Bbdm Skenario 1 2.3.docx

  • Uploaded by: Raras P P
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bbdm Skenario 1 2.3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,330
  • Pages: 16
BBDM MODUL 2.3 SKENARIO 1 ASAM LAMBUNG BERLEBIH Seorang Perempuan berusia 20 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri ulu hati dan mual yang sudah dirasakan tiga hari, pasien menceritakan bahwa sebelumnya mengkonsumsi rujak yang pedas dan asam. Keluhan serupa dialami pasien setiap mengkonsumsi makanan yang pedas dan asam. I.

Terminologi 1. Asam Lambung

: Campuran zat yang ada di dalam lambung seperti HCl,

pepsin yang menimbulkan suasana asam 2. Ulu hati : Regio epigastrica 3. Mual : Rasa ingin muntah II.

Rumusan Masalah 1. Apakah hubungan makanan pedas dan asam pada nyeri ulu hati dan kenaikan asam lambung? 2. Apakah hubungan mual dengan nyeri ulu hati? 3. Apakah ada hubungan umur dengan nyeri ulu hati? Jika ada, bagaimana?

III.

Brainstorming 1. Makanan pedas akan mengakibatkan iritasi di lambung, sedangkan makanan asam akan mengakibatkan peningkatan konsentrasi H+ dalam lambung sehingga pH dalam lambung semakin asam. Hal tersebut mengakibatkan lapisan mukosa lambung tidak dapat menahan tingkat keasaman yang terlalu tinggi sehingga lambung mengalami iritasi. 2. Pada daerah epigastrica terdapat organ lambung, jika lambung bermasalah maka akan timbul mual atau perih. 3. Ada. Pada umumnya nyeri yang berkepanjangan (kronis) dapat dibedakan dengan nyeri akut. Dimana pada kasus ini, nyeri akut karena nyeri timbul setelah keadaan tertentu.

IV.

Peta Konsep

Histologi

Biokimia: Enzim di gaster

Gaster

Fisiologi: Pencernaan makanan

V.

VI.

Sasaran Belajar 1. Anatomi 2. Histologi 3. Fisiologi 4. Biokimia

: Gaster : Gaster : Pencernaan makanan di gaster : Enzim di gaster

Belajar Mandiri 1. Anatomi Gaster

Anatomi

Gaster berada di antara esophagus dan duodenum. fungsinya adalah untuk menampung makanan, digesti, dan absorbsi alkohol. morphologisnya berbentuk seperti huruf J dalam keadaan kosong dengan paries anterior (superior) dan paries posterior (inferior) dan bagian-bagiannya yaitu: - Pars cardiaca yang berhubungna dengan esofagus melalui ostium cardiacum - Pars fundus yang mengalami konveksitas ke arah cranial - Pars corpus adalah bagian gaster yang terbesar. di sinistra ada curvatura major, di -

dextra ada curvatura minor Pars pylorica yang terbagi menjadi dua bagian yaitu: antrum pyloricum dan pyloricum. Gaster merupakan organ intraperitoneal. pada curvatura minor membentang

omentum minus dari perkembangan mesogastrium ventrale. Holotopi pada dinding anterior abdomen terletak pada regio hypochondriaca sinistra hingga epigastrica. Letak pars cardiaca setinggi corpus vertebra thoracal 11, sedangkan pylorus berada di bidang transpylorica. Vascularisasi gaster mendapatkan perdarahan arteri dari truncus coeliacus dan percabangannya: - curvatura minor: a. gastrica sinistra et dextra - curvatura mayor: a. gastroomentalis sinistra et dextra - fundus: aa. gastrica breves - posterior: a. gastrica posterior Sedangkan venanya mengikuti arterinya. Untuk sistem limfatiknya: - curvatura minor sisi kiri ke nnll. gastrica sinisra lalu ke nnll. coeliacus - curvatura minor sisi kanan ke nnll. gastica dextra lalu ke nnll. suprapylorus lalu ke nnll. coeliacus - curvatura major sisi kiri ke nnll. gastroepiploica sinistra lalu ke nll. lienalis - curvatura major sisi kanan ke nnll. subpylorica lalu ke nnll. coeliacus Inervasi gaster: - parasimpatis untuk gerak motilitas (pengosongan gaster dan sekremotor kelenjar) -

dari n. vagus sinistra (anterior) dan n. vagus dextra (posterior) simpatis afferen membawa impuls nyeri, sedangkan efferennya menginhibisi motilitas, kontriksi m. sphincter pylorus, vasokontriksi arteri dan nnll. spinales thoracal 5-12 melalui n. splanchnicus major et minor lalu ke plexus coeliacus.

2. Histologi Histologi organ digestivus terdiri dari : Esofagus

Esofagus merupakan bagian saluran cerna yang disebut merupakan saluran berotot yang berfungsi meneruskan makanan dari mulut ke lambung (Mescher,2011). Esofagus merupakan suatu saluran lunak dengan panjang kira-kira 10 inci yang berjalan dari faring sampai ke lambung. Saluran ini terletak di belakang trakea dan di mediatinum rongga toraks. Struktur dinding esofagus sama halnya seperti keseluruhan usus yang terdiri dari membran mukosa luminal (Tunika mukosa) yang dipisahkan dari lapisan muskular (Tunika muskularis) oleh lapisan jaringan ikat longgar (Tela submukosa). Partes cervicalis dan thoracica dilapisi oleh tunika adventitia sedangkan permukaan bagian luar pars abdominalis intraperitoneal dilapisi oleh peritoneum visceral yang membentuk tunika serosa (Paulsen dan Washchke, 2012). Bagian esofagus yang pendek terdapat di rongga abdomen sebelum berakhir di lambung. Esofagus dilapisi epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dengan sel-sel punca yang tersebar di seluruh lapisan basal (Mescher,2011).

Esofagus hanya dikelilingi oleh jaringan ikat yang disebut adventisia pada rongga toraks. Dinding terluar segmen pendek esofagus dilapisi oleh mesotelium(epitel selapis gepeng) untuk membentuk serosa di rongga abdomen. Lumen esofagus dilapisis oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk (epithelium stratificatum squamosum non cornificatum) yang basah di sebelah dalam. Lumennya akan memperlihatkan banyak lipatan longitudinal temporer di mukosa jika esofagus kosong.

Kelenjar kardia esofagus terdapat di lamina propia esofagus dekat lambung dan di submukosa terdapat kelenjar esofagus kecil. Kedua kelenjar mengeluarkan mucus untuk melindungi mukosa dan memepermudah lewatnya bahan makanan melalui esofagus. Dinding luar esofagus, muskularis eksternamengandung campuran berbagai jenis serat otot. Muskularis eksterna mengandung campuran berbagai jenis serat otot di sepertiga atas esofagus sedangkan di sepertiga tengah esofagus, muskularis eksterna mengandung baik serat otot rangka maupun otot polos, sementara sepertiga bawah esofagus terutama terdiri dari serat otot polos Gaster Dinding gaster terdiri dari 4 lapisan utama yang dapat ditemukan di struktur organ gastrointestinal lainnya, yaitu mukosa, submukosa, muskularis eksterna, dan serosa, disertai dengan vaskularisasi dan persarafan gaster (Gambar 1 dan 2). Histologi ini memperlihatkan fungsi lambung sebagai suatu kantung muskular elastis yang dilapisi oleh epitel sekretorium, walaupun terdapat variasi dari struktur lokal dan fungsional dalam struktur ini.

Mukosa Mukosa merupakan lapisan tebal dengan permukaan halus dan licin yang kebanyakan berwarna coklat kemerahan namun berwarna pink di daerah pylorik. Pada lambung yang berkontraksi, mukosa terlipat menjadi beberapa lipatan rugae, kebanyakan berorientasi longitudinal. Rugae ini kebanyakan ditemukan mulai dari pinggir daerah pyloric hingga kurvatur mayor (gambar 71.7). Rugae ini merupakan lipatan-lipatan besar pada jaringan konektif submukosa (lihat dibawah) dan bukan variasi ketabalan mukosa yang menutupinya, dan rugae ini akan menghilang jika lambung mengalami distensi. Seperti pada semua saluran cerna lainnya, mukosa ini tersusun oleh epitel permukaan, lamina propria, dan mukosa muskuler. EPITHELIUM Ketika dilihat melalui mikroskop pada magnifikasi rendah, permukaan dalam dari dinding lambung (Gambar 2) memperlihatkan bentuk sarang lebah dengan foveola gastrica kecil dan ireguler berdiameter 0,2mm. Pada dasar foveola gastrica ini

terdapat kelenjar gastrik tubular yang berinvaginasi ke arah lamina propria hingga mukosa muskularis. Epitel kolumner tunggal yang mensekresikan mukus melapisi seluruh permukaan luminal termasuk foveola gastrica dan terdiri dari lapisan sel mukosa permukaan yang melepaskan mukus gastrik dari permukaan apical untuk membentuk lapisan licin protektif tebal diseluruh permukaan gaster. Epitelium ini bermulai secara langsung pada orificium cadiac, dimana terdapat transisi drastis antara epitel oesophagus berupa epitel berlapis gepeng dan epitel gaster. Kelenjar gastrik Walaupun semua kelenjar gastrik berupa tubular (pipa), bentuk kelenjar ini beragam dan komposisi selulernya juga berbeda-beda tergantung region tertentu pada lambung.Kelenjar ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan letak regionnya, yaitu kelenjar kardiak, prinsipal (korpus dan fundus), dan pylorik. Fundus dan korpus membentuk bagian mayor dari gaster yang menghasilkan sebagian besar sekresi gaster atau getah untuk pencernaan Kelenjar Gastric Prinsipal Kelenjar gastric principle ditemukan pada corpus dan fundus, tiga hingga tujuh saluran dari tiap foveola gastrica (Gambar 1, 2, dan 3). Batas antara kelenjar ini dengan dasar dari foveola gastrik ini disebut bagian isthmus kelenjar dan lebih ke basal adalah leher, merupakan perpanjangan dari dasar. Pada dinding kelenjar terdapat terdapat paling tidak 5 jenis sel yang berbeda-beda : sel chief, sel parietal, sel leher mukosa, sel stem, dan sel neuroendokrin.

. Sel chief (peptik) (3) merupakan sumber enzim pencernaan yaitu enzim pepsin dan lipase. Sel chief ini biasanya terletak pada bagian basal, bentuknya berupa silindris (kolumner) dan nukleusnya berbentuk bundar dan euchromatik. Sel ini mengandung granul zimogen sekretoris dan karena banyaknya sitoplasmik RNA maka sel ini sangat basophilic. Sel parietal (Oxyntic) merupakan sumber asam lambung dan faktor intrinsik, yaitu glycoprotein yang penting untuk absorbsi vitamin B12. Sel ini berukuran besar, oval, dan sangat eosinophilic dengan nukleus terletak pada pertengahan sel. Sel ini terletak terutama pada apical kelenjar hingga bagian isthmus. Sel ini didapati hanya pada interval sel-sel lainnya disepanjang dinding foveola dan menggembung di lateral dalam jaringan konektif. Sel parietal memiliki ultraktruktur yang unik terkait dengan kemampuan mereka untuk mengsekresikan asam hydrochloric. Bagian luminal dari sel ini, berinvaginasi membentuk beberapa kanal buntu yang menyokong sangat banyak microvili ireguler. Di dalam sitopaslma yang berhadapan dengan kanal ini adalah membran tubulus yang sangat banyak (sistem tubulovesicular). Terdapat sangat banyak mitokondria yang tersebar di seluruh organella ini.

Membran plasma yang menyelimuti mikrovili memiliki kosentrasi H+/K+ ATPase yang sangat tinggi yang secara aktif mengsekresikan ion hidrogen kedalam lumen, ion chloride pun keluar mengikuti gradien eletrokimia ini. Struktur yang akurat dari sel ini beragam tergantung dari fase sekretoriknya : ketika terstimulasi, jumlah dan area permukaan dari mikrovili membesar hingga lima kali lipat, diduga akibat fusi segera dari sistem tubulovesikuler dengan membran plasma. Pada akhir sekresi terstimulasi, proses ini terbalik, membran yang berlebihan kembali pada sistem tubuloalveolar dan mikrovili menghilang. Sel leher mukosa sangat banyak pada leher kelenjar dan tersebar sepanjang dinding regio bagian basal. Sel ini mengsekresikan mukus, dengan vesikel sekretorik apikalnya mengandung musin dan nukelusnya terletak pada bagian basal. Namun, produksinya secara histokimia berbeda dengan produksi dari sel mukosa permukaan.

Sel bakal merupakan sel mitotik yang belum berdifferensiasi dari jenis sel kelenjar lainnya. Sel ini relatif sedikit dan terletak pada regio isthmus kelenjar dan bagian basal dari foveola gastric. Sel ini berbentuk silindris (kolumner) dengan sedikit microvili yang pendek. Sel ini secara periodik mengalami mitosis, sel yang dihasilkan bergerak ke apikal untuk berdifferensiasi menjadi sel mukosa permukaan, atau ke basal membentuk sel leher mukosa, sel parietal, dan sel chief, serta sel neuroendokrin. Semua sel ini memiliki durasi hidup yang terbatas,

terutama yang mengsekresikan mukus, dan yang selalu diganti. Periode pergantian dari sel mukosa permukaan adalah tiap 3 hari; sel leher mukosa diganti tiap minggu. Jenis sel lainnya sepertinya hidup lebih lama Sel neuroendokrin ditemukan disemua jenis kelenjar gastrik namun lebih banyak ditemukan pada corpus dan fundus. Sel ini terletak pada bagian terdalam dari kelenjar, diantara kumpulan sel chief . Sel ini berbentuk pleomorfik dengan nukleus ireguler yang diliputi oleh granular sitoplasma yang mengandung kluster granul sekretorik yang besar (o,3 microm). Sel ini mensintesis beberapa amino biogenic dan polipeptide yang penting dalam mengendalikan motilitas dan sekresi glanduler. Pada lambung sel ini termasuk sel G(yang mensekresi gastrin), sel D (somatostatin), dan sel enterochromaffin-like/ECL (histamine). Sel-sel ini membentuk sistem sel neuroendokrin yang berbeda-beda. Kelenjar Kardiak Sel kardiak terbatas pada area kecil dekat dengan orificium kardiak (Gambar 3); beberapa berupa kelenjar tubuler sederhana, lainnya merupakan tubuler bercabang. Sel yang mengsekresikan mukus mendominasi, sel parietal dan sel chief, walaupun ditemukan namun jumlahnya sedikit.

Kelenjar Pyloric Kelenjar pyloric bermula sebagai dua atau tiga pipa berlekuk-lekuk menjadi suatu dasar dari foveola gastrik pada antrum pylori: foveola mengambil sekitar 2/3 kedalaman mukosa. Kelenjar pyloric kebanyakan ditempati oleh sel penghasil mukus, sel parietal sedikit, dan sel chief sangat jarang ditemukan. Sebaliknya terdapat sangat banyak ditemukan sel neuroendokrin, terutama sel G, yang mengsekresi gastrin ketika diaktifkan oleh stimulus mekanis yang sesuai

(menyebabkan peningkatan motilitas gaster dan sekresi asam lambung). Walaupun sel parietal jarang ditemukan pada kelenjar pyloric, sel ini selalu ditemukan pada jaringan janin dan bayi. Pada dewasa sel ini dapat terlihat pada mukosa duodenum yang dekat dengan pylorus.

LAMINA PROPRIA Lamina propria membentuk kerangka jaringan konektif antara kelenjar dan mengandung jaringan lymphoid yang terkumpul dalam massa kecil folikel lymphatic gastrik yang membentuk folikel intestinal soliter (terutama pada masa awal kehidupan). Lamina propria juga memiliki suatu pleksus vaskuler periglanduler yang kompleks, yang diperkirakan berperan penting dalam menjaga lingkungan mukosa, termasuk membuang bikarbonat yang diproduksi pada jaringan sebagai pengimbang sekresi asam. Pleksus neural juga ditemukan dan mengandung ujung saraf motorik dan sensorik. MUCOSA MUSKULARIS Mukosa muskularis merupakan lapisan tipis dari serat otot halus yang terdapat pada bagian eksternal dari kelenjar. Serat muskular ini teratur dalam bentuk sirkuler di dalam, lapisan longitudinal di bagian luar, terdapat pula lapisan sirkuler diskontinu bagian luar. Lapisan dalam mengandung jelujur sel otot polos terletak di antara kelenjar dan kontraksinya kemungkinan membantu dalam mengosongkan foveola gastrik. Submukosa

Submukosa merupakan lapisan bervariabel dari jaringan konektif yang terdiri dari bundel kolagen tebal, beberapa serat elastin, pembuluh darah, dan pleksus saraf, termasuk pleksus submukosa berganglion (Meissner's) pada lambung Muscularis eksterna Muscularis eksterna merupakan selaput otot tebal berada tepat dibawah serosa, dimana keduanya terhubung melalui jaringan konektif subserosa longgar. Dari lapisan terdalam keluar, jaringan ini memiliki lapisan serat otot oblique, sirkuler, dan longitudinal, walaupun celah antara tiap lapisan tidak berbeda satu sama lain. Lapisan sirkuler kurang begiru berkembang pada bagian oesofagus namun semakin menebal pada distal antrum pyloric untuk kemudian membentuk sphincter pyloric annular. Lapisan longitudinal luar kebanyakan terdapat pada 2/3 bagian kranial lambung dan lapisan oblique dalam pada setengah bagian bawah lambung. Kerja dari muskularis eksterna ini adalah menghasilkan pergerakan adukan yang mencampur makanan dengan produk sekresi lambung. Ketika otot berkontraksi, volume lambung akan berkurang dan menggerakkan mukosa menjadi lipatan longitudinal atau rugae (lihat atas). Rugae ini akan datar kembali dan menghilang ketika lambung penuh akan makanan dan muskulatur berelaksasi dan menipis. Aktivitas otot diatur oleh jaringan saraf autonom yang tidak bermyelin, yang terdapat pada lapisan otot dalam plexus myenterik (Auerbach's) SEROSA ATAU PERITONEUM VISCERA Serosa merupakan perpanjangan dari peritoneum visceral yang menutupi keseluruhan permukaan pada lambung kecuali sepanjang kurvatura mayor dan minor pada pertautan omentum mayor dan minor, dimana lapisan peritoneum meninggal suatu ruang untuk saraf dan vaskler. Serosa juga tidak ditemukan pada bagian kecil di posteroinferior dekat dengan orificium kardiak dimana lambung berkontak

dengan

diafragma

pada

refleksi

gastrophrenik

dan

lipatan

gastropancreatik 3. Fisiologi Fungsi motorik lambung antara lain adalah: a. Penyimpanan Refleks vasovagal yaitu sinyal dari lambung ke batang otak lalu ke lambung lagi untuk mengurangi tonus di dinding corpus lambung sehingga

dinding menonjol ke luar secara progresif untuk menyimpan makanan. Tekanan lambung tetap rendah hingga batas tertentu atau lambung penuh (1,5 L) b. Penyampuran dengan gastric juice Gelombang konstriktor semakin kuat saat mencapia antrum. Makanan yang sudah tercampur dengan sekresi lambung disebut chyme. Ada juga kontraksi lapar yang terjadi saat lambung kosong sealma beberapa jam. Terkadang, kontraksi lapar ini juga disertai hunger pangs yaitu rasa nyeri mendadak waktu lapar c. Pengosongan lambung Pengosongan lambung ditimbulkan oleh kontraksi peristaltik antrum yang luat. Semakin banyak volume makanan di lambung, semakin cepat proses pengosongan lambung. Gastrin memicu pompa pilorus yang berfungsi dalam pengosongan lambung. Jika duodenum sudah ‘penuh’, maka duodenum akan mengirimkan sinyal ke lambung melalui sistem saraf enterik atau ke ganglia simpatis prevertebra lalu ke simpatis efferen atau melalui n. vagus ke batang otak yang akan menghambat pompa pilorus dan meningkatkan tonus sfigter pilorus. Jika ada lemak yang masuk ke usus halus, maka kolesistokinin akan disekresikan, dimana kolesistokinin ini menghambat motilitas lambung. Jika terdapat asam lambung di duodenum, maka akan disekresikan sekretin

Sekresi lambung bisa dihasilkan oleh: - Kelenjar oksintik (gastric) yang terdiri dari tiga tipe yaitu: sel leher mucus yang menghasilkan mucus, sel peptik yang menghasilkan pepsinogen, dan

sel parietal yang menghasilkan HCl dan faktor intrinsik. Sekresi HCl oleh -

sel parietal didorong oleh pompa hidrogen-kalium ATPase Kelenjar pilorus yang terutama mengandung sel mucusyang menghasilkan pepsinogen, bisa berfungsi membantu melumasi pergerakan makanan, dan

-

melindungi dinding lambung Sel mirip enterochromaffin (ECL) yang terdapat di recessus kelenjar

-

oksintik yang menghasilkan histamin Pada kelenjar pilorus terdapat sel G yang menyekresi gastrin. Jika protein masuk, gastriin terangsang dan ditranspor ke ECL, sehinigga histamin

-

disekresikan untuk merangsang sekresi HCl lambung. Jika terdapat stimulasi dari asetilkolin oleh n. vagus atau dari plexux saraf enterik gastic, pepsinogen banyak disekresikan. Adanya asam di lambung merangsang kerja plexus saraf enterik untuk menstimulus sel peptik

Fase sekresi lambung: a. Fase sefalik Sebelum makanan masuk ke dalalm gaster. Fase ini terjadi akibat melihat, membaui, membayangkan, dan mencicipi. Sinyal neuorogenik dari korteks cerebri dan pusat nafsu makan di amygdala dan hipotalamus melalui nucleus motorik dorsalis n. vagus untuk menstimulus sekresi gastric juice. b. Fase gastrik Terjadi saat makanan masuk ke dalam gaster c. Fase Instestinal Terjadi saat makanan masuk ke dalam duodenum Di dalam gaster, terdapat beberapa proses digesti makanan antara lain adalah: pencernaan karbohidrat di dalam lambung melibatkan enzim alfa amylase yang menghidrolisi karbohidrat menjadi polimer glukosa. Pencernaan protein di dalam lambung melibatkan pepsin yang menghidrolisis protein menjadi proteosa, pepton, polipeptida. 4. Biokimia Lambung memiliki dua fungsi utama yaitu, fungsi pencernaan dan fungsi motorik. Fungsi pencernaan dan sekresi lambung berkaitan dengan pencernaan protein, sintesis dan sekresi enzim-enzim pencernaan. Selain mengandung sel-sel yang mensekresi mukus, mukosa lambung juga mengandung dua tipe kelenjar tubular yang penting yaitu kelenjar oksintik (gastrik) dan kelenjar pilorik.

Kelenjar oksintik terletak pada bagian fundus dan korpus lambung, meliputi 80% bagian proksimal lambung. Kelenjar pilorik terletak pada bagian antral lambung. Kelenjar oksintik bertanggung jawab membentuk asam dengan mensekresikan mukus, asam hidroklorida (HCl), faktor intrinsik dan pepsinogen. Kelenjar pilorik berfungsi mensekresikan mukus untuk melindungi mukosa pilorus, juga beberapa pepsinogen, renin, lipase lambung dan hormon gastrin. Fungsi motorik lambung, yaitu menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan, mencampur makanan tersebut dengan sekret lambung sampai membentuk suatu campuran setengah padat yang dinamakan kimus, dan mengeluarkan makanan perlahan-lahan dari lambung masuk ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan absorpsi oleh usus halus. Sebagai fungsi pencernaan dan sekresi, yaitu pencernaan protein oleh pepsin dan HCl, sintesis dan pelepasan gastrin yang dipengaruhi oleh protein yang dimakan, sekresi mukus yang membentuk selubung dan melindungi lambung serta sebagai pelumas sehingga makanan lebih mudah diangkut, sekresi bikarbonat bersama dengan sekresi gel mukus yang berperan sebagai barier dari asam lumen dan pepsin. Pertahanan mukosa lambung didukung oleh sistem saraf pusat dan faktor hormonal. Diketahui bahwa aktivasi nervus vagal merangsang sekresi mukus dan meningkatkan pH sel epitel dalam lambung. Hormon lainnya, termasuk gastrin, kolestokinin, thyrotropin-releasing hormon, bombesin, EGF, peptida YY, dan neurokinin A memainkan peran penting dalam regulasi mekanisme pelindung lambung.

Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung yang kemudian mengalirkannya ke dalam lumen lambung. pH isi lumen turun sampai serendah 2 akibat sekresi HCl. Ion hidrogen (H+) dan ion klorida (Cl-) secara aktif ditransportasikan oleh pompa yang berbeda di membran plasma. sel parietal. Walaupun HCl tidak mencerna makanan apapun dan tidak mutlak diperlukan bagi fungsi saluran pencernaan, zat ini melakukan beberapa fungsi yang membantu pencernaan. Asam klorida (1) mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi enzim aktif pepsin; (2) membantu penguraian partikel makanan berukuran besar dipecah-pecah menjadi partikel-partikel kecil; (3) mematikan sebagian besar mikroorganisme yang masuk bersama makanan. Konstituen pencernaan utama pada getah lambung adalah pepsinogen. Pada saat disekresikan ke dalam lumen lambung, molekul pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif, pepsin. Setelah terbentuk, pepsin bekerja pada molekul pepsinogen lain untuk menghasilkan lebih banyak pepsinogen. Pepsin memulai pencernaan protein dengan memecah ikatan asam amino; enzim ini paling efektif bekerja pada lingkungan asam. Karena dapat mencerna protein, pepsin harus disimpan dan disekresikan dalam bentuk inaktif, sehingga zat ini tidak mencerna sendiri sel-sel tempat ia terbentuk (komponen struktural utama sel adalah protein). Oleh karena itu pepsin dipertahankan dalam bentuk inaktif pepsinogen sampai zat tersebut mencapai lumen usus.

Histamin dilepaskan dari sel-sel ECL melalui jalur2 multifaktor dan merupakan suaturegulator penting dalam produksi asam melalui reseptor subtipe H2. Sel-sel ECL biasanyaditemukan di dekat sel parietal. Histamin mengaktivasi sel parietal dengan cara yang mirip parakrin; berdifusi dari tempat pelepasannya ke sel parietal. Keterlibatan histamin dalam sekresiasam lambung (baik sebagai hormon efektor umum terakhir atau bukan) telah dibuktikan secarameyakinkan dengan penghambatan sekresi asam dengan menggunakan antagonis reseptor H2.Sel-sel ECL merupakan satu-satunya sumber histamin lambung yang terlibat dalam sekresi asam. Gastrin terutama terdapat pada sel-sel G antral. Sama seperti histamin, pelepasan gastrin diatur melalui jalur multifaktor yang melibatkan aktivasi neural sentral, distensi lokal, serta senyawa-senyawa kimia dalam lambung, dan faktor2 lain. Gastrin menstimulasi sekresi asam terutamasecara tidak langsung dengan menyebabkan pelepasan histamin dari sel-sel ECL; selain itu, juga terlihat efek langsung gastrin yang kurang begitu penting terhadap sel-sel parietal. Somatostatin, yang terletak di sel-sel D antral, dapat menghambat sekresi gastrin

dengan bekerja sebagai parakrin, tetapi

peran somatostatin

yang sebenarnya dalam menghambat sekresiasam lambung masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Pada pasien yang terinfeksi oleh Helicobacter pylori, tampak adanya penurunan sel D, hal ini dapat mengarah pada produksi gastrin yang berlebih akibat berkurangnya penghambatan oleh somatostatin. VII. Daftar Pustaka - Situs Abdominis. Diktat Anatomi FK Undip. 2011 - Frank H. Netter. Atlas of Human Anatomy. 6th edition - Gray’s Anatomy for Students. 3rd edition. 2015. Elsevier. - Guyton dan Hall. Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Elsevier. - DiFiore’s Atlas of Histology. 12th edition

Related Documents


More Documents from "fatin"

Gentur Plastik.pdf
July 2020 2
May 2020 23
May 2020 28