Buletin Al Uswah Sya'ban 1428h

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletin Al Uswah Sya'ban 1428h as PDF for free.

More details

  • Words: 5,696
  • Pages: 12
Buletin Dakwah

Menel Th. VII No. 08 Sya’ban 1428 H

Buletin Al Uswah diterbitkan Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh Staf Redaksi: Penanggung Jawab : Abu Yusuf Redaksi : Abu Hammam Lay Out : Nur Arifin Editor : Nur Arifin,Abu Hammam Distribusi : Abu Mudafi'ul Haq, Abu Hammam Sekretariat : Jl. Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri  Po Box 182 Pare 64200 (0354) 7011966 Fax. (0354) 393595 Rekening : BCA KCP PARE 140 032 1333 a/n Sugiharto,SP E-mail : [email protected]

September 2007

Bulan Romadhon, bulan yang diberkahi Alloh mewajibkan puasa di dalamnya Pintu-pintu surga dibuka Pintu-pintu neraka ditutup Syetan-syetan dibelenggu Alloh mengunjungi hamba pada bulan ini Dengan menurunkan rahmat Menghapus dosa-dosa Dan mengabulkan do'a. Alloh melihat berlomba-lombanya hamba di bulan ini, Dan membangga-banggakannya Di hadapan para malaikat-Nya. Maka tunjukkanlah kepada Alloh Amal-amal kebaikan Ketahuilah …….. Orang yang celaka adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Alloh di bulan ini

simak Juga : Memuliakan Rumah-Rumah Alloh 

Harap diperhatikan penempatannya, ada ayat Al Qur'an di dalamnya Mengelola : Panti Asuhan Yatim/Yatim Piatu Kajian Ilmiah Islamiyah Pesantren Terpadu TK SD SLTP SLTA Khotib Jum'at/Khotib 'Ied Menerima/Menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qorban, Aqiqoh

Bekalilah Puasa Anda dengan Ilmu ulloh dan puasa Romadhon" (Muttafaq alaihi). Dan dalam riwayat Muslim: "Puasa

Kalau kita perhatikan fenomena masyarakat di zaman sekarang ini, yang tidak memperhatikan suatu perkara yang menyebabkan amalan ibadah seorang hamba diterima Alloh . Dan merupakan syarat diterima suatu amalan apabila terpenuhi dua syarat yang agung yaitu ikhlas dan melaksanakan amalan ibadah tersebut dengan ilmu yang diajarkan oleh baginda Rosululloh . Bukankah kita melihat begitu banyak masyarakat yang melakukan ibadah hanya dengan ikhlas saja? Ataupun sebaliknya, dimana mereka melakukan ibadah berdasarkan ilmu semata? Bahkan adakalanya masyarakat yang beramal dengan semangat semata. Wal ‘iyadzu billahi mindzalik, maka pada edisi ini, kami sajikan fatwa ulama berkaitan dengan hukum dan faedah serta hikmah puasa, semoga bisa menjadi bekal kita dalam menjalankan ibadah-ibadah bulan Romadhon yang sebentar lagi mengunjungi kita dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Romadhon dan Haji ke Baitullah". Sementara itu kaum muslimin berijma’ (bersepakat) akan wajibnya puasa Romadhon. Maka barang siapa yang mengingkari kewajiban puasa Romadhon, dia telah murtad dan kafir, harus disuruh bertaubat. Puasa Romadhon wajib bagi setiap muslim yang telah aqil baligh dan berakal sehat. Maka puasa tidak wajib atas orang kafir dan tidak akan diterima pahalanya jika ada yang melakukannya, sampai dia masuk Islam. Puasa juga tidak wajib atas anak kecil sampai dia aqil baligh. Aqil balighnya ini diketahui ketika dia telah masuk usia 15 tahun atau tumbuh rambut kemaluannya atau keluar sperma ketika mimpi. Ini bagi anak laki-laki, sementara bagi anak perempuan ditandai dengan haid (menstruasi). Maka jika anak telah mendapati tanda-tanda ini, maka dia telah aqil baligh. Tetapi dalam rangka sebagai latihan dan pembiasaan, sebaiknya anak disuruh untuk berpuasa, jika kuat dan tidak membahayakannya. Puasa juga tidak wajib bagi orang yang kehilangan akal, baik itu karena gila atau penyakit syaraf atau sebab lainnya. Berkenaan dengan inilah jika ada orang yang telah menginjak dewasa namun masih tetap idiot dan tidak berakal sehat, tidak wajib baginya berpuasa dan tidak pula menggantinya dengan membayar fidyah.

HUKUM PUASA Puasa Romadhon adalah sebuah kewajiban yang jelas dalam kitab Alloh, sunnah Rosulnya dan Ijma’ kaum muslimin. Alloh berfirman: $ϑ y .x Πã $‹u Á _Å 9#$ Ν ã 6 à ‹ø =n æ t = | GÏ .ä #( θΖã Βt #u  t % Ï !© #$ $γ y ƒ• 'r ≈‾ ƒt ∩⊇∇⊂∪ β t θ) à G− ?s Ν ö 3 ä =ª èy 9s Ν ö 6 à =Î 7ö %s ΒÏ  š % Ï !© #$ ’?n ã t = | GÏ .ä

"Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian menjadi orangorang yang bertaqwa (Al-Baqarah:183).

HIKMAH dan FAEDAH PUASA Diantara nama-nama Alloh adalah bahwa Alloh itu "Al-Hakim" (Maha Bijaksana dan penuh hikmah). Hikmah adalah profesionalisme dalam berbagai perkara dan meletakkan sesuai dengan tempatnya. Maka nama Alloh ini mengandung tuntunan makna bahwa setiap apa yang diciptakan oleh Alloh atau apa yang disyari’atkan olehNya, maka itu demi

Rosululloh bersabda yang artinya:

"Dibangun Islam itu atas lima perkara, Syahadat bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh dan Muhammad adalah utusan Alloh, mendirikan shalat, menunaikan zakat, Haji Bait2

ngarkan apa saja yang haram untuk didengarkan seperti lagu-lagu haram, musik yang semuanya itu alat-alat yang melalaikan. Kemudian yang dimaksud kebodohan adalah menjauhi kebenaran dalam kata dan perbuatan. Kalau orang yang berpuasa mampu merealisasikan kandungan ayat Alloh dan hadits nabi ini, maka puasanya akan mampu menjadi tarbiyah (pendidikan) bagi jiwanya, perbaikan bagi akhlaqnya dan pelurusan perilakunya. Tidaklah bulan Romadhon itu akan usai kecuali ia mendapatkan pengaruh positif yang luar biasa yang akan nampak dalam diri, moral dan perilakunya. Hikmah puasa yang lain adalah seorang kaya akan mengetahui nilai nikmat Alloh dengan kekayaannya itu dimana Alloh telah memudahkan bagi-nya untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, seperti makan, minum dan menikah serta apa saja yang dibolehkan oleh Alloh dengan syar’i. Alloh telah memudahkan baginya untuk itu. Maka dengan begitu ia akan bersyukur kepada Robbnya atas karunia nikmat ini dan mengingat saudaranya yang fakir, yang ternyata tidak dimudahkan untuk mendapatkannya. Dengan begitu ia akan berderma kepadanya dalam bentuk shadaqah dan ihsan (berbuat baik). Diantara hikmah puasa juga melatih seseorang untuk menguasai dan berdisiplin dalam mengatur jiwanya. Sehingga ia akan mampu memimpin jiwanya demi kebahagiaan dan kebaikannya di dunia dan di akhirat serta menjauhi sifat kebinatangan. Orang yang mempunyai sifat kebinatangan tidak akan mampu untuk mengendalikan jiwanya dan syahwat dan kelezatan dunia. Puasa juga mengandung berbagai macam manfaat kesehatan yang direalisasikan dengan mengurangi makan dan mengistirahatkan alat pencernaan pada waktu-waktu tertentu serta mengurangi kolesterol yang jika terlalu banyak akan membahayakan tubuh.

sebuah hikmah yang balighoh, akan diketahui oleh orang yang mengetahui (berilmu) dan tidak akan diketahui oleh orang yang bodoh. Shaum yang disyari’atkan dan difardhukan oleh Alloh kepada hamba-hambaNya mempunyai hikmah dan manfaat yang banyak sekali. Diantara hikmah puasa adalah bahwa puasa merupakan ibadah yang bisa digunakan seorang hamba untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Alloh dengan meninggalkan kesenangan-kesenangan dunianya seperti makan, minum dan menggauli istri untuk mendapatkan ridho Robbnya dan keberuntungan di kampung kemuliaannya (kampung akhirat. pent-). Dengan puasa ini jelas bahwa seorang hamba akan lebih mementingkan kehendak Robbnya daripada kesenangan-kesenangan pribadinya. Lebih cinta kampung akhirat daripada kehidupan dunia. Hikmah puasa yang lain adalah sebagai sarana untuk mendapat derajat taqwa apabila seseorang melakukannya dengan sesungguhnya (sesuai dengan syari’at). Orang yang berpuasa berarti diperintahkan untuk bertaqwa kepada Alloh, yakni dengan mengerjakan perintahperintahNya dan menjauhi laranganNya. Inilah tujuan agung dari disyariatkannya puasa. Jadi bukan hanya sekedar melatih untuk meninggalkan makan dan minum serta menggauli istri. Rosululloh bersabda yang artinya:

"Barang siapa yang tidak bisa meninggalkan kata-kata kotor dan mengerjakannya serta tidak bisa meninggalkan kebodohan, maka Alloh tidak butuh ia telah meninggalkan makan dan minumnya" (HR. Bukhari). Kata-kata kotor adalah setiap perkataan yang haram hukumnya, seperti berkata dusta, ghibah, mencela dan sejenisnya. Sementara amalan yang kotor adalah setiap perbuatan yang haram seperti permusuhan sesama manusia, dengan berkhianat, menipu, memukul, mencuri harta dan sejenisnya. Termasuk pula mende3

YANG MERUSAK dan MEMBATALKAN PUASA Yang membatalkan itu ada enam: 1. Jima’ Yang dimaksud jima’ di sini adalah masuknya dzakar (penis laki-laki) ke dalam farji wanita. Maka kapan saja orang yang berpuasa melakukan jima’, sementara sedang melakukan puasa wajib, dia harus menebusnya dengan membayar kaffarat yang berat karena perbuatan itu. Yakni dengan memerdekakan budak. Kalau dia tidak mampu, harus berpuasa dua bulan berturut-turut. Jika tidak mampu harus memberi makan enam puluh orang miskin. Jika puasa yang dilakukan itu tidak wajib baginya, seperti seorang musafir yang menggauli istrinya, maka dia harus mengqadha’ dan tidak membayar kaffarat. 2. Mengeluarkan sperma Yakni keluarnya sperma karena berkencan, mencium, bergumul dan sejenisnya. Jika orang mencium istrinya tanpa syahwat sehingga tidak mengeluarkan sperma, maka itu tidak apa-apa (tidak batal puasanya. pent-). 3. Makan dan Minum dengan sengaja Yakni sampainya makanan dan minuman ke dalam kerongkongan, baik dari jalan mulut atau hidung, makanan dan minuman apa saja. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang berpuasa menghisap rokok, karena merokok itu sendiri termasuk perbuatan dosa, sedangkan mencium bau-bau yang wangi tidak apa-apa. 4. Keluarnya Darah Yakni keluarnya darah karena berbekam atau yang sejenisnya, yang keluarnya itu memang disengaja dan cukup mempengaruhi kondisi tubuh. Sedangkan jika keluar darah itu ringan (sedikit) karena untuk pemeriksaan misalnya atau sejenisnya, maka itu tidak membatalkan puasa. Karena hal itu tidak mempengaruhi tubuh. 5. Muntah dengan sengaja Yakni mengeluarkan apa yang ada dalam perut dari makanan dan minuman.

6. Keluarnya darah haid atau nifas Hal-hal yang membatalkan puasa ini tidak sampai menyebabkan seseorang yang berpuasa harus berbuka kecuali dengan tiga syarat: Pertama: Mengetahui hukum dan waktunya. Kedua: Dalam kondisi ingat (tidak lupa). Ketiga: Memahami betul akan permasalahannya. Maka jika ada seorang yang berbekam, kemudian tidak menyangka kalau berbekam itu dapat membatalkan puasanya, dia tidak usah membatalkan puasanya dan puasanya itu sah. Karena pada hakekatnya ia tidak mengetahui hukum yang sesungguhnya. Alloh berfirman: 3 Å ≈9s ρu µÏ /Î Ο?è 'ù Ü s z ÷ &r $! ϑ y ‹ùÏ y Ó $Ζu _ ã Ν ö 6 à ‹ø =n æ t § } Šø 9s ρu …. Ν ö 3 ä /ç θ=è %è N ô ‰ y ϑ £ èy ?s $Β¨

"Dan tidak ada dosa bagimu karena kekhilafanmu, tapi (yang menjadikan dosa) adalah apa yang disengaja hatimu…" (AlAhzab: 5). Seandainya ada seorang yang makan sementara ia menyangka bahwa fajar belum terbit atau matahari telah terbenam, maka puasanya sah karena ia tidak mengetahui waktu. Kemudian jika ada orang yang makan dan lupa bahwa pada saat itu ia berpuasa, maka sah puasanya dan tidak perlu membatalkan, sebagaimana sabda Rosululloh yang artinya:

"Barang siapa yang lupa dalam keadaan berpuasa, kemudian makan dan minum, maka hendaklah ia menyempurnakan puasanya. Sesungguhnya Alloh-lah yang memberinya makan dan minum (saat itu)" (Muttafaq alaihi). Jika seseorang dipaksa untuk berkumur, kemudian tanpa sengaja air itu ada yang masuk ke perutnya, atau meneteskan air mata kemudian ada yang sampai ke kerongkongan, atau bermimpi sampai mengeluarkan sperma, maka puasanya tetap sah karena itu semua di luar kehendaknya. Demikian pula tidak batal puasanya seseorang yang memakai siwak, 4

Dalam kitab Al-Muwaththa’ dari Muhammad bin Yusuf dari As-Saaib bin Yazid bahwasanya Umar bin Khattab  menyuruh Ubay bin Ka’ab dan Tamim AdDaary untuk melakukan shalat berjama’ah dengan sebelas raka’at. Jika menambah jumlah dari yang sebelas ini maka tidak apa-apa karena Rosululloh ditanya tentang Qiyamullail, beliau menjawab, yang artinya: "Dua-dua, maka jika salah

bahkan itu sunnah baik di waktu puasa atau waktu-waktu lainnya pada setiap awal siang dan akhirnya. SHALAT TARAWIH Shalat tarawih adalah shalat qiyamullail dengan berjama’ah pada bulan Romadhon. Waktunya setelah shalat Isya’ sampai terbitnya fajar. Rosululloh telah memberikan rangsangan untuk melakukannya dalam sebuah sabda beliau :

satu seorang diantara kamu khawatir tiba waktu shubuh, hendaklah dia shalat satu raka’at sebagai witir dari shalatnya" (HR.

ُ َ َ ِ ُ ً َ ِ  ْ ‫ن ِإ َْ ً وَا‬ َ ََ ‫َْ َ َم َر‬ ِ ِ ْ ‫َ َﺕ"َ! َم ِْ َذ‬

Bukhari Muslim). Akan tetapi berpegang teguh dengan jumlah raka’at yang dijelaskan oleh sunnah dengan penuh ketenangan dan memanjangkan shalat yang tidak memberatkan jama’ah yang lain, lebih utama dan lebih sempurna. Ada pun apa yang saat ini dilakukan sebagian orang, yakni mempercepat shalat yang berlebihan, maka itu bertentangan dengan syari’at. Apalagi dengan cepat itu merusak rukun wajibnya, maka yang semacam ini dapat membatalkan shalat. Banyak para imam (pemimpin) yang tidak mau hadir shalat tarawih (dia shalat sendiri di rumah. pent-). Ini salah karena seharusnya imam itu tidak hanya shalat untuk dirinya saja akan tetapi juga untuk orang lain. Maka posisi imam di sini bak seorang pemimpin masyarakat yang harus melakukan sesuatu yang lebih mendatangkan mashlahat. Para ‘ulama juga menyebutkan bahwa hukumnya makruh bagi seorang imam yang mempercepat shalatnya, hingga menghalangi makmum untuk melakukan amalan yang sunnah. Ini amalan yang sunnah, bagaimana jika seorang imam mempercepat shalatnya sampai menghalangi makmum berbuat yang wajib? Dianjurkan bagi para jama’ah untuk menjaga dan memelihara shalat tarawih ini, jangan sampai mentelantarkannya dengan berganti-ganti masjid (tidak teratur sampai meninggalkan jama’ah. pent-) karena barang siapa yang shalat bersama

"Barangsiapa yang melakukan qiyamullail pada bulan Romadhon dengan dasar keimanan dan mengharap (akan pahalanya). Dia akan diampuni dosa-dosanya yang lampau" (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam shahih Bukhari dari Aisyah -rodhiyallohu anha- bahwasanya Rosululloh suatu ketika melakukan qiyamullail di masjid. Maka pada saat itu banyak orang yang mengikuti shalat beliau, kemudian juga kabilah-kabilah yang lain, sehingga jumlah mereka banyak sekali. Kemudian pada malam ketiga atau keempat sebagaimana biasa mereka berkumpul (hendak melakukan shalat. pent-) namun Rosululloh tidak keluar untuk shalat bersama mereka. Ketika pagi tiba beliau bersabda yang artinya: "Sesungguhnya aku telah

mengetahui apa yang telah kalian perbuat. Tidak ada yang menghalangiku keluar (untuk shalat) bersama kalian kecuali saya khawatir (kalian menganggap) shalat itu diwajibkan atas kalian". Shalat di atas dilakukan pada bulan Romadhon. Dan yang sesuai sunnah adalah shalat itu dilaksanakan dengan sebelas raka’at, tiap dua raka’at salam. Karena Aisyah –radhiyallohu anha- ketika ditanya bagaimana shalatnya Rosululloh pada bulan Romadhon, dia menjawab yang artinya: "Beliau tidak pernah menambah

atas sebelas raka’at pada bulan Romadhon atau bulan lainnya". (Muttafaq alaih). 5

imam sampai selesai, akan dicatat baginya pahala shalat semalam suntuk, kendati setelah itu dia tidur. Tidak masalah jika kaum wanita hadir, turut melakukan shalat tarawih jika aman dari fitnah. Dengan syarat keluar dari rumah menuju masjid dengan hijab sempurna dan tidak tabarruj (bersolek) dengan menggunakan perhiasan dan wangi-wangian. (FSA)

Yang kedua adalah orang yang sakitnya masih dimungkinkan kesembuhannya. Untuk yang jenis ini ada tiga kondisi: Pertama : Tidak berat baginya berpuasa dan tidak membahayakan sakitnya. Jika demikian dia wajib berpuasa karena penyakitnya ini tidak dikategorikan sebagai udzur. Kedua : Berat baginya berpuasa, namun kalau seandainya dia berpuasa itu tidak akan membahayakan penyakitnya. Jika demikian dia makruh hukumnya berpuasa karena dia melaksanakan rukhsoh (bukan lagi sebagai hal yang wajib pent.) dengan kondisi beratnya jiwa karena sakitnya tadi. Ketiga : Puasa itu membahayakan dirinya. Jika demikian maka haram hukumnya dia berpuasa karena ada bahaya yang mengenai dirinya. Alloh berfirman yang artinya:

PUASA BAGI ORANG SAKIT DAN MUSAFIR Alloh berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 85: tz y &é Θ B $ƒ− &r  ô ΒiÏ ο× ‰ £ èÏ ùs 9  x ™ y ’ 4 ?n ã t ρ÷ &r $Ò ³ ƒ÷Í ∆s β t $2 Ÿ Βt ρu uŽ£ ô èã 9ø #$ Ν ã 6 à /Î ‰ ß ƒÌ ƒã ω Ÿ ρu t ¡ ó Šã 9ø #$ Ν ã 6 à /Î ! ª #$ ‰ ß ƒÌ ƒã 3

"Dan barang siapa yang sakit atau dalam keadaan bepergian hendaklah ia mengganti pada hari-hari yang lain. Alloh menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran."

"Dan janganlah kamu sekalian membunuh diri-diri kalian karena sesungguhnya Alloh Maha Penyayang kepadamu" (An-Nisa’:29). Alloh  juga berfirman yang artinya:

Orang sakit ada dua macam, pertama orang yang sakit terus-menerus dan tidak dimungkinkan kesembuhannya, maka tidak wajib baginya berpuasa karena kondisinya memang tidak memungkinkan untuk itu, akan tetapi ia harus membayar fidyah dengan cara memberi makan seorang miskin setiap harinya. Mungkin pula untuk mengumpulkan orang-orang miskin sejumlah hari yang disitu ia tidak berpuasa. Lalu mereka diberi makan. Ini sebagaimana yang dilakukan oleh Anas bin Malik  ketika ia menginjak usia senja. Atau dengan cara memberi makan tiap orang miskin dengan hari-hari ia tidak berpuasa. Tiap orang seperempat Sho’ atau setengah kilo dan sepuluh gram gandum yang baik kualitasnya atau makanan pokok lainnya. Dan sebaiknya disertai dengan lauk-pauk yang biasa ia makan seperti daging atau bumbu lain. Juga bagi orang tua yang tidak mampu melakukan puasa, hendaklah ia memberi makan setiap harinya satu orang miskin.

"Dan janganlah kamu mencelakakan dirimu sendiri" (Al-Baqarah:195). Rosululloh  bersabda yang artinya:

"Tidak ada bahaya dan tidak boleh ada yang membahayakan" (HR. Ibnu Majah dan Al-Hakim). Bahaya puasa bagi orang yang sakit itu bisa diketahui dengan rasa dari si penderita atau dengan petunjuk dokter yang bisa dipercaya. Pada kondisi ini jika si penderita membatalkan puasanya, ia mengqodho’ puasanya jika telah sembuh dari sakitnya. Jika dia meninggal sebelum sempat mengqodho’, maka tidak ada qodho’ baginya karena yang asal adalah mengganti puasanya pada hari yang lain, sementara dia tidak bisa melakukan pada hari itu karena dipanggil Alloh. Mengenai orang yang sedang bepergian (musafir) maka ada dua macam: Pertama : Orang yang dengan bepergiannya itu mempunyai niat untuk membatalkan puasanya. Untuk yang seperti ini tidak boleh berbuka dengan alasan beper6

Orang yang bepergian (musafir) terhitung sejak ia keluar dari kampungnya sampai dia kembali. Jika ia di sebuah kampung yang menjadi tujuan bepergiannya beberapa waktu lamanya, maka dia tetap seorang musafir selama dia tidak beminat muqim (menetap) di tempat itu sampai selesai tujuan bepergian di tempat itu lagi. Maka dia mendapatkan keringanan untuk melakukan rukhsah-rukhsah bepergian, meski dalam waktu yang cukup lama. Karena tidak ada riwayat Rosululloh akan batasan waktu yang mengharuskan orang itu berstatus bukan musafir. Dengan demikian yang asal adalah tetapnya safar dan hukum-hukumnya sampai adanya dalil yang meniadakan atau membatalkan hukumnya. Safar yang mendapatkan rukhsah ini tidak ada bedanya dengan safar seperti haji, umrah dan ziarah. Dan safar yang terus-menerus seperti safar mereka yang menjadi sopir mobil besar lainnya. Kapan saja mereka keluar dari kampungnya, maka mereka berstatus sebagai musafir, boleh melakukan apa saja yang dibolehkan bagi musafir-musafir lain, seperti tidak berpuasa di bulan Romadhon, mengqashar shalat dari empat raka ’at menjadi dua raka’at, dan menjamak jika perlu antara dhuhur dan ashar, antara maghrib dan isya’. Tidak berpuasa itu lebih utama bagi mereka, jika mudah bagi mereka untuk mengqodho’nya di hari-hari yang lain. Ini dikarenakan sopir-sopir mobil itu mempunyai kampung yang mereka berintima’ (loyalitas) kepadanya. Oleh karena itu kapan saja mereka berada di kampung mereka, mereka berstatus sebagai muqim. Begitu juga bila mereka bepergian dari kampung mereka, maka mereka berstatus sebagai musafir dan berhak melakukan apa saja yang diperintahkan bagi orangorang musafir.

gian karena niat untuk tidak melakukan salah satu kewajiban yang telah digariskan oleh Alloh itu tidak bisa menggugurkannya. Kedua : Bepergian yang tidak bermaksud seperti di atas. Untuk yang ini ada tiga macam kondisi: 1) Berat sekali baginya berpuasa karena bepergian itu. Maka haram baginya berpuasa. Karena pada waktu perang Fathu Mekkah, Rosululloh menjumpai seseorang yang sedang berpuasa. Diberitahukan kepada beliau bahwasanya banyak orang yang merasa berat puasanya. Mereka juga melihat bagaimana kepunyaan orang yang berpuasa tadi. Maka saat itu Rosululloh menyuruh untuk mengambil secawan air setelah tiba waktu Ashar. Orang yang berpuasa tadi meminumnya dan dilihat orang banyak. Dia berkata bahwa sebagian orang masih berpuasa. Maka Rosululloh bersabda: "Mereka itu

berbuat maksiat, mereka itu berbuat maksiat" (HR. Muslim). 2) Puasa itu memberatkan baginya, namun tidak seberapa. Untuk kondisi itu makruh hukumnya dia berpuasa, karena dia berarti melaksanakan yang rukhshoh (keringanan) dengan kondisi berat. 3) Tidak berat baginya berpuasa. Untuk kondisi ini dia bebas memilih untuk berpuasa atau membatalkannya. Sebagaimana firman Alloh yang artinya : “Alloh

menghendaki kemudahan bagi kalian dan tidak menghendaki kesukaran" (AlBaqarah: 185). Yang dimaksud “menghendaki” di sini adalah "senang". Jika antara puasa dan berbuka sama kondisinya, maka puasa itu lebih baik baginya karena hal itu telah dilakukan oleh Rosululloh. Hal itu sebagaimana termaktub dalam Shahih Muslim dari Abi Dardah , berkata yang artinya: "Kami

keluar bersama Rosululloh, pada bulan Romadhon di tengah panas terik matahari, sampai-sampai salah seorang di antara kami tidak satu pun berpuasa, kecuali Rosululloh dan Abdullah bin Rowahah".

Dinukil dari Buletin Al-Hujjah Sumber: Terjemah Kitab FATAWA ASH SHIYAM, oleh Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin dan Syaikh Abdullah bin Abd. Rohman Al-Jabrein.

7

Memuliakan Rumah-Rumah Alloh dan Muslim dari Jabir bin Abdillah, dari Nabi  beliau bersabda yang artinya:

Sebidang tanah di bumi ini yang paling dicintai oleh Alloh  adalah rumahrumah-Nya (masjid) yang di dalamnya ditegakkan ibadah kepada-Nya dan Dia di Esakan. Alloh  berfirman :

“Siapa yang makan bawang merah, bawang putih atau bawang bakung (jengkol, petai dan selainnya), maka sungguh janganlah dia mendekat masjid kami, karena malaikat terganggu dengan apa manusia terganggu dengannya”.

…µç ϑ ß ™ ó #$ $κp ŽùÏ t 2 Ÿ ‹ õ ƒã ρu ì y ùs ö ?è β&r ! ª #$ β t ŒÏ &r N B θ‹ã /ç ’ûÎ

2. Membaca sholawat atas Nabi  dan berdoa ketika hendak masuk ketika telah sampai pada pintunya. Disebutkan dalam Sunan Abu Dawud dan dishahihkan Al Imam Ibnu Hibban dari sahabat Abu Humaid atau Abu Usaid Al Anshory, berkata: Rosululloh  bersabda yang artinya: “Jika seseorang dari kalian masuk masjid, maka hendaklah dia membaca sholawat atas nabinya, kemudian hendaknya dia berkata :

∩⊂∉∪ Α É $¹ | ψ F #$ ρu ρiÍ ‰ ß óä 9ø $$ /Î $κp ŽùÏ …µç 9s x ß 7mÎ ¡ | „ç

"Bertasbih kepada Alloh di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimulaikan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang". (An Nur : 36). Maksud ayat ini bahwa Dia Yang Maha Tinggi memerintahkan kepada hambahamba-Nya agar menjaga dan membersihkan masjid dari kotoran, permainan, perkataan dan perbuatan yang tidak pantas dilakukan di dalamnya. Sebagaimana yang dikatakan Ali bin Abi Tholhah dari Ibnu Abbas  dan para ulama ahli tafsir yang lainnya tentang ayat ini bahwa Alloh melarang melakukan sesuatu yang sia-sia di dalamnya. Kaum Muslimin, semoga Alloh memberi taufik kepada kita semua, bahwa masjid dibangun dengan tujuan digunakan sebagai tempat berdzikir kepada Alloh  , sholat, menyampaikan ilmu agama, mengadakan pembicaraan yang baik dan yang sejenisnya. Oleh karena itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk memuliakan rumah-rumah Alloh dengan menjaga adab-adab ketika hendak memasukinya dan ketika di dalamnya. Diantara adab hendak masuk masjid dan ketika berada di dalamnya sebagaimana dituntunkan agama kita adalah : 1. Membersihkan mulut dari bau yang tidak enak ketika hendak mendatangi masjid. Disebutkan dalam Shahih Bukhari

َ ِ َ  ْ ‫ب َر‬ َ ‫َا‬% ْ ‫ُ* ا ْ) َ(ْ ِ' َأ‬+,‫ا‬

"Ya Alloh, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku" Kemudian ketika keluar membaca :

َ ,ِ  ْ )َ ِْ َ ُ.َ‫ﺱ‬ ْ ‫' َأ‬0‫ُ* ِإ‬+,‫ا‬

"Ya Alloh, sesungguhnya aku meminta

kepada-Mu dari keutamaan-Mu" Atau membaca doa-doa yang terdapat di dalam hadits-hadits shahih yang lainnya. 3. Ketika masuk mendahulukan kaki kanan, dikarenakan bagian kanan itu untuk sesuatu yang mulia, sedangkan ketika keluar melangkahkan kaki kiri, dalam rangka memuliakan yang kanan. Al Imam Bukhari dan Muslim telah mengeluarkan di dalam “Shahih Keduanya", dari Aisyah -rodhiyallohu anha-, dia berkata :

ِ ,ِ42 3َ ‫ )ِ' َﺕ‬ ُ 2 5َ ‫ ُ ُ ا‬6 ِ 4ْ ُ  ' 2 ِ 3‫ن ا‬ َ َ‫آ‬ ِ ,ِ ‫ﺝ‬ 2 َ ‫َو َﺕ‬ ِ ,0‫ ِ ِ ُآ‬.ْ 8 َ 'ِ)‫ َو‬9ِ ‫ ِر‬%ُ+: ُ ‫َو‬

"Bahwasanya Nabi  suka mendahuluikan bagian yang kanan ketika memakai sandal, bersisir, bersuci dan dalam semua urusannya (yang mulia)” 8

- Mata uang dijual dengan mata uang (tukar menukar uang) baik yang sejenis seperti rupiah dengan rupiah atau yang tidak sejenis seperti rupiah dengan dolar. - Manfaat dengan harta (menjual jasa) Segala sesuatu yang tergolong dalam makna jual beli secara syar’i dan dilakukan di dalam masjid maka dia telah melakukan pelanggaran di dalamnya sehingga berhak didoakan kerugian sebagaimana yang ditunjukkan di dalam hadits ini, dan sebagian ulama memakruhkan memberikan pelajaran untuk anak-anak (juga dewasa) di dalam masjid yang ditetapkan upah di dalamnya karena tergolong dalam jual beli. 7. Tidak melakukan pekerjaan yang manfaatnya kembali kepada pribadi seseorang, sedangkan jika manfaatnya kembali kepada keumuman agama kaum muslimin seperti berlatih menggunakan pedang, mempersiapkan alat-alat perang untuk berjihad dan yang lainnya yang tidak mengandung makna penghinaan bagi masjid, maka tidak mengapa. Di dalam "Shahih Bukhari dan Muslim" dari Aisyah -rodhiyallohu anha- dia berkata: “Sungguh aku melihat Rosululloh 

4. Menunaikan hak masjid yaitu melakukan sholat dua rakaat sebelum duduk (sholat tahiyatul masjid) kapanpun seseorang masuk dan walaupun sudah terlanjur duduk sebelum sholat. Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Qatadah bin Rib'i Al-Anshory, dia berkata: Rosululloh  bersabda :

?َ ْ@,ِ 6 ْ َ > َ )َ !َ 6 ِ ْ َ ْ ‫ ُ! ُآ*ْ ا‬ َ ‫< َ; َأ‬ َ ‫ِإذَا َد‬  ِ 5ْ َ 4َ ‫' َر ْآ‬ َ ,0A َ ُ

“Jika seseorang dari kalian masuk masjid maka janganlah dia duduk (di dalamnya) sehingga dia melakukan sholat dua rakaat” Al Imam Ibnu Hibban telah meriwayatkannya di dalam "Shahihnya" dari sahabat Abu Dzar bahwa dirinya telah masuk masjid (dan dia duduk sebelum sholat), maka Nabi  berkata kepadanya yang artinya: “Apakah kamu telah me-

lakukan sholat dua rakaat?” Dia berkata, Belum, maka beliau katakan: “Berdirilah kamu dan sholatlah dua rakaat.” 5. Tidak mengumumkan barang yang hilang di dalam masjid. Al-Imam Ahmad, Muslim dan lainnya telah meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah .

"Barang siapa yang mendengar seseorang sedang mencari barang yang hilang di dalam masjid, maka hendaklah dia berkata: Semoga Alloh tidak mengembalikannya kepadamu, sesungguhnya masjidmasjid itu tidaklah dibangun untuk demikian ini".

pada suatu hari di pintu kamarku, sedangkan kaum muslimin Habasyah sedang bermain-main tombak (berlatih menggunakannya) di dalam masjid, sementara Rosululloh  menutupi aku dengan pakaiannya, maka aku melihat permainan mereka.”

6. Tidak melakukan jual beli di dalam-nya. Disebutkan di dalam hadits riwayat Al Imam Tirmidzi, Nasai dan lainnya, juga dishahihkan oleh Al-Imam Ibnu Khuzaimah dan Hakim dari sahabat Abu Hurairah , sesungguhnya Nabi  bersabda yang artinya: "Jika kalian melihat sese-

8. Tidak mengeraskan suara ketika berbicara. Di dalam “Shahih Bukhari” dari sahabat Sa'ib bin Yazid , dia berkata:

“Aku pernah berdiri di dalam masjid, maka ada seseorang yang telah melempar kerikil kepadaku, lalu aku perhatikan orangnya ternyata dia adalah Umar bin Khathab, maka dia berkata: “Datangilah dua orang itu kemudian bawalah mereka kepadaku,” lalu aku mendatanginya dengan dua orang itu, dan dia berkata: “Siapa kalian ini atau dari mana kalian berdua ini?” maka keduanya berkata: “dari

orang menjual atau membeli sesuatu di dalam masjid, maka katakanlah semoga Alloh tidak memberikan keuntungan pada perdaganganmu". Jual beli itu ada empat macam: - Barang dijual (ditukar) dengan barang - Barang dijual dengan mata uang 9

Thaif,” lalu dia (Umar) berkata : “Kalau kalian berdua dari penduduk negeri (Madinah) ini tentu aku cambuk kalian, karena kalian telah mengeraskan suara di masjid Rosululloh .” Sebagian ulama membolehkan mengeraskan suara dalam pembicaraan ilmu (agama) dan selainnya yang dibutuhkan kaum muslimin karena ia adalah tempat berkumpulnya mereka yang terkadang harus melakukannya. 9. Tidak membaca syair-syair yang mengandung makna syirik dan mungkar, sedangkan jika mengandung makna yang benar seperti makna tauhid dan ketaatan tidaklah terlarang selama tidak menjadikan orang lain yang ada di masjid tersibukkan dengannya dari ibadahnya. Terdapat di dalam "Shahih Bukhari dan Muslim", dari sahabat Abu Hurairah bahwasanya Umar berjalan melewati Hasan bin Tsabit sedang mendendangkan syairsyair di dalam masjid, maka Umar mengarahkan perhatian kepadanya dengan tidak suka, maka Hasan berkata: “Sungguh

aku pernah mendendangkan syair (di dalam masjid) dan di dalamnya ada seseorang yang lebih baik dari engkau (yaitu Rosululloh )” 10. Tidak duduk melingkar di dalamnya sebelum ditegakkannya sholat jumat walaupun untuk mempelajari ilmu (agama), disebabkan akan memutus shafshaf kaum muslimin dan disamping itu mereka diperintahkan untuk berkumpul lebih awal pada hari jum'at dan merapatkan shaf yang di depan dan seterusnya. 11. Tidur di dalam masjid dibolehkan baik laki-laki maupun perempuan, terlebih lagi bagi para musafir dan orang yang tidak memiliki rumah atau karena ada hajat. Al Imam Bukhari menyebutkan hadits dari Abu Hurairah , dia berkata:

“Sungguh aku melihat 70 ahli suffah –yaitu para sahabat yang fakir- (tidur di masjid Nabi), tidak ada dari mereka yang memiliki rida (pakaian bagian atas badan) sebaliknya di antara mereka ada yang me-

miliki kain penutup badan saja, atau satu helai pakaian saja, kain itu mereka ikatkan pada leher-leher mereka, maka di antara pakaian itu ada yang naik sampai pertengahan kedua betisnya, dan di antaranya ada yang naik sampai kedua mata kakinya, lalu dia rapatkan dengan tangannya karena tidak suka auratnya terbuka.” Wahai saudaraku muslimin, hiasilah dirimu dengan adab dan akhlak yang mulia di manapun berada terlebih lagi ketika di dalam masjid, pakailah masjid itu hanya sebagai tempat dzikir (beribadah) kepada Alloh, janganlah dijadikan sebagai tempat bermain, berdagang, tempat duduk-duduk, dan sebagai jalan tanpa ada sebab, janganlah engkau berikan bagian (ibadah) itu untuk selain Alloh di dalamnya. Alloh  berfirman : #‰ Y n t &r ! « #$ ì y Βt #( θã ã ‰ ô ?s ξ Ÿ ùs ! ¬ ‰ y f É ≈¡ | ϑ y 9ø #$ β ¨ &r ρu

"Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Alloh. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Alloh” (QS Al-Jin :18). Seseorang yang menegakkan perintahperintah dan menjauhi larangan-larangan Alloh dan Rosul-Nya niscaya dia meraih keberuntungan di dunia dan di akhirat kelak. Alloh  berfirman: ∩∠⊇∪ $ϑ ¸ Šà Ï ã t #—— θö ùs —y $ùs ‰ ô ) s ùs …&ã !s θ™ ß ‘u ρu ! © #$ ì Æ Ü Ï ƒã Βt ρu ..

"….dan barangsiapa menta`ati Alloh dan Rosul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar". (QS Al-Ahzab:71). Dan firman Alloh  yang artinya:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga `Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya". (QS. Al Bayyinah: 7-8) Wallohu a’lam Bish-Shawab... Al-Ustadz Abu Ubaidillah Muhaimin bin Subaidi

10

LAPORAN BAITUL MAL JULI 2007 PEMASUKAN I. Dari Orang Tua Asuh (OTA) 1. Bpk. dr. Chafid, Sp.A.,Pare Rp. 150.000 2. Bpk. dr.Imam Muhadi, Pare Rp. 130.000 3. Bpk. Hamba Alloh, Pare Rp. 340.000 4. U.D. Pro Gizi, Pare Rp. 175.000 5. Ibu Lilik Umiasih, Pare Rp. 125.000 6. Bpk. Sugeng P, Sby Rp. 175.000 7. Ibu Wiminarti, Sby Rp. 170.000 8. Bazis PT. Merpati, Sby Rp.1.166.600 9. C.V.Nusantara Utama,Sby Rp.1.020.000 10. Bazis PT.INKA, Madiun Rp. 350.000 11. Abu&Ummu Hammam,Mdn Rp. 400.000 12. Bpk. Syamsul, Madiun Rp. 170.000 13. Bpk. Yusuf, Madiun Rp. 170.000 14. Bpk. Hamba Alloh, Madiun Rp. 170.000 15. Bpk. Kasman, Keras Kdr Rp. 200.000 16. Ibu Sri Sayekti, Mukuh Rp. 200.000 17. Bpk.Hamba Alloh, Sidoarjo Rp. 500.000 18. Bpk.dr.Umar,Sp.PD,Gresik Rp. 200.000 19. Mbak Amnayuda,Palembang Rp. 170.000 JUMLAH Rp. 5.981.600 II. Dari Donatur Tetap 1. Bpk dr. Kasdi S, Sp.P, Pare Rp. 2. Bpk dr.Benny S,Sp.Jp, Pare Rp. 3. Ibu dr. Hermin, Sp.M, Pare Rp. 4. Bpk. dr. Hamba Alloh,Pare Rp. 5. Bpk. Akir, Pare Rp. 6. Bpk. Pudiono, Pare Rp. 7. Ibu Lilik, Toko Sumeh,Pare Rp. 8. Ibu Dra.Dewi Masyitoh,Pare Rp. 9. Ibu Tutik,Perc Yosima,Pare Rp. 10. Ibu Ida,Tulungrejo Pare Rp. 11. Ibu Tri Rahayuningsih,Pare Rp. 12. Ibu Anis, S.H, Pare Rp. 13. Bpk. Dwi,Jombangan,Pare Rp. 14. Bpk.Anto,Berbendo,Pare Rp. 15. Bpk. Kusnadi, Bendo, Pare Rp. 16. Bpk. Wijoyo, Pare Rp. 17. Bpk. Rohmat Raharjo, Pare Rp. 18. Bpk. Sudirham, Pare Rp. 19. Abu Abdur Rohman, Pare Rp.

150.000 100.000 100.000 100.000 25.000 50.000 50.000 20.000 50.000 20.000 50.000 70.000 20.000 43.000 50.000 25.000 50.000 10.000 30.000

20. Hamba Alloh (Y), Pare 21. Hamba Alloh (L), Pare 22. Bpk. Sunarso,PT TS,Pare 23. Bpk. Kardi, Pare 24. Abu Zahroh,Bogo,Papar 25. Ibu Sutini,Bogo,Papar 26. Bpk. Agus W.H., Papar 27. Bpk. Obet Ismail, Kediri 28. Ibu Rohimah, Kediri 29. Ibu Enik, Kediri 30. Ibu Jamsikin 31. Bpk. Markum,Gurah Kediri 32. Bpk. Sunarno 33. Ibu Zulaikhah,Mukuh Kdiri 34. Ibu Shofiyah, SPd, Kediri 35. Bpk Agung, Joho Kediri 36. Ibu dr. Esti, SpJp, Sby 37. Bpk. Ir. Tontowi, MSc, Sby 38. Bpk. Zainul M, Sby 39. Bpk. Andri, Sby 40. Hamba Alloh, Sby 41. Abu & Ummu Faqih,Sby 42. Bpk. Abdul 'Alim,Sby 43. Ibu Rose, Sby 44. Ibu Aris Dina, Sby 45. Bpk. Abdus Shomad,Sby 46. Bpk. Bagus S, Sby 47. Ummu Ahmad, Sby 48. Bpk. Suprianto, Sby 49. Bpk. Indra, Sby 50. Ibu Misyanti, Sby 51. Bpk. Sutiyanto, Madiun 52. Bpk. Ismail, Madiun 53. Bpk. Arif, Madiun 54. Bpk. Padang, Madiun 55. Hamba Alloh, Madiun 56. Abu Faruq, Madiun 57. Ibu Oky Laura, Malang 58. Bpk Nur Isro'i dkk, Gresik 59. Bpk. Jumain R, Gresik 60. Bpk. Suharyanto, Blitar 61. Bpk. Agus JUMLAH Rp.

11

Rp. 10.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 25.000 Rp. 40.000 Rp. 10.000 Rp. 150.000 Rp. 25.000 Rp. 25.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 100.000 Rp. 350.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 100.000 Rp. 50.000 Rp. 10.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 20.000 Rp. 40.000 Rp. 100.000 Rp. 30.000 RP. 50.000 Rp. 37.000 Rp. 59.294 Rp. 500.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000 Rp. 100.000 3.899.294

III. DONATUR CILIK (DONACIL) 1. Adik Mita Aprilla,Pare

Rp.

50.000

2. Adik Harits,Pare

Rp.

10.000

3. Adik Ibrohim,Pare

Rp.

10.000

MENANAM MODAL AKHIRAT?

4. Adik Abdurrohman,Pare

Rp.

10.000

5. Adik Hamba Alloh,Pare

Rp.

20.000

HUBUNGI:

6. Adik Raihan Dafa H, Pare Rp.

50.000

JUMLAH

Rp.

150.000

Adik-adik...., siapa ingin menyusul?

ANDA HENDAK MENYUSUL

1. Agus S. Abul Ghozi : 081556437673 2. Fathul Huda Abu Miftah : 085649553464 3. Sugiharto : 081803206777 / (0354) 393595 4. Panti Asuhan / Ponpes Al-Manshur : (0354) 7011966

V. Dari pemerintah (K3S) Rp. 166.000 VII. DONATUR BERUPA BERAS 1. Bpk. Ismu, Pare

5,8 kg

2. Bpk. Eko, Kediri

5,0 kg

3. Hamba Alloh, Pelem

20,0 kg

4. Bpk. Khobir, Apotik Lawu

9,7 kg

5. Bpk. Ponidi, Pare

10,0 kg

7. Dr. Mulyono, Pare

11,6 kg 62,1 kg

TOTAL PEMASUKAN : Rp. 10.196.894 PENYALURAN DANA 1. Operasional Panti Asuhan & Ponpes Al-Manshur

Rp.

9.046.894

2. Transport & telp Lajnah Rp.

200.000

3. Administrasi & Pengembangan Lajnah

Rp.

500.000

Rp.

450.000

4. Buletin Al Uswah & Majalah JUMLAH

Rp. 10.196.894

Semoga Alloh membalas kebaikan anda dengan kebaikan yang lebih banyak. Amin.

Pembaca yang budiman, perlu diketahui bahwa Yayasan Ath-Thoifah Al-Manshuroh dengan Pesantren dan Panti Asuhan Al-Manshur dalam mengelola program-programnya yang meliputi : Pendidikan (TK, SD, SMP dan SMA), Dakwah, Sosial, dan lainlain setiap bulan membutuhkan dana sekitar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah) baik untuk konsumsi, pendidikan, dakwah, administrasi, kepengasuhan, gaji guru dan karyawan, maintenance, dan lainlain. Dana tersebut di atas semua diusahakan oleh Yayasan melalui Baitul Mal (dengan menggali dana dari masyarakat baik donatur maupun kotak infaq, dll) sebagaimana terlaporkan di atas, dari iuran bulanan santri non yatim dan lainlain. Jadi, kalau dalam laporan di atas jumlah penerimaan dan pengeluaran sama karena memang dana tersebut tersalurkan semua untuk tambahan biaya operasional. Demikian, atas perhatian dan partisipasinya kami sampaikan banyak terima kasih. Semoga Alloh Ta'ala senantiasa memudahkan urusan kita.

B ُ ‫َ َء ا‬8 ْ‫ﺝ ُ ِإن‬ ْ Dَ ْ‫ ا‬E َ َ Fَ ‫ق َو‬ ُ ْ‫ ُو‬4ُ ْ ‫ ا‬E ِ ,َ ْ ‫ وَا‬.َُ ‫ ا‬H َ ‫َذ َه‬ Telah hilang suatu kehausan, dan telah basah kerongkongan, dan telah 12 tetap pahala Insyaa Alloh. Alloh.

Related Documents