Buletin Al Uswah Dzulhijah 1428h

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletin Al Uswah Dzulhijah 1428h as PDF for free.

More details

  • Words: 5,683
  • Pages: 13
Buletin Dakwah

Menel Th. VII No. 11 Dzulhijjah 1428 H

Buletin Al Uswah diterbitkan Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh

Staf Redaksi: Penanggung Jawab : Abu Yusuf Redaksi : Abu Hammam Lay Out : Nur Arifin Editor : Nur Arifin,Abu Hammam Distribusi : Abu Mudafi'ul Haq Sekretariat : Jl. Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri  Po Box 182 Pare 64200 (0354) 7011966 Fax. (0354) 393595 Rekening : BCA KCP PARE 140 032 1333 a/n Sugiharto,SP E-mail : [email protected]

Desember 2007

Agar semua amal ibadah kita diterima oleh Alloh , maka syarat yang harus kita penuhi adalah mengikuti tuntunan Rosululloh . Tak terkecuali ibadah-ibadah di bulan Dzulhijjah ini, yaitu bulan untuk menunaikan ibadah haji bagi kaum muslimin yang mampu untuk menunaikannya. Adapun yang belum mampu untuk berhaji, maka ada suatu ibadah yang juga sangat mulia untuk ditunaikan, yaitu berqurban. Dalam edisi ini, termuat bimbingan-bimbingan beribadah pada bulan Dzulhijjah dari salafush sholih, yakni seputar sholat ied, menyembelih hewan qurban dan lain-lain. Juga, akan diangkat nasehat-nasehat dari ulama kaum muslimin bagaimana seharusnya menyikapi perselisihan penentuan awal puasa dan hari raya yang sering kali terjadi. Sebagai tambahan, tafsir surat Al Baqoroh ayat 102 yang mengisahkan tuduhan jahat orang-orang tersesat kepada Nabi Sulaiman  bahwa Nabi Sulaiman  mengerjakan sihir. Semoga bermanfaat .......

simak Juga :  Fatwa Seputar Perselisihan Hari Raya  Tuduhan Jahat dari Golongan yang Tersesat

Harap diperhatikan penempatannya, ada ayat Al Qur'an di dalamnya Mengelola : Panti Asuhan Yatim/Yatim Piatu Kajian Ilmiah Islamiyah Pesantren Terpadu TK SD SLTP SLTA Khotib Jum'at/Khotib 'Ied Menerima/Menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh, Qorban, Aqiqoh

Rosululloh  bersabda : “Berpuasa pada hari arofah (karena meng-

Setelah bulan Romadhon ternyata Alloh  melalui utusan-Nya  telah menjanjikan bulan lain yang tidak kalah utamanya dengan bulan Romadhon. Rosululloh  bersabda : “Dua bulan untuk

harap pahala dari Alloh ) melebur dosadosa selama dua tahun, tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya”. (HR. Muslim,

berhari raya tidak berkurang keduanya, Romadhon dan Dzulhijjah” (HR. Muslim)

dari Qatadah)  Banyak bertaubat dan menjauhi maksiat Alloh  adalah Dzat yang paling gembira atas taubat seorang hamba-Nya lebih dari sesuatu apapun, sebagaimana sabda Rosululloh  : Dari Barra’ bin ‘Azib  ia berkata, bersabda Rosululloh : “Bagaimana pendapatmu dengan gembiranya seorang laki-laki yang hewan tunggangannya lepas kendali darinya menuju tanah gersang dan tandus padahal makanan dan minumannya di atas tunggangannya, maka ia mencarinya sampai menyusahkannya. Lalu tunggangannya lewat di sekitar pohon, maka dia mengikat tali kekangnya dan dia mendapatkan tunggangannya telah terikat dengannya” kami berkata: “sungguh (sangat gembira) wahai Rosululloh”, maka beliau bersabda: “Adapun demi Alloh , Alloh sungguh sangat gembira dengan taubat seorang hambaNya daripada laki-laki tersebut dengan tunggangannya” (HR. Muslim) Demikian pula Alloh  sangat cemburu manakala hamba-Nya berbuat maksiat. Rosululloh  bersabda : “Sesungguhnya Alloh  itu cemburu. Dan kecem-

Adapun keutamaan bulan Dzulhijjah Rosululloh  bersabda : “Tidak ada hari

dimana tidak ada amal sholih pada saat itu lebih dicintai oleh Alloh  daripada harihari ini yaitu sepuluh hari (dari bulan Dzulhijjah). Mereka bertanya: tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab “Tidak juga fi sabilillah, kecuali yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatupun”. (HR. Jama’ah kecuali Muslim dan An-Nasa’i). Karena adanya keutamaan yang besar dari beberapa hari diantara bulan Dzulhijjah tersebut, maka sangat utama pula kita mengisinya dengan amal sholih sebagai kelanjutan tabungan pahala amal ibadah kita di bulan Romadhon. Diantara amal-amal yang perlu kita lakukan antara lain :  Banyak berdzikir pada hari-hari tersebut Alloh  berfirman :

… M B ≈Βt θ=è è÷ Β¨ Θ 5 $ƒ− &r ’ þ ûÎ ! « #$ Ν z ™ ó #$ #( ρã 2 à ‹ õ ƒt ρu … “Dan supaya mereka menyebut nama Alloh pada hari yang ditentukan” (QS. AlHajj : 28) Ibnu Abbas  menafsirkannya dengan sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah, demikian pula para mufassir lainnya, diantaranya Ibnu Katsir rahimahullah. Para sahabat diantaranya Ibnu Umar  dan Abu Hurairah  biasa keluar menuju pasar pada sepuluh hari tersebut sambil membaca takbir.

buruannya itu manakala seorang hamba mendatangi apa yang telah diharamkan Alloh terhadapnya” (Muttafaqun ’alaih) SHOLAT ‘ID DAN QURBAN a. Hukum Sholat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : “Kami menguatkan pendapat bahwa sholat ‘Id (‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha) hukum-

 Berpuasa pada hari tersebut khususnya pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) 2

tidak ada yang menghadiri sholat Jum’at maka wajib bagi imam untuk sholat Dzuhur. Berkata syaikh Al-Albani dalam Tamamul Minnah (hal 344) setelah menyebutkan hadits ummu Athiyah : “Maka perintah yang disebutkan menunjukkan wajib. Jika diwajibkan keluar (ke tanah lapang) berarti diwajibkannya sholat lebih utama sebagaimana hal ini jelas, tidak tersembunyi. Maka yang benar hukumnya wajib tidak sekedar sunnah.”

nya wajib bagi setiap individu (fardhu ‘ain), sebagaimana ucapan Abu Hanifah (Hasyiyah ibnu Abidin 2166 dan sesudahnya). Hal ini juga merupakan salah satu dari pendapatnya Imam Syafi’i dan salah satu dari pendapat imam Ahmad. Adapun pendapat orang yang menyatakan bahwa sholat ‘Id tidak wajib, ini sangat jauh dari kebenaran. Karena sholat ‘Id termasuk syiar Islam yang sangat agung. Manusia berkumpul pada saat itu lebih banyak daripada berkumpulnya mereka pada sholat jum’at serta disyariatkan pula takbir di dalamnya. (Majmu’ Fatawa 23161) Berkata Al-Allamah As-Syaukani dalam Syailul Jarar (1315) : “Ketahuilah bahwa Rosululloh terus menerus mengerjakan dua sholat ‘Id ini dan tidak pernah meninggalkannya satu kalipun. Dan beliau  memerintahkan manusia untuk keluar mengerjakannya hingga menyuruh wanita-wanita yang merdeka, gadis-gadis pingitan dan wanita yang haidh. Beliau  menyuruh wanita yang haid agar menjauhi sholat dan menyaksikan kebaikan serta dakwah kaum muslimin. Bahkan beliau menyuruh wanita yang tidak memiliki jilbab agar dipinjamkan oleh saudaranya. (telah tsabit dalam hadits Ummu Athiyah yang dikeluarkan oleh Bukhari 324 dan Muslim 890). Diantara dalil yang menunjukkan wajibnya sholat ‘Id adalah sholat ‘Id dapat menggugurkan kewajiban sholat jum’at apabila waktu jatuhnya bertepatan dengan hari jum’at. Rosululloh bersabda:

b. Keluar menuju Musholla (tanah lapang yang digunakan untuk sholat ‘Id) Dari Abu Said Al-Khudri  ia berkata: Rosululloh  biasa keluar menuju musholla (tanah lapang) pada hari idul fitri dan idul adha, maka pertama kali yang beliau  lakukan adalah sholat.....” (HR. Bukhari 956, Muslim 889). Berkata Al-Allamah Ibnul Hajj Al-Maliki: “Sunnah yang telah berlangsung dalam pelaksanaan sholat idul fitri dan idul adha adalah di musholla (tanah lapang), karena Nabi  bersabda: “Sholat di masjidku ini

lebih utama dari seribu sholat yang dilaksanakan di masjid lainnya kecuali masjid Al-Haram” (HR. Bukhari 1190 dan muslim 1394) kemudian walaupun ada keutamaan yang besar seperti itu beliau  tetap keluar ke tanah lapang dan meninggalkan masjidnya (Al-Madhlul 2283) c. Mengambil jalan yang berlainan ketika pergi dan kembali dari musholla Dari Jabir bin Abdillah  ia berkata: “Nabi pada hari raya biasa mengambil jalan yang berlainan (ketika pergi dan ketika kembali dari musholla). (HR. Bukhari 986). Disamping itu disunnahkan agar manusia bersegera ke tanah lapang setelah melaksanakan sholat subuh untuk mengambil tempat duduk mereka dan mengumandangkan takbir (Syarhus Sunnah 4302-303). Juga disunnahkan untuk keluar menunaikan sholat ‘Id dengan jalan kaki (dihasankan oleh Al-Albani dalam Shohih Sunan Tirmidzi 1164)

“Telah terkumpul pada hari kalian ini, dua hari raya. Maka bagi siapa yang telah menghadiri sholat ‘Id maka tidak ada sholat Jum’at baginya” (HR. Ibnu Majah) Akan tetapi ia wajib menunaikan sholat Dzuhur dan yang utama ia melaksanakan sholat Jum’at bersama kaum muslimin. Adapun bagi imam maka wajib baginya menegakkan sholat jum’at selagi mereka ada tiga orang atau lebih, dan apabila 3

kecuali Alloh, Alloh maha besar, dan untuk Allohlah segala pujian" (HR. Ibnu

d. Takbir pada idul fitri dan idul Adha Alloh  berfirman : 4†?n ã t ! © #$ #( ρŽç 9iÉ 6 x Gç 9Ï ρu οn ‰ £ èÏ 9ø #$ #( θ=è ϑ Ï 6 ò Gç 9Ï ρu …

Abi Syaibah 2168 dengan isnad yang shohih)

χ š ρã 3 ä ± ô @n Ν ö 6 à =‾ èy 9s ρu Ν ö 3 ä 1‰ y δ y $Βt

e. Khutbah ‘Id Ibnu Abbas  berkata: “Aku menghadiri sholat ‘Id bersama Rosululloh , Abu Bakar, Umar dan Utsman , mereka semua melakukan sholat sebelum khutbah (HR. Bukhari 962, Muslim 884) Tidak shohih dalam sunnah bahwa khutbah ‘Id dilakukan dua kali dengan dipisah antara keduanya dengan duduk. Riwayat yang ada tentang hal ini lemah sekali. Maka khutbah ‘Id itu hanya dilakukan satu kali seperti asalnya. Menghadiri khutbah ‘Id tidaklah wajib seperti menghadiri sholat ‘Id, karena ada riwayat dari Abdullah bin Said ia berkata : Aku menghadiri ‘Id bersama Rosululloh , ketika selesai sholat beliau bersabda :

“Dan hendaklah kalian mencukupkan bilangannya dan hendaklah kalian mengagungkan Alloh  atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kalian, mudahmudahan kalian mau bersyukur” (QS. Al Baqoroh: 185) Telah pasti riwayat bahwa Rosululloh  beliau keluar pada hari idul fitri, maka beliau takbir hingga tiba di musholla (tanah lapang), dan hingga ditunaikannya sholat. Apabila beliau telah menunaikan sholat, beliau menghentikan takbir (silsilah hadits As-Shahihah 170). Syaikhul Islam rahimahullah ditanya tentang waktu takbir pada dua hari raya maka beliau menjawab : ”Segala puji bagi Alloh , pendapat yang paling benar tentang takbir ini yang jumhur salaf dan para ahli fiqih dari kalangan sahabat dan para imam berpegang dengannya adalah: hendaklah takbir dilakukan dimulai waktu fajar hari Arafah sampai hari tasyriq (tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah) dilakukan setiap selesai melakukan sholat, dan disyariatkan bagi setiap orang untuk mengeraskan suara dalam bertakbir ketika keluar untuk sholat ‘Id. Ini merupakan kesepakatan para imam yang empat (majmu’ Al-Fatawa 24220 dan sulubus salam 271-72) Adapun tentang tata cara takbir tidak ada hadits nabawi yang shohih. Yang ada hanyalah ucapan takbir yang diriwayatkan dari beberapa sahabat (semoga Alloh meridhai mereka semuanya) - Ibnu Mas’ud , ia mengucapkan takbir dengan lafadz :

“Sesungguhnya kami akan berkhutbah, barangsiapa yang ingin tetap duduk untuk mendengarkan maka duduklah dan siapa yang hendak pergi maka pergilah” (HR Abu Daud 1155, dengan isnad shohih) f. Makan Pada Hari ‘Id Dari Buraidah  ia berkata: “Nabi  tidak keluar pada hari idul fitri hingga beliau makan, sedangkan pada hari raya qurban beliau tidak makan hingga kembali (dari musholla) lalu beliau  makan dari sembelihannya” (HR. AtTirmidzi dengan isnad Hasan) HEWAN QURBAN DAN HUKUMNYA Alloh  berfirman : ¬! †AÎ $ϑ y Βt ρu “ y $‹u tø Χx ρu ’5 Å ¡ Ý Σè ρu ’AÎ ξ Ÿ ¹ | β ¨ )Î ≅ ö %è 

 t ΗÏ >s ≈èy 9ø #$ > bÉ ‘u “Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, qurbanku (nusuk), hidupku dan matiku adalah untuk Alloh Rabb semesta alam”

 ُ ‫ وَا‬ ُ ‫ َا ْآ َ ُ اِ َ ِا  ا‬ ُ ‫ َا ْآ َ ُ ا‬ ُ ‫ا‬ ُ ْ  َ ْ ‫ ا‬ ِ ِ ‫َا ْآ َ ُ َو‬

(Al-An’am : 162). Nusuk dalam ayat ini adalah menyembelih hewan dalam rangka mendekatkan

"Alloh Maha besar, Alloh maha besar,

tidak ada sesembahan yang benar 4

diri kepada Alloh  (Minhajul Muslim 355-356). Ulama berselisih pendapat tentang hukum Qurban. Mayoritas/jumhur ulama di antaranya madzhab Syafi’i, Maliki dan pendapat yang masyhur dari madzhab Imam Ahmad mengatakan qurban tidak wajib tetapi sunnah mu’akaddah. Dengan dalil Dari Ummu Salamah, bahwa Nabi  bersabda, “Apabila masuk sepuluh hari

pertama. Adapun yang menambah kuat pendapat mereka diantaranya: - Mukhnaf bin Sulaim  menyatakan bahwa ia pernah menyaksikan Rosululloh berkhutbah pada hari Arafah, beliau bersabda: “Bagi setiap keluarga

(awal bulan Dzulhijjah), lalu diantara kamu hendak berqurban, maka janganlah mengambil/memotong rambut, dan kukunya sedikitpun sampai benar-benar dia menyembelih (qurbannya)” (HR. Muslim

Ahmad 4215, Abu Daud 2788, dihasankan oleh At-Tirmidzi dalam sunannya dan dikuatkan oleh Al-Hafidz dalam Fathul Bari 104). Abu Ubaid dalam Ghariful hadits 1195: ‘Atirah adalah sembelihan di bulan Rajab, yang orang-orang jahiliah mendekatkan diri kepada Alloh dengannya, kemudian datang Islam dan kebiasaan itu dibiarkan hingga dihapus setelahnya. - Dari Jundab bin Abdillah Al-Bajali , ia berkata: Pada hari raya qurban, aku menyaksikan Rosululloh bersabda:

wajib untuk menyembelih qurban dan ‘atirah setiap tahun. Tahukah kalian apa itu ‘atirah? Inilah yang biasa dikatakan orang dengan nama rajabiah”. (HR

1566) Hadits di atas menerangkan bahwa

siapa yang ingin hendak berqurban, maka janganlah demikian dan demikian. Jadi tidak ada keharusan kecuali apabila ada kehendak untuk berqurban, sehingga dipahami bahwa boleh tidak berqurban apabila tidak berkehendak. Akan tetapi, Madzhab Hanafi dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad mengatakan hukumnya wajib. Diantara dalil yang dijadikan sandaran adalah hadits dari Abu Huroiroh, beliau berkata, Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang memiliki

“Siapa yang menyembelih sebelum melaksanakan sholat maka hendaklah ia mengulang dengan hewan lain dan siapa yang belum menyembelih qurban maka sembelihlah”. (HR. Bukhari 5526,

kelapangan, lalu tidak berqurban maka jangan mendekati musholla kami.” (HR.

Muslim 1960).

Ibnu Majah 2123 dishohihkan al-Albani) Hadits di atas menerangkan bahwa siapa yang mampu berqurban tetapi tidak melakukannya, maka hukumnya adalah tidak diperkenankan menghadiri sholat hari raya Idul Adha. Hal ini menunjukkan bahwa dia telah meninggalkan suatu kewajiban, sehingga seolah-olah sholat hari raya tidak berfaedah bagi orang yang tidak berqurban padahal mampu, oleh karena itu dia dilarang mengikuti sholat hari raya. Adapun pendapat yang kuat, wallohu a’lam, adalah pendapat yang ke dua yaitu berqurban hukumnya wajib bagi yang mampu saja. Karena dalil pendapatnya lebih kuat dibanding dengan pendapat

HUKUM-HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN HEWAN QURBAN  Pertama. Rosululloh berqurban dengan dua ekor domba jantan yang disembelihnya setelah sholat ‘Id. Beliau  bersabda :

“Siapa yang menyembelih sebelum sholat maka tidaklah termasuk qurban, akan tetapi hanyalah daging sembelihan biasa yang diberikan untuk keluarganya”. (HR Bukhari-Muslim)  Ke dua. Rosululloh memerintahkan kepada sahabatnya agar mereka menyembelih jadza dari domba dan tsaniyyah dari selain domba. Al Hafidz berkata dalam Fathul Bari 105 5

- Jadza’ah adalah gambaran untuk usia tertentu dari hewan ternak. Kalau dari domba adalah yang sempurna untuk usia 1 tahun, ini adalah ucapan jumhur. Adapun yang mengatakan di bawah 1 tahun, kemudian diperselisihkan perkiraannya, maka ada yang mengatakan 8 dan ada yang mengatakan 10 bulan. - Tsaniyyah dari unta adalah yang telah sempurna berusia 5 tahun, sedang dari sapi dan kambing adalah yang sempurna berusia 2 tahun. (Zadul Ma’ad 2317). Mujasyi bin Mas’ud  mengabarkan bahwa Rosululloh  bersabda:





“Sesungguhnya jadza’ dari domba memenuhi apa yang memenuhi Tsaniyyah dari kambing (shohihul Jami’



1592).  Ke tiga. Boleh mengakhirkan penyembelihan pada hari kedua dan ketiga setelah ‘Idul Adha. Rosululloh  bersabda: “Setiap hari tasyriq ada sembelihan” (HR. Ahmad 48, Al-Baihaqi 5295. Hadits hasan )  Ke empat. Termasuk petunjuk Rosululloh  bagi orang yang ingin menyembelih qurban agar tidak mengambil rambut dan kulitnya walau sedikit. Bila telah masuk hari pertama dari sepuluh hari yang awal bulan Dzulhijjah (Nailul Authar 5200-203).  Ke lima. Rosululloh  memilih hewan qurban yang sehat, tidak cacat, dan beliau melarang berqurban dengan hewan yang terpotong telinganya dan patah tanduknya (HR Ahmad, Abu Daud dari sahabat Ali  dengan isnad hasan). Tidak boleh berqurban dengan hewan yang cacat matanya, muqabalah atau mudabbarah dan idak pula dengan syarqa’ ataupun Kharqa’. (HR Ahmad, Abu Daud, dari sahabat Ali  dengan isnad hasan). - Muqabalah adalah hewan yang dipotong bagian depan telinganya.











- Mudabbarah adalah hewan yang dipotong bagian belakang telinganya. - Syarqa adalah hewan yang terbelah telinganya - Kharqa adalah hewan yang sobek telinga Ke enam, Rosululloh  menyembelih qurban di tanah lapang tempat dilaksanakannya sholat (HR Bukhari 5552 dari sahabat Ibnu umar). Ke tujuh. Termasuk petunjuk Rosululloh  bahwa satu kambing mencukupi sebagai qurban dari seorang pria dan seluruh keluarganya walaupun jumlah mereka banyak. (HR. Tirmidzi dengan isnad Hasan) Ke delapan. Disunnahkan bertakbir dan mengucapkan basmalah ketika menyembelih qurban. (HR. Bukhari 5558) Ke sembilan. Disunnahkan seorang muslim untuk menyembelih sendiri hewan qurbannya dan dibolehkan baginya untuk mewakilkan pada orang lain untuk menyembelih hewan qurbannya. Ke sepuluh. Disunnahkan bagi keluarga yang menyembelih qurban untuk ikut makan dari hewan qurban tersebut dan menghadiahkannya serta bersedakah dengannya. (HR. Bukhari-Muslim). Ke sebelas. Badanah (unta yang gemuk) dan sapi betina mencukupi sebagai qurban dari tujuh orang (HR. Muslim) Ke dua belas. Upah dari tukang sembelih qurban atas pekerjaannya tidak diberikan dari hewan qurban tersebut. (HR. Muslim 317) Ke tiga belas. Siapa dari kaum muslimin yang tidak mampu untuk menyembelih qurban, ia akan mendapat pahala orang-orang yang menyembelih dari ummat nabi Muhammad .

KEMUNGKARAN-KEMUNGKARAN YANG BIASA TERJADI PADA HARI RAYA Pertama, Berhias dengan mencukur jenggot. Padahal dalil-dalil tentang kehara6

Keenam, Boros dalam membelanjakan harta yang tidak ada manfaatnya dan tidak ada kebaikan padanya. Ketujuh, Kebanyakan manusia meninggalkan sholat berjamaah di masjid tanpa alasan syar’i atau mengerjakan sholat ‘Id tanpa mengerjakan sholat lima waktu. Demi Alloh , sesungguhnya ini adalah suatu bencana yang amat besar Kedelapan, Berdatangannya sebagian orang awam ke kuburan setelah fajar hari raya, mereka meninggalkan sholat ‘Id, dirancukan dengan bid’ah mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya. Kesembilan, Tidak adanya kasih sayang pada fakir miskin, sehingga anakanak orang kaya memperlihatkan kebahagiaan dan kegembiraan dengan berbagai jenis makanan yang mereka pamerkan Kesepuluh, Bid’ah-bid’ah yang dilakukan oleh kebanyakan orang yang dianggap syaikh (kiai) dengan pengakuan bertaqarrub kepada Alloh , padahal tidak ada asalnya sama sekali dalam agama Alloh .

man mencukur jenggot terdapat dalam kitab-kitab imam mazhab yang empat yang telah dikenal.

Kedua, Berjabat tangan dengan wanita yang bukan mahram. Padahal Rosululloh  bersabda : “seseorang ditusukkan jarum besi pada kepalanya adalah lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya” (hadits shohih dalam juz’u Ittiba’is Sunnah) Ketiga, Tasyabbuh (meniru) orangorang kafir dan orang-orang barat dalam berpakaian dan mendengarkan alat-alat musik serta perbuatan mungkar lainnya.

Keempat, wanita-wanita bertabarruj (berdandan memamerkan kecantikan) kemudian keluar ke pasar dan ke tempat lainnya. Kelima, Mengkhususkan ziarah kubur pada hari raya, membagi-bagikan manisan dan makanan di pekuburan, duduk diatas kuburan, bercampur baur antara pria dan wanita, bergurau, dan meratapi orangorang yang telah meninggal dan kemungkaran-kemungkaran yang lainnya (Ahkamul janaiz).

Maraji’ : Ahkamul 'Idain (Syaikh Ali Hasan Al-Halabi Al-Atsari)

Sering terjadi perselisihan awal Romadhon, hari raya Idul Fithri dan Idul Adha, bagaimana cara menyatukan hari raya kaum muslimin? Dalam kesempatan kali ini, akan kami sampaikan beberapa nasehat dari ulamaulama kaum muslimin berkaitan dengan hal di atas. Diantaranya adalah nasehat dari Lajnah Da’imah Lil Buhuts Ilmiah Wal Ifta, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, dan Syaikh Muhammad Nashiruddin Al Albani. Lajnah Da’imah Lil Buhuts Ilmiah Wal Ifta yang bermarkas di Kerajaan Saudi Arabia ditanya: Bagaimana pendapat Islam tentang perselisihan hari raya kaum muslimin, yaitu Idul Fithri dan Idul Adha? Perlu diketahui, hal ini dapat menyebab-

kan berpuasa pada hari yang diharamkan berpuasa, yaitu hari raya Idul Fithri atau berbuka pada hari diwajibkan berpuasa. Kami mengharapkan jawaban tuntas tentang permasalahan yang penting ini, yang dapat kami jadikan alasan di hadapan Alloh. Jika terjadi perselisihan, kemungkinan bisa dua hari, (atau) kemungkinan tiga hari. Seandainya Islam menolak perselisihan, bagaimana jalan yang benar untuk menyatukan hari raya kaum Muslimin? Berikut jawaban atas pertanyaan di atas oleh Lajnah Daimah Lil Buhuts Ilmiah Wal Ifta. Para ulama sepakat bahwa Mathla’ Hilal berbeda-beda. Dan hal itu diketahui dengan panca indera dan akal. Akan tetapi 7

mereka berselisih dalam memberlakukan atau tidaknya dalam memulai puasa Romadhon dan mengakhirinya. Ada dua pendapat: 1. Diantara imam fiqih berpendapat, bahwa berbedanya Mathla berlaku dalam menentukan permulaan puasa dan penghabisannya. 2. Diantara mereka tidak memberlakukannya, dan setiap kelompok berdalil dengan kitab, sunnah serta qias. Dan kadang-kadang, kedua kelompok berdalil dengan satu nash, karena ada persamaan dalam beristidlal (berdalil), seperti firman Alloh Ta’ala.

Artinya: “Barangsiapa diantara kalian yang

Jika sesama mereka berselisih juga, maka hendaklah mereka mengambil keputusan pemerintah negaranya –jika seandainya pemerintah mereka Muslim. Karena, keputusannya dengan mengambil salah satu dari dua pendapat, akan mengangkat perselisihan. Dalam hal ini umat wajib mengamalkannya. Dan jika pemerintahannya tidak muslim, maka mereka mengambil pendapat Majlis Islamic Center yang ada di Negara mereka, untuk menjaga persatuan dalam berpuasa Romadhon dan shalat ‘Ied. Semoga Alloh memberi taufiq, dan semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi, keluarga dan para sahabatnya. [Fatawa Romadhon 1/117]

menyaksikan bulan, maka berpuasalah”



( µç ϑ ô Á Ý Šu =ù ùs t κö ¶ ¤ 9#$ Ν ã 3 ä ΨΒÏ ‰ y κÍ − y ϑ y ùs ....

(QS. Al-Baqarah: 185) Firman-Nya

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya: Saya dari Asia Tenggara. Tahun Hijriah kami terlambat satu hari dibandingkan dengan Kerajaan Arab Saudi. Dan kami para mahasiswa akan bersafar pada bulan Romadhon tahun ini. Rosululloh bersabda: “Puasalah kalian dengan meli-

Ä ¨$Ψ¨ =9Ï M à ‹%Ï ≡θu Βt ‘ } δ Ï ≅ ö %è ( 'Ï #© δ Ï { F #$  Ç ã t  š Ρt θ=è ↔t ¡ ó „o Artinya: “Mereka bertanya tentang hilal.

Katakanlah: Sesungguhnya ia adalah penentu waktu bagi manusia” (QS. AlBaqarah: 189) Dan sabda Nabi :

hatnya (hilal) dan berbukalah kalian dengan melihatnya….” Sampai akhir

‫ ُ وْا ِ ُ ؤْ َ ِ ِ )روا‬ ِ ْ ‫ْ ُﻡْا ِ ُ ؤْ َ ِ ِ َوَأ‬ ُ ( !" #$‫ﻡ‬

hadits. Kami telah memulai puasa di Kerajaan Arab Saudi, kemudian akan bersafar ke negara kami pada bulan Romadhon. Dan di penghujung Romadhon, puasa kami menjadi 31 hari. Pertanyaan kami, bagaimana hukum puasa kami dan berapa hari kami harus berpuasa? Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjawab sebagai berikut. Jika Anda berpuasa di Saudi atau di tempat lainnya, kemudian sisanya berpuasa di negara Anda, maka berbukalah bersama mereka (yaitu berhari raya bersama mereka, pen), sekalipun berlebih dari tiga puluh hari. (Ini) sesuai dengan sabda Rosululloh.

Artinya: “Berpuasalah kalian dengan meli-

hatnya, dan berbukalah dengan melihatnya” (Muttafaq Alaih) Itu semua karena perbedaan mereka dalam memahami nash dalam mengambil istidlal dengannya. Kesimpulannya, permasalahan yang ditanyakan masuk ke dalam wilayah ijtihad. Oleh karenanya, para ulama -baik yang terdahulu maupun yang sekarangtelah berselisih. Dan tidak mengapa, bagi penduduk negeri manapun, jika tidak melihat hilal pada malam ketiga puluh untuk mengambil hilal yang bukan mathla mereka, jika kiranya mereka benar-benar telah melihatnya.

ٌ‫ ُ َْم‬ ْ $ِ ‫ وَا‬,‫ن‬ َ ْ‫'ْ ُﻡ‬ ُ ‫'ْ ُم َْمٌ َﺕ‬ َ ‫ا‬ (‫ي‬- ‫ن )روا ا  ﻡ‬ َ ْ‫ ُ و‬ ِ $ْ ‫ُﺕ‬ 8

Artinya: “Puasa adalah hari semua kalian berpuasa. Dan berbuka adalah ketika semua kalian berbuka” (HR. At Tirmidzi)

Syaikh Muhammad Nashiruddin AlAlbani ditanya: Apakah orang Afrika ikut berpuasa berdasarkan ru’yah orang Asia, atau sebaliknya? Beliau menjawab sebagai berikut. Sebagai dasar dalam masalah ini, adalah perkataan Rosululloh  :

Akan tetapi jika tidak sampai 29 hari, maka hendaklah disempurnakan, karena bulan tidak akan kurang dari 29 hari. Wallohu Waliyyut Taufiq [Fatawa Romadhon 1/145]

‫ ُ وْا ِ ُ ؤْ َ ِ ِ )روا‬ ِ ْ ‫ْ ُﻡْا ِ ُ ؤْ َ ِ ِ َوَأ‬ ُ ( !" #$‫ﻡ‬

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz ditanya: Jika telah pasti masuk bulan Romadhon di salah satu negara Islam, seperti Kerajaan Arab Saudi, dan selanjutnya negara tersebut mengumumkannya, akan tetapi di negara yang saya tempati belum diumumkan masuknya bulan Romadhon, bagaimanakah hukumnya? Apakah kami berpuasa cukup dengan terlihatnya di Saudi? Atau kami berbuka dan berpuasa dengan mereka (negara saya, red), ketika mereka mengumumkan masuknya bulan Romadhon? Begitu juga dengan permasalahan masuknya bulan Syawal, yaitu hari ‘Ied. Bagaimana hukumnya jika dua negara berselisih? Semoga Alloh membalas dengan sebaik balasan dari kami dan dari kaum muslimin. Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjawab, setiap muslim hendaklah berpuasa bersama dengan negara tempat ia tinggal, dan berbuka dengannya, sesuai sabda Nabi.

Artinya: “Berpuasalah tatkala kalian meli-

hatnya (hilal) dan berbukalah tatkala kalian melihatnya” (Muttafaq Alaih) Perintah dalam hadits ini adalah untuk umat (Islam) secara keseluruhan, baik yang ada di timur ataupun di barat. Akan tetapi penerapan masalah ini kala itu tidaklah semudah hari ini.

.......Satu baris kalimat pada naskah aslinya terhapus. Namun sepertinya beliau sedang mendiskusikan orang yang berdalil dengan hadits Kuraib dalam Shahih Muslim untuk menguatkan pendapat bahwa masing-masing negeri melihat hilalnya sendiri-sendiri, dan untuk kemudian berpuasa, atau berbuka sesuai dengan ru’yah mereka tersebut,-pent..... baginya penglihatannya, maka ini adalah perkataan mereka sebagai suatu ijtihad yang memungkinkan mereka saat itu untuk melaksanakan perintah nabawy secara umum. Adapun hari ini, sangat dimungkinkan untuk menetapkan penglihatan hilal di seluruh dunia hanya dalam waktu satu jam. Ketika telah terlihat maka wajib bagi seluruh kaum muslimin yang mendengar berita ini untuk berpuasa. Ini lebih baik bagi mereka daripada mereka berpecah belah dan terjadi banyak kekacauan di berbagai negeri disebabkan karena ada yang berpuasa lebih dahulu dan ada yang belakangan dan hal ini tidak mungkin lepas dari urusan pemerintah Islam. Maka pemerintahlah yang wajib menyeragamkan awal puasa, sehingga selamatlah kaum muslimin dari kekacauan ini.

ٌ‫ ُ َْم‬ ْ $ِ ‫ وَا‬,‫ن‬ َ ْ‫'ْ ُﻡ‬ ُ ‫'ْ ُم َْمٌ َﺕ‬ َ ‫ا‬ ‫ن )روا‬ َ ْ ُ. َ ‫ َْمٌ ُﺕ‬/َ0 ْ 1َ ْ‫ َو‬,‫ن‬ َ ْ‫ ُ و‬ ِ $ْ ‫ُﺕ‬ (‫ي‬- ‫ا  ﻡ‬ Artinya: “Puasa kalian adalah pada hari

kalian berpuasa. Dan berbuka kalian, ialah pada hari kalian berbuka. Dan hari penyembelihan kalian, ialah hari ketika kalian (semua) menyembelih” Wa Billahi Taufiq. [Fatawa Romadhon 1/112] [Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 07/ Tahun VIII/ 1425 H/2004 M]

[Disalin dari buku Majmu’ah Fatawa AlMadina

9

Al-Munawarah,

Edisi

Indonesia

Fatwa-Fatwa Al-Bani, Penulis Muhammad Nashiruddin Al-Albani, Penerjemah Adni

Kurniawan, Penerbit Pustaka At-Tauhid]

( z ≈ϑ y ‹ø =n ™ ß 7 Å =ù Βã ’ 4 ?n ã t  ß Ü Ï ≈‹u ± ¤ 9#$ #( θ=è G÷ ?s $Βt #( θèã 7t ?¨ #$ ρu 

menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. Al-Baqoroh : 102) PENJELASAN GLOBAL Alloh menjelaskan pada ayat ini bahwa orang-orang Yahudi mengganti kitab Alloh dengan ajaran-ajaran sihir yang dibacakan dan diajarkan oleh syetan pada masa Nabi Sulaiman berkuasa. Dan mereka mengatakan bahwa Nabi Sulaiman bisa berkuasa karena memiliki ilmu sihir dan dialah yang mengajarkan sihir tersebut kepada manusia. Maka Alloh memberikan klarifikasi bahwa Nabi Sulaiman bukanlah seorang penyihir sebagaimana yang dituduhkan orang-orang Yahudi. Bahkan para syetanlah penyihir itu dan mereka pula yang mengajarkan sihir kepada manusia. Karenanya para syetan menjadi kafir. Kemudian Alloh juga menjelaskan beberapa hal yang merupakan maksud dan tujuan dari sihir yang diajarkan oleh syetan tersebut. Diantaranya adalah memisahkan suami dengan istri mereka. Sihir secara hakikat memang ada dan mempengaruhi hati untuk mencintai, membenci, mengumpulkan, memisahkan, mendekatkan atau menjauhkan. Meski demikian, Alloh memberikan penegasan bahwa sihir tidak akan mampu memberikan pengaruh sama sekali kepada sesuatu atau seseorang kecuali dengan izin Alloh. Dan mereka menukar agama Alloh dengan sihir, maka tiadalah bagian keberuntungan untuknya di hari kiamat. Apa yang mereka perbuat itu sangat buruk bagi diri mereka sendiri jika mereka mengetahui.

(#ρã ! x .x  š Ü Ï ≈‹u ± ¤ 9#$  £ 3 Å ≈9s ρu  ß ≈ϑ y ‹ø =n ™ ß t ! x 2 Ÿ $Βt ρu

È÷ 6 x =n ϑ y 9ø #$ ’?n ã t Α t “Ì Ρ&é $! Βt ρu t s ó ¡ bÅ 9#$ ¨ } $Ψ¨ 9#$ β t θϑ ß =kÏ èy ƒã

>‰n t &r  ô ΒÏ β È $ϑ y =kÏ èy ƒã $Βt ρu 4 V š ρã ≈Βt ρu N | ρã ≈δ y ≅ Ÿ /Î $6t /Î tβθϑ ß =‾ èy Gt Šu ùs ( ö ! à 3 õ ?s ξ Ÿ ùs π× Ψo G÷ ùÏ  ß tø Υ w $ϑ y Ρ‾ )Î ω I θ) à ƒt  4 L® m y $Βt ρu 4 µÏ _ Å ρ÷ —y ρu Ï ö ϑ y 9ø #$  t ÷ /t µÏ /Î χ š θ%è hÌ ! x ƒã $Βt $ϑ y γ ß Ψ÷ ΒÏ

tβθΗç >© èy Gt ƒt ρu 4 ! « #$ β È Œø *Î /Î ω ā )Î ‰ > m y &r  ô ΒÏ µÏ /Î  t ‘hÍ $! Ò Ÿ /Î Νδ è çµ1Žu It © ô #$  Ç ϑ y 9s #( θϑ ß =Î ã t ‰ ô ) s 9s ρu 4 Ν ö γ ß èã ! x Ζƒt ω Ÿ ρu Ν ö δ è ” Ò à ƒt $Βt

(#ρ÷ t © x $Βt [ š ♥ø 6Î 9s ρu 4 , 9 ≈=n z y ∅ ï ΒÏ οÍ t z Å ψ F #$ ’ûÎ …µç 9s $Βt

χ š θϑ ß =n èô ƒt #( θΡç $2 Ÿ θö 9s 4 Ν ö γ ß ¡ | ! à Ρ&r  ÿ µÏ /Î

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitanlah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Alloh, dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Dan sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Alloh) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka

FAEDAH AYAT 1. Sihir merupakan salah satu perbuatan syetan. 2. Nabi Sulaiman tidak turut campur dalam masalah sihir. 3. Belajar dan mengajarkan sihir merupakan bentuk kekufuran.

10

4. Menetapkan adanya pengaruh sihir dengan izin Alloh dan sihir itu ada hakikatnya.

5. Menolak manfaat dari sihir 6. Kerendahan derajat para penyihir

LAPORAN BAITUL MAL september 2007 PEMASUKAN I. Dari Orang Tua Asuh (OTA) 1. Bpk. dr. Chafid, Sp.A.,Pare Rp. 150.000 2. 3. 4. 5. 6.

Bpk. dr.Imam Muhadi,Pare Bpk. Hamba Alloh, Pare U.D. Pro Gizi, Pare Ibu Lilik Umiasih, Pare Bpk. Sugeng P, Sby

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

130.000 340.000 175.000 125.000 180.000

7. Ibu Wiminarti, Sby 8. Bazis PT. Merpati, Sby 9. C.V.Nusantara Utama,Sby 10. Bazis PT.INKA, Madiun

Rp. 170.000 Rp.1.083.300 Rp.1.020.000 Rp. 350.000

11. Abu&Ummu Hammam,Mdn 12. Bpk. Syamsul, Madiun 13. Bpk. Yusuf, Madiun 14. Bpk. Hamba Alloh, Madiun

Rp. Rp. Rp. Rp.

400.000 170.000 170.000 170.000

15. Bpk. Kasman, Keras Kdr Rp. 200.000 16. Ibu Sri Sayekti, Mukuh Rp. 200.000 17. Bpk.Hamba Alloh, Sidoarjo Rp. 500.000 18. Bpk.dr.Umar,Sp.PD,Gresik Rp. 200.000 19. Mbak Amnayuda,Palembang Rp. 170.000 JUMLAH Rp. 5.903.300 II. Dari Donatur Tetap 1. Bpk dr. Kasdi S, Sp.P, Pare Rp. 150.000 2. Bpk dr.Benny S,Sp.Jp, Pare Rp. 100.000 3. Ibu dr. Hermin, Sp.M, Pare Rp. 100.000 4. Bpk. dr. Hamba Alloh,Pare Rp. 100.000 5. Bpk. Akir, Pare Rp. 25.000 6. Bpk. Pudiono, Pare Rp. 50.000 7. Ibu Lilik, Toko Sumeh,Pare Rp. 50.000 8. Ibu Dra.Dewi Masyitoh,Pare Rp. 20.000 9. Ibu Tutik,Perc.Yosima,Pare Rp. 50.000 10. Ibu Ida,Tulungrejo Pare Rp. 20.000 11. Ibu Tri Rahayuningsih,Pare Rp. 12. Ibu Anis, S.H, Pare Rp.

50.000 70.000

13. Bpk. Dwi,Jombangan,Pare Rp.

25.000

14. Bpk.Anto,Berbendo,Pare Rp. 15. Bpk. Kusnadi, Bendo, Pare Rp.

59.000 50.000

16. Bpk. Wijoyo, Pare 17. Bpk. Rohmat Raharjo, Pare 18. Bpk. Sudirham, Pare 19. Abu Abdur Rohman, Pare

Rp. Rp. Rp. Rp.

25.000 65.000 10.000 30.000

20. Hamba Alloh (Y), Pare 21. Hamba Alloh (L), Pare

Rp. Rp.

10.000 50.000

22. Bpk. Sunarso,PT TS,Pare 23. Bpk. Kardi, Pare 24. Abu Zahroh,Bogo,Papar 25. Ibu Sutini,Bogo,Papar

Rp. Rp. Rp. Rp.

50.000 25.000 30.000 30.000

26. Hamba Alloh,Bogo,Papar Rp. 50.000 27. Bpk. Minto,Ngampel,Papar Rp. 100.000 28. Bpk. Agus W.H., Papar Rp. 150.000 29. Bpk. Obet Ismail, Kediri 30. Ibu Rohimah, Kediri

Rp. Rp.

25.000 25.000

31. Ibu Enik, Kediri 32. Ibu Jamsikin 33. Bpk. Markum,Gurah Kediri 34. Bpk. Sunarno 35. Ibu Zulaikhah,Mukuh Kdiri

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

30.000 30.000 20.000 30.000 16.000

36. Ibu Shofiyah, SPd, Kediri 37. Bpk Agung, Joho Kediri 38. Ibu dr. Esti, SpJp, Sby 39. Bpk. Ir. Tontowi, MSc, Sby 40. Bpk. Zainul M, Sby 41. Ibu Hamidah, Sby 42. Bpk. Andri, Sby 43. Hamba Alloh, Sby 44. Abu & Ummu Faqih,Sby 45. Bpk. Abdul 'Alim,Sby

Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.

20.000 100.000 350.000 100.000 350.000 100.000 50.000 100.000 100.000 50.000

46. Ibu Rose, Sby 47. Ibu Aris Dina, Sby 48. Bpk. Abdus Shomad,Sby

Rp. Rp. Rp.

10.000 30.000 50.000

11

49. Bpk. Bagus S, Sby 50. Ummu Ahmad, Sby 51. Bpk. Suprianto, Sby 52. Bpk. Indra, Sby

Rp. Rp. Rp. Rp.

50.000 20.000 50.000 20.000

53. Ibu Misyanti, Sby 54. Bpk. Bambang,Kenjeran,Sby 55. Hamba Alloh,Sby 56. Bpk. Sutiyanto, Madiun

Rp. Rp. Rp. Rp.

10.000 50.000 50.000 20.000

57. Bpk. Ismail, Madiun 58. Bpk. Arif, Madiun 59. Bpk. Padang, Madiun 60. Hamba Alloh, Madiun 61. Bpk. Shidiq, Madiun 62. Abu Faruq, Madiun 63. Ibu Oky Laura, Malang 64. Bpk Nur Isro'i dkk, Gresik 65. Bpk. Jumain R, Gresik 66. Bpk. Suharyanto, Blitar

Rp. 40.000 Rp. 100.000 Rp. 30.000 RP. 50.000 Rp. 20.000 Rp. 37.000 Rp. 58.362 Rp. 500.000 Rp. 20.000 Rp. 10.000

67. Bpk. Agus, Gresik

Rp. 100.000

JUMLAH

Rp. 4.355.362

10. 11. 12. 13. 14.

Sate Gule Tongseng Rp. 124.800 Wrg Makan LAWUNI Rp. 86.100 RM Pdng Parmato Bundo Rp. 107.300 Sate Gule Tongseng Rp. 20.950 Soto Lamongan Rp. 80.700 JUMLAH Rp. 1.231.400 V. Dari pemerintah (K3S) Rp. 166.000 VI. DONATUR BERUPA BERAS 1. Bpk. Ismu, Pare 2. 3. 4. 5. 6.

Bpk. Eko, Kediri Hamba Alloh, Pelem Bpk. Khobir, Apotik Lawu Bpk. Ponidi, Pare Bpk. Gatot

7. Adik Oyya, Madiun

5,8 kg 4,0 20,0 9,7 10,0 5,8

kg kg kg kg kg

7,0 kg 62,3 kg

TOTAL PEMASUKAN : Rp. 11.826.062 PENYALURAN DANA

III. DONATUR CILIK (DONACIL) 1. Adik Mita Aprilla,Pare Rp. 50.000 2. Adik Harits,Pare Rp. 10.000

1. Operasional Panti Asuhan & Ponpes Al-Manshur Rp. 10.626.062 2. Transport & telp Lajnah Rp. 200.000

3. Adik Ibrohim,Pare 4. Adik Abdurrohman,Pare

Rp. Rp.

10.000 10.000

3. Administrasi & Pengembangan Lajnah Rp.

5. Adik Hamba Alloh,Pare Rp. 6. Adik Raihan Dafa H, Pare Rp. 7. Adik Gigih Bagus Santoso Rp.

20.000 50.000 10.000

4. Buletin Al Uswah & Majalah JUMLAH

500.000

Rp. 500.000 Rp. 11.826.062

8. Adik Dede Nanda Santoso Rp. 10.000 JUMLAH Rp. 170.000

Adik-adik...., siapa ingin menyusul? IV. Kotak Infaq Madiun 1. Pecel Pincuk MIROSO 2. Warung Bpk. Syaiful 3. Toko SIDO LANGGENG 4. Toko DWI JAYA 5. Bengkel Manisrejo 6. Warung Pangsit Mie 7. Wrg Sederhana Bu Narsi 8. Wartel AFI 9. RM KENDEDES

Rp. 158.500 Rp. 63.800 Rp. 85.050 Rp. 143.100 Rp. 89.350 Rp. 51.600 Rp. 62.700 Rp. 71.350 Rp. 86.100

12

Semoga Alloh membalas kebaikan Anda dengan kebaikan yang lebih banyak. Amin.

ANDA HENDAK MENYUSUL MENANAM MODAL AKHIRAT? HUBUNGI: 1. Sugiharto : 081803206777 / (0354) 393595 2. Panti Asuhan / Ponpes Al-Manshur : (0354) 7011966

13

Related Documents