BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Latar Belakang Myoma uteri merupakan salah satu masalah kesehatan utama dan merupakan tumor jinak ginekologi paling banyak diderita para wanita saat mendekati masa menopause. Myoma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan ikat di sekitarnya, yang dalam kepustakaan dikenal dengan istilah fibromyoma, leiomyoma ataupun fibroid (Prawirohardjo, 2009). Myoma uteri menimbulkan masalah besar dalam kesehatan. Morbiditas yang ditimbulkan oleh myoma uteri cukup tinggi karena dapat menyebabkan nyeri perut dan perdarahan abnormal, serta diperkirakan dapat menyebabkan kesuburan rendah. Jika terjadi perdarahan abnormal yang berlebihan dapat menyebabkan anemia, penekanan pada kandung kemih yang menyebabkan sering berkemih dan urgensi, potensial untuk terjadinya sistitis dan penekanan pada rektum (Price, 2006). Sebagian besar kasus myoma uteri adalah tanpa gejala, sehingga kebanyakan penderita tidak menyadari kelainan pada uterusnya. Diperkirakan hanya separuh penderita dari tumor ini yang memperlihatkan gejala klinik. Umumnya gejala yang ditemukan bergantung pada lokasi, ukuran, dan perubahan pada myoma tersebut, seperti perdarahan haid abnormal, nyeri dan tanda penekanan (Sjamsuhidajat, 2005). Sampai saat ini penyebab pasti myoma uteri belum dapat diketahui secara pasti, namun dari hasil penelitian diketahui bahwa pertumbuhan dan perkembangan myoma uteri distimulasi oleh hormon estrogen yang terus menerus sehingga terus tumbuh dan berkembang menjadi besar (Prawirohardjo, 2010). Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita berumur 25 tahun mempunyai sarang myoma. Faktor genetik berpengaruh karena tumor ini jauh lebih sering ditemukan pada orang berkulit hitam daripada orang
1
berkulit putih. Dimana wanita kulit hitam mempunyai risiko terkena myoma uteri 2 - 3x lebih besar daripada wanita kulit putih (Wise, 2007). 1.2 Tujuan Penulisan 1. Untuk Mengetahui definisi fibroid 2. Untuk mengetahui jenis fibroid 3. Untuk Mengetahui Etiologi Fibroid 4. Untuk Mengetahui Gejala Fibroid 5. Untuk Mengetahui Cara Pengobatan Fibroid 1.3 Rumusan Masalah 1. Apa yang di maksud dengan fibroid? 2. Apa saja jenis fibroid? 3. Apa etiologi dari fibroid? 4. Bagaimana terapi fibroid?
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Fibroid/Fibroma adalah pertumbuhan sel yang tidak normal pada rahim (uterus). Fibroid yang juga dikenal dengan nama fibroid uterus, miom, fibromiom, fibro leiomiom, atau leiomiom uteri, cukup umum terjadi, dengan tiga dari empat wanita diperkirakan menderita kondisi ini. Meskipun fibroid merupakan kondisi yang tidak berpotensi kanker, dan kemungkinan kondisi ini untuk berujung pada kanker (leiomiosarkoma) sangat kecil, kondisi ini dapat menimbulkan banyak masalah seperti pembengkakan perut, nyeri pada saat datang bulan, masalah kemih, bahkan dapat mencegah kelahiran normal. Fibroid dapat berukuran sangat kecil hingga sulit untuk dilihat oleh mata telanjang, atau berukuran sangat besar hingga dapat merusak bentuk uterus. Merupakan hal yang normal bagi fibroid untuk berubah ukuran. Beberapa bahkan dapat membesar dan mengecil dengan cepat. Bahkan ada kemungkinan fibroid menghilang tanpa penanganan dokter sama sekali. 2.2 Jenis-Jenis Fibroid Terdapat empat jenis fibroid yang berbeda: 1. Fibroid subserosa – Jenis ini tumbuh di luar dinding rahim 2. Fibroid submukosa – Jenis ini tumbuh di bawah permukaan rahim namun dapat tumbuh menjalar hingga ke rahim 3. Fibroid miometrial – Jenis ini dapat ditemukan pada dinding otot rahim 4. Fibroid pedunkulata – Jenis ini tumbuh di luar rahim, namun menempel pada tangkai atau dasar rahim
3
2.3 Etiologi Beberapa ahli menyatakan bahwa tumor ini dapat dipertimbangkan sebagaineoplasma jinak yang berkembang dari sel- sel periodontal membrane yang tidak berdiferensiasi. Pakar lain menyatakkan bahwa lesi ini adalah contoh dari prosesdisplastik local dimana metabolism tulang mengalami perubahan. Fibroid sebagian besar terbentuk dari timbunan serat otot padat, namun penyebab sebenarnya dari kondisi ini belum dapat dipastikan. Kondisi ini berkembang setelah masa pubertas, dan pertumbuhannya tergantung pada kadar estrogen. Para wanita dengan kadar estrogen yang tinggi biasanya memiliki fibroid yang lebih besar, namun ketika jumlah estrogen menurun, maka ukuran fibroid juga akan mengecil. Biasanya fibroid akan menghilang setelah kehamilan karena ukuran rahim akan kembali seperti sediakala. Satu atau lebih fibroid dapat tumbuh di rahim. Jika terdapat terlalu banyak fibroid, maka kondisi ini disebut leiomiomatosis rahim yang menyebar. Penyebab pasti dari munculnya fibroid belum diketahui. Sebagian ahli percaya bahwa kondisi ini disebabkan oleh kelainan genetik, kejanggalan pada sistem pembuluh darah/vaskular, respon beberapa jaringan terhadap cedera, dan beberapa protein yang berpengaruh pada tingkat perkembang-biakan sel. Riwayat keluarga juga merupakan salah satu faktor karena fibroid biasanya tumbuh pada anggota dalam satu keluarga. Ras juga dapat menjadi salah satu faktor. Diketahui bahwa para wanita di Afrika lebih beresiko terkena tumor jenis ini dibandingkan para wanita dari ras lainnya. 2.4 Gejala Gejala yang paling umum ditemukan adalah: 1. Konstipasi/Sembelit 2. Sering buang air kecil 3. Nyeri pada saat datang bulan yang berlangsung selama tujuh hari atau lebih
4
4. Pendarahan yang hebat saat datang bulan 5. Nyeri pada tulang pinggang 6. Sulit buang air kecil 7. Nyeri pada kaki dan punggung 8. Tekanan pada dubur 9. Sulit buang air besar 10. Perut kembung 11. Nyeri saat berhubungan badan Fibroid juga dapat mengganggu kehamilan. Beberapa orang percaya bahwa fibroid adalah salah satu penyebab ketidaksuburan. Para wanita yang memiliki fibroid juga dapat mengalami masalah saat kehamilan karena kondisi ini dapat menyebabkan keguguran. Fibroid juga dapat mengganggu kelahiran. Jika ukuran fibroid terlalu besar, maka bedah caesar akan sangat dianjurkan untuk dilakukan. Fibroid biasanya diketahui pada pemeriksaan bagian dalam vagina, setelah pemeriksaan menggunakan gelombang suara ultrasonik atau pengambilan gambar memastikan keberadaan fibroid. 1. Gelombang suara ultrasonik – Sebuah pemancar gelombang ultrasonik dapat dimasukkan ke dalam vagina atau ditempatkan pada tulang pinggang untuk mengambil gambar fibroid. 2. MRI – Jika diagnosa masih belum jelas, maka MRI dapat dilakukan untuk memperoleh gambar yang lebih detail. 3. Biopsi uterus – Jika dokter masih belum yakin apakah pertumbuhannya berpotensi kanker atau tidak, maka ia dapat melakukan pengambilan contoh jaringan rahim (biopsi uterus). Prosedur ini melibatkan pengambilan beberapa jaringan dari rahim melalui vagina atau pembedahan. 4. Histerosalpingogram – Rontgen mengenali alat celup yang dimasukkan ke dalam vagina dan leher Rahim (serviks). Alat tersebut akan menghasilkan gambar rahim dan tabung tuba.
5
5. Sonohisterogram – Tindakan ini melibatkan penggunaan alat pemancar gelombang suara ultrasonik dan air yang dimasukkan ke dalam vagina. Hal ini dapat mengetahui keberadaan fibroid yang tidak terdeteksi oleh gelombang ultrasonik biasa. 6. Histeroskopi – Tindakan ini menggunakan tabung yang dipasangi kamera, yang bernama endoskop. Endoskop dimasukkan ke dalam vagina untuk mengambil gambar bagian dalam dari rahim. Namun, histeroskopi tidak dapat mengenali fibroid yang tumbuh di luar dinding rahim. 2.5 Terapi Kebanyakan kasus fibroid tidak memerlukan pengobatan, karena mereka tidak menimbulkan masalah atau menimbulkan gejala apapun. Beberapa bahkan dapat hilang tanpa penganganan dokter. Jenis
fibroid
yang
memerlukan
pengobatan
adalah
jenis
yang
menimbulkan masalah atau gejala. Fibroid jenis ini dapat diatasi menggunakan beberapa jenis pengobatan atau pembedahan. Dokter Anda akan memberikan beberapa jenis obat atau merujuk Anda untuk menemui dokter bedah jika Anda memerlukan pembedahan. Jenis pengobatan yang paling umum adalah: Obat-obatan yang dapat meredakan gejala-gejala fibroid antara lain obat anti peradangan, asam traneksamat, pil kontrasepsi dengan diminum, atau sistem levonorgestrel intrauterin, sebuah alat yang dipasang pada rahim yang berfungsi sebagai alat kontrasepsi. Beberapa jenis obat-obatan juga dapat membantu mengecilkan fibroid. Salah satunya adalah analog GnRH (gonadotrophin-releasing hormone). Jenis obat ini mengurangi kadar estrogen dalam tubuh sehingga ukuran fibroid dapat dipaksa untuk menjadi lebih kecil. Akan tetapi, menurunnya kadar estrogen dalam tubuh dapat memicu keropos tulang (osteoporosis) atau gejala-gejala mati haid. Pembedahan juga merupakan salah satu pilihan untuk mengatasi fibroid yang berukuran terlalu besar atau yang menimbulkan terlalu banyak masalah. Jenis pembedahan yang paling umum dilakukan adalah: 6
BAB III PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan Meskipun fibroid merupakan kondisi yang tidak berpotensi kanker, dan kemungkinan kondisi ini untuk berujung pada kanker (leiomiosarkoma) sangat kecil, kondisi ini dapat menimbulkan banyak masalah seperti pembengkakan perut, nyeri pada saat datang bulan, masalah kemih, bahkan dapat mencegah kelahiran normal.Namun dengan adanya beberapa terapi fibroid ini akan diatasi agar tidak menimbulka banyak masalah. 3.2 Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah di jelaskan. Untuk bagian terakhir dari makalah adalah daftar pustaka. Pada kesempatan lain akan saya jelaskan tentang daftar pustaka makalah.
7