ARIES Widya Sawitar - Himpunan Astronom Amatir Jakarta - Planetarium & Observatorium Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Provinsi DKI Jakarta
Dalam mitologi Yunani terdapat cerita tentang bulu domba emas. Raja Athamus dari Boetia setelah menikah dengan Nephele memiliki putra Phrixus. Karena kecewa dengan Nephele, maka sang raja menikah lagi dengan Ino. Bagi Ino kehadiran Phraxis merupakan ancaman bagi keturunannya. Akhirnya secara rahasia memusnahkan sebagian besar bibit jagung yang membuat rakyat nantinya akan kelaparan. Kejadian ini membuat Athamus mengirim utusan ke orang bijak di Delphi. Namun, Ino menyuap utusan tersebut agar nanti menjawab ke Athamus bahwa agar panen berhasil, maka putra mahkota harus dikorbankan. Hermes (Mercury dalam mitologi Romawi) yang mendengar doa Nephele, akhirnya mengirim domba dengan bulu emas untuk mengambil Phrixus yang sudah diletakkan di altar pengorbanan. Sementara Helle, adik Phrixus, yang juga diselamatkan oleh keberadaan domba tersebut dikisahkan jatuh dan menemui kematian oleh binatang buas yang membuat celah besar. Celah ini membelah Eropa dan Asia, yang kini selat tersebut dikenal dengan nama the Hellenpont (sea of Helle) sebagai penghargaan kepadanya. Domba tersebut membawa Phrixus yang selamat tersebut ke daerah Colchis di pantai Laut Hitam. Lalu mempersembahkan domba tadi ke dewa Zeus (Jupiter dalam mitologi Romawi), sementara bulu domba emasnya dipersembahkan ke raja Colchis yaitu Aeetes. Bulu domba ini akhirnya terjaga secara aman di hutan keramat milik dewa Ares (Mars di Romawi). Yang menjadi penjaganya adalah seekor naga, dan terus tersimpan sampai saatnya nanti dicuri oleh Jason bersama armadanya the Argonauts (salah satu cerita tentang rasi bintang Argo Navis, kapal yang dibuat Jason dengan bantuan dewi Athene atau Athena yang di Romawi dikenal sebagai Minerva. Adapun rasi bintang Argo Navis baru dipetakan secara astronomis pertama kali oleh Ptolemy abad 2). Adapun Jason melakukan ini karena ayahnya – raja Aeson dari Thessaly (tanah kelahiran Phrixus) - dikudeta oleh saudara tirinya Pelias. Pelias setuju tahta dikembalikan ke Jason dengan syarat Jason bisa mengambil bulu domba tersebut dari hutan keramat milik Ares. Jason pun berhasil, dan inipun karena bantuan justru dari putri Aeetes sendiri, yaitu Medea, yang jatuh hati pada Jason bahkan ikut lari bersamanya kembali ke Thessaly. Dari kisah ini, dalam astrologi bahwa Aries-lah yang mengatur dewa perang Ares (Mars). Hal ini karena tugas Ares harus menjaga keberadaan Aries sang domba emas. Namun, dalam perkembangannya terjadi kebalikannya bahwa justru Aries didominasi oleh keberadaan Ares. Zodiak Saat ini Aries dikenal sebagai salah satu dari 88 rasi bintang atau konstelasi sekaligus salah satu dari 12 simbol Zodiak (Simbol ke 1). Manilius, dari Romawi pada abad 1 mendeklarasikan bahwa Aries adalah primadona dari semua Zodiak, oleh sebab itu pada urutan zodiak merupakan simbul yang pertama. Sementara pada budaya Assyria (Mesopotamia kuno) di sebelah utara Tigris memiliki kebiasaan untuk mengorbankan seekor domba saat Matahari mencapai titik equinox (titik musim semi). Mereka menyebut daerah rasi ini sebagai Altar atau Pengorbanan. Mengenai batasan tanggal yang biasa ada pada pedoman Zodiak adalah antara tanggal 22 Maret s.d 21 April. Jadi yang lahir antara tanggal tersebut dikatakan berbintang Aries. Sementara berdasar kenyataan saat ini (epoch 2000),
Matahari melintasi daerah Aries antara tanggal 18 April s.d 13 Mei (hanya selang 25 hari). Harusnya yang lahir pada kurun waktu inilah yang berbintang Aries. Di Indonesia, daerah tempat Aries di langit dipetakan dengan nama Sumbul (Bakul). Kembali ke langit perbintangan, bahwa saat terbaik untuk melihat rasi bintang Aries dimulai akhir bulan Oktober (Patokan kota Jakarta). Pada jam 18:00 WIB, rasi bintang ini sudah terbit di ufuk Timur. Atau berkisar tanggal 22 Oktober jam 24:00 WIB, bintang paling terangnya yaitu Hamal (dari bahasa Arab, artinya anak biri-biri) berada di garis meridian (lingkaran semu dari Utara ke Selatan melalui puncak langit atau zenith). Ketinggian dari titik Utara sekitar 70 derajat. Posisi ini biasa disebut titik kulminasi. Sementara rasi bintang ini pada minggu terakhir bulan April jam 18:00 WIB sudah terbenam. Jadi sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai nanti tampak lagi di awal malam pada akhir bulan Oktober. Letaknya di sebelah timur rasi bintang Pisces. Dalam mengamati langit karena adanya polusi udara dan polusi cahaya, apalagi kalau kita tinggal di kota besar semisal Jakarta – maka pada umumnya akan sulit untuk melihat bintang-bintang. Terlebih dalam menera rasi bintang, khususnya dekat ufuk. Apalagi untuk rasi bintang Aries. Berhubung tidak banyak bintang yang cemerlang, oleh sebab itu formasinya agak sedikit sulit untuk ditera. Pada rasi bintang ini ada 4 bintang yang menonjol yaitu : - α-Ari (Alpha Arietis) atau Hamal, warna kuning. Magnitudo semu sebesar 2,0 (bintang paling lemah yang bisa dilihat mata bugil adalah 6). Biasanya indeks α adalah bintang paling terang di rasi bersangkutan. - β-Ari atau Sheratan (dari bahasa Arab yang artinya tanda atau jejak). Namun nama Sheratan ini terkadang digunakan pula untuk bintang Mesarthim (γ-Ari). Penamaan tersebut karena kedua bintang ini dijadikan patokan titik equinox bulan Maret (titik musim semi atau titik Aries). Sebagai titik 0 0 dalam koordinat langit yaitu asensio rekta yang saat itu terjadi (tahun 300 – 400 SM). Saat ini sudah berpindah ke rasi bintang Pisces (ikan, atau di Indonesia dikenal sebagai Lintang Mina) sebagai akibat gerak presesi Bumi. - Saat ini diketahui bahwa γ-Ari (Mesarthim, magnitudo semu 4,6) adalah bintang ganda, dan jaraknya sekitar 160 tahun cahaya. Yang juga bintang ganda adalah ε-Ari. Jaraknya sekitar 410 tahun cahaya dengan magnitudo semu 5,3 dan 5,6 tahun cahaya. Sangat sulit dilihat dengan mata bugil dari kota Jakarta. Sayangnya tidak banyak obyek yang menarik untuk pengamatan dengan binokuler atau teleskop di Aries. Tidak seperti semisal rasi bintang Sagittarius yang banyak terdapat gugus bintang, nebula, dsb. Namun, keunikan lain bahwa ternyata titik radian dari hujan meteor permanen di siang hari salah satunya ada di Aries (Hujan Meteor Arietids antara tanggal 29 Maret hingga 17 Juni). Referensi
Cornelius, G., 1997, The Starlore Handbook : An Essential Guide to the Night Sky, Chronicle Books, p.9-19. Hartmann, W.K., 1985, Astronomy : The Cosmic Journey, Wadsworth Pub. Co., Belmont, p.6-21, 494-497. Pedersen, O. 1993, Early Physics and Astronomy : A Historical Introduction, Cambridge University Press, Cambridge, p.11, 40, Walker, C. (ed.), 1996, Astronomy : Before the Telescope, British Museum Press, London, p. 43-5, 68, 73, 87, 110, 123, 146, 154-5, 252-6, 269-70, 283-4, 288, 290, 296, 299, 301, 308, 310-11, 319-21, 324, 328, 338. - - - dmswk - - -