BRONKOPNEUMONIA Sony Andik Pratama Rima Nur Annisa Dokter Pembimbing : dr. Aprilludin, Sp. P. M. Kes
Anatomi
Gambar 1. Trachea, bronchus, bronchiolus, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli
Gambar 2. Permukaan lateral dan medial paru kanan
Gambar 3. Permukaan lateral dan medial paru kiri
Definisi • Bronkopneumonia adalah peradangan umum dari paruparu, juga disebut sebagai pneumonia bronkial, atau pneumonia lobular.
• Bronkopneumonia adalah peradangan pada paru dimana proses peradangannya ini menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat yang berlokasi di alveoli paru dan dapat pula melibatkan bronkiolus terminal.
Epidemiologi Insidens penyakit saluran napas menjadi penyebab angka kematian dan kecacatan yang tinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat (PK) atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/ PN).
Klasifikasi menurut anatomi a. Pneumonia Lobaris Terjadi pada seluruh atau satu bagian besar dari lobus paru dan bila kedua lobus terkena bisa dikatakan sebagai pneumonia lobaris. b. Pneumonia Interstitial (Bronchiolus) Terjadi pada dinding alveolar dan jaringan peribronkhial serta interlobularis. c. Pneumonia Lobularis (Bronchopneumonia)
Terjadi pada ujung akhir bronkhiolus yang dapat tersumbat oleh eksudat mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus.
. Klasifikasi Berdasarkan Lingkungan dan Penjamu
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Lingkungan dan Pejamu Tipe Klinis
Epidemiologi
Pneumonia Komunitas
Sporadis atau endemic; muda atau orang tua
Pneumonia Nosokomial
Didahului perawatan di RS
Pneumonia Rekurens
Terdapat dasar penyakt paru kronik
Pneumonia Aspirasi
Alkoholik, usia tua
Pneumonia pada gangguan imun
Pada pasien transplantasi, onkologi, AIDS
Etiologi
Bakteri
Virus
Jamur
Aspirasi
Pneumonia Interstisial dan Bronkiolitis
Pneumonia oleh radiasi
Pneumonia Hipersensit ivitas
Gejala Klinis Demam Menggigil
Muntah
Nyeri dada
Sesak napas
Tenggorakan luka
Diare
Nyeri perut
Stadium Pneumonia : a. (Stadium I) Kongesti (4 sampai 12 jam pertama) Eksudat serosa masuk kedalam alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor.
b. (Stadium II) Hepatisasi merah (48 jam berikutnya) Paru-paru tampak merah dan bergranula (hepatisasi seperti hepar) karena sel-sel darah merah, fibrin dan leukosit polimorfonuklear mengisi alveoli. c. (Stadium III) Hepatisasi kelabu (3 sampai 8 hari) Paru-paru tampak kelabu karena leukosit dan fibrin mengalami konsolidasi didalam alveoli yang terserang. d. (Stadium IV) Resolusi (7 sampai 11 hari) Eksudat mengalami lisis dan direabsorpsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali pada strukturnya semula. e. Gejala Bronkopneumonia
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang 1. 2. 3. 4. 5.
Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray) Pemeriksaan laboratorium (Darah Lengkap, Serologi, LED)
Analisis gas darah dan Pulse oximetry Pewarnaan Gram/Cultur Sputum dan Darah Pemeriksaan fungsi paru-paru
Penatalaksanaan 1. Terapi antibiotic Merupakan terapi utama pada pasien pneumonia dengan manifestasi apapun, yang dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebabnya.
a. Anti biotik sesuai dengan hasil biakan atau berikan: 1) Untuk kasus bronkopneumonia community base (1. Ampicilin 100mg/kgBB/hari dalam 4 hari pemberian. 2. Chloramfenikol 75 mg/kgBB/hari dalam 4 kali pemberian).
2) Untuk kasus bronkopneumonia hospital base (1. Cefotaxim 100mg/kgBB/Hari dalam 2 kali pemberian. 2. Amikasin 10-15mg/kgBB/Hari dalam 2 kali pemberian)
Penatalaksanaan 2.
Terapi suportif umum a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80-100 mmHg atau saturasi 95-96 % berdasar pemeriksaan AGD. b. Humidifikasi dengan nebulizer untuk mengencerkan dahak yang kental.
c. Fisioterapi dada untuk pengeluaran dahak, khususnya anjuran untuk batuk dan napas dalam. d. Pengaturan cairan e. Pemberian kortikosteroid, diberikan pada fase sepsis. f. Ventilasi mekanis : indikasi intubasi dan pemasangan ventilator dilakukan bila terjadi hipoksemia persisten, gagal napas yang disertai peningkatan respiratoy distress dan respiratory arrest. g. Drainase empiema bila ada
Komplikasi 1. 2. 3. 4. 5.
Empiema Otitis Media Akut Atelektasis Empisema Meningitis
TERIMAKSIH..