Sudah Capek

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Sudah Capek as PDF for free.

More details

  • Words: 631
  • Pages: 3
Sudah capek-capek bikin naskah yang menurut kita paling bagus. Susah payah ngirimin ke penerbit, pakai sabar menunggu pula… eh, tahu-tahu naskah kita ditolak. Ya ampun, patah hati dong pastinya! Iyalah, usaha segitunya… tahu-tahu kok cuman untuk ditolak. Patah hati, sedih, kecewa, sebel, dll mungkin pasti menghampiri kita kalau naskah ditolak. Tapi, kalau sudah begitu kecewanya, apa yang harus kita lakukan pada naskah kita? Apa langsung kita buang saja dan delete filenya karena ngerasa naskah kita jelek? Hohoho, tunggu dulu.... simak uraian berikut untuk menyiasati kalau naskah kita ditolak. 1. Lapang dada. Terima dengan lapang dada dan ikhlas kalau naskah kita ditolak. Itu manusiawi kok. Jangankan bagi yang baru mulai nulis. Lha naskah saya aja masih sering kok ditolak penerbit. Meskipun bukan lagi pada tataran teknis, tetap saja namanya ditolak kan? Tidak bisa diterbitkan. Ya sudah, terima saja dengan ikhlas. 2. Periksa catatan penerbit. Penerbit yang solid, biasanya saat menolak naskah mengemukakan juga alasan penolakannya. Perhatikan baik-baik. Apakah karena temanya yang kadaluarsa, apa karena penulisan yang tidak sistematis, atau bisa juga karena kekuranglengkapan masalah teknis, bisa juga karena pemasaran yang terbatas, dll. Periksa baik-baik. Kalau perlu diskusikan dengan tim editor yang menilai. Kita bisa dapat masukan berharga lho, kenapa naskah kita ditolak. Dengarkan masukan itu dan terapkan pada perbaikan naskah kita. Kalau penerbit sebelumnya mau memeriksa lagi, syukur. Kalau tidak mau, ya kirim saja ke penerbit lainnya. 3. Perbaiki, kalau masih memungkinkan. Ada Penerbit yang baik banget. Artinya, setelah menolak tapi penulisnya proaktif dan tanya ini itu soal penolakan, kemungkinan revisi, dll. lalu memberikan kesempatan untuk revisi dan perbaikan. Oooh, kalau dapat penerbit yang seperti ini, lakukan saja. Revisi dengan kontrol editor, pasti jauh lebih bagus dan kemungkinan terbit semakin besar. 4. Endapkan saja, simpan dulu. Ada materi-materi yang memang nggak trend pada saat tertentu, tapi secara materi sebenarnya bagus banget. Dan penerbit nggak mau menerbitkan karena pertimbangan pasar tersebut. Kalau ini yang terjadi, ya simpan saja dulu. Syukursyukur diperbaiki terus disimpan dengan nyaman di brankas naskah. Sewaktuwaktu diperlukan, tinggal dikeluarkan.

5. Modifikasi. Penerbit satu dan lainnya punya standar dan aturan penilaian naskah yang berbeda-beda. Kalau di penerbit satu ditolak, belum tentu lho di penerbit lainnya juga ditolak. Ya, perbaiki saja. Modifikasi dengan sebaik-baiknya, lalu kirimkan ke penerbit yang lain. 6. Tulis ulang. Apa maksudnya? Mungkin pas penulisan itu, ide dan tema kita sangat kuat. Tapi entah kenapa, karena menulis itu sangat dipengaruhi mood dan suasana, cara penulisannya jadi antah berantah gitu. Nggak jelas ujung pangkalnya. Nah, ambil saja ide dan temanya. Lalu menulislah kembali dengan tema yang sama dengan metode dan cara yang berbeda. 7. Cari penerbit lain. Kalau pas lagi males merevisi naskah kita yang ditolak, ya coba saja kirimkan ke penerbit lain. Kalau masih ditolak lagi, berarti kita harus instrospeksi janganjangan naskah kita emang harus dirombak total. 8. Point plus kita. Santai aja, naskah ditolak bukan berarti kiamat kok. Gagal sekali, dua kali, tapi kan sudah berani menulis, menyelesaikan naskahnya, dan mengirimkannya ke penerbit. Itu telah menjadi point plus kita. Banyak lho, orang yang sesumbarnya mau jadi penulis, tapi nggak pernah nyelesaiin naskahnya dan nggak mau kirim ke penerbit.... Artinya kita sudah selangkah lebih maju daripada orang-orang yang seperti itu kan?! 9. Kerjaan editor. Naskah ditolak? Baguslah...! Anda sudah memberi pekerjaan editor naskah untuk menolak. Kalau editor menerima semua naskah, wah, jangan-jangan tuh bukan editor yang baik lho! 10. Bersyukur. Lho kok bersyukur? Ditolak kok malah suruh bersyukur. Yach, kan sudah ditolak. Sudah dapat kabar gitu lho! Coba kalau anda mengalami naskah tidak jelas statusnya gara-gara penerbitnya nggak profesional? Masih lebih bersyukur anda kan? Meskipun ditolak, naskah anda jelas statusnya dan penerbit nggak merugikan anda.... hayo, selalu ada celah untuk bersyukur. Hehehehe penulis kalau manyun terus.... jelek iiiih....

jadi

Yang jelas, jangan pernah membuang naskah tulisan kita, seberapapun ”hancurnya” naskah kita. Mungkin suatu hari akan jadi harta karun kita......

Related Documents

Sudah Capek
May 2020 10
Budak Laprak Capek Euy.docx
November 2019 17
Sudah Revisi.docx
June 2020 9
Sudah Edit
May 2020 22
Acara 3 Sudah Revisi.docx
October 2019 22
Aku Sudah Tahu Semuanya
November 2019 23