Jangan Gula Sembarang Gula

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Jangan Gula Sembarang Gula as PDF for free.

More details

  • Words: 652
  • Pages: 3
Jangan Gula Sembarang Gula

Minggu, 07 September 2008 | 13:34 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Kolak, es buah, sirop, kolang-kaling, opor ayam untuk teman nasi, serta buah-buahan disajikan Henny Aprilianti, 37 tahun, untuk berbuka puasa pada Rabu lalu. Menu itu istimewa bagi Henny, warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, itu. Terutama kolak, es buah, dan kolang-kaling yang belum tentu tersedia pada hari-hari biasa.

Makanan pokok--seperti nasi, sayur, buah-buahan, dan lauk-pauk--meski tidak terlalu banyak, porsinya ditambah. Daging dan ayam selalu tersedia silih berganti setiap hari. "Setelah seharian puasa, kan perlu banyak asupan gizi. Untuk mencukupi itu, menu kami tambah variasi dan porsinya," kata Henny di rumahnya. Tidak jarang pada bulan puasa Henny harus memasak menu tertentu pesanan kedua anaknya atau suaminya. Variasi yang dimaksud Henny tentu saja tambahan menu seperti kolak manis-gurih yang sarat santan dan gula.

Henny bukan satu-satunya yang menyajikan menu spesial selama bulan puasa ini. Aschinfina Handayani, 34 tahun, ibu tiga anak warga Bintaro, Jakarta Selatan, juga menyajikan menu yang bervariasi selama Ramadan. Selain es, kolak, dan sirop, sayur-mayur serta buah-buahan dihidangkan dalam keadaan segar.

Menu ekstra pada bulan puasa biasanya membuat keluarga-keluarga tersebut mengeluarkan uang belanja dua kali lipat dibanding belanja pada bulan-bulan biasa. Ini lantaran selain jumlah belanja kebutuhan pokok bertambah, harga bahan-bahan makanan biasanya naik selama bulan puasa dan Lebaran. Untuk memenuhi kebutuhan belanja demi menu ekstra, Henny menyiasatinya dengan menabung jauh-jauh hari sebelumnya. Tabungan itu baru dimanfaatkannya menjelang bulan puasa.

Mengapa mereka menyediakan menu ekstra selama bulan puasa? Bukankah puasa sebenarnya mengajarkan kesederhanaan? "Dengan menu bervariasi, anak-anak yang ikut puasa menjadi tambah semangat," kata Aschinfina melalui telepon, Rabu

lalu. Selain untuk memacu semangat, makanan tambahan itu diharapkan bisa memompa stamina dan menjaga kesehatan keluarga selama berpuasa.

Benarkah makanan-makanan ekstra yang sarat gula dan santan akan menjaga tubuh selama berpuasa? Ahli nutrisi dari Klinik Nutrifit, Jakarta, Samuel Oetoro, mengatakan agar bugar selama puasa harus mengkonsumsi makanan dengan gizi yang lengkap dan seimbang, baik ketika sahur maupun berbuka.

Samuel menyarankan, saat berbuka hendaknya diawali dengan minum-minuman yang hangat agar sel-sel yang semula istirahat saat puasa bisa kembali bekerja. Minum jus buah-buahan juga baik untuk menaikkan kadar gula setelah seharian berpuasa. Sebaliknya, hindari mengawali berbuka dengan minuman yang dingin karena akan menghambat sel untuk memulai bekerja.

Yang perlu diingat adalah sebisa mungkin orang berpuasa harus menghindari makanan yang mengandung glukosa atau gula. Tubuh memang membutuhkan gula sebagai sumber energi yang baik sebagai bahan bakar kerja otak dan otot. Saat berpuasa selama 14 jam, kadar gula darah dalam tubuh akan turun. Untuk menaikkan kadar gula itu, diperlukan asupan gula.

Gula yang seperti apa? Samuel mengatakan, ada dua jenis gula. Gula sederhana atau glukosa dan gula kompleks atau fluktosa. Glukosa dapat dijumpai dalam bentuk gula pasir, sirop, atau minuman instan lainnya. Sedangkan fluktosa adalah gula yang terkandung dalam buah.

Saat glukosa atau gula dikonsumsi, tubuh memerlukan kerja kelenjar pankreas untuk menghasilkan hormon insulin yang masuk ke sirkulasi darah. Akibatnya, kadar hormon insulin dalam darah akan naik. "Ini akan menyebabkan penyakit diabetes melitus," kata Samuel, Rabu lalu.

Lalu bagaimana agar kadar gula darah tidak "meroket" setelah sehari berpuasa? Samuel menyarankan agar orang berpuasa mengkonsumsi fluktosa atau gula buah, bukan gula glukosa. Untuk masuk ke dalam sel, fluktosa atau gula buah tidak memerlukan insulin.

Fluktosa atau gula buah juga membuat kadar gula dalam tubuh stabil karena buahbuahan banyak mengandung serat. Buah-buahan berserat merupakan karbohidrat rantai panjang yang membutuhkan metabolisme bertahap sampai menjadi glukosa dan kemudian secara perlahan bakal menaikkan kadar glukosa darah. "Sehingga dalam waktu 5-6 jam kadar gula dalam tubuh tetap stabil," ujar Samuel.

Fluktosa ini juga baik dikonsumsi untuk mengakhiri waktu sahur. Sekitar 10 menit sebelum imsak, buah-buahan yang kaya serat dan fluktosa sebaiknya dikonsumsi dengan cara diblender, bukan dijus.

Selain glukosa, orang yang berpuasa harus menghindari makanan bersantan. Alasannya, konsumsi santan yang berlebihan akan menyebabkan penimbunan lemak di dalam tubuh.

Resep lain agar tubuh tetap bugar? "Lakukan olahraga 30 menit sebelum berbuka. Setelah itu minum jus buah, jadi (bakal) segar," kata Samuel.

Related Documents

Frkn Gula
May 2020 23
Con Gula
May 2020 27
Bahaya Gula
June 2020 28
Process Gula
May 2020 22