KEBIJAKAN HASIL KRITIS RADIOLOGI DAN NILAI KRITIS LABORATORIUM
RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH TAHUN 2018
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH
NOMOR :10/SK.RSUBK/VII/2018
TENTANG
PENETAPAN DAN PELAPORAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH AMBARAWA Disusun Oleh :
1. Dr. Sekar Hapsari Tunjung Dewi, Sp.Rad 2. Dr. Novita Elyana, Sp.Rad 3. Anita Swastanti, AMF 4. Yatmiati, AmdAK
Ditetapkan Oleh :
Dr. Ahmad Sulaiman Lubis , Sp.U NIK : 92.581.01.401
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH NOMOR : 10/SK.RSUBK/VII/2018 TENTANG PENETAPAN DAN PELAPORAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH AMBARAWA
Menimbang
:
a. bahwa agar tercipta pelayanan yang cepat, tepat dan mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil radiologi atau nilai kritis dan laboratorium di Lingkungan Rumah Sakit Umum Bina Kasih; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu adanya prosedur pelaporan dan penetapan besaran hasil nilai kritis yang ekstrim untuk menjamin keselamatan pasien di Lingkungan Rumah Sakit Umum Bina Kasih; c. bahwa Penetapan Dan Pelaporan Hasil Kritis dan Nilai Kritis di Lingkungan Rumah Sakit Umum Bina Kasih sebagaimana tersebut pada huruf b, perlu ditetapkan dan diatur dengan Keputusan Direktur.
Mengingat
:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Kesehatan; 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. 4. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bina Kasih nomor : 09/SK.RSUBK/VII/2018 Tentang Panduan Komunikasi Efektif terkait dengan Tatacara Komunikasi Efektif.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
:
KESATU
:
Memberlakukan Penetapan dan Pelaporan Hasil Kritis dan Nilai Kritis di Lingkungan Rumah Sakit Umum Bina Kasih sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KEDUA
:
Panduan ini berlaku sebagai Pedoman dalam Penyelenggaraan Komunikasi dalam pelayanan Pasien di Lingkungan Rumah Sakit Umum Bina Kasih .
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Bina Kasih Ambarawa berlaku pada tanggal ditetapkan.
ini mulai
Ditetapkan di : Ambarawa Pada tanggal : 25 Juli 2018
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH
Dr. Ahmad Sulaiman Lubis, SpU NIK : 92.581.01.401
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH AMBARAWA TENTANG PELAPORAN DAN PENETAPAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS DI LINGKUNGAN RUMAH UMUM SAKIT BINA KASIH AMBARAWA NOMOR : 10 / SK.RSUBK / VII / 2018
RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH TAHUN 2018
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH AMBARAWA TENTANG PELAPORAN DAN PENETAPAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS DI LINGKUNGAN RUMAH UMUM SAKIT BINA KASIH AMBARAWA NOMOR : 10 / SK.RSUBK / VII / 2018
PENETAPAN DAN PELAPORAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS DI RUMAH SAKIT UMUM BINA KASIH AMBARAWA
Dalam pemberian layanan yang tepat , cepat dan bermutu bagi pasien diperlukan komunikasi yang baik antar PPA. Untuk itu perlu dibuat penetapan agar pelayanan kepada pasien terutama pada pasien dengan hasil pemeriksaan penunjang yang menunjukkan angka atau nilai ekstrim, sehingga memerlukan penanganan yang cepat demi keselamatan pasien. A. PENETAPAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS Di Rumah Sakit Umum Bina Kasih telah ditentukan hasil kritis dan nilai kritis sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan sarana penunjang diagnostic yang dimiliki. Hasil kritis radiologi dan nilai kritis laboratorium telah ditentukan sebagai berikut : DAFTAR NILAI KRITIS LABORATORIUM NO
PARAMETER
KETERANGAN
1.
HEMATOLOGI Hemoglobin
Semua umur
2.
Hematokrit
Semua umur
3.
Trombosit
Semua umur
4.
Jumlah Leukosit
Semua umur
1.
KIMIA KLINIK Glukosa
Anak , Neonatus
NILAI KADAR
SATUAN
≤5 >20 ≤ 14 ≥ 60 < 20 >1juta ≤2 ≥ 50
gr/dl gr/dl % % x10³/µL
< 30 >350
mg/dl
x10³/µL
Dewasa 2. 3.
Bilirubin Natrium
Bayi baru lahir Semua umur
4.
Kalium
Semua umur
5.
Klorida
Semua umur
<40 > 500 >18 ≤ 120 ≥ 160 <2.5 >6,0 <70 >120
mg/dl mg/dl mg/dl mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L mmol/L
DAFTAR HASIL KRITIS RADIOLOGI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
RADIODIAGNOSTIK ( KONVENSIONAL ) : Fraktur Cranium Fraktur Flail Chest Fraktur pelvis Multiple Pneumothorax , Tension pneumothorax Oedema Pulmo Alveolar Illeus Obstrikus Pneumoperitonium Peritonitis
1. 2. 3.
USG : Appendisitis acut Cairan bebas intra abdominal post trauma Ruptur organ intra abdomen
1. 2. 3. 4. 5. 6.
RADIOLOGI IMAGING : Stroke Hemoragik Perdarahan intra cranial Edema cerebri, peningkatan cairan intra cranial Ruptur organ thorax, abdomen Efusi Pericardium Emboli paru
B. PELAPORAN HASIL KRITIS DAN NILAI KRITIS Pengertian : 1. Proses penyampaian hasil / nilai kritis kepada dokter yang merawat paein. 2. Hasil / nilai kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan penanngan segera. 3. Pelaporan hasil / nilai kritis adalah proses penyampaian hasil / nilai kritis yang memerlukan penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari 1 jam.
Tujuan : 1. Terlaksananya proses pelaporan hai / nilai – nilai yang perlu diwaspadai ( alert values interpretasi laboratorium dan radiologi untuk tenaga kesehatan ) 2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil / nilai kritis. 3. Hasil / nilai kritis dapat diterima oleh DPJP dan diinformasikan kepada pasien sesuai waktu. 4. Menjamin keselamatan pasien. Kebijakan : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. 2. Komunikasi per telpon yang dilakukan antar petugas kesehatan dengan metode Tul-Ba-Kon dan SBAR sebagaimana tertuang dalam Keputusan Direktur Rumah Sakit Bina Kasih Nomor : 09/SK.RSUBK/VII/2018 tentang Panduan Komunikasi Efektif. 3. Semua hasil / nilai pemeriksaan penunjang diagnostic laborat dan radiologi yang diwaspadai dipastikan harus diterima oleh dokter yang akan mengambil tindakan terhadap hasil / nilai kritis tersebut. Prosedur : 1. Dokter / petugas laboratorium, radiologi yang melakukan tindakan penunjang medik menyampaikan hasil/nilai kritis ke DPJP atau langsung menghubungi dokter/perawat di ruang rawat inap , rawat jalan dan unit gawat darurat. 2. Dokter / petugas yang melaporkan hasil/nilai kritis mencatat tanggal dan waktu menelepon, Nama petugas kesehatan yang dihubungi dan Nama petugas yang menelepon. 3. Dokter / perawat ruangan yang menerima hasil / nilai kritis menggunakan teknik komunikasi TUL-BA-KON. Proses pelaporan ditulis di rekam medis pasien ( CPPT ). 4. Dokter / perawat ruangan menerima laporan hasil / nilai kritis langsung menghubungi DPJP yang merawat pasien. 5. Dokter / perawat ruangan yang menerima laporan hasil/nilai kritis dan melaporkan ke DPJP yang merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau informasi lain terkait klinis. 6. Semua hasil/nilai kritis interprestasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil pemeriksaan sesuai dengan SPO penyerahan hasil. 7. Untuk pasien rawat jalan , hasil/nilai kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil/nilai kritis tersebut ke pasien. 8. Dokter / perawat di ruangan yang menerima hasil/nilai kritis menerapkan mekanisme pelaporan sebagai berikut ; a. 15 menit pertama : harus segera melaporkan ke DPJP , bila belum berhasil menghubungi, lanjutkan ke langkah berikut : b. 15 menit kedua : harus melaporkan pada DPJP , bila ,asih belum berhasil juga lanjutkan ke langkah berikut : c. 15 menit ketiga : bila hari kerja dapat menghubungi dapat menghubungi dokter jaga konsulen yang bertugas , bila masih belum berhasil juga lanjutkan langkah berikut :
d. 15 menit keempat : menghubungi konsulen yang bertugas , bila belum berhasil juga menghubungi : 1). Kepala IGD 2). Kepala Keperawatan 3). Kepala Ruang e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil / nilai kritis tersebut bertanggung jawab terhadap interprestasi hasil dan pengambilan terhadap tindakan terhadap pasien. Dokumen terkait : Daftar hasil / Nilai Kritis ( Terlampir diatas ) Unit terkait : 1. Ruang Rawat Inap 2. Rawat Jalan 3. IGD 4. Instalasi Laboratorium 5. Instalasi Radiologi C. PETUGAS YANG BERWENANG MELAPOR HASIL NILAI KRITIS Dalam pelaksanaan penyampaian dan penerima laporan hasil / nilai kritis di Rumah Sakit Bina Kasih , telah ditetapkan petugas terkait yang berwenang sebagai berikut : 1. Petugas di penunjang diagnostic : a. Dokter atau analis yang bertugas saat itu yang melakukan pemeriksaan laboratorium. b. Dokter atau radiographer yang bertugas saat itu atau yang melakukan tindakan radiografi. Untuk USG khusus bagi dokter spesialis radiologi. 2. Petugas Rawat Inap / Rawat Jalan/ IGD a. Rawat Inap : Perawat senior / ka shift yang bertugas saat itu yang berwenang dalam menerima hasil / nilai kritis pemeriksaan penunjang yang kemudian dilaporkan ke DPJP selama waktu maksimal 1 jam, dengan metode / SPO yang berlaku. b. Rawat jalan dan IGD : Dokter yang menghendaki pemeriksaan penunjang untuk pasiennya berhak mendapatkan pelaporan hasil / nilai kritis dari petugas penunjang diagnostic dan segera dapat diinformasikan ke pasiennya agar dapat diambil tindakan lebih lanjut. Referensi : 1. Buku Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11
( Richard and Ronald ) ; 2. Pedoman Interpretasi Data Klinik ( Kementrian Kesehatan republic Indonesia 2011 ).