Resensi Buku Kumpulan Cerpen.docx

  • Uploaded by: Duwi Ella
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Resensi Buku Kumpulan Cerpen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 845
  • Pages: 3
Resensi Buku Kumpulan Cerpen Judul buku

: Kumpulan Cerpen Mandi Api

Pengarang

: Gde Aryantha Soethama

Penerbit

: Kompas

Tahun Terbit

: 2006

Cetakan ke

: Cetakan 1

Jumlah halaman

: vi + 170 halaman

Kumpulan cerpen Mandi Api terdiri atas 21 cerita. Melalui cerita-cerita yang berlatar konflik sosial-psikologis seperti pernikahan anggota puri (bangsawan) dengan rakyat biasa, penjulalan alat kesenian terompong beruk, pembuatan banten (sesajen) dan upacara macaru, keadaan cuntaka (berkabung), penulisnya mengabarkan kondisi budaya Bali dalam arus kemajuan jaman yang semakin modern. Bahwa, nama besar Bali sebagai destinasi budaya ternyata tidak semata-mata menjanjikan kemakmuran pada masyarakatnya, namun juga segudang persoalan. Kumpulan cerpen ini merupakan potret sosiokultural Bali yang disajikan secara sederhana dan menarik. Cerita pertama berjudul “Tembok Puri” yang mengisahkan seorang gadis yang bernama Kadek Sumerti yang baru saja dinikahi oeh keluarga Anak Agung Ngurah Pawarta dari kaum bangsawan. Suatu ketika keluarga Kadek akan melangsungkan upacara metatah. Sesepuh puri mengizinkan Kadek, tapi dengan syarat : Kadek dilarang metatah di atas balai-balai yang digunakan saudara-saudaranya. Karena ia sudah menjadi warga puri, ia harus metatah terpisah, di atas balai-balai khusus. Tapi, keluarga Kadek tidak setuju, karena di mata orang tua Kadek, status Kadek sama dengan saudara-saudaranya. Di situ Kadek merasa bingung. Pada akhirnya ia memilih tidak melakukan upacara metatah. Cerita kedua berjudul “Anak Saya Perlu Makan”. Setelah lulus kuliah, Rukmini mengalami kesusahan dalam mencari kerja. Dibantu oleh Joko temannya sejak kecil sampai ketika kuliah, Rukmini melamar pekerjaan di sebuah bank dimana Joko bekerja. Untuk masuk jadi pekerja, ternyata dia harus menyerahkan uang sogok sebesar Rp 1 jutadan tak disangka lagi ia harus menyerahkan tubuhnya untuk tidur bersama direktur bank itu. Akhirnya demi menghidupi anaknya yang ia hasilkan dari hubungan gelap semasa menjadi mahasiswi dengan seorang lelaki yang ternyata sudah berkeluarga dan menipu dia, maka ia pun menerima tawaran dari direktur bank tersebut.

Setelah ia menyanggupi tawaran itu, ia akhirnya jalan bersama direktur bank dengan menumpangi mobil sedan Toyota DX 1982 milik direktur itu.Tapi entah kenapa niat jahat yang semula di tawarkan direktur itu tak terjadi, ia hanya ingin menguji kejujuran Rukmini. Dengan alasan rukmini yang jujur, maka ia lolos dalam ujian dari bosnya itu dan diterima kerja, serta diberikan kembali uang Rp 1 juta yang semula sebagai sogokan itu, serta tak ada kejadian tidur bersama bos. Cerita ketiga berjudul “Ibu Guru Anakku”. Cerpen ini mengisahkan sosok guru yang bernama Rahayu. Ia berasal dari Purwokerto. Ia pergi ke Bali untuk pekerjaan di hotel sebagai operator, sementara belum ada lowongan, ia bekerja sebagai guru TK. Suatu saat Rahayu pergi meminjam uang kepada salah satu wali siswa yang dikenalnya. Uang itu digunakan untuk biaya perawatan ibunya yang sedang sakit. Kemudian bapak dari murid ibu Rahayu itupun memberinya tujuh puluh lima ribu. Lama tak bersua Rahayu, bapak dari murid Rahayu bertanya pada anaknya. Ternyata Rahayu sudah lama tak mengajar lagi. Ketika bapak sedang muncuci mobil, Rahayu menghampirinya, dan berpamitan kepada orang yang telah meminjami uang itu, bahwa ia akan pergi ke Lombok untuk mencari pekerjaan. Cerita keempat berjudul “Sekarang Dia Bangsawan”. Cerpen ini mengisahkan Wayang Kerug yang pada usia sepuluh tahun sudah ditinggal mati oleh ibunya, dan ayahnya kawin lagi dan tinggal di desa tetangga. Kerug menjadi tak terurus, dan kemudian ia diadopsi oleh seorang lelaki Jepang. Kerug dibawa ke Jepang dan namanya berubah menjadi Akihiro Maeda. Setelah dua puluh tahun kemudian Maeda pergi ke Bali untuk berwisata sekaligus mencari ayahnya. Ternyata ayahnya sekarang sudah menjadi pengusaha yang kaya. Kerug tidak lagi berniat untuk memberitahukan identitasnya pada ayahnya. Cerita kelima berjudul “Terompong Beruk”. Dalam cerpen ini, dikisahkan bahwa kesenian tradisional di Bali, yaitu Terompong Beruk sudah tidak lagi diminati masyarakat. Cerita keenam tentang “Arloji Sumiani” yang menceritakan tentang sumiani yang mendapatkan jam arloji. Sumiani beberapa kali mengantar saya untuk keliling-keliling solo. Untuk yang terakhir kali saya diantar oleh sumiani. Suatu kali saya menghadiahkan sumiani sebuah jam arloji itu. Sampai-sampai suami sumiani tidak percaya kalau jam tangan arloji itu dibeli oleh sumiani sendiri. Karena suami sumiani tidak percaya suami sumiani menyuruh untuk membuang jam arloji tersebut. Sumiani tidak sanggup untuk membuangnya karena sumiani menghargai pemberian oleh dia. Akhirnya ia berfikir untuk menyembunyikannya ke belakang almari. Sampai bertahun-tahun jam tangan tersebut masih aman dan masih bisa dipakai. Cerpen ke tujuh berjudul “seekor ayam panggang “ yang menceritakan seorang tokoh yangg membuat sesaji untun banten. Tetapi sesaji tersebut lenyap karena dicuri oleh toma dan dedi. Keduanya mengambil secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh tantenya. Naasnya keduanya tidak mengetahui akan akibat yang diperoleh apabila keduanya mengambil sebelum sesaji itu diberikan kepada banten. Tante nyoman menjelaskan bahwa sesaji ayam panggang tersebut dapat mendatangkan bencana besar jika dimakan sebelum diberikan kepada banten.

Cerpen ke delapan yang berjudul “lima tikaman “ yang menceritakan seorang tokoh yang suka memancing. Disuatu ketika dia melihat seorang gadis cantik. Tapi dia curiga dengan gadis itu dia mengira bahwa gadis itu seorang pengedar narkoba. Nyoman berinisiatif untuk mengikuti itu gadis tapi nasib buruk menimpa nyoman. Dia berusaha menjerat gadis itu dan akhirnya gadis itu mati dan nyoman disangka membunuh gadis tersebut. Cerpen ini cukup baik untuk dibaca para pembaca. Pembaca akan lebih tau akibat buruk dari melakukan sesuatu tanpa menyelidiki terlebih dahulu.

Related Documents

Resensi Buku
November 2019 25
Resensi Buku
May 2020 20
Resensi Buku Bk.docx
May 2020 18
Resensi Buku 2.docx
December 2019 27

More Documents from "Ahmad Maula Hadi"