Beberapa pesan untuk kelas XII Beberapa anak datang saat saya sedang istirahat di ruang BK Sabtu kemaren. Biasalah obrolan seorang murid dengan gurunya. Silih berganti, hingga pukul 13.30, saya menghadapi 7 siswa dan 4 pasang orang tua siswa. Banyak hal yang saya dapatkan dari pembicaraan tersebut. Tetapi yang paling perlu mendapat perhatian lebih adalah kesiapan para siswa terhadap Ujian Perguruan Tinggi. Tahun ini memang beberapa perguruan tinggi mengubah skema Ujian. UI sebagai salah satu PTN favorit mencuri start lebih awal. Memang sich ITB melakukan penjualan formulir lebih awal tetapi UI membalap di tikungan. Dengan hanya sekali ujian untuk dapat diterima pada semua program-program yang ditawarkan (yang pada tahun lalu, setiap program berbeda waktu ujiannya), maka membuat UI menjadi sebuah pilihan yang sulit. Tahun lalu, para siswa menjadikan UI sebagai cadangan, kecuali untuk beberapa pilihan jurusan, Pendidikan Dokter, Akuntansi dan Komunikasi. Jadwal tahun lalu USM ITB ujian pertama kali, setelah itu UM UGM, UMB UI, dan selanjutnya ada UM UNDIP dan SMUP UNPAD, serta terakhir SNMPTN. Faktor pengumuman ujian dan memenuhi kewajiban administrasi menjadi kendala di tahun lalu. Tetapi tetap saja siswa masih nyaman, karena prioritas anak masih terkondisi dengan baik. Ujian pertama tahun ini, SIMAK UI, menurut pengamatan saya, telah membuat konsentrasi siswa terganggu. Apalagi dengan pengumuman hasil ujian yang ditetapkan. Persoalan akan menjadi krusial jika anak yang memang berniat ke UI tidak lulus, sementara anak yang tidak terlalu berminat lulus di Pendidikan Dokter padahal siswa tersebut juga mendaftar untuk masuk STEI ITB melalui USM. Siswa yang pertama akan berkonsentrasi di SNMPTN, atau dia akan “mengacau” mengganggu siswa lain dengan mengikuti ujian lain di PTN lain hanya untuk mendapatkan jam terbang dalam menghadapi SNMPTN. Disisi lain, siswa yang kedua setelah diterima di Pendidikan Dokter UI, dia pun akan bimbang dalam mengikuti USM. Karena belum tentu dapat diterima di ITB. Positifnya siswa tersebut akan percaya diri mengikuti USM, tetapi akan bimbang di hari kedua setelah melihat soal USM ITB. Meilihat kondisi ini, selalu yang terjadi adalah siswa dengan kemampuan lebih tetap akan menadapatkan keuntungan. Selalu dalam kondisi yang kurang nyaman buat siswa yang berada di zona bawah atau pun rata-rata. Tulisan ini memang tidak untuk diberikan kepada siswa yang outstanding tetapi lebih kepada para siswa yang ingin meningkatkan kemampuannya dalam rentang waktu sebulan ini. Saya yakin, kalian bisa mengelola diri dalam meningatkan kemampuan kalian. Program yang saya dedikasikan untuk kalian siswa SMA Negeri 8 Jakarta. Berfungsi maksimal jika keadaan normal. Jika ada kendala sedikit saja, maka kalian harus mengeksekusi persoalan dengan melihat skala prioritas. Kondisi diri Simak UI tanggal 1 Maret, berarti masih ada 37 hari lagi. Dalam rentang waktu 30 hari ke depan kamu harus siap secara optimal, dari sisi nilai TRY OUT atau pun mental. Berapa nilai Try Out yang ada sekarang ? Tanyakan ke bimbingan belajar aka nada
berapa Try Out, akan nada berapa tambahan, pokonya semua hal yang bisa meningkatkan “jam terbang” mengerjakan soal. Materi Soal Saya tidak bicara materi pelajaran. Itu sudah lewat, sekarang belajar dari soal tes atau soal uji coba. Beberapa siswa salah mengerti, mereka membagi minggu atas, minggu ini belajar fisika, minngu depan matematika. Salah, salah dan salah. Nilai ujian PTN itu total semua nilai, jadi arus mampu di semua soal. Kumpulkan soal dari teman-teman beda bimbingan belajar, foto copy kerjakan mandiri di rumah atau di sekolah. Buat kelompok pembahasan soal-soal tersebut. Belajar intensif di rumah teman yang kooperatif. Kenyamanan Beberapa siswa tidak nyaman belajar di sekolah. Gurunya tidak hadir, ada tugas PR lah, ruang belajar kotor dan sebagainya. Kebijakan tahun lalu sudah benar menghilangkan semua pelajaran mulok kelas XII. Kelas XII hanya terpaksa sekali diberikan PR, tidak perlu cari-cari masalah yang dapat mengganggu, seperti masalah pakaian, bahkan rambut. Membuat siswa nyaman agar konsistensi dan konsentrasi tidak terganggu. Ada siswa yang “cabut” ke bimbingan dari pagi hingga malam. Itu hal yang biasa terjadi tiap tahunnya. Beberapa siswa memang menggunkan cara yang santun, minta ortunya buat surat atau ijin ke sekolah. Dukungan pihak lain Orang tua merupakan dukungan yang utama. Saya senang ketika ada orang tua yang rela menjaga anaknya belajar hingga larut, menyediakan makanan, bahkan membangunkan ananda untuk sholat tahajjud bersama. Guru di sekolah harus memberikan dukungan juga, tokh keberhasilan siswa juga kebanggaan para guru. Dukungan bukan dengan katakata, tetapi secara nurani dan fisik siswa merasakan kehadiran dukungan guru. Yang terakhir adalah dukungan teman. Berbagi ilmu, berbagi perhatian, berbagi pengingatan, bahkan berbagi makanan (?). Hahahhahaha, belajar kalau tidak ada support makanan, nggak lucu ah. Data Harus didapatkan data tahun lalu, Nilai Ambang Batas, Nilai Nasional, Passing Grade atau apa pun namanya. Nilai try out teman, kemampuan diri sendiri berupa sebaran ketidak mampuan pada point-point soal. Anda gagal mengidentifikasi ketidak mampuan, maka sebenarnya anda telah gagal sebelum ujian. Belajar dari banyaknya ketidak mampuan, daripada belajar dari kemampuan. Keyakinan Yakini anda DITERIMA DI PERGURUAN TINGGI. Minggu, sebelum imlek. 10.23 di r. 201