Budak Laprak Capek Euy.docx

  • Uploaded by: faizah sugiarto
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Budak Laprak Capek Euy.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,244
  • Pages: 3
UREASE Urease merupakan enzim yang mengkatalis hidrolisis dari urea (substrat) menjadi amonnium karbonat (karbondioksida dan ammonia). Urease dapat memecah nitrogen dan ikatan karbon dalam senyawa amida seperti urea dan membentuk akhir ammonia. Adanya ammonia membentuk lingkungan menjadi alkali yang menyebabkan pH menjadi basa. Reaksi ini dapat dideteksi dengan indikator phenophtalein (pp). Indikator phenolphthalein bekerja pada rentang pH 8,5 – 10, dimana tidak berwarna pada pH <8,5, merah muda pada 8,5 - 10, hingga merah keunguan pada pH >10. Tabung ke-1 diisi dengan 5 ml larutan ureum, 1 tetes phenolphthalein 2%, dan 1ml larutan urease. Enzim urease bekerja pada ureum dan menghasilkan ammonium karbonat. Karena reaksi tersebut, tercipta suasana basa sehingga mengubah warna larutan yang awalnya bening menjadi merah akibat interaksi phenolphthalein dengan basa. Dalam tabung 2, urease dipanaskan hingga mendidih sehingga menyebabkan enzim urease mengalami denaturasi dan tidak dapat mengkatalisis urea menjadi amonium karbonat. Oleh karena itu, didapatkan hasil warna larutan tetap tidak berwarna (pH < 8,3) karena tidak ada pembentukan amonium karbonat yang bersifat alkalis. Dalam tabung 3, urease diberi HgCl2 yang bersifat inhibitor nonkompetitif irreversibel terhadap enzim sehingga enzim urease tidak dapat mengkatalisis urea menjadi amonium karbonat. Oleh karena itu, warna larutan tidak berubah menjadi merah karena tidak ada basa yang bereaksi dengan phenolphthalein.

SUKSINAT DEHIDROGENASE Reaksi dehidrogenase melepaskan hidrogen dan pada reaksi ini akseptor hydrogen tersebut bukan oksigen tetapi NAD atau NADP. Enzim suksinat dehidrogenase merubah suksinat menjadi fumarat dalam siklus krebs. Pada percobaan ini enzim suksinat dehidrogenase didapatkan dari daging ayam yang sudah dilumatkan. Pemberian larutan penyangga phospat pH 6,8 juga berfungsi untuk mempertahankan pH agar tetap optimal sehingga kerja enzim juga menjadi optimal. Natrium suksinat berperan sebagai substrat yang akan dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase menjadi fumarat Methylene blue (MB) yang digunakan berperan sebagai akseptor hidrogen yang dilepaskan enzim suksinat dehidrogenase sehingga terbentuk leukometyhlene blue (MBH2) yang tidak berwarna. Jenis reaksi ini bersifat bolak-balik bergantung pada ketersediaan O2. Sehingga jika larutan terpapar oleh O2, reaksi bisa terjadi bolak-balik dan tidak akan memunculkan perubahan warna. Sehingga perlu adanya parafin untuk mencegah kontak udara karena parafin memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada air sehingga akan terbagi menjadi 2 fasa yang sangat tipis antara campuran larutan yang sudah dibuat dengan lapisan parafin. Parafin akan terletak diatas dan kontak langsung dengan udara bebas. Hal ini akan membuat reaksi terjadi secara anaerob dan mencegah terjadinya reaksi bolak-balik karena paparan O2. Tabung I tidak menunjukkan perubahan warna, yakni tetap biru. Hal ini menunjukkan tidak terjadi reaksi pada tabung I karena enzim suksinat dehidrogenase mengalami kerusakan (denaturasi) setelah dipanaskan selama lima meni sehingga enzim tidak bekerja meskipun terdapat penambahan substrat natrium suksinat 0,05 N. Tidak ada reaksi menyebabkan tidak ada hidrogen yang berikatan dengan metilen blue sehingga warna yang muncul tetap biru dan jelas. Dalam tabung II, terjadi perubahan warna menjadi putih. Enzim suksinat dehidrogenase bekerja mengubah suksinat yang berasal dari natrium suksinat dan suksinat yang terdapat di otot menjadi fumarat dengan melepas 2 atom hidrogen. 2 atom hidrogen tersebut ditangkap oleh MB yang berwarna biru dan membentuk leuco methylene blue yang berwarna putih. Selanjutnya fumarat akan masuk ke siklus krebs. Parafin yang diberikan dengan dapat mencegah ada O2 dari luar yang masuk ke reaksi sehingga tidak ada oksigen yang merebut hidrogen dari leuco methylene blue dan tidak mengubah kembali menjadi MB. Hasil pengamatan pada tabung Z menunjukkan terjadinya perubahan warna, dari warna biru pekat menjadi biru lebih muda. Cairan berwarna yang terbentuk lebih sedikit daripada tabung Y. Perubahan warna menunjukkan terjadinya reaksi, namun karena tidak ada penambahan substrat natrium suksinat ke dalam tabung, seperti pada tabung Y, hidrogen yang dilepaskan melalui hasil reaksi lebih sedikit. Hal ini menyebabkan metilen blue yang berikatan dengan hidrogen hanya sedikit dan berubah menjadi tidak berwarna juga lebih sedikit..

XANTIN OKSIDASE (SCHARDINGER) Enzim xantin oksidase dapat mengoksidasi xantin dan aldehid. Enzim ini mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin dan oksidasi xantin menjadi asam urat. Susu mengandung enzim ini. Reaksi yang terjadi berlangsung secara anaerobik dan dapat ditunjukkan bila terdapat akseptor hidrogen yang sesuai seperti methylene blue. MB akan memberi warna biru pada substrat. Ketika MB berikatan dengan hydrogen warna laarutan berubah menjadi tidak berwarna Pemberian parafin bertujuan untuk mencegah hydrogen yang dihasilkan pada reaksi tidak berikatan dengan O2 dari udara luar. Proses inkubasi selama 60 menit dengan suhu 37˚C yang bertujuan untuk memberi waktu enzim bereaksi pada suhu optimal. Dalam tabung X, xanthine oksidase mampu mengoksidasi formaldehid sehingga melepas atom hydrogen dan ditangkap oleh MB menjadi leuco methylene blue sehingga mengubah warna larutan dari biru menjadi putih. Parafin yang diberikan dapat mencegah hidrogen yang dihasilkan pada reaksi tidak berikatan dengan oksigen dari udara luar sehingga hidrogen berikatan dengan metilen blue menjadi leuko methylen blue Sedangkan untuk tabung Y warna tetap biru tetapi terjadi perubahan pada bagian bawah yang berwarna putih. Dalam tabung Y, xanthine oksidase mampu mengoksidasi formaldehid sehingga terbentuk atom hydrogen dan kemudian akan bereaksi dengan MB sehingga mengubah warna larutan dari biru menjadi putih. Namun, dalam tabung ini tidak diberikan parafin sehingga pada permukaan larutan dalam tabung terjadi kontak dengan oksigen sehingga atom hidrogen pada leuco methylene blue yang ada di permukaan terlepas dan terikatkan pada oksigen membentuk H2O dan MB. Hasil yang diperoleh yaitu pada permukaan akan berwarna biru dan pada bagian dalam berwarna putih. Untuk tabung Z warna tetap biru. Xanthine oksidase mengalami denaturasi akibat suhu tinggi saat pemasakan susu sehingga tidak dapat mengoksidasi formaldehid dan tidak ada hidrogen yang dilepaskan. Oleh karena itu, MB tidak menangkap atom hidrogen sehingga larutan tetap berwarna biru.

PEROKSIDASE

Enzim Peroksidase adalah kelas enzim golongan oksireduktase yang mengkatalis oksidasi substrat organik dengan H2O2 dan mereduksinya menjadi H2O. Pada praktikum ini, digunakan benzidine yang akan menyumbangkan hidrogennya ke H2O2. Benzidin juga sekaligus menjadi indikator karena tidak berwarna dan selanjutnya jika reaksi berlangsung, benzidine akan berwarna biru karena teroksidasi Dalam tabung P, enzim peroksidase mengalami denaturasi akibat pemanasan enzim sehingga tidak terjadi reaksi enzim peraoksidase, tidak transfer hydrogen ke H2O2, dan benzidin tidak mengalami oksidasi. Oleh karena itu, dari percobaan didapat warna larutan tetap putih. Dalam tabung Q, warna larutan menjadi biru. Hal ini karena adanya rekasi enzim peroksidase yang dapat mengoksidasi benzidine dengan H2O2 sebagai akkseptor hidrogennya sehingga benzidine berubah warna dari tidak berwarna menjadi biru.

1. Enzim urease merubah ureum menjadi amonium karbonat yang bersifat alkalis. Enzim akan rusak pada suhu tinggi dan kerjanya dapat terhambat jika terdapat inhibitor sepertti sublimat. Aktivitas enzim ini dapat diketahui dengan menggunakan indicator phenolphthalein yang akan berubah warna menjadi berwarna merah muda dalam keadaan alkalis. 2. Enzim suksinat dehidrogenase menguraikan suksinat menjadi fumarat yang melepas H2 sebagai hasil sampingnya. Enzim dapat bekerja optimal pada pH 6,8 dengan suhu optimal 37oC dan reaksinya bersifat anaerob. Enzim ini dipengaruhi oleh factor kadar enzim itu sendiri dan bisa mengalami kerusakan pada suhu tinggi. Parafin mampu menyediakan kondisi anaerob bagi enzim ini karena dapat mencegah kontak larutan dengan udara sehingga hidrogen yang dihasilkan dari reaksi tidak akan berikatan dengan oksigen yang membuat reaksi kembali (reaksi balik). Aktifitas enzim ini dapat diketahui dengan menggunakan metilen blue yang akan menjadi tidak berwarna jika berikatan dengan H2 3. Enzim xantin oksidase melepaskan hidrogen dari subtrat formaldehid tanpa menggunakan akseptor oksigen. Enzim bekerja secara anaerob dan bisa mengalami denaturasi pada suhu tinggi. Aktifitas enzim ini bisa dilihat dengan penambahan metilen blue formaldehida yang akan berwarna bening jika berikatan dengan hidrogen. 4. Enzim peroksidase merupakan enzim yang bisa mengkatalis oksidasi senyawa aromatik, terutama turunan benzidine, dengan H2O2 dan mereduksinya menjadi H2O. Enzim ini akan mengalami kerusakan pada suhu tinggi. Aktifitasnya bisa dilihat dengan menggunakan benzidin yang akan berwarna biru jika teroksidasi. 5.

Related Documents

Budak Laprak Capek Euy.docx
November 2019 17
Sudah Capek
May 2020 10
Gambar Budak Kelas 3
July 2020 7
3 Budak Hitam
May 2020 6
Laprak Migrasi.docx
June 2020 25

More Documents from "indahadipuspita"

Budak Laprak Capek Euy.docx
November 2019 17
Dafpuusss.docx
November 2019 21
Landasan Teoritis.docx
October 2019 22
Empedu.docx
November 2019 42