Bu Elfi Kasus Dongg ....docx

  • Uploaded by: Duwi Ella
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bu Elfi Kasus Dongg ....docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,192
  • Pages: 32
MAKALAH METODELOGI ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

KELOMPOK 7 TINGKAT 2B 1. FARHAN NURIANSYAH

(201749020)

2. NURACHMADEA JENIFER

(201749052)

AKADEMI KEPERWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI TAHUN 2017/2018

KATA PENGANTAR Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pembimbing sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Dengan adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan dan doa. Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki makalah kami, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah ini.

Penulis

ii

DAFTAR ISI COVER ........................................................................................ Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii DAFTAR ISI ................................................................................ Error! Bookmark not defined. BAB I ............................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1 A.

Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1

C.

Tujuan ................................................................................................................................... 2

BAB II ........................................................................................................................................... 3 TINJAUAN TEORI ...................................................................................................................... 3 A. Pengkajian .............................................................................................................................. 3 B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................................... 6 C. Reancana Keperawatan ........................................................................................................... 6 D. Implementasi .......................................................................................................................... 7 E. Konsep Lansia ........................................................................................................................ 8 BAB III........................................................................................................................................ 10 KASUS........................................................................................................................................ 10 BAB IV ....................................................................................................................................... 21 PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 21 BAB V......................................................................................................................................... 28 PENUTUP ................................................................................................................................... 28 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 29

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola fikir yang mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar terampil berfikir kritis untuk praktek keperawatan. Proses keperawatan mengarah peserta didik dan praktisi dalam menerapkan pengetahuan yang mendasar kedalam praktek. Proses keperawatan digunakan untuk membantu perawat melakukan praktek keperawatan secara sistematis dalam memecahkan masalah keperawatan. Dengan metode ini, perawat dapat mendemostrasikan tanggung gugat pada klien, keluarga dan komunitas, serta merupakan metode yang efisien dalam membuat keputusan klinik, serta pemecahan masalah baik aktual maupun potensial dalam mempertahankan kesehatan (Nursalam, 2001)

B. Rumusan Masalah 1. Apa itu proses keperawatan, dan meliputi : a. Pengkajian b. Diagnosa keperawatan c. Intervensi d. Implementasi e. Evaluasi 2. Konsep Teori Lansia a. Apa yang dimaksud definisi lansia? b. Bagaimana batasan lansia ? c. Bagaimana teori mengenai lansia ?

1

C. Tujuan Untuk mengetahui proses keperawatan yang meliputi : 1. Pengkajian 2. Diagnosa keperawatan 3. Intervensi 4. Implementasi 5. Evaluasi

2

BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengkajian Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan. Tahap ini mencakup tiga kegiatan,yaitu Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan 1. Pengumpulan data, tujuan : Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain: a. Data Objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit. b. Data subjekif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual. (Nursalam, 2001) Adapun focus dalam pengumpulan data meliputi : 1. Pola Persepsi Kesehatan Ketidaktahuan klien tentang informasi dari penyakit yang dideritanya. Secara umum, hipertiroid ini adalah akibat dari hiperaktifnya kelenjar tiroid dalam mamproduksi hormone tiroid. Penyakit ini termasuk dalam

autoimun

yang

menghasilkan

antibody

yang

dapat

meningkatkan produksi hormone tiroid secara bebas. Kurangnya pengetahuan klien tentang penyebab dan factor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertiroid.

3

2. Pola Nutrisi Metabolik Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat, makan banyak, kurus, makannya sering, kehausan, mual dan muntah. 3. Eliminasi Urine Dalam jumlah banyak, urin encer berwarna pucat dan kuning, perubahan dalam feses ( diare ), sering buang air besar dan terkadang diare, keringat berlebihan, berkeringat dingin. 4. Pola Aktivitas Latihan sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan berat, palpitasi, nyeri dada, Bicaranya cepat dan parau, gangguan status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak sentak, hiperaktif refleks tendon dalam (RTD). frekuensi pernafasan meningkat, takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis), Jari tangan gemetar (tremor), Jantung berdebar cepat, denyut nadi cepat, seringkali sampai lebih dari 100 kali per menit Rasa capai, Otot lemas, terutama lengan atas dan paha, Ketidaktoleranan panas Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Gemetaran Kegelisahan; agitasi. 5. Pola

Istirahat

Dan

Tidur

Insomnia

sehingga

sulit

untuk

berkonsentrasi.Pola Kognitif Perseptual Ada kekhawatiran karena pusing, kesemutan, gangguan penglihatan, penglihatan ganda, gangguan koordinasi, Pikiran sukar berkonsentrasi. 6. Pola Persespsi Diri Gangguan citra diri akibat perubahan struktur anatomi, mata besar (membelalak = exophthalmus), keluhan lain pada mata (spt nyeri,peka cahaya,kelainan penglihatan dan conjunctivitis), kelenjar gondok membesar (struma nodosa), kurus., kulit yang seperti beludru halus, rambut halus dan tipis, Rambut rontok. 7. .Pola Koping Toleransi stress Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik. Emosi labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.

4

8. Pola Nilai Kepercayaan Tergantung pada kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang dianut oleh individu tersebut. Nervus, tegang, gelisah, cemas

2. Analisa data Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan. 3. Perumusan masalah Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan (Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis. Selanjutnya disusun Diagnosis Keperawatan sesuai dengan prioritas. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera. Penting mencakup kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian. Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Maslow, yaitu : Keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan, persepsi tentang kesehatan dan keperawatan. (Nursalam, 2001)

5

B. Diagnosa Keperawatan Diagnosa Keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan kesehatan/proses kehidupan atau kerentaanan respons dari seorang individu, keluarga, kelompok atau komunitas. (Nanda International Inc. Diagnosis keperawatan; definisi & klasifikasi 2015-2017). Tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu : 1. Diagnosa Keperawatan Aktual : yaitu respon kehidupan yang didukung oleh sekelompok batasan karakteristik dan termasuk faktor yang berhubungan

(etiologi)

yang

mempunyai

kontribusi

terhadap

perkembangan atau pemeliharaan kesehatan. 2. Diagnosa Keperawatan Resiko : yaitu menunjukkan respon manusia yang dapat timbul pada seseorang atau kelompok yang rentan dan ditunjang dengan factor resiko yang memberi kontribusi pada peningkatan kerentanan. 3. Diagnosa Keperawatan Kesejahteraan : yaitu menguraikan respon manusia terhadap tingkat kesehatan pada individu atau kelompok yang mempunyai potensi peningkatan derajat kesehatan lebih tinggi. Komponen pernyataan diagnosa keperawatan antara lain : 1. Problem (masalah atau kebutuhan) adalah nama atau label diagnosa yang diidentifikasi dari daftar NANDA. 2. Faktor resiko atau faktor yang berhubugan adalah penyebab atau alasan yang dicurigai dari respon yang telah diidentifikasi dari pengkajian. 3. Definisi karakteristik (tanda gejala) adalah manifestasi yang diidentifikasi dalam pengkajian yang menyokong diagnosa keperawatan.

C. Reancana Keperawatan Semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan.

6

Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana keperawatan terorganisasi

sehingga

setiap

perawat

dapat

dengan

cepat

mengidentifikasitindakan perawatan yang di berikan. Rencana keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi konyintuitas dari satu perawat ke perawat lainya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam laporan pertukaran dinas rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka panjang. (Nursalam, 2001)

D. Implementasi Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tidnakan di susun dan di tunjukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang di harapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang spesifikdi laksanakan untujk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien. Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai berikut. 1. Tahap 1 : persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat mengevaluasi yang di identifikasi pada tahap perencanaan. 2. Intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakann: independen,dependen,dan interdependen.(sumber)

E. Evaluasi (sumber) Evaluasi adalah menentukan kemajuan klien terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dan respon klien terhadap keefektifan intervensi keperawatan. Kemudian mengganti rencana keperawatan.

7

Perencanaan evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhailan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian klien dalam kehidupan sehari –hari dan tingkat kemajuan kesehatan klien dengan tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Adapun tujuan dari sasaran evaluasi keperawatan adalah sebagai berikut. a. Proses asuhan keperawatan, berdasarkan kriteria atau rencana yang telah tersusun b. Hasil tindakan keperawatan berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah dirumuskan dalam rencana evaluasi

Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu sebagai beriku 1. Tujuan tercapai ini terjadi bila klien telah menunjukkan perbaikan atau kemajuan sesuai dengankriteria yang telah di tetapkan 2. Tujuan tercapai sebagian : ini terjadi apabila tujuanitu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari sebab akibat dan cara mengatasinya 3. Tujuan tidak tercapai : ini terjadi apabila klien tidak meunjukkan perubahan atau kemajuan sama sekali bahkan `

F. Konsep Lansia a. Definisi Lansia Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lansia yang dimaksud dengan lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Lebih lanjut Maryam (2008) juga mendefinisikan lansia sebagai seseorang yang telah berusia lanjut dan telah terjadi perubahanperubahan dalam sistem tubuhnya. b. Batasan Lansia

8

WHO dalam Kunaifi (2009) membagi lansia menurut usia ke dalam empat kategori, yaitu: 1. Usia pertengahan (middle age) : 45-59 tahun 2. Lansia (elderly) : 60-74 tahun 3. Usia tua (old) : 75-89 tahun 4. Usia sangat lanjut (very old) : lebih dari 90 tahun

c. Teori Penuaan Ada empat teori pokok dari penuaan menurut Klatz dan Goldman, (2007), yaitu: 1. Teori Wear and Tear Tubuh dan sel mengalami kerusakan karena telah banyak digunakan (overuse) dan disalahgunakan (abuse). 2. . Teori Neuroendokrin Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh yaitu dimana hormon yang dikeluarkan oleh beberapa organ yang dikendalikan oleh hipotalamus telah menurun. 3. . Teori Kontrol Genetik Teori ini fokus pada genetik memprogram genetik DNA, dimana kita dilahirkan dengan kode genetik yang unik, dimana penuaan dan usia hidup kita telah ditentukan secara genetik. 4.

Teori Radikal Bebas Teori ini menjelaskan bahwa suatu organisme menjadi tua karena terjadi akumulasi kerusakan oleh radikal bebas dalam sel sepanjang waktu. Radikal bebas sendiri merupakan suatu molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat reaktivitas tinggi, karena kecenderungan menarik elektron dan dapat mengubah suatu molekul menjadi suatu radikal oleh karena hilangnya atau bertambahnya satu elektron pada molekul lain.

9

BAB III KASUS Pada tanggal 22 Juni 2010, pukul 11.30 WIB Ny. S datang ke UGD dengan keluhan diare selama 2 hari. Klien berumur 70 th dan mengatakan sudah diare selama 2 hari. BAB encer berlendir dengan frekuensi 4-5 kali setiap harinya. Menurut hasil observasi perawat badan klien panas, warna dan bau feses khas. Setelah ditanya kembali klien mengatakan sebelumnya makan makanan pedas.Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital : Tensi : 110/70 mmHg, Nadi : 78 x/menit, RR : 20x/menit, Suhu : 37,5 C Keadaan umum : Lemah, Mukosa bibir kering

PENGKAJIAN DATA KEPERAWATAN

No. Register

: 2012

Ruang

: anggrek 1

Tgl/ jam MRS

: 22 juni 2010, jam 11.30 WIB

Tgl pengkajian

: 23 juni 2010

Dignosa medis

: Gastroenteritis

I. IDENTITAS a. Biodata Klien Nama

: Ny.S

Jenis kelamin

: Perempuan

Umur

: 70 tahun

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Gadung 1

10

b. Penanggung Jawab Nama

: Tn.A

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 25 tahun

Agama

: Islam

Suku/Bangsa

: Jawa/Indonesia

Pendidikan

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

hubungan dengan klien

: Anak klien

alamat

: Gadung 1

II.

RIWAYAT KESEHATAN

a. Keluhan Utama Klien menyatakan diare 2 hari. b. Riwayat Penyakit Sekarang Klien menyatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 20 juni 2010. Klien BAB encer,dengan frekuensi 4-5x setiap harinya ( ± 500cc),warna dan bau khas feses. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas. Klien juga mengatakan badannya panas. c.

Riwayat Penyakit dahulu Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak pernah MRS sebelumnya.

d. Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit menurun lainnya.

11

POLA AKTIVITAS SEHARI – HARI

III.

No

Pola Aktivitas

1.

Nutrisi

-

Makan

Di Rumah

-

Di RS

3x/ hari dengan porsi sedang



8

sendok sedang (± 4 sendok makan)

makan) Nasi, lauk, sayur

-

Minum

3x/ hari dengan porsi

bubur merah

Air putih ± 7 gelas/ hari (± 1500 cc)

-

air putih ± 7 gelas / hari (± 1500 cc )

1 – 2x / hari, dengan

2. -

Pola Eliminasi

konsisten

BAB

lunak

berwarna kuning

dan -

4 – 5x / hari, dengan konsisten cair

6 – 7x / hari ( ± 1400

cc)

berwarna

kuning

jernih -

BAK

-

Klien bekerja

6 – 7x / hari (± 1400 cc)

biasanya berwarna kuning jernih

sebagai

ibu

rumah tangga dan waktu senggang 3.

Aktivitas Fisik

biasanya -

Klien

hanya

digunakan klien untuk menghabiskan waktunya di berkumpul

bersama tempat tidur

keluarganya

-

Klien tidur ± 10 jam / hari menggunakan kasur,

12

bantal, guling, dengan penerangan terang

- Klien tidur ± 12 jam / hari 4.

2x / hari

menggunakan kasur dengan

Istirahat Tidur

peneranga terang -

3x/ minggu

-

2x / hari

-

2x / hari

5. -

IV.

Personal Hygiene

(Belum sejak MRS)

Mandi

-

Keramas

-

Gosok Gigi

-

Ganti Pakaian

1 x / hari

-

1x / hari

-

1x / hari

-

1x / hari

DATA PSIKOSOSIAL a. Status Emosi Klien tampak tenang saat dilakukan pengkajian b. Konsep Diri 1. Body image Klien menerima penyakitnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai cobaan dari Tuhan 2. Self Ideal

13

Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang agar dapat beraktivitas seperti biasa dan dapat berkumpul dengan keluarganya kembali 3. Self Esteem Klien mengatakan diperlakukan dengan baik oleh dokter dan perawat 4. Role Performance Klien di rumahnya berperan sebagai ibu rumah tangga 5. Self Identify Klien adalag seorang ibu dengan tiga orang anak dan seorang istri dari seorang suami c. Interaksi Sosial Klien sangat kooperatif saat dilakukan pengkajian. d. Spiritual Klien beragama Islam.

V.

PEMERIKSAAN FISIK a. Keadaan Umum

: Lemah

b.

: Composmentis

Kesadaran

c. TTV

: - TD : 110/70 mmHg - N : 78x/ menit - RR : 20x/ menit - Suhu : 37,5 º C

d. Kepala - Ekspresi Wajah : Tenang - Rambut

: Rambut beruban, persebaran merata, berminyak.

- Wajah

: Simetris, tidak ada luka

- Mata

: Sklera putih, Konjungtiva merah muda, dapat membuka

mata secara spontan - Hidung

: Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada Secret.

- Mulut

: Tidak ada sariawan, simetris, mukosa kering

- Telinga

: Simetris, tidak ada serumen, fungsi pendengaran baik

14

- Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembengkakan vena jugularis e. Thorax - Inspeksi

: Simetris, tidak ada benjolan dan luka

- Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan pada dada

- Perkusi

: Suara paru sonor, suara jantung dullnes

- Auskultasi : Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur f. Abdomen - Inspeksi

: Bentuk perut datar

- Auskultasi : Bising usus 14x / menit - Perkusi

: Suara hipertimpani

- Palpasi

: Tidak ada pembesaran hepar

g. Ekstermitas - Atas

: Jari lengkap, terpasang infus RA : D5 pada tangan kanan, tonus

otot 5 I 5 - Bawah

: Jari lengkap, tonus otot 5I5

h. Genetalia : Tidak dikaji

IV. DATA PENUNJANG -

HB

: 11,56

-

Leukosit

: 6100

-

Trombosit : 154.000

-

PCU

: 36

-

Widal

: TO : - , TH : -

VI. TERAPI -

Infus RA : D5 30 TMP

-

Injeksi Cefotaxime 3 x 1

-

Sanmol 3 x 1

15

-

Plantasit syrup 3 x 1

-

Luminal 2x1 / 2

ANALISA DATA

Nama

: Ny.S

Dx. Medis

: Gastroenteritis

NO DATA 1.

PENYEBAB

MASALAH

Ds: - Klien mengatakan diare Kehilangan cairan sekunder Ketidak 2 hari -

akibat diare.

seimbangan

cairan dan elektrolit.

Klien mengatakan saat

BAB feses klien encer dan berlendir. - Klien mengatakan BAB 45X dalam sehari. -

Klien

mengatakan

mengonsumsi makanan pedas sebelumnya.

Do: - Keluhan utama lemah - Konsistensi fases cair dan berlendir - Mukosa bibir kering - Suara perut hipertimpani - Tugor kulit menurun 2.

Ds: - Klien mengatakan badan Proses infeksi penyakit

Peningkatan

panas

tubuh

Do: - Keluhan utama lemah - S

: 37,5 OC

16

suhu

- N : 78 X/menit - TD : 110/70 mmHg - RR : 20 X/menit

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama

: Ny.S

Dx. Medis : Gastrointeritis

No DIAGNOSA MEDIS Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan cairan 1.

sekunder.

Hipertermi brerhubungan dengan proses infeksi penyakit. 2.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama

: Ny.S

Dx.Medis : Gastroenteritis

No DIAGNOSA

TUJUAN

1.

Setelah

Ketidakseimbanga n

cairan

INTERVENSI 1.

dan dilakukan

RASIONAL

Pantau tanda dan 1.Penurunan gejala dehidrasi.

cairan

dan

volume elektrolit

elektrolit

tindakan

menyebabkan dehidrasi

berhubungan

keperawatan

jaringan.

17

dengan kehilangan dalam cairan sekunder.

waktu 2.

1X24

Pantau

input

dan 2.Dehidrasi

jam output.

meningkatkan

diharapkan : -

TTV dalam 3.

Tidak

Bina hubungan saling 3.Mempermudah percaya.

melakukan

ada

tanda-tanda

intervensi

selanjutnya.

4.

dehidrasi -

laju

filtasi glomerulus.

batas normal -

dapat

Pemberian

cairan 4.Pemberian

parenteral sesuai dengan secara

Frekuensi umur.

cairan

cepat

dapat

sebagai penganti cairan

BAB 1X / hari

yang hilang.

5.

Kolaborasi dengan 5.Menentukan pemberian dokter dalam pemberian obat secara tepat. obat.

1.Mempermudah 2.

Hipertermi

Setelah

1.Bina hubungan salin melakukan

brerhubungan

diberikan

percaya.

dengan

selanjutnya.

proses tindakan

infeksi penyakit.

2.Membantu

keperawatan dalam 1X24

2.

Berikan

kompres menurunkan suhu tubuh

waktu pada klien.

klien.

jam

diharapkan : -

intervensi

3.Membantu 3.Anjurkan klien untuk mengurangi penguapan

Suhu tubuh memakai baju tipis dan pada tubuh. normal

-

dapat

menyerap

Keluhan keringat. utama kembali normal

4.Menganti cairan yang hilang.

4.Anjurkan klien minum

- Demam klien sedikit tapi sering. turun

5.Menentukan pemberian obat secara tepat.

18

5.Kolaborasi dengan

dokter dalam

pemberian obat.

IMPLEMENTASI DAN CATATAN PERKEMBANGAN

No Tgl/jam

Implementasi

Tgl/jam

Evaluasi

ttd

dx 1.

22/06/10 1. Memantau TTV 09.00

2.

Memantau

23/06/10 S:

intake

dan 08.00

Klien

mengatakan

output

dengan

diare

memperhatikan

tetesan

panas

dan

infus dan BAB, BAK klien

O : Keluhan utama

3. Membina hubungan saling

hilang, diare berkurang

percaya dengan klien 4.

Memberikan parentera

3-4x/hari, panas, cairan

T D= 120/70 mmHg,

dengan

S = 37 C

memasang infus pada klien.

A : Masalah teratasi

5. Mengkolaborasikan dengan

sebagian

dokter.

P : lanjutkan intervensi 1-5

1. Membina hubungan

2.

22/06/10 11.00

saling

percaya

antara

perawat

dengan klien.

24/06/10 S : Klien mengatakan 08.00

diare sudah jarang dan klien sudah tidak panas

2. Memberikan kompres pada klien.

O : keluhan utama hilang, diare cair tapi

19

3. Membantu menggati

berampas, frekuensi 1-2 pakaian

klien

x/hari, panas hilang, TD=120/80

mmHg,

S=36,5 C A : Masalah teratasi 4. Memberi

klien

minum 5. Mengkolaborasikan dengan dokter

20

P : Intervensi dihentikan

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN Pada pengumpulan data kasus terdapat 2 tipe yaitu : 1. Data Subjektif a) Klien mengatakan diare 2 hari b) Klien mengatakan saat BAB feses klien encer dan berlendir. c) Klien mengatakan BAB 4-5X dalam sehari. d) Klien mengatakan mengonsumsi makanan pedas sebelumnya. e) Keluhan UtamaKlien menyatakan diare 2 hari. f) Riwayat Penyakit Sekarang Klien menyatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 20 juni 2010. Klien BAB encer,dengan frekuensi 4-5x setiap harinya ( ± 500cc),warna dan bau khas feses. Klien menyatakan sebelumnya mengkonsumsi makanan pedas. Klien juga mengatakan badannya panas. g)

Riwayat Penyakit dahulu Klien mengatakan sebelumnya Klien tidak pernah sakit seperti ini. Klien juga tidak pernah MRS sebelumnya.

h) Riwayat Penyakit Keluarga Klien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM, Hipertensi, dan penyakit menurun lainnya.

2. Data Objektif a) Konsistensi fases cair dan berlendir b)

Mukosa bibir kering

c) Suara perut hipertimpani d)

Tugor kulit menurun

e)

S

f)

N : 78 X/menit

: 37,5 OC

g) TD : 110/70 mmHg

21

h)

RR : 20 X/menit

Pemeriksaan fisik pada kasus meliputi : 1. Inspeksi Dalam kasus didapatkan data sebagai berikut : a. Kesadaran b. Pemeriksaan Kepala, ……, ………… 1) Ekspresi Wajah : Tenang 2) Rambut

:

Rambut beruban, persebaran

merata, berminyak. 3) Wajah

: Simetris, tidak ada luka

4) Mata

: Sklera putih, Konjungtiva merah

muda, dapat membuka mata secara spontan 5) Hidung

: Tidak ada pernapasan cuping

hidung, tidak ada Secret. 6) Mulut

: Tidak ada sariawan, simetris,

mukosa kering 7) Telinga

: Simetris, tidak ada serumen, fungsi

pendengaran baik 8) Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, tidak ada

2. Palpasi Dalam kasus didapatkan data sebagai berikut : 1) Thorax

: Tidak ada nyeri tekan pada dada

2) Abdomen

: Tidak ada pembesaran hepar

3. Perkusi Dalam kasus didapatkan data sebagai berikut : 1) Thorax

: Suara paru sonor, suara jantung dullnes

2) Abdomen

: Suara hipertimpani

22

4. Auskultasi Dalam kasus didapatkan data sebagai berikut : 1) Thorax

: Tidak ada bunyi tambahan, irama jantung teratur

2) Abdomen

: Bising usus 14x / menit

Sumber data yang diperoleh dari kasus : 1. Klien 2. Orang terdekat klien 3. Riwayat penyakit 4. Hasil pemeriksaan diagnostic Sumber data yg tidak didapatkan

:

1. Catatan klien 2. Catatan medis dan anggota tim lainnya 3. Perawat lain 4. Kepustakaan

Metode pengumpulan data pada kasus yaitu : 1. Wawancara 2. Observasi 3. Pemeriksaan fisik

B. POLA AKTIVITAS SEHARI HARI Pada data kasus diatas ada kesenjangan yaitu tidak adanya data yang menunjukkan pola presepsi diri, pola koping ataupun pola nilai kepercayaan yang sesuai dengan teori.

23

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN No

Teori

Kasus

1.

Diagnosa:

-

Klien

Ketidakseimbangan cairan

dan

berhubungan kehilangan

Pembahasan mengatakan Analisa

diare 2 hari

data

pada

kasus

elektrolit - Klien mengatakan tidak ditemukan dengan saat

BAB

cairan klien

sekunder.

feses diagnose yang

encer

dan sesuai

berlendir.

dengan

data

yang

- Klien mengatakan muncul. Definisi:

BAB 4-5X dalam Seharusnya

BK:

sehari.

berdasarkan

- Klien mengatakan data mengonsumsi makanan

yang

muncul

pedas diagnose yang

sebelumnya.

tepat

adalah

Defisit volume Do: - Keluhan utama cairan. lemah

Definisi

:

- Konsistensi fases penurunan cair dan berlendir -

Mukosa kering

-

Suara hipertimpani

-

Tugor menurun

cairan

bibir intravaskuler , interstitial dan perut atau intraseluler. Ini kulit mengacu pada dehidrasi,

Ds: - Klien mengatakan kehilangan badan panas

cairan

saja

tanpa perubahan kadar natrium.

24

BK: Kelemahan, Penurunan turgor

kuit,

penurunan mukos

bibir,

peningkatan suhu

tubuh,

penurunan turgor lidah 2.

Hipertermi brerhubungan Pasien mengatakan Analisa dengan

proses

infeksi bahwa

badannya pada

data kasus

penyakit.

panas.

sudah

sesuai

Definisi :

Kulit

turgor dengan teori.

BK:

menurun

D. INTERVENSI No.

Kasus Intervensi

1.

Pembahasan

Rasional

Pantau tanda dan .Penurunan volume Intervensi disamping gejala dehidrasi.

2.

cairan

dan kurang

elektrolit

(kurang

menyebabkan

penjelasan kolaborasi

Pantau input dan dehidrasi jaringan. output.

spesifik

2.Dehidrasi

pemberian

obat

dapat seperti apa yang akan

meningkatkan laju diberikan) filtasi glomerulus.

25

adanya

3.

Bina hubungan 3.Mempermudah saling percaya.

melakukan intervensi

4.

Pemberian cairan selanjutnya. parenteral

sesuai 4.Pemberian cairan

dengan umur.

secara cepat dapat sebagai

5.

Kolaborasi cairan yang hilang. dengan dalam

dokter 5.Menentukan pemberian pemberian

obat.

2.

penganti

1.Bina

obat

secara tepat.

hubungan .Mempermudah

salin percaya.

Intervensi disamping

melakukan

kurang

spesifik

intervensi

(kurang

adanya

selanjutnya.

penjelasan kolaborasi

2. Berikan kompres 2.Membantu pada klien.

pemberian

menurunkan suhu seperti apa yang akan tubuh klien.

3.Anjurkan untuk

memakai mengurangi

baju tipis dan dapat penguapan menyerap keringat.

pada

tubuh.

klien 4.Menganti

minum sedikit tapi yang hilang. sering.

5.Kolaborasi dengan

diberikan)

klien 3.Membantu

4.Anjurkan

obat

dokter

26

cairan

dalam

pemberian 5.Menentukan

obat.

pemberian

obat

secara tepat.

E. IMPLEMENTASI dan CATATAN PERKEMBANGAN No. Kasus

Pembahasan

1. Evaluasi diagnose 1 : Klien mengatakan diare dan panas

Analisa

data

pada

kasus sudah sesuai

Keluhan utama hilang, diare berkurang 3- dengan teori 4x/hari, panas, T = 120/70 mmHg, S = 37 C

2.

Klien mengatakan diare sudah jarang dan Analisa

data

pada

klien sudah tidak panas

kasus

seharusnya

O : keluhan utama hilang, diare cair tapi tidak

menjelaskan

berampas, frekuensi 1-2 x/hari, panas tentang

keluhan

hilang, T=120/80 mmHg, S=36,5 C

ataupun

utama

tentang diare cair tapi berampas, melainkan menjelaskan tentang data

objektif

yang

muncul pada pasien hipertermi

27

BAB V PENUTUP

a. Kesimpulan Proses keperawatan memberikan panduan sistematis atau metode untuk membantu peserta didik atau perawat mengembangkan pola pikir yang mengarah pada penelitian klinis yang tepat. Penyusunan proses keperawatan dilakukan sebagai alat pengajaran untuk membantu peserta didik belajar terampil berfikir kritis untuk praktek keperawatan .

b. Saran Semoga makalah ini dapat dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan dan sasarannya. Untuk segala kekurangan dalam makalah ini maka kami selalu membuka untuk menerima kritik dan saran semua pihak ini demi perbaikan dan penyempurnaan dalam pembuatan makalah kami kedepannya.

28

DAFTAR PUSTAKA

1. Nursalam 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktis. Jakarta : Salemba Medika 2. NANDA-I Diagnosis Keperawatan definisi dan klasifikasi 20182020 3. Maryam, R.S ,2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya, Jakarta : Salemba Medika. 4. Nanda International Inc. Diagnosis keperawatan; definisi & klasifikasi 2015-2017

29

Related Documents


More Documents from ""