Trauma Tembus Abdomen: Pengalaman Pendidikan di Rumah Sakit, Calabar, Nigeria Selatan
ABSTRAK Trauma tembus abdomen biasanya mengenai rongga perut yang disebabkan oleh luka tembak (Gunshot Wound) atau luka tusuk. Baru-baru ini beberapa studi telah melakukan pendekatan yang lebih konservatif dibandingkan dengan laparotomi eksplorasi. Metode: pasien dirawat dirumah sakit Universitas Calabar Teaching (UCTH), dengan trauma tembus abdomen pada bulan Januari 2008 hingga Desember 2010 yang prospektif dikaji berdasarkan kuesioner. Jumlah total pasien dengan trauma tembus abdomen dengan jumlah total darurat, luka traumatis dan trauma abdomen terlihat selama periode yang sama. Usia pasien (28 lakilaki, 1 perempuan) berkisar antara 3-62 tahun (rata-rata 28 tahun). Manajemen penanganan trauma tembus abdomen untuk semua kasus trauma tembus abdomen, baru-baru ini beberapa studi telah menggunakan tindakan laparotomi eksplorasi sebagai penanganan trauma tembus abdomen. Jumlah total pasien dengan trauma tembus abdomen dibandingkan dengan jumlah total darurat, luka traumatis dan trauma abdomen terlihat selama periode yang sama. Hasil: Sebanyak 48 pasien disajikan dengan trauma abdomen: trauma tembus abdomen sebanyak 29 pasien (60%), dan trauma tumpul abdomen sebanyak 19 pasien sebanyak 11pasien (38%), luka tusuk sebanyak 8 pasien
(40%). Luka tembak
(27,6%) dan trauma tumpul
abdomen sebanyak 19 pasien (40%). Cedera organ paling umum adalah perforasi dari usus kecil. Kata kunci: Trauma Tembus Abdomen; Pola; Pengelolaan
1. Pendahuluan Trauma tembus abdomen biasanya terkena pada daerah rongga perut yang disebabkan luka tembak atau luka tusuk. Baudens ML melakukan eksplorasi laparotomy pertama kali untuk trauma abdomen. Kebijakan yang efektif pada keselamatan harus dikembangkan berdasarkan bukti penelitian lokal dan bukan pada model yang ada. Penelitian ini menyajikan studi saat ini trauma tembus abdomen yang memiliki karakteristik untuk melihat daerah yang membutuhkan perhatian dan mengajukan solusi untuk pencegahan. 2. Pasien dan Metode Tindakan yang yang dilakukan pada pasien trauma tembus abdomen pasien dilarikan menggunakan ambulans dan didalam ambulans dilakukan resusitasi. Setelah itu pasien
segera dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan tindakan lebih lanjut. Yang pertama lakukan regristrasi setelah itu pasien dirawat diruang gawat darurat (IGD). Pengumpulan data pada kasus trauma abdomen meliputi; mekanisme dan keadaan cedera, organ terluka. Pasien dikelompokkan menjadi dua kelompok: operasi (Laparotomi) dan manajemen tidak operasi (NOM). 3. Hasil Daerah yang sering terkena cedera adalah dada sebanyak 3 orang (37,5%), Para pasien dikategorikan menjadi dua kelompok untuk manajemen: operasi (laparotomi) sebanyak 25 orang (86,2%) dan tidak operasi sebanyak 4 orang (13,8%). Beberapa pasien yang ditimbulkan dengan luka tembak akan mengakibatkan kolon, cedera limpa / ginjal memiliki hasil yang fatal. 4. Pembahasan Mayoritas laki-laki dengan luka tembus di seluruh Amerika Serikat, sekitar 90%. Laki-laki dalam kelompok usia 21-30 tahun ini umumnya lebih agresif dalam menunjukkan
ancaman yang dirasakan jika dibandingkan usia tua. Hal ini agak
mengganggu karena kelompok usia ini merupakan masa produktif masyarakat dan dampak ini menjadi negatif pada perekonomian. Trauma tembus abdomen dapat disebabkan dari senjata api, pisau, pecahan kaca, 80% dari luka tembus adalah karena senjata api dan 20% karena luka tusuk. Upaya untuk mempertahankan
tren
dengan
pendidikan
terhadap
perilaku
kekerasan
akan
mengakibatkan penurunan lebih lanjut cedera kekerasan. Mungkin, karena penurunan beberapa pasien yang datang ke fasilitas lain untuk menyembunyikan identitas mereka dan menghindari penuntutan. Salah satu kasus pemuda di masyarakat berjalan-jalan dengan membawa parang tersembunyi di bawah pakaian mereka. Undang-undang yang sesuai dan penegakan hukum terhadap penggunaan senjata ini sebagai bukti untuk mengendalikan senjata api yang ilegal. Cedera organ yang paling umum adalah perforasi usus kecil, sedangkan pengeluaran isi dari omentum / usus kecil peringkat kedua. Luka tusukan disebabkan oleh penetrasi dinding perut dengan benda tajam. Jenis luka umumnya memiliki pola yang lebih memprediksi misalnya cedera organ. Beberapa penelitian telah menganjurkan manajemen konservatif untuk trauma tembus abdomen ketika terjadi penusukan. Laparotomi untuk luka tembak pada pasien dengan cedera yang mengakibatkan shock dapat berakibat fatal pada pasien kami. Hal ini tidak mengherankan karena managemen trauma abdomen bergantung pada pencegahan syok dan infeksi. Saat ini mengakibatkan prognosis buruk. Dalam pengaturan kami di mana
tidak ada pengobatan sebelum masuk rumah sakit, tidak ada layanan ambulance, dan respon kadang cukup untuk resusitasi dan operasi tepat waktu, faktor-faktor ini berpengaruh negatif pada hasil. Cedera usus adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas trauma. Usus besar dan kecil adalah organ yang paling sering terluka dan memiliki komplikasi yang paling sering pasca operasi. Karena fakta bahwa sebagian besar terluka parah meninggal sebelum rawat inap karena tidak ada perawatan sebelum masuk rumah sakit. Tingkat kematian rata-rata untuk semua pasien dengan luka tembus abdomen adalah sekitar 5%. Syok dapat mengakibatkan kematian pada semua pasien dengan hasil yang fatal. Kematian dari syok hemoragik di 24 jam pertama tetap menjadi penyebab paling umum kematian. Singkatnya, trauma tembus abdomen menyumbang 60% dari trauma abdomen. Lakilaki terutama pada dekade ketiga merupakan mayoritas besar pasien dengan trauma tembus abdomen. peringkat ketiga setelah luka tembakan dan tikaman yang peringkat pertama dan kedua masing-masing. luka usus yang cedera umum dan menyumbang morbiditas dan mortalitas. 5. Kesimpulan Puncak kejadian trauma abdomen adalah di usia muda dan populasi yang produktif. Semua luka organ dapat dikelola konservatif. Hati dan limpa memiliki hasil yang akurat ketika dilakukan tindakan laporotomi secara konservatif. Terlambatnya penanganan rawat inap, beberapa luka-luka organ dan cedera merupakan sebagian besar penyebab dari terjadinya kematian. Pasien dengan trauma tumpul abdomen berhasil dilakukan tindakan laporotomi harus memiliki diagnosis dini dan akurat, cepat dan kebijakan manajemen untuk meningkatkan keseluruhan prognosis pada tindakan laparotomi.