Bab 1-1.docx

  • Uploaded by: preti
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 1-1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,234
  • Pages: 7
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan gangguan payudara yang paling ditakuti perempuan. Salah satu penyebabnya karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, jika dideteksi secara dini, penyakit ini sebetulnya dapat diobati hingga sembuh (Verawati, 2013). Pemeriksaan payudara sendiri apabila dijadikan kebiasaan yang rutin dan berkala maka akan lebih banyak kanker payudara dari stadium dini yang dapat di deteksi, tetapi walaupun cara ini murah, aman, dapat diulang dan sederhana, dalam kenyataannya baru sedikit wanita yang memakai cara ini yaitu sekitar 15-30% (Yustiana Oflah. 2013). Ada beberapa hambatan dalam melakukan Sadari, seperti sulit dalam mengingat kapan harus melakukan SADARI, takut jika menemukan benjolan, merasa tidak mampu mengenali benjolan, serta rasa malu (Bobak, et al., 2004). Untuk itu diperlukan adanya motivasi yang kuat baik dari dalam diri individu maupun dari dalam diri individu untuk melakukan Sadari (Eka Afrima, 2016). Motivasi merupakan usaha dan tenaga penggerak untuk memenuhi kebutuhan yang

ada

dalam

diri

manusia

dan

kadang-kadang

dilakukan

dengan

mengeyampingkan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat dalam mencapai tujuan. Dengan adanya motivasi manusia akan lebih cepat dan bersungguhsungguh dalam melakukan tindakan serta menyadari akan pentingnya suatu perilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Tidak adanya motivasi akan

menghambat seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga diperlukan motivasi yang cukup dari setiap individu agar semua kegiatan dapat dilakukan, karena tanpa adanya motivasi, seseorang tidak akan dapat berbuat apa-apa (Eka Afrima, 2016). Kesadaran akan melakukan pemeriksaan payudara sendiri merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan yang dapat melindungi diri akan risiko kanker payudara. Dalam pelaksanaan SADARI, diperlukan suatu kemampuan dan motivasi yang kuat untuk melaksanakannya. Tidak hanya mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan SADARI, namun juga diperlukan motivasi untuk melaksanakannya sebagai upaya deteksi dini kanker payudara Sehingga apabila ditemukan adanya suatu kelainan, dapat ditanggulangi lebih dini dan mengurangi risiko berkembangnya penyakit menuju tahap selanjutnya (Eka Afrima, 2016). Masa remaja akan mengalami suatu perubahan biologis yang dalam perkembangan selanjutnya berada di bawah kontrol hormon-hormon khusus. Pada wanita, hormon-hormon ini bertanggung jawab atas permulaan proses ovulasi dan menstruasi, juga pertumbuhan payudara (Naura Putri, 2009). Menurut Pengalaman American Cancer Society adalah karena sesuatu yang telah diajarkan sejak remaja secara teratur (yaitu setiap bulan setelah haid) kemudian akan menjadi kebiasaan yang sangat berfaedah. Pemeriksaan payudara sendiri akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara (Monty P. Soemitro, 2012). Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri (Naura Putri, 2009).

Jumlah penderita kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker leher rahim. Penderitanya dapat berusia 18 tahun. Negara-negara lain seperti Eropa atau Amerika misalnya, jumlah penderita kanker payudara tidak begitu banyak dibanding dengan jumlah penderita kanker jenis lainnya. Hal ini disebabkan di negara-negara tersebut kesadaran untuk melakukan deteksi dini sudah berkembang dengan baik. Pada negara tersebut kanker payudara ditemukan pada stadium awal, sehingga segera dapat diobati dan disembuhkan. Sedangkan di Indonesia, kasus kanker ditemukan pada stadium lanjut, ketika penyembuhan sudah sulit untuk disembuhkan. Padahal mendeteksi kanker payudara stadium dini sangatlah mudah, dan dapat dilakukan sendiri di rumah. Beberapa wanita tidak ingin melakukan pemeriksaan payudara sendiri dikarenakan ketakutan, ketakutan akan adanya kelainan/ penyakit di payudaranya. Namun, semakin sering memeriksa payudara sendiri maka semakin mudah mengenal dan mudah untuk menemukan jika terdapat sesuatu yang tidak normal di payudara (Naura Putri, 2009). Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2013) diketahui bahwa gangguan pada payudara merupakan penyakit dengan persentase kasus sebesar 43,3% dan persentase kematian akibat gangguan pada payudara sebesar 12,9%. Salah satu gangguan pada payudara adalah kanker payudara. Penyakit kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu sebesar 0,5%. Prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat pada provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4%. Berdasarkan estimasi jumlah penderita kanker payudara terbanyak terdapat pada Provinsi Jawa Tengah

(11.511) dan Provinsi Jawa Timur (9.688) (Riskesdas, 2013). Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan UNUSA, didapatkan enam diantara sepuluh mahasiswi mengatakan bahwa mereka tidak memahami tentang SADARI, mereka hanya mengenal sebutan itu. Sisanya mengatakan bahwa mereka paham dan tahu mengenai SADARI, namun mereka tidak menerapkan teknik tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Yuniar Rahmawati, 2017). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya pertumbuhan dan perkembangan yang tidak normal pada payudara. Menurut Saryono dan Pramitasari.R.D tahun 2009 mengatakan bahwa Deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25% - 30%. Pemeriksaan payudara sendiri ini dilakukan secara teratur setiap bulan setelah menstruasi selesai. Pemeriksaan payudara sendiri akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara (Monty P. Soemitro, 2012). Semakin sering melakukan pemeriksaan ini maka akan semakin mengenal dan mudah untuk menemukan jika terdapat sesuatu yang tidak normal di payudara (Naura Putri, 2009). Adanya informasi tentang SADARI serta kanker payudara menjadi motivasi para wanita untuk menambah pengetahuan tentang area payudara. Hal ini menjadi dasar utama untuk menambah pengetahuan tentang pemeriksaan payudara. Semakin meningkatnya tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan payudara sendiri maka akan mempengaruhi sikap para wanita untuk menyadari pentingnya pemeriksaan payudara sendiri untuk mencegah resiko kanker payudara. Hal

tersebut meningkatkan kesadaran para wanita khususnya usia dewasa awal untuk memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mengetahui kondisi payudaranya (Handayani.D.S, 2008). Peran perawat terkait dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah sebagai edukator yaitu memberikan penyuluhan-penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang meliputi pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan sendiri akan menambah pengetahuan perempuan tentang pemeriksaan payudara sendiri sehingga akan meningkatkan status kesehatan perempuan. Pemeriksaaan payudara sendiri juga akan meningkatkan kesadaran betapa pentingnya kewaspadaan akan adanya benjolan yang tidak normal pada payudara (Monty P. Soemitro, 2012). B. Pembatasan masalah Berdasarkan

latar

belakang

di

atas,

beberapa

faktor

yang

dapat

mempengaruhi perilaku kesehatan dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri meliputi susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar. Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi pada motivasi dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang muncul adalah “Apakah ada hubungan motivasi dengan perilaku pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya?” D. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan motivasi dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi motivasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. b. Mengidentifikasi perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. c. Menganalisis hubungan motivasi dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya E. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun beberapa manfaat yang dapat diambil sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar dan kelengkapan literatur bagi pengembangan institusi pendidikan keperawatan khususnya mengenai motivasi dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi semester 1 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. 2. Manfaat Praktisi a. Bagi peneliti Peneliti mendapatkan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian dan dapat mengaplikasikan teori dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. b. Bagi remaja putri Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi mengenai pentingnya dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri, sehingga remaja putri dapat mendeteksi dini adanya gangguan pada payudara. c. Bagi Universitas NU Surabaya Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu literatur atau referensi untuk penelitian selanjutnya.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"