Empedu.docx

  • Uploaded by: faizah sugiarto
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Empedu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,591
  • Pages: 4
EMPEDU Empedu adalah cairan bersifat basa yang pahit dan berwarna hijau kekuningan, yang disekresikan oleh hepatosit hati pada sebagian besar vertebrata. Empedu dihasilkan oleh hati dan disimpan di kantung empedu lalu dilepaskan ke usus dua belas jari untuk membantu proses pencernaan. Empedu terdiri dari garam-garam empedu, elektrolit, pigmen empedu, kolestrol dan lemak. Fungsi empedu adalah untuk membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah dan kelebihan kolesterol) serta membantu penyerapan lemak (Riyana, S. 2010). Cairan empedu berfungsi untuk membentuk penyerapan lemak, dan vitamin A,D,E dan K. Cairan empedu merupakan cairan jernih, berwarna kuning, agak kental dan mempunyai rasa pahit. Cairan empedu mengandung zat-zat anorganik, yaitu HCO3, Cl-, Na+ dan K+ serta zat-zat organic, yaitu asamasam empedu, bilirubin dan kolesterol. Beberapa fungsi asam empedu antara lain: sebagai emulgator dalam proses pencernaan lemak dalam usus; dapat mengaktifkan lipase dalam cairan pancreas; membantu mengadsorbsi asam-asam lemak, kolesterol, vitamin D dan K serta karoten; dll. (Anna Poedjiadi, 1994; 244). Garam empedu bersifat digestif dan memperlancar kerja enzim. Garam empedu juga membantu pengabsorpsian lemak yang telah dipecah dengan cara menurunkan tegangan permukaan dan memperbesar daya tembus endothelium yang menutupi vili usus. Dengan demikian akan memudahkan kerja lipase, lebih lanjut garam empedu bereaksi dengan asam lemak menghsilkan senyawa kompleks yang lebih mudah larut dan mudah terabsorpsi sebagai hasil proses lipolisis. Bilirubin adalah produk utama dari pengq uraian sel darah merah yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan mengikat sebagian dari bilirubin total termetabolisme dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang member warna pada kotoran (Anonim, 2010). Tes Pettenkofer Asam Empedu Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam empedu. Empedu diencerkan terlebih dahulu dan ditambahkan Kristal sukrosa yang berfungsi untuk meningkatkan tegangan permukaan, setelah itu ditambahkan dengan asam sulfat pekat pada dinding tabung reaksi untuk mendehidrasi sukrosa sehingga dihasilakan hydroxymethylenephurphural yang ditunjukkan dengan adanya suatu larutan berwarna merah. Reaksi Hay Reaksi Hay digunakan untuk menunjukkan salah satu fungsi garam empedu tersebut. Lipid tidak dapat larut pada pelarut polar, dengan kata lain lipid bersifat hidrofob. Empedu bekerja sebagai emulgatornya. Empedu akan menurunkan tegangan permukaan. Hal ini diperlukan untuk fungsi emulsifikasi lipid. Percobaan ini dilakukan dengan pemberian belerang pada tabung reaksi. Pada tabung pertama, bubuk belerang yang dimasukkan dalam air akan mengapung dan tidak dapat menembus permukaan air. Namun pada tabung kedua yang berisi empedu, bubuk belerang dapat menembus permukaan dan membentuk endapan di dasar larutan. Hal ini menunjukkan bahwa asam empedu mampu menurunkan tegangan permukaan. Reaksi Ginellin Reaksi Gmellin dipakai untuk menunjukkan adanya bilirubin (zat warna empedu). Prinsipnya adalah mengoksidasi bilirubin dengan HNO3 pekat. HNO3 pada uji gmelin berguna untuk oksidasi pigmenpigmen empedu dan akan menghasilkan turunan senyawa-senyawa berwarna antara lain mesobiliverdin (hijau sampai biru), mesobilicyanin (merah), mesobilirubin (kuning).

VITAMIN Vitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sedikit, dan dibutuhkan untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dibutuhkan untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energy. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.Vitamin dbagi menjadi vitamin dapat larut di dalam air, yaitu B dan C serta vitamin yang dapat larut pada lemak, yaitu A, D, E, dan K. Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (esensial) bagi manusia, karena gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui bahan makanan seperti bayam, daun singkong, papaya matang, hati, kuning telur, dan juga ASI. Fungsi Vitamin A secara umum yaitu membantu pembentukan jaringan tubuh dan tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalan tubuh, memproteksi jantung, anti kanker dan katarak, pertumbuhan dan reproduksi (Purwitasari dan Maryanti, 2009). Vitamin B terdiri dari berbagai macam, diantaranya yaitu B1 (tiamin) dan B2 (riboflavin). Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Sementara itu, Vitamin B2 atau nama kimianya ribofalvin juga larut dalam air, memberi warna fluorosens kuning- kehijauan, mudah rusak oleh cahaya dan sinar UV, tahan terhadap pemanasan, oksidator, asam dan sangat sensitif terhadap basa. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimianya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar. Enzim yang mengandung tembaga atau besi dalam gugus prostetiknya merupakan katalis yang efisien untuk penguraian asam askorbat

UJI VITAMIN A Pada percobaan ini, digunakan minyak ikan dengan kloroform. Fungsi kloroform untuk melarutkan vitamin A, karena vitamin A hanya larut dalam pelarut nonpolar. Saat larut, vitamin A pecah menjadi retinol, retinal (retinaldehyde) dan retinoic acid lalu penambahan asam asetat anhidrin untuk memberikan reaksi warna pada vitamin A dan kristal SbCl3 yang di dalamnya terdapat sebagai kepingan atau kristal kuning pucat sehingga menghasilkan warna biru tua dan menjadi merah coklat karena adanya kristal SbCl3. Semakin biru warna yang dihasilkan maka semakin banyak pula kandungan vitamin A di dalamnya. Larutan SbCl3 dalam chloroform dicampur dalam larutan yang mengandung vitamin A maka akan mengubah warna menjadi biru. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Dalam percobaan ini diberikan asam cuka anhidrida untuk menghilangkan sisa air dan digunakan tabung reaksi yang kering agar SbCl3 tidak bereaksi dengan H2O kemudian menghasilkan SbOCl + HCl yang tidak memberi rekasi dengan Vitamin A sehingga perlu tabung reaksi yang kering.

UJI VITAMIN B1 Tiamin yang ditambah dengan akan teroksidasi menghasilkan tiokrom Kadar tiamin akan sebanding dengan intesitas fluoresensi yang dapat diukur dengan fluorometer. Selain itu, NaOH berfungsi sebagai pemberi suasana basa pada reaksi pembentukan tiokrom. Tiokrom terbentuk karena adanya oksidasi tiamin oleh kalium heksasianoferat (III) pada suasana basa. Tiokrom diesktraksi oleh isobutyl alcohol dan memberi fluoresensi biru di bawah sinar ultraviolet oleh karena itu didapatkan hasil percobaan flurosesi vitamin B1 berwarna biru. UJI VITAMIN B2 Dari hasil uji yang dilakukan dengan menambahkan susu dengan alkohol 80% yang bertujuan melarutkan vitamin B2 yang terkandung dalam susu. Hal ini dikarenakan alkohol bersifat polar (suka dengan air), vitamin B2 merupakan vitamin yang larut dalam air. Kemudian dilakukan pengocokan secara kuat fungsi dari pengkocokkan sendiri agar seluruh vitamin dapat larut dalam air. Setelah mengamati larutan melalui lampu UV agar warna larutan dapat terlihat. Setelah diamati tampak warna hijau membuktikan larutan tersebut positif mengandung vitamin B2. Uji Vitamin C Analisis kadar vitamin C metode titrasi 2,6-diklorofenol dilakukan dalam keadaan asam, sehingga vitamin C tidak mudah teroksidasi oleh faktor lain selain oleh indikator. Dengan tidak terjadinya oksidasi, maka kondisi asam tersebut membuat hasil yang didapatlan akan lebih akurat. Sehingga, diberikan asam cuka triklorida merupakan reagen yang berfungsi untuk mencegah reaksi oksidasi yang terjadi pada analisis vitamin C. Vitamin C, Disebut juga asam askorbat, bersifat reduktor kuat dan mempunyai rasa asam. Reagen 2,6 dikloro indofenol dalam suasana netral atau basa akan berwarna biru sedang dalam suasana asam akan berwarna merah muda.. Apabila 2,6-diklorofenol indofenol direduksi oleh asam askorbat maka akan menjadi tidak berwarna, dan bila semua asam askorbat sudah mereduksi 2,6diklorofenol indofenol maka kelebihan larutan 2,6-diklorofenol indofenol sedikit saja sudah akan terlihat dengan terjadinya pewarnaan. Warna merah muda yang tidak hilang selama 30 detik artinya tidak ada vitamin C yang tersisa dalam larutan yang terbentuk. Diperoleh 8 ml 2,6 dichlorophenol indophenol yang bisa direduksi oleh asam askorbat sebanyak 5 ml.

INDOL Dalam usus besar, asam amino akan mengalami dekarboksilasi oleh enzim bakteri usus menghasilkan amintoksik (ptomain). Asam amino triptofan akan membentuk indol dan skatol. Indol dan skatol akan diserap dari usus, selanjutnya dalam hati akan dioksidasi menjadi indoksil. Indoksil akan berkombinasi dengan sulfat (proses konjugasi) membentuk indikan (=indoksilsulfat). Indikan akan dieksresi kedalam urin dan merupakan salah satu sulfat etereal dalam urin. Indikan dalam urin berasal dari proses pembusukan asam amino triptofan dalam usus, bukan berasal dari katabolisme protein dalam tubuh. Ekskresi indikan kedalam urin member gambaran proses pembusukan dalam usus. Pada keadaan normal, dalam sehari diekskresi 10-20 mg. Indikan dalam urin dapat ditetapkan dengan uji Obermeyer dan indoll. Uji Indol Indol didetoksifikasi di hepar dengan cara diikat oleh sulfat membentuk indoksil sulfat yang dikeluarkan dalam urine dalam bentuk garam K nya (indikan). Indikan bereaksi dengan HCl membentuk indoksil lalu dioksidasi oleh FeCl3 menjadi indigo biru (bila oksidasi berjalan cepat) atau indigo merah (bila oksidasi berjalan lambat).Dari hasil pengamatan terbentuk warna biru indigoyang larut dalam kloroform, yangmenandakan bahwa di dalam urin terkandungindikan (indoksil sulfat).Terjadinya perubahan warna merah indigo ini diakibatkan karena Pereaksi Obermeyer yang mengandung FeCl3 dalam HCI pekat mengoksidasi gugus indoksil membentuk biru indigo yang larut dalam kloroform. Namun karena adanya penambahan timol yang bisa memperlambat reaksi oksidasi, warna yang timbul adalah merah violet keunguan.

KESIMPULAN Empedu merupakan cairan yang disekresikan oleh sel hati dan disimpan dalam kandung empedu. Empu terdiri dari berbagai komponen, diantataranya yang terpenting adalah garam empedu dan zat warna empedu. Garam empedu sangat peting untuk proses pencernaan di usus karena bisa menurunkan tegangan permukaan air sehingga mampu mengemulsikan lemak. Indol merupakan asama amino triptofan yang mengalami pembusukan oleh bakteri usus. Karena sifatnya yang berbahaya, tubuh melakukan serangkaian proses untuk merubahnya menjadi senyawa tidak berbahaya dengan membentuk indikan yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin. Sehingga, indikan dalam urin memberi gambaran terjadinya pembusukan makanan oleh bakteri dalam usus.

More Documents from "faizah sugiarto"

Budak Laprak Capek Euy.docx
November 2019 17
Dafpuusss.docx
November 2019 21
Landasan Teoritis.docx
October 2019 22
Empedu.docx
November 2019 42