Bahas Data Bab 2 Karakterisasi Gula Tebu.docx

  • Uploaded by: Dwi Yanti
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahas Data Bab 2 Karakterisasi Gula Tebu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 418
  • Pages: 2
BAHAS DATA BAB 2 KARAKTERISASI GULA TEBU Tebu yang digunakan pada praktikum ada tiga jenis yaitu tebu bagian atas, tebu bagian bawah, dan tebu campuran (bagian atas dan bagian bawah). Tebu bagian bawah memiliki ciri yakni diameter batang lebih luas dibandingkan bagian atas dan memiliki ruas yang lebih panjang hal itu diakibatkan karena kandungan nira yang berada di dalam batang bagian bawah lebih banyak. Batang tebu bagian bawah memiliki kandungan nira yang lebih banyak karena mendapat asupan dari tanah seperti air, unsur hara, dan lainnya. Selain itu batang tebu bagian bawah sangat keras karena memiliki kulit yang amat keras sehingga sulit untuk di kupas. Batan tebu bagian atas memiliki ciri memiliki diamter tebu yang kecil dan memiliki ruas batang yang kecil karena nira yang terkandung juga sedikit. Batang tebu bagian atas memiliki kulit yang tidak terlalu keras sehingga tidak sulit untuk dikupas. Karakteristik tebu yang diperoleh dari praktikum yaitu batang tebu bagian atas memiliki bobot 3,41 kg dan 2,98 kg, dengan volume 1215 ml dan 1000 ml. Batang tebu bagian bawah memiliki bobot 4.49 kg dan 3.06 kg, dengan volume nira yang dihasilkan yaitu 1410 ml dan 1500 ml. Batang tebu campuran memiliki bobot 3,14 kg dan 3,49 kg dengan volume nira yang dihasilkan yaitu 1370 ml dan 1330 ml. pH tebu yang dihasilkan sebesar, kadar gula yang dihasilkan sebesar 11ºBrix, rasa manis, dan aroma khas tebu. Pembuatan nira tebu diberikan dua perlakukan yakni pemberian zat kapur dan tanpa zat kapur. Hal ini dilakukan pada proses pemurnian untuk menjaga agar tidak ada gula yang hilang atau rusak, sebab gula yang rusak tidak mungkin lagi dapat diperbaiki. Apabila ada gula yang rusak makan akan mengalami dua kerugian yaitu rusaknya gula karena kehilangan langsung dari gula yang seharusnya dapat dijadikan kristal dan rusaknya gula karena menambah kotora dalam nira yang akan menyyebabkan bertambahnya kesulitan proses dan molases bertambah, selanjutnya akan kehilangan gula semakin besar. Metode pemurnian nila yang perlu dilakukan adalah defekasi. Defekasi adalah metode denga memberikan zat kapur pada proses pemurniannya. Metode ini sederhana tetapi kekurangannya pemurnian yang terjadi belum semprna, terlihat dari hasil gula yang masih berupa kristal berwara merah atau coklat. Hasil warna nira yang didapat pada praktikum adalah warna cokelat tua pada nira tanpa pemberian zat kapur, dan warna cokelat pada nira yang diberikan zat kapur. Hal tersebut sesua dengan litelatur (Fitri 2008)

Dapus Fitri YF. 2008. Pengaruh susu kapur (CaOH)2 dan gas O2 terhadap pH mentah dalam pemurnian nira di pabrik gula kwala madu ptp nusantara dua langkat. [Skripsi]. Medan (ID) : Universitas Sumatra Utara.

Related Documents


More Documents from ""