Buletin Al Uswah Rojab 1424h

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Buletin Al Uswah Rojab 1424h as PDF for free.

More details

  • Words: 2,692
  • Pages: 8
 Sarana Komunikasi Yayasan dengan Masyarakat

Th. III No. 06/Rojab 1424H

S

audaraku fillah! Kami persembahkan beberapa hal yang membatalkan dan merusak tauhid, sebagaimana yang disebutkan oleh para ulama, agar kita dapat menghindari dan menjauhinya, di antaranya adalah: 1. Memakai kalung atau benang (yang diikatkan di leher atau di tangan) dari jenis apapun, seperti kuningan, besi ataupun kulit dengan maksud menghilangkan dan menolak bencana (tolak balak, jawa.red) karena hal ini termasuk perbuatan syirik. 2. Menggunakan "Ruqyah Bid'ah" (pengobatan dengan membaca mantra) dan "Tamimah" (jimat). Ruqyah bid'ah yang dimaksud adalah yang mengandung coretan-coretan, gambargambar dan perkataan-perkataan yang tidak dimengerti serta meminta pertolongan kepada jin dalam

September 2003

mendeteksi suatu penyakit atau melepaskan diri dari sihir. Sedang yang dimaksud dengan "Tamimah" adalah apa-apa yang dikalungkan pada manusia atau hewan yang terbuat dari benang atau ikatan lainnya, baik yang tertulis berupa ucapan bid'ah yang tidak bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah, ataupun yang bersumber dari keduanya-berdasarkan pendapat yang kuat- karena ini termasuk hal yang melahirkan perbuatan syirik. Rosululloh  bersabda: "Sesungguhnya Ruqyah-yang mengandung syirik-, Tamimah, dan Tiwalah (sesuatu yang dibuat agar suami mencintai istrinya atau sebaliknya) adalah perbuatan syirik" [H.R Ahmad dan Abu Daud] Termasuk perbuatan ini adalah menggantungkan selembar kertas, sepotong logam kuningan atau besi di

dalam mobil yang diatasnya tertulis 'Lafdhul Jalalah' (Alloh) atau ayat kursyi atau meletakkan mushaf AlQur'an di dalam mobil dengan keyakinan bahwa itu semua dapat menjaga dan mencegahnya dari kejelekan, sihir dan sejenisnya. Termasuk pula memasang sepotong kertas atau logam yang berbentuk telapak tangan atau terdapat gambar mata. Tidak boleh memasang itu semua dengan keyakinan dapat mencegah dari sihir. Rosululloh  bersabda: "Barangsiapa yang menggantungkan dirinya pada sesuatu, maka Alloh akan membuatnya tetap bergantung padanya." [H.R Ahmad, Tirmidzi dan Hakim] 3. Termasuk di antara yang membatalkan tauhid adalah mencari berkah pada orang-orang tertentu dengan menyentuh dan meminta berkahnya, atau mencari berkah pada pohon-pohon, batu-batu dan lain-lain, bahkan kepada Ka'bahpun tidak boleh disentuh dengan tujuan mencari dan mengambil berkahnya, Umar ra ketika mencium Hajar Aswad berkata: "Sesungguhnya aku tahu bahwa kamu adalah batu yang tidak mendatangkan mudharat dan manfaat, seandainya aku tidak melihat Rosululloh  menciummu, aku tidak akan menciummu." 4. Di antara yang membatalkan tauhid adalah menyembelih hewan bukan karena Alloh, seperti untuk para wali, setan-setan, jin dengan tujuan mengambil manfaat dan mencegah

kejahatan mereka, perbuatan ini termasuk syirik paling besar. Dan sebagaimana kita dilarang menyembelih untuk selain Alloh, maka kitapun dilarang meyembelih pada tempat-tempat penyembelihan yang biasa digunakan menyembelih hewan untuk selain Alloh, walaupun orang tersebut menyembelih dengan niat untuk Alloh  , dengan maksud mencegah seseorang terperosok ke dalam perbuatan syirik. 5. Termasuk pula, bernadzar untuk selain Alloh, karena nadzar itu adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada selain Alloh  6. Termasuk di antaranya adalah meminta pertolongan dan perlindungan kepada selain Alloh swt. Rosululloh saw bersabda kepada Ibnu Abbas ra: "Bila engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Alloh dan bila engkau memohon sesuatu, maka mohonlah kepada Alloh." Oleh karena itu kita dilarang memohon kepada Jin. 7. Di antara yang menafikan (membatalkan) tauhid adalah sifat "Ghuluw" (berlebih-lebihan) terhadap para wali dan orang-orang shaleh dan mengangkat mereka melebihi kedudukannya, yaitu dengan berlebihlebihan dalam memuliakan atau mengangkat mereka sederajat dengan kedudukan para rosul, atau menganggap mereka sebagai orangorang yang ma'sum (terbebas dari dosa)

8. Di antara yang merusak tauhid adalah "thawaf" di (sekeliling) kuburan, ini termasuk perbuatan syirik. Kita dilarang shalat di kuburan karena dapat menggiring seseorang kepada perbuatan syirik, maka bagaimana pula kita shalat dan beribadah kepadanya? Na'udzu billah. 9. Untuk menjaga tauhid, kita dilarang membangun sesuatu di atas kuburan atau membuat kubah dan masjid, serta dilarang meninggikan (tanah kuburan) nya. 10. Di antara yang merusak tauhid adalah sihir, mendatangi tukang sihir, dukun, ahli nujum dan sebagainya. Jadi tukang sihir itu adalah orang yang kafir, tidak boleh mendatangi, bertanya dan membenarkannya, walaupun mereka mengaku sebagai wali, syaikh dan sebagainya 11. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah "Thiyarah" yaitu perasaan pesimis (karena melihat suatu jenis burung tertentu) kepada hari, bulan, atau orang tertentu. Ini semua dilarang, karena "Thiyarah" adalah sesuatu yang dilarang, sebagaimana disebutkan di dalam salah satu hadits. 12. Termasuk yang merusak tauhid adalah mengandalkan dan bergantung kepada-sesuatu-sebab (perantara) seperti dokter, pengobatan, jabatan, dan sebagainya dan tidak bertawakkal kepada Alloh . Dan yang diperintahkan adalah mencari perantara itu seperti mencari penyembuhan dan rejeki tetapi dengan tetap menggantungkan hati (tawakkal)

kepada Alloh  semata, tidak kepada perantara tersebut. 13. Termasuk yang menafikan tauhid adalah ilmu nujum atau memanfaatkan bintang pada sesuatu yang tidak diciptakan untuk itu. Maka kita dilarang untuk menggunakan bintang untuk mengetahui atau meramal kejadian yang akan datang dan hal-hal ghaib, karena ini semua dilarang. 14. Termasuk pula meminta hujan berdasarkan musim, bintang dan benda langit lainnya dengan keyakinan bahwa bintang-bintang itulah yang menurunkan atau menahan hujan, akan tetapi yang menurunkan dan menahan turunnya hujan adalah Alloh , maka katakanlah, "Hujan itu diturunkan kepada kami karena keutamaan (karunia) dan rahmat Alloh." 15. Di antara yang membatalkan tauhid adalah memalingkan suatu ibadah kepada selain Alloh, seperti memalingkan perasaan cinta yang tulus atau rasa takut kepada makhlukmakhluk. 16. Termasuk yang menghapuskan Tauhid adalah perasaan aman dari tipu daya dan adzab Alloh serta berputus asa dari rahmat-Nya. Maka janganlah merasa aman dari tipu daya Alloh dan jangan berputus asa dari rahmat-Nya, tetapi hendaklah berada di antara perasaan takut dan harapan. 17. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah tidak sabar terhadap takdir-takdir Alloh, mengeluh dan menentang takdir, seperti mengatakan: "Ya Alloh, Mengapa engkau

melakukan ini terhadapku, atau terhadap si Fulan." atau mengucapkan: "Mengapa Engkau melakukan ini semua, ya Alloh." dan termasuk dalam jenis ini adalah meratap, merobek kantong dan memotong-motong rambut (karena perasaan sedih yang berlebih-lebihan). 18. Termasuk pula adalah riya' dan sum'ah (ingin memperdengarkan kebaikannya) dimana seseorang melakukan kebaikan karena dunia. 19. Di antara yang merusak tauhid adalah mematuhi para ulama, pemimpin dan sebagainya dalam menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, karena taat kepada mereka dalam hal ini termasuk perbuatan syirik. 20. Termasuk yang membatalkan tauhid adalah ucapan: "Apa yang Alloh dan engkau kehendaki." atau ucapan: "Seandainya bukan karena Alloh dan si Fulan." atau ucapan: "Saya bertawakkal kepada Alloh dan kepada si Fulan." Hendaklah menggunakan kata "kemudian" dalam ungkapanungkapan tersebut di atas, berdasarkan perintah Rosululloh  bahwa ketika mereka ingin bersumpah hendaklah mengatakan: "Demi Tuhan Ka'bah" dan mengatakan: "Apa yang dikehendaki Alloh kemudian apa yang engkau kehendaki." [H.R Nasai] 21. Termasuk perbuatan yang merusak Tauhid adalah mencaci maki tahun, waktu, hari dan bulan. 22. Termasuk yang menafikan tauhid adalah menghina agama, rosul-rosul,

Al-Qur'an dan Sunnah. Atau mengejek orang-orang shaleh dan ulama disebabkan oleh karena mereka mengamalkan sunnah dan menampakkannya kepada mereka seperti memelihara jenggot, memakai siwak, memendekkan pakaian hingga ke atas mata kaki dan lain-lain. 23. Termasuk pula penamaan "Abdul Nabi", "Abdul Ka'bah" dan "Abdul Husain". Ini semua dilarang karena mengandung makna penghambaan diri kepada selain Alloh. Karena penghambaan diri hanya kepada Alloh semata, seperti nama "Abdulloh" dan "Abdurrahman" 24. Termasuk yang merusak Tauhid adalah menggambar makhluk-makhluk yang memiliki roh lalu mengagungkan dan menggantungkan gambar tersebut di dinding, ruang tamu dan sebagainya 25. Di antara yang merusak Tauhid adalah meletakkan dan menggambar salib atau membiarkannya ada pada pakaian sebagai pengakuan. Hendaklah salib itu dipatahkan atau dibuang. 26. Di antara yang menafikan Tauhid adalah mengangkat orang-orang kafir dan munafiq sebagai pemimpin dengan mengagungkan dan memuliakan mereka atau memanggil mereka dengan sebutan sayyid (tuan), menyambut ataupun mencintai mereka. 27. Termasuk yang menafikan dan bertentangan dengan Tauhid adalah bertahkim (berhukum) kepada selain apa yang diturunkan oleh Alloh serta mendudukkan undang-undang buatan manusia sejajar dengan hukum syariat

Alloh Yang Maha Bijaksana, atau melegalisir undang-undang manusia dalam hukum, atau menganggap undang-udang tersebut sama atau bahkan lebih baik dari hukum syariat dan lebih cocok dengan zaman, dan seseorang yang meridhoi itu termasuk dalam jenis ini. 28. Termasuk yang membatalkan Tauhid adalah bersumpah dengan selain Alloh, seperti bersumpah dengan nabi amanah dan semacamnya. Nabi  bersabda: "Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Alloh, maka sungguh ia telah kafir atau musyrik" [H.R. Tirmidzi dan dihasankannya] Akhi fillah! Sebagaimana kita wajib mengamalkan Tauhid dan berhati-hati dari segala hal yang bertentangan dan membatalkannya, maka kita juga harus selalu berjalan diatas jalan Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikenal dengan sebutan Al-Firqatun Najiyah (golongan yang selamat) yaitu jalan orang-orang salaf (dulu) umat ini seperti para sahabat dan yang datang sesudah mereka dalam segala aspek aqidah dan akhlak. Sebagaimana Ahlus Sunnah memiliki manhaj (jalan hidup)

dalam hal aqidah pada masalah namanama dan sifat-sifat Alloh dan sebagainya, maka demikian pula mereka memiliki manhaj dalam hal tingkah laku, akhlak, muamalah, ibadah, dan dalam berbagai aspek kehidupan mereka. Oleh karena itu ketika Rosululloh  menyebutkan bahwa umat ini akan terpecah menjadi 73 golongan: "Semua di neraka kecuali satu", Beliau ditanya: "Siapa mereka?" Lalu Beliau menjawab: "Mereka adalah seperti apa yang aku dan para sahabatku jalani sekarang". Beliau tidak mengatakan: "Mereka yang mengatakan dan melakukan ini dan itu... saja" Tetapi mereka yang mengikuti dan menjalani manhaj Rosululloh  dan para sahabatnya dalam berbagai hal. Shalawat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad. (Dari buletin Darul Qasim, "Keutamaan Tauhid dan Peringatan dari Hal-hal yang Membatalkannya".Penyusun: Darul Qasim, muroja'ah: Syaikh Abdullah bin Jibrin )

Wahai saudaraku,.. Bertakwalah kepada Alloh ! Wahai saudaraku... Sesungguhnya Robmu mengetahui apa yang kamu betikkan dalam hatimu, dan Dia mengetahui apa yang engkau

ucapkan dengan melihat terhadap maka bertakwalah Wahai saudaraku,

lisanmu, dan Dia segala amalanmu, kamu kepada Alloh dan berhati-hatilah

kamu terhadap pengawasan-Nya pada saat kamu dalam keadaan yang tidak diridhai oleh-Nya. Hati-hatilah kamu dari kemurkaan Robbmu, yang mana Dialah yang telah menciptakanmu dan memberikan rizki kepadamu serta yang telah mengaruniai kamu akal yang dapat kamu gunakan di dalam kehidupanmu. Bagaimana perasaanmu ketika bapakmu melihat dirimu dalam keadaan melanggar perintahnya? Apakah kamu tidak khawatir nantinya bapakmu akan menghukummu? Maka jadikanlah perasaanmu sama seperti itu [bahkan lebih] kepada Alloh, karena Dia dapat melihat dirimu disetiap kesempatan yang kamu tidak dapat melihat Dia! Maka janganlah kamu anggap enteng pada perkara apapun juga yang kamu telah dilarang darinya! Wahai saudaraku … Sesungguhnya Robmu sangat dahsyat murka-Nya, siksa-Nya teramat pedih, maka hati-hatilah kamu Wahai saudaraku, dan takutlah kamu terhadap kemurkaan-Nya, dan janganlah kamu terlena oleh kasih sayang Robbmu dan sesungguhnya Alloh menangguhkan (siksa-Nya) bagi orang yang berbuat dzalim, sampai-sampai jika Dia menyiksa orang tersebut, niscaya Dia tidak akan melepaskannya. Wahai saudaraku... Sesunguhnya di dalam ketaatan kepada Alloh ada kelezatan dan kebahagiaan yang tidak akan dapat dirasakan kecuali dengan mencobanya. Maka, Wahai saudaraku...

Pergunakanlah ketaatan kepada Alloh sebagai bahan ujian pada setiap harinya supaya engkau dapat merasakan kelezatan, dan supaya engkau dapat merasakan kebahagiaan ini, niscaya kamu dapat mengetahui keikhlasan diriku di dalam menasehatimu. Wahai saudaraku … Sesungguhnya engkau akan mendapati rasa berat hati di dalam ketaatan kepada Alloh pada pertama kalinya, maka pikullah beban berat ini, dan bersabarlah padanya, sampai ketaatan tersebut engkau rasakan menjadi rutinitas yang dapat dijinakkan. Wahai saudaraku ... Lihatlah kepada dirimu ketika dulu kamu berada di bangku (sekolah); kamu belajar membaca dan menulis, dan kamu diperintahkan supaya menghafal Al-Qur'anul Karim dengan mendiktekannya, bukankah kamu dulu di sana benci terhadap bangku (sekolah) serta gurunya, dan kamu berangan-angan supaya cepat berakhir? Nah, pada hari ini kamu telah mencapai kedudukan yang mana kamu dapat mengetahui faedah kesabaran dalam belajar di bangku (sekolah), dan engkau telah tahu bahwa pengajarmu dulu berusaha untuk kebaikan dirimu. Maka, Wahai saudaraku... Dengarkanlah nasehatku, dan bersabarlah di atas ketaatan kepada Alloh sebagaimana engkau sabar dalam belajar di bangku (sekolah), niscaya nanti engkau akan mengetahui

faedah dari nasehat ini, serta akan tampak jelas bagimu apabila hidayah telah membantu untuk beramal dengan nasehat ustadzmu. Wahai saudaraku... Janganlah kamu sekali-kali beranggapan bahwa bertakwa kepada Alloh adalah shalat, puasa, dan semisalnya dari berbagai ibadah (yang dhahir) saja. Bahwa sesungguhnya bertakwa kepada Alloh mencakup segala sesuatu, maka bertakwalah kamu kepada Alloh pada (hak-hak) saudara-saudaramu, janganlah kamu sakiti salah seorang dari mereka, dan bertakwalah kamu kepada Alloh pada (hak-hak) negerimu: Janganlah kamu khianati dia dan jangan kamu biarkan musuh menguasainya, serta

bertakwalah kamu pada (hak-hak) dirimu, janganlah kamu sia-siakan waktu sehatmu dan janganlah kamu berperilaku kecuali perilaku yang mulia. Wahai saudaraku.. Rasulullah saw telah bersabda: "Bertakwalah kamu di manapun kamu berada, dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tersebut) akan menghapusnya, dan pergaulilah orang-orang dengan akhlak yang baik" [1] (Dari "Washaya al-Aba' Lil Abna", penulis: Syaikh Ahmad Syakir) ------------------------------[1] HR Ahmad, Tirmidzi dan Al-Hakim dengan sanad yang hasan

KEPADA SAUDARAKU KAUM MUSLIMIN Saudaraku Kaum Muslimin ………… Alloh telah berfirman: "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara" (QS Al Hujurot: 10). Maka sudah sepatutnya jika kita senantiasa memperhatikan keadaan saudara kita. Jika saudara kita bahagia, kita ikut merasa bahagia, dan jika saudara kita menderita, kita pun ikut merasakan penderitaan itu dan berusaha untuk menghilangkan penderitaan itu. Sikap inilah yang hendaknya kita pelihara, jangan sampai kita acuh tak acuh dengan keadaan saudara kita. Rosululloh  bersabda: " Engkau melihat orang-orang beriman itu dalam hal kasih sayang dan saling mencintai di antara mereka, adalah seperti satu tubuh, jika ada satu organ yang sakit, maka seluruh tubuh merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan terasa panas". (HR Bukhori dan Muslim). Alangkah banyaknya duka dan derita yang mengisi kehidupan ini. Ia memang tidak belas kasihan kepada siapapun. Dan tidak ada seorang pun yang bisa meneguk air yang benar-benar jernih dari gelas kehidupan ini. Penjara-penjara kehidupan dan beban-beban beratnya berbedabeda tingkatan, ada yang kecil dan ada yang besar. Saudaraku Muslim! Ini adalah gambaran dari sebagian derita kehidupan itu, yang dialami oleh sebagian saudara kita, kepahitan yang mereka rasakan dalam masa yang panjang. Kepahitan yang dirasakan oleh orang-orang papa dan lemah itu, yang merasakan pahitnya kehidupan sebelum manisnya. Salah satu di antara mereka adalah anak-anak yatim. Mereka telah kehilangan sosok yang seharusnya membimbingnya, memberinya kasih sayang dan melindunginya. Juga yang mencarikan nafkah bagi mereka sebelum mereka mengerti apa itu nafkah, apa itu pekerjaan. Saudaraku Muslim! Sebagian besar anak yatim berada dalam kemiskinan. Pendidikan keagamaan dan ilmu pengetahuan kurang terurus. Makanan dan

pakaiannya ala kadarnya. Tegakah kita melihatnya? Bagaimana jika hal itu terjadi pada anak kita ? Maukah anda menemani Nabi  di surga? Salah satunya adalah dengan menyantuni anak yatim. Rosululloh  bersabda :"Aku dan orang-orang yang mengasuh anak yatim di surga seperti ini (Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk dan jari tengah seraya sedikit merenggangkannya)". (HR Bukhori). Rosululloh  juga bersabda :" Barangsiapa melepaskan salah satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, maka Alloh akan melepaskan salah satu kesusahan hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan orang yang tengah dilanda kesulitan maka Alloh akan memudahkannya di dunia dan di akhirat. Alloh menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya". (HR Muslim). Saudaraku Kaum Muslimin ………… Sisihkanlah sebagian harta Anda untuk menyantuni mereka. Sebesar berapapun infaq Anda sangat berarti bagi mereka. Kepedulian Anda adalah masa depan bagi mereka.

LAPORAN KEUANGAN LAJNAH BAITUL MAAL No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Nama Dr. A. Chafidz, Sp.A Dr. Esti , Sp.Jp Dr. Benny S, Sp.Jp Dr. Imam Muhadi Dr. Iqbal Hilmi Dr. Kasdi S, Sp.P Dr. Hermini, Sp. M Dr. Tita Kusumawati Ir. Tontowi Ismail Ir. Lutfi Jakfar, Ph.D Bp. Sugeng, S.T. Bp. Geiz Bawazir Bp. Obet Isma'il Bp. H. Ahmad Tono Bp. Chusnul Yaqien Bp. Tamami Bp. Nur Ali Bp. Ismu-Perawat

Juni 130.000 500.000 100.000 130.000 130.000 100.000 100.000 50.000 130.000 120.000 135.000 390.000 25.000 130.000 260.000 30.000 20.000 25.000

No 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35

Nama Juni Bp. Amir Said 25.000 Bp. Supriono 10.000 Bp. H. Sukemi 100.000 Bp. Agung Budiarto 150.000 Ibu Fatmi 20.000 Ibu Rohimah 20.000 Ibu Sri Sayekti-Bidan 200.000 Ibu Dra. Dewi M. 15.000 Bp. Haedar 10.000 Bp.H. Akhir 20.000 Bu Lilik, Tk Sumeh 50.000 Bp. Markum 20.000 Bp. Kasman 120.000 Bp. Pudiono 25.000 Ibu Lilik 130.000 Bp. Suwandi 200.000 Bp. Suryo 20.000 Jumlah 3.640.000

ANDA INGIN MENYUSUL YANG LAIN UNTUK MENJADI DONATUR ? HUBUNGI Sdr. SUGIHART0 Telp. 0354-394947, 392486 Buletin Al Uswah diterbitkan oleh Lajnah Dakwah Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh Penanggung jawab : Abu Aqiyl Pimp. Redaksi: Abul Ghozy Staf: Abu Zaky Lay Out: Abu Ubaid. Editor: Abu Ubaid, Abu Aqiyl. Pemasaran: Abul Ghozy, Abu Mudafi'. Sekretariat: Jl.Raya Pare Papar Km 5 Tegowangi, Plemahan, Kediri.(0354) 394947  Po Box 182 Pare 64201Rek. BNI No. 113.001181223.001 a/n Yayasan Ath Thoifah Al Manshuroh. Rek. BCA No : 140 032 1333 a/n Sugiharto. E-mail : [email protected] Harap disimpan dengan baik, karena terdapat ayat Al Qur'an di dalamnya

Related Documents