡ ِ َ َد َم وَا ِدی6 1 ِ ْ 2ِ ن َ َْ آ4 َ 2 َد َم ِإ6 1 ِ ْ ف ا َ ْ4& َ 8 ُ ْ َی2َ َو،ً9 ِ َ:َ ;َ<َ ْ 2َ ب َ َْ ﺕ1َ; َﻡ َ @ ُ با ُ ْ4ُ َو َی،َُاب#/ ا
“Kalaulah anak Adam (manusia) telah memiliki dua lembah dari harta, niscaya dia masih berambisi untuk mendapatkan yang ketiga. Padahal (ketika ia berada di liang kubur) tidak lain yang memenuhi perutnya adalah tanah, dan Alloh Maha Mengampuni orang-orang yang bertaubat.” (HR. AlBukhari dalam Shahih-nya no. 6436, dari sahabat Abdullah bin Abbas
radhiyallohu ‘anhuma) Tak mustahil bila aktivitasnya itu kemudian melalaikannya dari mengingat Alloh (dzikrullah), shalat lima waktu maupun kewajiban lainnya. Lebih miris lagi, manakala semua itu dilaluinya tanpa beban sedikitpun dan tanpa ada perasaan takut sama sekali akan adzab Alloh . Tidakkah mereka ingat akan ancaman Alloh :
mengatakan: “Alloh menyebutkan bahwasanya mereka adalah orangorang yang tidak dilalaikan dunia dan segala perhiasannya, dan (tidak dilalaikan pula) oleh manisnya perniagaan serta segala labanya, dari mengingat Alloh sang Pencipta dan Pemberi rizki mereka. Sebagaimana pula mereka adalah orang-orang yang menyadari bahwasanya apa yang ada di sisi Alloh jauh lebih mulia dan lebih bermanfaat dari apa yang mereka miliki. Karena (mereka yakin) bahwa apa yang mereka miliki itu pasti sirna, sedangkan apa yang ada di sisi Alloh adalah kekal abadi.” (Tafsir Ibnu Katsir) Jenis mata pencaharian itu sendiri memang bermacam-macam. Ada dari
“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang serta dilalaikan oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat dari perbuatan mereka itu).” (Al-Hijr: 3) Di antara hiruk pikuk itu pun ada orang-orang yang gelap mata dan buta hati dalam mencari rizki. Mereka tak lagi memerhatikan mana yang halal dan mana yang haram, sehingga nyaris 10
jenis yang halal, syubhat, dan ada yang diharamkan oleh Alloh serta Rosul-Nya. Di antara jenis yang diharamkan oleh Alloh dan RosulNya adalah riba dengan segala bentuknya. Alloh berfirman:
Demikian pula memakan harta orang lain dengan cara yang batil, terkhusus dalam arena jual beli. Alloh berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian saling memakan harta sesama kalian dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku di atas asas saling meridhai di antara kalian.” (An-Nisa`: 29)
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri (ketika dibangkitkan dari kuburnya, pen.) melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, disebabkan mereka (berpendapat), sesungguhnya jual-beli itu sama dengan riba, padahal Alloh telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Alloh, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), urusannya (terserah) Alloh . Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni An-Nar, mereka kekal di dalamnya. Alloh memusnahkan riba dan menyuburkan shadaqah. Dan Alloh tidak suka terhadap orang yang tetap di atas kekafiran dan selalu berbuat dosa. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal shalih, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, merekalah orangorang yang mendapat pahala di sisi Robb mereka. Tiada kekhawatiran pada diri mereka dan tiada (pula) mereka bersedih hati. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kalian benar-benar orang yang beriman. Jika kalian masih keberatan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah bahwa Alloh dan RosulNya akan memerangi kalian. Dan jika kalian bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagi kalian pokok (modal) harta, kalian tidaklah menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” (Al-Baqarah: 275-279)
Tak ketinggalan pula praktik penipuan, yang terkadang lewat jalur hukum, dalam kondisi pelakunya sadar bahwa ia sedang berbuat aniaya terhadap sesamanya. Alloh berfirman:
(#θ9ä ‰ ô ?è ρu ≅ È Ü Ï ≈6t 9ø $$ /Î Ν3 ä Ψo ÷ /t Ν3 ä 9s ≡θu Βø &r #( θþ =è .ä 'ù ?s ω Ÿ ρu ôΒiÏ $) Z ƒÌ ùs #( θ=è 2 à 'ù Gt 9Ï Θ Ï $6 ¤ tç :ø #$ ’
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkurban) untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatanperbuatan itu agar kalian mendapat keberuntungan. Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara 11
kalian lantaran (meminum) khamr dan berjudi itu, serta menghalangi kalian dari mengingat Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan shalat. Maka berhentilah kalian (dari perbuatan itu).” (Al-
yang haram saja susah, apalagi yang halal!” Wallohul musta’an. Alloh telah memperingatkan mereka dalam firman-Nya:
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan, karena setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian.” (Al-Baqarah: 168)
Ma`idah: 90-91) Demikian pula mencari rizki dengan cara mencuri, merampok, korupsi, dan sejenisnya. Semua itu diharamkan oleh Alloh dan Rosul-Nya . Demikianlah di antara fenomena yang terjadi di tengah hiruk pikuknya kehidupan mencari rizki. Lalu, dari jenis pribadi yang manakah kita? Dan dari jenis yang bagaimanakah hakikat pekerjaan yang kita jalani? Marilah kita mengintrospeksi diri!!
Demikian pula Baginda Rosul pernah mengingatkan umatnya tentang seseorang yang tumbuh dan berkembang dari harta yang haram, doanya tak lagi didengar dan dikabulkan oleh Alloh . Bagaimanakah bila Alloh tidak mau mendengar dan mengabulkan doanya?! Rosululloh bersabda:
Keharusan Mencari Rizki yang Halal Para pembaca yang mulia, sesungguhnya mencari rizki yang halal merupakan perbuatan yang diperintahkan Alloh , sebagaimana pula mencari rizki dengan cara yang haram merupakan perbuatan yang dilarang oleh Alloh . Semua itu tentunya demi kebaikan dan keberkahan hidup para hamba-Nya baik di dunia maupun di akhirat. Namun, ketidaksabaran seseorang atas ujian yang menimpanya seringkali menjerumuskannya ke dalam murka Alloh . Dalam hal mencari rizki misalnya, manakala seseorang merasa sudah maksimal dalam mencari rizki, namun ternyata hasil yang didapat masih belum mencukupi kebutuhannya. Tak jarang dalam kondisi ‘kepepet’ semacam ini –seiring dengan lemahnya iman– akhirnya ia ikuti langkahlangkah setan yang diharamkan Alloh dan Rosul-Nya , seraya mengatakan: Mencari yang halal itu susah banget!” Lebih ekstrim lagi, terkadang keluar dari mulutnya ucapan: “Mencari
“Hai sekalian manusia, sesungguhnya Alloh itu Maha Baik (Suci) tidaklah menerima kecuali sesuatu yang baik. Dan sesungguhnya Alloh telah memerintahkan orang-orang yang beriman dengan apa yang telah Alloh perintahkan kepada para Rosul. Alloh berfirman: ‘Hai para Rosul, makanlah dari segala sesuatu yang baik dan beramal shalihlah, sesungguhnya Aku Maha Mengetahui segala apa yang kalian kerjakan.” (Al-Mukminun: 51). Dia juga berfirman: ‘Hai orang-orang yang beriman makanlah dari segala sesuatu yang baik, yang telah kami rizkikan kepada kalian’.” (Al-Baqarah: 172) Kemudian Rosululloh menyebutkan tentang seorang laki-laki yang sedang melakukan perjalanan jauh (safar), dalam kondisi rambutnya kusut masai dan tubuhnya dipenuhi debu, lalu menengadahkan tangannya ke langit (seraya) berdoa: ‘Ya Robbi, ya Robbi!’ Sementara makanannya dari hasil yang haram, minumannya dari hasil yang haram, pakaiannya pun dari hasil yang haram, dan (badannya) tumbuh berkembang dari hasil yang 12
haram. Maka mana mungkin doanya akan dikabulkan oleh Alloh ?” (HR.
Para pembaca yang mulia, merupakan kewajiban bagi seorang muslim di tengah hiruk pikuknya kehidupan mencari rizki ini, untuk mengimani bahwa rizki itu datangnya dari Alloh Dzat Yang Maha Pemberi Rizki (Ar-Razzaq), yang kepunyaanNya-lah seluruh perbendaharaan langit dan bumi. Alloh berfirman: “Kepunyaan-Nya lah perbendaharaan
Muslim dalam Shahihnya, dari shahabat Abu Hurairah , hadits no. 1015) Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin –rahimahullahu- berkata: “Seorang laki-laki (yang disebutkan dalam hadits di atas, pen.) mempunyai empat kriteria. Pertama: Bahwasanya dia sedang melakukan perjalanan (safar) yang jauh, dan safar merupakan salah satu momentum dikabulkannya sebuah doa. Kedua: Rambutnya acak-acakan dan tubuhnya dipenuhi oleh debu, ini juga merupakan salah satu sebab dikabulkannya sebuah doa. Ketiga: Menengadahkan tangannya ke langit, dan ini pun merupakan salah satu sebab dikabulkannya sebuah doa. Keempat: Dia berdoa dengan menyeru: “Ya Robbi! Ya Robbi!, yang merupakan tawassul dengan kekuasaan (rububiyyah) Alloh . Ini pun salah satu sebab dikabulkannya sebuah doa. Namun ternyata doanya tak dikabulkan oleh Alloh , karena makanannya dari hasil yang haram, pakaiannya dari hasil yang haram, dan (badannya) pun tumbuh berkembang dari hasil yang haram.” (Diringkas dari Syarh AlArba’in An-Nawawiyyah, karya AsySyaikh Muhammad bin Shalih Al’Utsaimin) Subhanalloh……… betapa besarnya pengaruh makanan, minuman, dan pakaian yang didapat dengan cara haram bagi kehidupan seseorang. Doa dan permohonannya tak lagi didengar oleh Alloh . Lalu, kemanakah dia akan mengadukan berbagai problematikanya?! Dan kepada siapakah dia akan meminta perlindungan dan pertolongan?! Betapa meruginya dia… Betapa sengsaranya dia, manakala Alloh Robb semesta alam ini telah berlepas diri darinya. Adakah yang mau mengambil pelajaran?!
langit dan bumi, Dia melapangkan rizki bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyempitkan(nya). Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Asy-Syura: 12) Dialah Alloh yang keluasan kasih sayang-Nya membentangkan segala kemudahan bagi hamba-Nya untuk mencari rizki dan karunia-Nya. Alloh berfirman:
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari sumber penghidupan.” (AnNaba`: 11) “Apabila telah ditunaikan shalat (Jum’at),
maka bertebaranlah kalian di muka bumi, dan carilah karunia (rizki) Alloh, dan ingatlah selalu kepada Alloh agar kalian beruntung.” (Al-Jumu’ah: 10) Dia-lah Alloh , Dzat Yang Maha Menentukan rizki tersebut (dengan segala hikmah dan keilmuan-Nya) atas segenap makhluk-Nya, sesuai dengan bagiannya masing-masing. Alloh berfirman:
“Dan Alloh melebihkan sebagian kalian atas sebagian yang lain dalam hal rizki.” (An-Nahl: 71) Demikianlah keagungan Alloh ArRazzaq, dengan segala kekuasaan-Nya. Maka dari itu, sudah seyogyanya bagi seorang muslim untuk bersabar dan tidak putus asa dalam mencari rizki yang halal di tengah krisis ekonomi dan keterpurukan moral dewasa ini. Sebagaimana pula ia harus selalu bersyukur manakala usahanya (yang halal) membuahkan hasil sesuai 13
harapan. Karena semua itu tak lepas dari kebijaksanaan dan keadilan Alloh Dzat Yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana.
- Ada pula orang-orang yang konsisten dalam menjaga jati dirinya sebagai insan yang bertakwa dengan selalu berupaya mencari rizki halal yang diridhai Alloh . Kelompok pertama dan kedua (di atas) merupakan orang-orang yang merugi lagi tertipu dengan kehidupan dunia yang fana ini. Adapun kelompok ketiga, merekalah orang-orang yang sukses lagi diberkahi kehidupannya oleh Alloh . 6. Mata pencaharian yang halal merupakan sumber/tonggak keberkahan hidup di dunia dan di akhirat. Sedangkan yang syubhat atau haram merupakan penghalang dari barakah Alloh dan penyebab tidak dikabulkannya sebuah doa. Maka dari itu, bila anda seorang pejabat (sipil/militer), jauhkanlah diri anda dari sumbersumber rizki yang syubhat atau haram. Bila anda seorang da’i/mubaligh, janganlah menjual ayat-ayat Alloh demi meraih seonggok kehidupan dunia. Bila anda seorang pengusaha, jadilah pengusaha yang jujur. Bila anda seorang karyawan, sopir, kondektur, tukang becak, penjual asongan, tukang parkir, pelayan toko, dan lain sebagainya, jadikanlah rizki yang halal lagi barakah sebagai target dari usaha anda, dan jangan tergiur dengan jumlah yang banyak namun tak mendapat ridha dan barakah dari Alloh . 7. Bila anda telah berupaya mencari rizki yang halal lagi barakah namun belum mencukupi kebutuhan, maka janganlah berputus asa dan gelap mata. Yakinlah bahwa Alloh adalah Dzat Yang Maha Pemberi Rizki (Ar-Razzaq), dan Dia tidak akan menyia-nyiakan para hamba yang mendekat kepada-Nya. Wallohu a’lam bish-shawab.
Penutup Pembaca yang mulia, dari bahasan di atas dapatlah disimpulkan bahwa: 1. Kehidupan dunia ini merupakan medan tempaan dan ujian (darul ibtila`) yang membutuhkan kesabaran yang tinggi. 2. Tempaan dan ujian itu beragam bentuknya. Bisa berupa ketakutan, kelaparan, kemiskinan, ditinggal wafat orang-orang yang dicintai, kekurangan bahan makanan, dan lain sebagainya. 3. Orang-orang yang mempunyai kesabaran tinggi di medan tempaan dan ujian itu, merekalah sejatinya golongan yang sukses di dunia dan akhirat. 4. Termasuk bagian dari kesabaran yang dapat mengantarkan seseorang kepada kesuksesan hidup adalah berpegang teguh dengan norma-norma agama di tengah hiruk pikuknya kehidupan mencari rizki, khususnya di tengah krisis ekonomi dan keterpurukan moral dewasa ini. 5. Di tengah hiruk pikuk itu ada berbagai macam jenis orang: - Ada orang-orang yang ambisinya untuk menumpuk harta amat besar, sehingga segenap waktu dan umurnya habis dipergunakan untuk mengais rizki. Tidak mustahil jika aktivitasnya itu kemudian melalaikannya dari mengingat Alloh (dzikrullah), shalat lima waktu dan kewajiban lainnya. - Ada pula orang-orang yang gelap mata dan buta hati dalam mencari rizki. Mereka tak lagi memperhatikan halal haram, sehingga nyaris jiwa dan raganya (dan juga keluarganya) tumbuh dari harta syubhat bahkan dari harta haram.
http://www.asysyariah.com
14
LAPORAN BAITUL MAL MAL juni 2007 PEMASUKAN I. Dari Orang Tua Asuh (OTA) 1. Bpk. dr. Chafid, Sp.A.,Pare Rp. 150.000 2. Bpk. dr.Imam Muhadi, Pare Rp. 130.000 3. Bpk. Hamba Alloh, Pare Rp. 340.000 4. U.D. Pro Gizi, Pare Rp. 175.000 5. Ibu Lilik Umiasih, Pare Rp. 125.000 6. Bpk. Sugeng P, Sby Rp. 175.000 7. Ibu Wiminarti, Sby Rp. 170.000 8. Bazis PT. Merpati, Sby Rp.1.166.600 9. C.V.Nusantara Utama,Sby Rp.1.020.000 10. Bazis PT.INKA, Madiun Rp. 350.000 11. Abu&Ummu Hammam,Mdn Rp. 400.000 12. Bpk. Syamsul, Madiun Rp. 170.000 13. Bpk. Yusuf, Madiun Rp. 170.000 14. Bpk. Hamba Alloh, Madiun Rp. 170.000 15. Bpk. Kasman, Keras Kdr Rp. 200.000 16. Ibu Sri Sayekti, Mukuh Rp. 200.000 17. Bpk.Hamba Alloh, Sidoarjo Rp. 500.000 18. Bpk.dr.Umar,Sp.PD,Gresik Rp. 200.000 19. Mbak Amnayuda,Palembang Rp. 170.000 JUMLAH Rp. 5.981.600 II. Dari Donatur Tetap 1. Bpk dr. Kasdi S, Sp.P, Pare Rp. 2. Bpk dr.Benny S,Sp.Jp, Pare Rp. 3. Ibu dr. Hermin, Sp.M, Pare Rp. 4. Bpk. dr. Hamba Alloh,Pare Rp. 5. Bpk. Akir, Pare Rp. 6. Bpk. Pudiono, Pare Rp. 7. Ibu Lilik, Toko Sumeh,Pare Rp. 8. Ibu Dra.Dewi Masyitoh,Pare Rp. 9. Ibu Tutik,Perc Yosima,Pare Rp. 10. Ibu Ida,Tulungrejo Pare Rp. 11. Ibu Tri Rahayuningsih,Pare Rp. 12. Ibu Anis, S.H, Pare Rp. 13. Bpk. Dwi,Jombangan,Pare Rp. 14. Bpk.Anto,Berbendo,Pare Rp. 15. Bpk. Kusnadi, Bendo, Pare Rp. 16. Bpk. Wijoyo, Pare Rp. 17. Bpk. Rohmat Raharjo, Pare Rp. 18. Bpk. Sudirham, Pare Rp. 19. Abu Abdur Rohman, Pare Rp. 20. Hamba Alloh (Y), Pare Rp. 21. Hamba Alloh (L), Pare Rp. 22. Bpk. Sunarso,PT TS,Pare Rp. 23. Bpk. Kardi, Pare Rp. 24. Abu Zahroh,Bogo,Papar Rp. 25. Ibu Sutini,Bogo,Papar Rp.
150.000 100.000 100.000 100.000 25.000 50.000 50.000 20.000 50.000 20.000 50.000 70.000 20.000 43.000 50.000 25.000 50.000 10.000 30.000 10.000 50.000 50.000 25.000 40.000 10.000
26. Bpk. Agus W.H., Papar 27. Bpk. Obet Ismail, Kediri 28. Ibu Rohimah, Kediri 29. Ibu Enik, Kediri 30. Ibu Jamsikin 31. Bpk. Markum,Gurah Kediri 32. Bpk. Sunarno 33. Ibu Zulaikhah,Mukuh Kdiri 34. Ibu Shofiyah, SPd, Kediri 35. Bpk Agung, Joho Kediri 36. Ibu dr. Esti, SpJp, Sby 37. Bpk. Ir. Tontowi, MSc, Sby 38. Bpk. Zainul M, Sby 39. Bpk. Andri, Sby 40. Hamba Alloh, Sby 41. Abu & Ummu Faqih,Sby 42. Bpk. Abdul 'Alim,Sby 43. Ibu Rose, Sby 44. Ibu Aris Dina, Sby 45. Bpk. Abdus Shomad,Sby 46. Bpk. Bagus S, Sby 47. Ummu Ahmad, Sby 48. Bpk. Suprianto, Sby 49. Bpk. Indra, Sby 50. Ibu Misyanti, Sby 51. Bpk. Sutiyanto, Madiun 52. Bpk. Ismail, Madiun 53. Bpk. Arif, Madiun 54. Bpk. Padang, Madiun 55. Hamba Alloh, Madiun 56. Abu Faruq, Madiun 57. Ibu Oky Laura, Malang 58. Bpk Nur Isro'i dkk, Gresik 59. Bpk. Jumain R, Gresik 60. Bpk. Suharyanto, Blitar 61. Bpk. Agus JUMLAH Rp.
Rp. 150.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 10.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 100.000 Rp. 30.000 RP. 50.000 Rp. 37.000 Rp. 59.294 Rp. 500.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 100.000 3.899.294
III. DONATUR CILIK (DONACIL) 1. Adik Mita Aprilla,Pare Rp. 50.000 2. Adik Harits,Pare Rp. 10.000 3. Adik Ibrohim,Pare Rp. 10.000 4. Adik Abdurrohman,Pare Rp. 10.000 5. Adik Hamba Alloh,Pare Rp. 20.000 6. Adik Raihan Dafa H, Pare Rp. 50.000 JUMLAH Rp. 150.000
Adik-adik...., siapa ingin menyusul?
15
IV. Dari Donatur Tidak Tetap 1. Bpk. Dr.Suryatmono,Sp.A Rp.1.000.000 2. Bpk. Sidiq, Madiun Rp. 50.000 3. Hamba Alloh, Pare Rp. 60.000 4. Bpk. Muhadi, Bogo Rp. 30.000 JUMLAH Rp. 1.140.000 V. Dari pemerintah (K3S) Rp. 166.000 VII. DONATUR BERUPA BERAS 1. Bpk. Ismu, Pare 5,8 kg 2. Bpk. Eko, Kediri 4,0 kg 3. Bpk. Ponidi, Pare 10,0 kg 4. Hamba Alloh, Tgl. Rejo 5,0 kg 5. Abu Zakariya, Tgl. Rejo 5,0 kg 6. Bpk. Gatot, Toko Reny Pare 5,8 kg 7. Hamba Alloh, Pelem 20,0 kg 9. Bpk. Khobir, Apotik Lawu 9,4 kg 10. Adik Oyya, Madiun 7,0 kg 11. Dr. Mulyono, Pare 11,6 kg 83,6 kg TOTAL PEMASUKAN : Rp. 11.336.894 PENYALURAN DANA 1. Operasional Panti Asuhan & Ponpes Al-Manshur Rp. 10.186.894 2. Transport & telp Lajnah Rp. 200.000 3. Administrasi & Pengembangan Lajnah Rp. 500.000 4. Buletin Al Uswah & Majalah Rp. 450.000 JUMLAH Rp. 11.336.894
(0354) 7011966 Pembaca yang budiman, perlu diketahui bahwa Yayasan Ath-Thoifah AlManshuroh dengan Pesantren dan Panti Asuhan Al-Manshur dalam mengelola program-programnya yang meliputi : Pendidikan (TK, SD, SMP dan SMA), Dakwah, Sosial, dan lain-lain setiap bulan membutuhkan dana sekitar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) baik untuk konsumsi, pendidikan, dakwah, administrasi, kepengasuhan, gaji guru dan karyawan, maintenance, dan lain-lain. Dana tersebut di atas semua diusahakan oleh Yayasan melalui baitul mal (dengan menggali dana dari masyarakat baik donatur maupun kotak infaq, dll) sebagaimana terlaporkan di atas, dari iuran bulanan santri non yatim dan lain-lain. Jadi, kalau dalam laporan di atas jumlah penerimaan dan pengeluaran sama karena memang dana tersebut tersalurkan semua untuk tambahan biaya operasional. Demikian, atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan banyak terima kasih. Semoga Alloh Ta'ala senantiasa memudahkan urusan kita.
Semoga Alloh membalas kebaikan anda dengan kebaikan yang lebih banyak. Amin.
Kami Segenap Pengurus Panti Asuhan "Al Manshur" Mengucapkan: Terima kasih yang sebesarbesarnya kepada Direktur RSUD PARE beserta seluruh STAF, yang telah memberikan pelayanan kesehatan secara GRATIS kepada anak asuh kami selama ini. Semoga Alloh membalas dengan kebaikan dan pahala yang lebih banyak.
ANDA HENDAK MENYUSUL MENANAM MODAL AKHIRAT? HUBUNGI: 1. Agus S. Abul Ghozi : 081556437673 2. Fathul Huda Abu Miftah : 085649553464 3. Sugiharto : 081803206777 / (0354) 393595 4. Panti Asuhan / Ponpes Al-Manshur : 16
17