Pedoman_dpjp_wiku.doc

  • Uploaded by: proftoni
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Pedoman_dpjp_wiku.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,787
  • Pages: 10
RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK “ WIJAYAKUSUMA “ Jl. Gelatik No.1 Telp. / Fax. 0287 – 381954 KEBUMEN JAWA – TENGAH

KEPUTUSAN DIREKTUR RSKIA WIJAYAKUSUMA Nomor : / RSKIA-WK/ /2013 Tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma Kebumen

Direktur Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak Wijayakusuma Menimbang

:

a. bahwa untuk mendukung terwujudnya pelayanan di RSKIA Wijayakusuma yang optimal dan menjamin keselamatan pasien perlu ditetapkan kebijakan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). b.bahwa untuk mencapai tujuan pada butir (a), perlu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur RSKIA Wijayakusuma

Mengingat : 1. Undang-Undang No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Undang-Undang

No 29 tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran 3. Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.1333./MenKes/SK/XII/1999, tentang Standard Pelayanan RS. 4. Buku Pedoman Nasional Keselamatan Pasien tahun 2005,

Depkes dan PERSI

MEM UTUSKAN Menetapkan

:

Keputusan Direktur RSKIA Wijayakusuma tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)

PERTAMA

:

(1) Setiap pasien di RSKIA Wijayakusuma berhak mendapat pelayanan dari seorang DPJP (2) Setiap pasien di RSKIA Wijayakusuma yang dilayani oleh 1 (satu) orang dokter maka dokter tersebut adalah DPJP (3) Setiap pasien di RSKIA Wijayakusuma yang dilayani lebih dari seorang dokter dengan spesialisasi berbeda maka DPJP nya lebih dari satu orang dokter, dan dokter yang menangani kasus utama menjadi DPJP utama.

KEDUA

:

Daftar nama DPJP di RSKIA Wijayakusuma sebagaimana lampiran surat keputusan ini.

KETIGA

:

Tugas DPJP dan pola operasional diuraikan dalam pedoman yang terlampir menyangkut antara lain (1) Melaksanakan Asuhan Medis, (2) Memberi informasi kepada

pasien

tentang

hak dan

kewajibanya,

(3)

Menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan penyakit pasien. KEEMPAT

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, bila kemudian hari diketemukan kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya DITETAPKAN DI KEBUMEN Pada tanggal : .............., 2013 Direktur RSKIA Wijayakusuma

dr. Diah Ayu Putriyanti LAMPIRAN SK DIREKTUR RSKIA WIJAYAKUSUMA Nomor :

/ RSKIA-WK /

/ 2013

Tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) RSKIA Wijayakusuma Buku Pedoman Operasional DPJP A. Pendahuluan Rumah sakit adalah institusi tempat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan penyembuhan penyakit serta terhindar dari kematian atau kecacatan. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula mengendalikan atau meminimalkan risiko baik klinis maupun non klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan berlangsung, sehingga terlaksana pelayanan yang aman bagi pasien. Oleh karena itu keselamatan pasien di rumah sakit

merupakan

prioritas utama dalam semua bentuk kegiatan di rumah sakit. Untuk mencapai kondisi pelayanan yang efektif, efisien dan aman bagi pasien itu diperlukan komitmen dan tanggung jawab yang tinggi dari seluruh personil pemberi pelayanan di rumah sakit sesuai dengan kompetensi dan wewenangnya. Selanjutnya kerjasama tim merupakan prasyarat untuk mencapai tujuan tersebut, dan dilengkapi dengan komunikasi yang baik. Serta tidak dapat dipungkiri bahwa peranan dokter sangat besar dan sentral dalam menjaga keselamatan pasien, karena semua proses pelayanan berawal dan ditentukan oleh dokter.

Sebagai instrumen monitoring dan evaluasi maka tidak kalah pentingnya faktor catatan medis yang lengkap dan baik, dimana semua proses pelayanan terhadap pasien direkam secara real time dan akurat. Sehingga apabila terjadi sengketa medis, rekam medis ini benar-benar dapat menjadi alat bukti bagi rumah sakit bahwa proses pelayanan telah dijalankan dengan benar dan sesuai prosedur, atau kalau terjadi sebaliknya dapat pula berfungsi sebagai masukan untuk memperbaiki proses pelayanan yang ada. B. Maksud dan Tujuan Maksud : buku pedoman ini dimaksudkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari kebijakan direktur tentang Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP), yang menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebjakan DPJP di rumah sakit RSKIA Wijayakusuma. Tujuan Umum : Tercapainya mutu pelayanan yang baik di semua lini pelayanan dengan mencegah dan meminimalisasi kejadian tidak diharapkan (KTD) dan kejadian nyaris cidera (KNC) serta meningkatnya kepuasan pasien terhadap rumah sakit. Tujuan khusus : 1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit (baik medis, keperawatan maupun penunjang) dalam menerapkan pola operasional DPJP, sehingga terjadi

persamaan

pengertian,

keseragaman

dalam

pelaksanaan,

pencatatan dan pelaporan. 2. Pengelolaan asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik sesuai kebijakan dan SPM, SPO dan standar keselamatan pasien yang ditetapkan oleh Kemenkes dan Komisi Nasional keselamatan pasien.

C. Ruang lingkup Pedoman ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang perawatan, Ruang tindakan (OK dan VK) dan sarana penunjang medis. D. Definisi 1. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) : adalah dokter yang bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien di RSKIA Wijayakusuma (apabila pasien hanya perlu asuhan medis dari 1 orang dokter). 2. DPJP Utama : adalah dokter koordinator yang memimpin proses pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter. 3. DPJP Tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan medis pada seorang pasien, yang oleh karena kompleksitas penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari 1 orang dokter. E. Hak dan Kewajiban DPJP Hak DPJP : 1. Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom,

yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara komprehensif mulai dari diagnosa, terapi, tindak lanjut sampai rehabilitasi. 2. Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu untuk

meminta pendapat atau perawatan bersama ,demi kesembuhan pasien. Kewajiban DPJP :

1. Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang

memuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan, termasuk konsultasi, rehabilitasi dll. 2. Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga tentang

rencana dan hasil pelayanan baik tentang pengobatan, prosedur maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan. 3. Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajibannya

terhadap dokter dan

rumah sakit, yang dicatat dalam berkas rekam

medis. 4. DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau

keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti. Hak dan Kewajiban DPJP Utama : Hak DPJP Utama : 1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP yang

terlibat 2. Menyeleksi dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan dilakukan

terhadap pasien 3. Menyeleksi dan mengefisienkan pengobatan yang akan diberikan kepada

pasien 4. Menghentikan keterlibatan DPJP lain dalam perawatan bersama apabila

dianggap perannya tidak dibutuhkan lagi. Kewajiban DPJP Utama : 1. Memberikan penjelasan medis kepada keluarga atas kemajuan atau

kondisi pasien 2. Mengisi resume rekam medis pasien 3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien.

F.

Pola Operasional DPJP

Kebijakan : 1. Setiap pasien yang berobat di RSKIA Wijayakusuma harus memiliki

DPJP. 2. Apabila pasien berobat di unit rawat jalan maka DPJP nya adalah dokter

klinik terkait. 3. Apabila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat inap, maka DPJP nya

adalah dokter jaga IGD 4. Apabila pasien dirawat inap maka DPJP nya adalah dokter spesialis

disiplin yang sesuai. 5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih dari 1 orang dokter spesialis ,

maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan yang lain sebagai DPJP tambahan. G. Penentuan DPJP 1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk rumah

sakit (baik rawat jalan, IGD maupun rawat inap) dengan mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis pasien. 2. Cap stempel “ DPJP Dr ...... “ untuk pasien yang dirawat oleh seorang

dokter. 3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr ......” untuk pasien yang dirawat bersama

beberapa dokter. H. Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan, maka petugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa DPJP pasien tersebut. Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan juga wajib melakukan klarifikasi siapa DPJP Utama dan siapa DPJP Tambahannya. Pengaturan penetapan DPJP dapat berdasarkan :

1. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang dituju

otomatis menjad DPJP pasien tsb, kecuali dokter yang dituju berhalangan, maka beralih ke konsulen jaga hari itu. 2. Surat rujukan langsung dari konsulen ; dokter spesialis yang mengirim

rujukan pasien, otomatis menjad DPJP pasien tsb. 3. Atas permintaan keluarga ; pasien dan keluarga berhak meminta salah

seorang dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang sesuai dengan disiplinnya. Apabila penyakit yang diderita pasien tidak sesuai dengan disiplin dokter dimaksud, maka diberi penjelasan kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien atau keluarga tetap pada pendiriannya maka dokter spesialis yang dituju yang akan mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai. 4. Pasien yang akan dirawat inap masuk melalui IGD atau poliklinik dokter

umum, maka akan ditawarkan kepada pasien atau pihak keluarga untuk memilih salah satu dokter spesialis yang dikehendaki menjadi DPJPnya. Jika pasien dan keluarganya tidak ingin memilih atau menyerahkan penunjukan DPJP kepada pihak rumah sakit maka dokter spesialis yang visit pertama yang ditetapkan sebagai DPJP pasien yang bersangkutan. 5. Hasil rapat Komite medis pada kasus tertentu ; pada kasus yang sangat

kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP berdasarkan rapat komite medis . I.

Rawat Bersama 1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang /disiplin dan

kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama. 2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin lain

sesuai kebutuhan. 3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP Utama dengan beberapa

cara antara lain;

a. Penyakit yang terberat, atau b. penyakit yang memerlukan tindakan segera atau c. dokter yang pertama mengelola pasien. Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara DPJP yang mengelola pasien dan keputusan rapat dicatat dalam berkas rekam medis. Perubahan DPJP Utama : Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama dapat saja beralih dengan pertimbangan seperti diatas, atau atas keinginan pasien/keluarga atau keputusan Komite medis. Perubahan DPJP Utama ini harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan sejak kapan berlakunya. DPJP Utama di OK Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anestesi sebagai DPJP tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti SPO masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti prosedur Save Surgery check list (sign in, time out dan sign out) serta dicatat dalam berkas rekam medis. Pengalihan DPJP di IGD Pada pelayanan di IGD, dalam memenuhi respons time yang adekwat dan demi keselamatan pasien , maka apabila konsulen jaga tidak dapat dihubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada konsulen lain yang dapat segera dihubungi. J. Koordinasi dan Transfer Informasi antar DPJP 1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana dan pengelolaan pasien harus

dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan efektif serta selalu berpedoman pada SPM dan Standar Keselamatan pasien

2. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP harus dilaksanakan secara

tertulis. 3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan koordinasi

langsung, dengan komunikasi pribadi atau pertemuan/rapat formal 4. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dalam Departemen/ kelompok

SMF yang sama dapat ditulis dalam berkas rekam medis, tetapi antar departemen/kelompok SMF harus menggunakan formulir khusus /lembar Konsultasi 5. Konsultasi bisa biasa, atau segera/cito 6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar konsul

bisa menyusul , sebelumnya melalui telepon 7. Konsultasi dari dokter jaga IGD kepada konsulen jaga bisa lisan pertelepon

yang kemudian ditulis dalam berkas rekam medis oleh dokter jaga. 8. Koordinasi dan transfer informasi antar DPJP dengan bagian profesi

kesehatan lain (instalasi gizi, Rehabilitasi Medis, Radiologi, Instalasi Farmasi, Laboratorium) dilakukan secara lisan dan tertulis. 9. Koordinasi dan transfer informasi DPJP dengan bagian profesi kesehatan lain

dapat diwakilkan oleh dokter jaga yang sedang bertugas.

More Documents from "proftoni"