Bronkitis akut, bronkiolitis, dan pneumonia pada anak Oleh: Taufik Abidin Fakultas Kedokteran Universitas Mataram
Bronkitis akut proses inflamasi selintas yg mengenai trakea, bronkus utama, dan menengah yg bermanifestasi sbg batuk, serta biasanya akan membaik tanpa terapi dlm 2 minggu. Bronkitis kronis kondisi kronis atau berulang dari batuk produktif yg terjadi selama 3 bln dlm setahun & berlangsung selama 2 tahun.
Etiologi
Umumnya virus rhinovirus, RSV, influenza, parainfluenza, adenovirus, rubeola, & paramyxovirus. Bakteri mycoplasma pneumoniae, pertusis, diphteria, S.aureus, S.penumoniae, H.influenza.
BRONKITIS AKUT VIRUS
Mengikuti gejala ISPA rhinitis, faringitis. Batuk muncul stlh 3-4 hari ISPA.
Awalnya keras & kering, lalu ringan & produktif. Anak besar produksi sputum dgn batuk serta nyeri dada.
Gejala menghilang dlm 10-14 hr.
Terapi
Suportif istirahat, minum yg byk, penurun panas. Antibiotik jika dicurigai ada infeksi bakteri atau telah dibuktikan dgn pemeriksaan. Obat penekan batuk tidak perlu batuk diperlukan u/ pengeluaran sputum. Jika ada wheezing bronkodilator β2-agonis.
BRONKITIS AKUT BAKTERI
Pd infeksi pertusis & C.diphteriae ISPA dominan rinitis, konjungtivitis, demam sedang, & batuk.
Khas batuk kuat berturut2 dlm satu ekspirasi, yg diikuti dgn usaha keras & mendadak u/ inspirasi.
Lab PA infiltrasi mukosa o/ limfosit & leukosit PMN. Diagnosis pasti kultur dari sekresi mukus. Terapi eritromisin.
BRONKIOLITIS
Penyakit IRA-bawah gy ditandai dgn adanya inflamasi pd bronkiolus. Infeksi akut pd bronkiolus secara menyeluruh yg ditandai dgn adanya obstruksi inflamasi pd saluran napas. sering di derita bayi dan anak kecil yang berumur <2 tahun. angka kejadian tertinggi 6 bulan. klinis pernafasan cepat, retraksi dinding dada dan wheezing.
Paling sering terjadi pada usia 2 – 24 bulan, puncaknya pada usia 2 – 8 bulan. 95% <2 tahun . 75 % <1 tahun Etiologi:
RSV sering. Virus parainfluenza, adenovirus, mikoplasma, influenza.
Patofisiologi.
Virus pd epitel bersilia inflamasi akut obstruksi bronkiolus akibat edema, sekresi mukus, timbunan debris sel2 mati diikuti infiltrasi limfosit peribronkial & edema submukosa. Resistensi meningkat slma inspirasi & ekspirasi air trapping & hiperinflasi, karena radius saluran respiratori lebih kecil slma ekspirasi. Atelektasis terjadi pd saat terjadi obstruksi total & udara yg terjebak di absorbsi.
Diagnosis: Anamnesis:
Gejala awal ISPA akibat virus, seperti pilek ringan, batuk dan demam, yang mengenai anak usia maksimal 24 bulan yang lebih banyak terkena adalah usia dibawah 12 bulan.(7) Satu hingga dua hari batuk+sesak nafas. wheezing, merintih,nafas berbunyi, muntah setelah batuk, rewel dan penurunan nafsu makan. Adanya riwayat kontak dengan penderita infeksi saluran pernafasan atas
Pemeriksaan fisik. Takipnea, takikardia, febris (>38,5oC). Ekspirasi memanjang, wheezing. Retraksi ringan, vesikuler menurun, napas cuping hidung. foto thorax: Normal atau emfisematus.
Bronkiolitis Ringan -
Sedang
Kemampuan untuk makan normal Sedikit atau tidak ada gangguan pernafasan Tidak kebutuhan akan oksigen tambahan (saturasi O2 > 95 % -
-
Gangguan pernafasan sedang dengan beberapa kontraksi dinding dada dan nafas cuping hidung Hipoksemia ringan dan dapat dikoreksi dengan oksigen Mungkin menampakkan pernafasan yang pendek ketika makan Mungkin memiliki episode apnoe yang singkat
Berat -
-
-
Tidak dapat untuk makan Gangguan pernafasan berat, dengan retraksi dinding dada yang jelas, nafas cuping hidung dan dengkuran. Hipoksemia yang tidak terkoreksi dengan oksigen tambahan Mungkin terdapat peningkatan frekuensi atau episode apnoe yang panjang. Mungkin menampakkan peningkatan kelelahan.
SKOR DERAJAT BRONKHIOLITIS
Interpretasi:
Ringan <3 Sedang 3-15 Berat >15
Terapi: Derajat ringan:
Derajat sedang:
Rawat jalan, suportif, nutrisi. MRS Oksigenasi 35%-40%, salbutamol nebulasi 0,1 mg/kg/dosis per 4-6 jam. Antibiotik infiltrat jelas, leukositosis, kegagalan respirasi, kultur bakteri (+), kasus2 berat. Suportif
Derajat berat:
Nebulasi salbutamol, steroid dexametason 0,1-0,2 mg/kg/dosis I.V. Antibiotik spektrum luas. Suportif.
PNEUMONIA
Pneumonia dalah penyakit peradangan parenkim paru timbulnya ketidakseimbangan ventilasi dengan perfusi (ventilation perfusion mismatch).
Diagnosis: Anamnesis:
Pem.fisik:
Demam (>39oC), sesak napas, takipneu, napas cuping hidung. Retraksi dinding dada, perkusi pekak, rhonki basah halus.
Lab:
Batuk (+), sesak mendadak (+), demam tinggi terus menerus (+), nyeri dada, ekspetorasi purulen.
Leukosistosis, asidosis respiratorik.
Foto thorax: infiltrat s/d konsolidasi.
Gambaran pneumonia pada anak
Prediktor kuat: demam. Sianosis Ditambah satu/ lebih gejala takipnea, batuk, napas cuping hidung, retraksi, rhonki, & suara napas melemah. Tandah bahaya pd anak 2 bln- 5 thn:
Tidak dpt minum. Kejang. Kesadaran menurun. Stridor. Gizi buruk.
Tanda bahaya pd anak <2 bln:
Malas minum. Kejang. Keasdaran menurun. Stridor. Mengi. Demam/ akral dingin.
Klasifikasi pneumonia pd anak Usia
Pneumonia berat
Pneumonia
Bukan pneumonia
2 bln s/d 5 thn Sesak napas(+) Sesak napas (+). Napas cepat (-). Takipnea; >50 Sesak (-) x/mnt (2 bln-1 thn) atau >40 x/mnt (>1 thn) <2 bln
Napas cepat >60 Napas cepat (-)/ x/mnt atau sesak sesak (-). napas.
Indikasi MRS : a. Ada kesukaran nafas, toksis b. Sianosis c. Umur kurang 6 bulan d. Ada penyulit, misalnya :muntah-muntah, dehidrasi, empiema e. Diduga infeksi oleh Stafilokokus f. Imunokompromais g. Perawatan di rumah kurang baik h. Tidak respon dengan pemberian antibiotika oral
Terapi ABC. Diet TKTP. Asidosis Na-bicarbonat 1 meq/kg. Antibiotik:
<3 bln gentamisin 5 mg/kg/hr. >3 bln ampisilin 100 mg/kg/hr + kloramfenikol 100 mg/kg/hr.
Simtomatis.
Terima kasih