Budidaya Sawi Secara Hidroponik Metode.docx

  • Uploaded by: Ridho
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Budidaya Sawi Secara Hidroponik Metode.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,536
  • Pages: 20
Budidaya Sawi Secara Hidroponik Metode Pasang Surut (Ro Drip)” Disusun oleh : Zaki Aunur Rahman (35) 3 Atp 4 Pemerintah Kabupaten Temanggung Dinas Pendidikan SMK N 1 (STM Pembangunan)Temanggung Jl. Kadar Maron, kotak pos 104, Telp/Fak (0293)4901639 Temanggung 56221 2014/2015 Website:http/www.stembatema.sch.id

“Budidaya Sawi Secara Hidroponik Metode Pasang Surut (Ro Drip)” Disusun oleh : Zaki Aunur Rahman (35) 3 Atp 4

Pemerintah Kabupaten Temanggung Dinas Pendidikan SMK N 1 (STM Pembangunan)Temanggung Jl. Kadar Maron, kotak pos 104, Telp/Fak (0293)4901639 Temanggung 56221 2014/2015 Website:http/www.stembatema.sch.id KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Y.M.E, atas anugerah dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan proposal budidaya tanaman sawi secara hidroponik . Harapan kami dengan adanya proposal ini dapat member gambaran tentang budidaya tanaman sawi , sehingga proses budidaya tanaman tersebut dapat berjalan dengan lancar . Selesainya proposal ini tak luput dari bantuan dan bimbingan , serta saran dan nasehat dari berbagai pihak ,untuk itu kami tidak lupa kami ucapkan banyak terimakasih kepada : 1. Bp. Drs. Purwono selaku kepala sekolah SMK N 1(STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG 2. Ibu . Ida Loeh Sawitri selaku guru pengampu mata diklat budidaya hidroponik 3. Ibu Sinta S.T.P selaku guru pengampu mata diklat proposal usaha 4. Semua pihak yang terlibat dan turut membantu dalam penyusunan proposal ini Atas semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan , kami ucapkan banyak terimakasih .

Penyusun

Daftar isi

Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii Kata Pengantar .......................................................................................................... iii Daftar Isi ................................................................................................................... iv I.Pendahuluan 1.Latar belakang ........................................................................................................ 1 2.Tujuan .................................................................................................................... 1 3.Potensi Dasar ......................................................................................................... 1 4.Sasaran ................................................................................................................... 1 5. Fasilitas .................................................................................................................. 1 II.Teknik Budidaya a.Karakteristik Budidaya..................................................................................... 2 b.Syarat Tumbuh ....................................................................................................... 2 III.Taget Yang Akan Dicapai a.Pendapatan Usaha Tani .......................................................................................... 3 b.Strategi Pelaksanaan ............................................................................................... 3 c.Teknik Produksi ..................................................................................................... 3

IV.Rencana Pelaksanaan a.Waktu & Tempat .................................................................................................... 6 b.Alat & Bahan .......................................................................................................... 6 c.Jadwal Kegiatan Budidaya ...................................................................................... 7 d.Analisa Ekonomi ..................................................................................................... 8

V.Penutup a.Kesimpulan ............................................................................................................ 9 b.Saran ...................................................................................................................... 9 c.Lampiran 1 ............................................................................................................. 10 d.Lampiran 2 ............................................................................................................. 12 e.Lampiran 3 ............................................................................................................. 13

I.PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sawi merupakan salah satu tanaman sayur-sayuran yang dibudidayakan di Indonesia.Sawi mengandung Vitamin A,air dan mineral yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan tubuh dalam setiap harinya.Selain itu sawi juga mengandung vitamin C dan Vitamin K yang berfungsi untuk prose.s pembekuan darah. Saatinisawimenjadisalahsatukomoditassayuran

yang

banyakdibutuhkanmasyarakat,

baikmasyarakatlokalmaupuninternasional.Setiapharinyapermintaansawi akan,semakinbertambahseiringdenganmeningkatnyajumlahpenduduk Sehinggabudidayasayurinimenjadipeluangusaha

yang

di

berbagainegara.

masihsangatmenjanjikan,

bukanhanyauntukpasarlokalsajanamunjugaberpeluanguntukmemenuhipasarekspor.

Di Indonesia ini memungkinkan dikembangkannya tanaman sayur sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Indonesia sangat tepat dikembangkan bisnis sayuran.Akan tetapi petani-petani Indonesia kurang tertarik membudidayakan tanaman jenis sayuran sehingga saat ini produktifitas tanaman sayur masur rendah.Dalam era globalisasi siswa SMK N 1 Temanggung diwajibkan untuk dapat menentukan suatu ide yang dapat mendatangkan berbagai hasil sayuran untuk memenuhi kebutuhan dalam setiap harinya dengan cara mudah,tepat dan hemat. Jenissawijugacukupbervariasi, beberapajenisdibedakanberdasarkanukuran, bentuk, rasa pedasnyadanwarnabuahnya.

Di

banyakdibudidayakanantaralainsawipak

Indonesia choy,

sawiputih,

sendirijenissawi sawicaisin,

Sebabmenyesuaikanpermintaankonsumen,

yang

dansawiambarawa. yang

banyakmenggunakanjenissawitersebutsebagaimasakan sayur-mayur. Sayuran sawi banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia karena banyak mengandung vitamain dan kaya akan serat. Namun dalam budidaya sawi, keterbatasan hara di tanah menjadi masalah. Salah satu unsure hara yang sangat dibutuhkan tanaman sawi adalah nitrogen. Nitrogen pada tanaman merupakan unsure hara makro yangpenting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi ketersediaannya dalam tanah terbatas. Sebab itu untuk mengatasi kekurangan N pada tanaman, perlu dilakukan pemupukan. Namun unsur nitrogen yang tersedia untuk tanaman

dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor adalah gulma. Gulma dapat menurunkan produksi sawidan mengakibatkan kualitas sawi jelek. Akhir-akhir ini terdapat cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah atau sring disebut teknik hidroponik.Teknik ini pada prinsipnya memberikan nutrisi pada tanaman sehingga kebutuhan tercukupi untuk proses pertumbuhannya.Teknik ini dijadikan sebagai cara alternatif untuk meningkatkan produktifitas suatu budidaya tanaman sayuran karena tidak membutuhkan lahan yang cukup luas. Teknik hidroponik pasang surut adalah salah satu jenis hidroponik yang menggunakan media air untuk melarutkan nutrisi pada tanaman budidaya dengan alat radiator aquarium. Beberapa keunggulan teknik hiroponik ini adalah tidak membutuhkan lahan yang cukup luas,kebersihan tanaman lebih terjaga,ketersediaan air tercukupi,penanggulanagan hama dan penyakit dapat diatasi secara langsung dan nutrisi tidak mengendap .Selain itu juga terdapat beberapa kelemahanya diantaranya membutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan terlatih dan biaya cukup besar.Jenis tanaman sayur yang tepat dibudidayakan dengan teknik hidroponik selain sawi yaitu seledri,bayam,selada dan kangkung. I.2 Tujuan Tujuan kami membudidayakan sawi secara hidroponik ini adalah: 1) Melatih berwirausaha di bidang budidaya tanaman dan sayuran. 2) Menerapkan keterampilan di bidang budidaya tanaman hidroponik. 3) Melatih keterampilan dalam proses budidaya tanaman sawi.

II.Tinjauan Pustaka

2.1 Botani Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) masih satu famili dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama pada sistem perakaran, struktur batang, bunga, buah (polong) maupun bijinya.

Sawi termasuk ke dalam kelompok tanaman sayuran daun yang mengandung zat-zat gizi lengkap yang memenuhi syarat untuk kebutuhan gizi masyarakat. Sawi hijau bisa dikonsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan maupun dalam bentuk olahan dalam berbagai macam masakan. Selain itu berguna untuk pengobatan (terapi) berbagai macam penyakit (Cahyono, 2003). Klasifikasi sawi dalam(Rukmana, 2002) sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub-kelas : Dicotyledonae Ordo : Papavorales Famili : Brassicaceae Genus : Brassica Spesies : Brassica juncea L. 2.2 Morfologi Sawi Sistem perakaran sawi memiliki akar tunggang (radix primaria) dan cabang-cabang akar yang bentuknya bulat panjang (silindris) menyebar kesemua arah dengan kedalaman antara 30-50 cm. Akar-akar ini berfungsi antara lain mengisap air dan zat makanan dari dalam tanah, serta menguatkan berdirinya batang tanaman (Heru dan Yovita, 2003). Batang sawi pendek sekali dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan. Batang ini berfungsi sebagai alat pembentuk dan penopang daun (Rukmana, 2002). Universitas Sumatera Utara

Sawi berdaun lonjong, halus, tidak berbulu dan tidak berkrop. Pada umumnya pola pertumbuhan daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Sunarjono, 2004).

Sawi umumnya mudah berbunga dan berbiji secara alami baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah. Stuktur bunga sawi tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak. Tiap kuntum bunga sawi terdiri atas empat helai daun kelopak, empat helai daun mahkota bunga berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Rukmana, 2002). Daerah penanaman yang cocok untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai 1200 meter dpl. Namun, biasanya tanaman ini dibudidayakan di daerah ketinggian 100 - 500 m dpl. Sebagaian besar daerah daerah di indonesia memenuhi syarat ketinggian tersebut (Haryanto, dkk, 2003).Tanaman dapat melakukan fotosintesis dengan baik memerlukan energi yang cukup. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tanaman untuk proses fotosintesis. Energi kinetik yang optimal diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksi berkisar antara 350 - 400 cal/cm2 setiap hari. Sawi hijau memerlukan cahaya matahari tinggi (Cahyono, 2003).Kondisi iklim yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai suhu malam hari 15,6 0C dan siang harinya 21,1 0C serta penyinaran matahari antara 10 - 13 jam per hari. Meskipun demikian, beberapa varietas sawi yang tahan terhadap suhu panas, dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik didaerah yang suhunya antara 27 0C – 32 0C (Rukmana, 2007).Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman sawi hijau yang optimal berkisar antara 80% - 90%. Tanaman sawi hijau tergolong tanaman yang tahan terhadap hujan, sehingga penanaman pada musim hujan masih bisa memberikan hasil yang cukup baik. Curah hujan yang sesuai untuk pembudidayaan tanaman sawi hijau adalah 1000-1500 mm/tahun. Daerah yang memiliki curah hujan sekitar 10001500 mm/tahun dapat dijumpai di dataran tinggi pada ketinggian 1000-1500 m dpl. Akan tetapi tanaman sawi tidak tahan terhadap air yang menggenang (Cahyono, 2003). Hama dan Penyakit Hama dan penyakit pada tanaman sawi seperti ulat tanah cara mengatasi hama iniadalah dengan melakukan pencegahan dengan cara sanitasi lahan secara benar dan bisa menggunakan cara pemberantasan menggunakan insektisida granul dengan cara ditaburkan sedikit insektisida disamping pokok tanaman dengan dosis 0,3-0,4 g/tanaman atau 6 kg insektisida granul/ha, jenis granul yang dapat diaplikasikandiantaranya furadan 3G dan curater 3G. ulat grayak merupakan serangga yang berwarna hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam disetiap ruas buku badannya, akibat dari serangan hama ini menyebabkan daun pada tanaman berlubang. Cara mencegah timbulnya serangan hama ini dengan cara melakukan sanitasi lahan dengan baik dan memasang

perangkap kupu-kupu di beberapa tempat, perangkap ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan produk semacam lem dengan merekdagang Cherry Glue. Lem ini mengandung hormon seks pemanggil kupu-kupu, dan cara pemberantasan pada hama ini bisa menggunakan cara melakukan penyemprotanmenggunakan insektisida yang tepat, insektisida yang dapat digunakan antara lain Matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC (Sutardji. 2008). Geografi Kabupaten Temanggung terletak di tengah-tengah Propinsi Jawa Tengah dengan bentangan Utara ke Selatan 34,375 Km dan Timur ke Barat 43,437 Km. kabupaten Temanggung secara astronomis terletak diantara 110o23'-110o46'30" bujur Timur dan 7o14'-7o32'35" Lintang Selatan dengan luas wilayah 870,65 km2 (87.065 Ha). Batas-batas administrative Kabupaten Temanggung adalah sebagai

berikut:

- Di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang - Di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Magelang -

Di

sebelah

Selatan

-

Di

sebelah

Barat

berbatasan berbatasan

dengan dengan

Kabupaten Kabupaten

Magelang Wonosobo.

Wilayah Kabupaten Temanggung secara geo ekonomis dilalui oleh 3 jalur pusat kegiatan ekonomi, yaitu Semarang (77 Km), Yogyakarta (64 Km), dan Purwokerto (134 Km). Iklim Kabupaten Temanggung memiliki sifat iklim tropis dengan dua musim yaitu musim kemarau antara Bulan April sampai dengan September dan musim penghujan antara Bulan Oktober sampai dengan Maret dengan curah hujan tahunan pada umumnya tinggi. Daerah Kabupaten Temanggung pada umumnya berhawa dingin dimana udara pegunungan berkisar antara 20 C - 30 C. Daerah berrhawa sejuk terutama di daerah Kecamatan Tretep, Kecamatan Bulu (Lereng Gunung Sumbing), Kecamatan Tembarak, Kecamatan Ngadirejo serta Kecamatan Candiroto. Topografi Permukaan wilayah Kabupaten Temanggung termasuk dataran tinggi. Pola topografi wilayah secara umum mirip sebuah cekungan atau depresi raksasa yang terbuka dibagian Tenggara, dibagian Selatan dan Barat dibatasi oleh 2 buah gunung yaitu Gunung Sumbing (3.260 m dpl) dan Gunung Sindoro (3.151 m dpl). Di bagian Utara dibatasi oleh sebuah pegunungan kecil yang membujur dari Timur Laut kearah Tenggara. Dengan topografi semacam itu, wilayah Kabupaten

Temanggung memililki permukaan yang sangat beragam ditinjau dari ketinggian dan luas wilayah/kawasan. Sebagian wilayah Kabupaten berada pada ketinggian 500 m 1450 m (24,3 %), luasan areal ini merupakan daerah lereng gunung Sindoro dan Sumbing yang terhampar dari sisi selatan, Barat sampai dengan Utara wilayah. Geologi Secara geomorfologi, Temanggung termasuk kompleks, mulai dari dataran, perbukitan, pegunungan, lembah dan gunung dengan sudut lereng antara 0%-70% (landai sampai dengan sangat curam). Kabupaten Temanggung memiliki dua buah gunung, yaitu Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, yaitu stadium erupisnya mulai muda sampai tua. Demografi Penduduk Kabupaten Temanggung pada tahun 2008 (716.295 orang), 2009 (722.087 orang) dan 2010 (721.679 orang), 2011 (727.184 orang), 2012 (733.418 orang yang terdiri dari 367.807 laki-laki dan 365.611 perempuan dengan kepadatan 842 orang per km2). Teknik Budidaya Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan hidroponik yaitu, kalau dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari dalam tanah. Sedangkan hidroponik, makanan diperoleh tanaman dari dalam air yang mengandung zat-zat anorganik. (Mikrajuddin,2007:161). Para peneliti menggunakan budidaya hidroponik untuk menentukan unsur-unsur mineral mana yang memang betul-betul nutrien esensial. (Campbell,2008:339) Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang lebih terkontrol. Dengan pengembangan teknologi , kombinasi sistem hidroponik dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih efisien ( minimalys sistem ) dibandingkan dengan kultur tanah , terutama untuk tanaman berumur pendek. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk menghasilkan satuan produktivitas yang sama. (Lonardy dalam Mas’ud, 2009 :131) Sistem hidroponik banyak digunakan untuk menanam tumbuhan holtikultura seperti tomat, paprika dan melon. Pada awalnya, sistem hidroponik identik dengan penanaman tanpa media tanah, akan tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, hidroponik digunakan untuk

penumbuhan tanaman dengan mengontrol nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhannya, salah satu metode yang mulai banyak digunakan adalah nutrient film technique yang merupakan sistem hidroponik tertutup , yang mana nutrisi akan mengalir secara terus menerus atau dalam jangka waktu tertentu secara teratur. (Suprijadi, 2009:31) Media Tumbuh Media tumbuh mempunyai peranan penting dalam memenuhi berbagai perlakuan kebutuhan hidup tanaman yaitu member dukungan mekanik dengan menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar,serta menyediakan unsure hara untuk respirasi, air dan hara. Media tumbuh yang umum digunakan dalam pembibitan adalah tanah lapisan atas (top soil). Top soil tersusun atas komposisi alamiah dengan kandungan mineral yang sangat berguna bagi tanaman. Namun terdapat beberapa kelemahan dari penggunaan top soil sebagai media sapih, diantaranya media sapih lekas menjadi padat, aerasi kurang baik karena mengandung bahan organik sedikit dan ketersediaan unsur hara tertentu bagi tanaman yang kurang. Selain itu kelemahan penggunaan tanah sebagai media bibit adalah banyaknya kandungan pathogen, sehingga sering dihadapai masalah penyakit. Oleh karena itu diperlukan adanya media tambahan atau media pengganti yang mempunyai sifat lebihbaik untuk pertumbuhan tanaman. Salah satu media yang dapat digunakan untuk sistem hidroponik adalah gel. Pengaturan ukuran gel dalam media tanam sangat diperlukan, karena dapat mempercepat proses penyerapan air dan penyimpanan air oleh media. Selain itu ukuran gel juga mempengaruhi penyediaan ruang untuk pengakaran tanaman. Keuntungan lain penggunaan gel dapat menghindarkan adanya hewan tanah,

dapat

diberi

pewarna

sehingga

dapat

mempercantik

untuk

tanaman

hias.

(Hakim,2006)Selain gel masih ada media tanam lain yang dapat dimanfaatkan untuk hidroponik. Misalnya arang sekam, Arang sekam merupakan hasil dari pembakaran kulit gabah. Menurut Murniati (dalam Sari,2009) bahwa arang sekam memiliki sifat kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, ringan dengan berat jenis sekitar 0,2 gr/cm3 , kapasitas menahan air tinggi dan dapat menghilangkan pengaruh penyakit karena telah melalui tahap sterilisasi, sehingga relatif bersih dari hama , bakteri dan gulma. Menurut Pramono ( dalam Rahmawaty,2009: ) menyatakan bahwa media dalam hidroponik berfungsi sebagai penopang tanaman dan memiliki syarat seperti struktur yang stabil selama pertumbuhan tanaman , bebas dari zat berbahaya bagi tanaman, bersifat inert, memiliki daya pegang air yang baik, drainase dan aerase yang baik.

Prinsip dasar dari hidroponik adalah memberikan atau menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan penyiramannya atau meneteskannya pada tanaman. (Tim Penulis PS,2006:44) Hal ini dapat dibuktikan bahwa, budidaya secara hidroponik dapat berhasil apabila kebutuhan air, sirkulasi udara dan hara tanaman tercukupi. (Susanto, 2010:1)Apabila kekurangan unsur tersebut maka akan ada kemungkinan tanaman tersebut akan mati ataupun layu .Perlu adanya perawatan yang intensif agar tidak terjadi hal-hal tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan air, dapat digunakan irigasi untuk suatu tanaman. Teknik yang dapat digunakan adalah irigasi tetes Ro Drip.Teknologi irigasi tetes Ro Drip sangat efisien dalam penggunaan air sehingga sangat cocok untuk digunakan pada budidaya tanaman sayuran di dataran rendah yang memiliki keterbatasan sumber air. (Kasiran,2009:29) Karena ini membantu untuk ketersediaan air bagi suatu tanaman.

III.METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Budidaya sawi secara hidroponik ini dilaksanakan pada tanggal 1 September – 31 Oktober 2014 semester 1 tahun ajaran 2014/2015 di Green House 2 SMK N1 (STM Pembangunan) Temanggung. 3.2 Alat dan Bahan Alat

yang

digunakan

dalam

budidaya

sawi

secara

hidroponik

ini

adalah

gergaji,pisau,gunting,ember,pompa akuarium,lilin dan korek.Adapun bahan yang kami gunakan adalah bibit sawi,spoon,paralon,lem,cup mineral dan bak penampung air. 3.3 Langkah Kerja Berikut ini adalah uraian kegiatan budidaya sawi secara hidroponik: 1) Menyiapkan alat dan bahan 2) Memotong paralon menjadi 4 bagian 3) Menyambung cup mineral yang sebelumnya 2 bagian menjadi 1bagian 4) Menyambung paralon menjadi bentuk persegi panjang 5) Melubangi paralon 6) Memasang cup mineral 7) Memasang selang akuarium 8) Membuat lubang tanam 9) Menanam bibit sawi 10) Memberikan nutrisi 11) Menyulam bibit sawi yang mati.

IV PEMBAHASAN 4.1 Aspek Teknis 4.1.1 Teknis Produksi 4.1.1.1 Penyiapan Media

Syarat media untuk hidroponik adalah mampu menyerap air dan menghantarkan air,tidak mudah busuk dan steril.Media yang perlu disiapkan adalah spoon.Media yang telah disiapkan kemudian dimasukan dalam cup mineral lalu di tata secara teratur diatas tempat yang telah disiapkan. 4.1.1.2 Penyiapan Bibit Penyiapan bibit budidaya sawi secara hidroponik ini dilakukan dengan penyemaian. Penyemaian dilakukan pada tanh yang diberi/dicampur pupuk kandang.Bibit yang digunakan harus dalam kondisi yang memungkinkan artinya bibit ter sebut sehat dan tidak terserang penyakit ataupun hama sangat disarankan bibit yang digunakan memiliki sifat sifat yang hybrid. 4.1.1.3 Pemindahan Bibit Ketika bibit sawi telah berkecambah maka sudah saatnya bibit tersebut dipindah dalam media tanamnya yaitu spoon.Bibit sawi yang siap dipindah biasanya berumur 2 minggu setelah semai.Pemindahan bibit dilakukan secara hati hati agar dapat mengurangi stres pada tanaman sawi.Uahakan tempat persemaian dengan tempat pemindahan/media tanam berdekatan agar mempercepat proses pemindahan. 4.1.1.4 Pengairan Pada budidaya ini kami melakukan pengairan dengan sistem pasang surut yang menggunakan alat radiator aquariumi.Dengan sistem pasang surut pengairan tidak dilakukan setiap hari karena air sisa/air yang tidak dipakai oleh tanaman akan kembali mengalir ke bak penamapungan. 4.1.1.5 Penyulaman Bibit yang layu/mati perlu di ganti agar barisan tanaman tidak kosong. Penyulaman dilakukan 5-7 hari setelah transplanting. 4.1.1.6 Pemupukan Pada sisitem hidroponik, tanaman sedikit memerlukan pupuk yang lebih banyak. Sistem pasang surut pemberian nutrisinya pada budidaya sawi caisin kali ini menggunakan NPK mutiara dan Gandasil D,dengan cara melarutkan pada bak penampungan.Setaipmtanaman kebutuhan pupuknya 1 gram yang dilakukan 2 kali pemupukan dalam 1 minggu.Sawi panen sekitar 7 – 8 minggu.jadi pupuk yang dibutukan 1.500 gram unsur N, 1.500 gram unsur P, 1.500 gram unsur K.

4.1.1.7 Pengendalian OPT Pengendalian OPT dapat dilakukan secara mekanik, kimia dan biologi. Secara kimiawi menggunakan insektisida dan fungisida.Pengendalian ini dilakukan secara langsung/sewaktu waktu bila tanaman terserang hama, Beberapa jenis OPT pada tanaman sawi : HAMA a.

Kumbang daun (Epilachna spp.) Gejala serangan adanya gigitan pada permukaan daun sebelah bawah.Bila serangan berat dapat merusak semua jaringan daun dan tinggal tulang tulang daun saja. Cara pengendalian : Kumpulkan dan musnahkan kumbang,atur waktu tanam.

b. Kutu Daun (Aphis spp.) Menyerang dengan cara mengisap sel,terutama pada bagian pucuk atau daun daun masih muda.Daun tidak normal,keriput atau keriting atau menggulung. Cara pengendalian : Mengatur waktu tanam dan pergiliran tanaman. c.

Tungau (Tetranychus spp.) Serangan hebat musim kemarau. Menyerang dengan cara mengisap cairan sel tanaman,sehingga menimbulkan gejala bintik bintik merah sampai kecoklatan atau hitam pada permukaan daun sebelah atas maupun bawah. Cara pengendalian : sama seperti pengendalian pada kutu daun. PENYAKIT

a.

Layu Bakteri Penyebab: Bakteri Pseudomonas solanacearum. Bisa hidup lama dalam tanah. Serangan hebat pada temperatur cukup tinggi. Gejala serangan terjadi kelayuan seluruh tanaman secara mendadak.

b. Bercak Daun Penyebab : jamur Cercospora sp,Alternaria solani,Botrytis cinerea. Gejala bercak bercak kelabu-kecoklatan atau hitam pada daun. c.

Antraknose Penyebab :jamur Gloesporium melongena

Gejala bercak bercak melekuk dan bulat pada buah lalu membesar berwarna hitam dengan titik titik hitam. d. Busuk Leher Akar Penyebab : Sclerotium rolfsii Gejala pangkal batang membusuk berwarna coklat. 4.1.1.8 Panen dan Pasca Panen Tanaman sawi dipanen sekali dalam satu masa budidayanya. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman. 4.1.2 Pemasaran 4.1.2.1 Sasaran Sasaran utama dari usaha budidaya tanaman sawi adalah untuk menetapkan standart mutu jual sehingga meningkatkan kualitas dan kuantitas tanaman ini dan menghasilkan tanaman sawi dengan mutu yang lebih baik . 4.1.2.2 Penjualan Penjualan langsung di kebun (Farm gate sale) Biasanya konsumen sayur organik bersedia untuk datang langsung ke kebun untuk memastikan produk yang dibelinya. Apalagi sekarang populer semboyan know your food is know your farm. Dengan cara ini bisa menghemat ogkos distribusi.

Memetik sendiri (pick your own) Konsumen dapat secara langsung memetik sendiri.

Penjualan langsung (direct seling) Hasil budidaya tanaman sawi caisim akan kami langsung pasarkan di warung, pasar dan sekitar tempat tinggal kami karena hasil produksi tidak banyak maka hanya kami pasarkan di sekitar lingkungan tempat tinggal kami. 4.2 Aspek Ekonomis 4.2.1 RAB (Rencana Anggaran Belanja) Jumlah No

URAIAN

volume (m,unit,kg HargaSatuan (Rp) ,bungkus, biji)

Total Harga(Rp)

I

Fixed Cat ( FC) 1 Mesin Radiator

5

26.000

130.000

2 Peralatan listrik

5

8000

40.000

< FC II

170.000

Variable Cast (VC)

A

Saprodi 1 Bibit

1000

40

40.000

2 Nutrisi

5

4000

20.000

3 Pralon

25

10.000

250.000

< VC

310.000

Total Cost FC + VC

1) Perkiraan hasil panen = 1000 tanaman sawi = 1 ikat = 2 tanaman = 1000 : 2 = 500 ikat = 500 x Rp. 1.500 = Rp. 750.000

2) Keuntungan = Perkiraan hasil – biaya usaha = Rp. 750.000 – Rp. 480.000 = Rp. 270.000

3) R/C Ratio = Jumlah penerimaan Jumlah pengeluaran = 750.000 = 1,5625 480.000

480.000

R/C Dalam budidaya sawi secara hidroponik yaitu 1,5625.Jadi apabila suatu budidaya yang mempunyai R/C lebih dari 1 maka usaha tersebut layak dikembangkan/diteruskan menjadi lebih besar prospek usahanya 4) BEP (Break Event Point) BEP unit

=

Total biaya

Harga Jual-Variabel Cost

=

480.000 1500-250

=

384

Artinya dalam usaha budidaya sawi secara hidroponik modal kita akan kembali setelah kita menjual 384 ikat sawi,maka sisanya adalah keuntungan kita yaitu sekita 116 ikat. BEP rupiah

= FC/ (1 – (VC/P))

=170.000 1-(250) 1500 =202.400

V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari kegiatan budidaya sawi secara hidroponik ini kegiatan yang kami lakukan mulai dari persiapan media, penyiapan Bibi,pemindahan bibit ,pengairan ,penyulaman,pemupukan, pengendalian OPT ,hingga panen dan pasca panen.Kelebiha dari teknik pasang surut yang kami lakukan adalah kebutuhan air tercukupi,nutrisi tidak mengendap.higenis akan tetapi mengeluarkan banyak biaya karena membutuhkan listrik dalam kegiatan pengairanya.Dalam kegiatan ini analisa ekonomis yang kami peroleh cukup bagus,misalnya R/C adalah 1,5625 artinya usaha budidaya yang kami lakukan layak untuk diteruskan/dikembangkan dan BEP yang kami peroleh 384 ikat artinya dalam usaha budidaya sawi secara hidroponik modal kita akan kembali setelah kita menjual 384 ikat sawi,maka sisanya adalah keuntungan kita yaitu sekita 116 ikat. 5.2 Saran

Saran yang disampaikan kepada semua saja yang menbudidayakan sawi secara hidroponik khususnya siswa SMK N 1 Temanggug supaya dapat melakukan budidaya tanaman sawi dengan hati-hati sesuai prosedur yang ada sehingga akan memperoleh hasil yang lebih baik,selain itu dalam hal pemupukan harus hati hati dan sesuai dosis karena bila pupuk tersebut mengenai bagian tanaman,tanaman tersebut akan terbakar

Related Documents

Infotani - Sawi
December 2019 41
Hidroponik Mulok.docx
December 2019 26
New Hidroponik
November 2019 28

More Documents from ""