Aqidah, syariah dan akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai system kepercayaan yg bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama. Muslim yg baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg mendorongnya untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan pada Allah sehingga tergambar akhlak yg terpuji pada dirinya. Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak. Aqidah dalam Al-Qur’an dapat di jabarkan dalam surat (Al-Maidah, 5:15-16) yg berbunyi “Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan dengan kitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus” “Dan agar orang-orang yg telah diberi ilmu meyakini bahwasannya Al-Qur’an itulah yg hak dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yg beriman kepada jalan yang lurus.” (Al-Haj 22:54) Sumber : https://www.kompasiana.com/canepen/54f93c40a333110a068b4903/pengertian-aqidah-syariahdan-akhlak-dalam-islam
Aqidah adalah bentuk jamak dari kata Aqaid, artinya beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, yang akan mendatangkan ketentraman jiwa, dan menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu (yang didengar) dan fitrah. Akidah dibangun atas pokok-pokok kepercayaan terhadap enam hal yang lazim disebut rukun iman. Suatu perilaku yang tidak berangkat dari landasan itu, maka perilaku itu diluar system Islam atau kufur dan pelakunya disebut kafir. Setelah pondasi akidah sudah tertanam kokoh dengan sifat tauhid yang hakiki, maka diatas fondasi tersebut dapat dibangun pilar-pilar berupa syariah Islamiyah. Syariah merupakan rangkaian ibadah yang terdiri atas ibadah khusus seperti taharah, shalat, puasa, zakat, dan haji, disamping ibadah umum yang lebih dikenal dengan sebutan muamalah. PENGERTIAN SYARIAH
Secara harfiah, syari`ah berarti jalan yang harus diikuti, bisa juga berarti menjelaskan dan menyatakan sesuatu (dari kata dasar syara’), atau dari kata Asy-Syir’ dan Asy-Syari’atu yang berarti berarti jalan ke sumber air atau jalan yang harus diikuti, yakni jalan ke arah sumber pokok bagi kehidupan. Secara istilah, syari`ah adalah aturan atau undang-undang yang diturunkan Allah untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam semesta. Atau dengan kata lain mengandung dimensi hukum atau peraturan dari ajaran Islam. ATURAN HUBUNGAN MANUSIA DG MANUSIA DAN MANUSIA DG ALAM Dalam masalah sosial, syariah mengatur tata hubungan antara manusia dgn manusia dalam bentuk muamalah, sehingga terwujud kesalehan sosial dalam bentuk hubungan yg harmonis antara individu dgn lingkungan sosialnya, kemudian dapat melahirkan suatu bentuk masyarakat yg saling memberikan perhatian dan kepedulian antara sesama anggota masyarakat yg dilandasi oleh rasa kasih sayang. Dalam hubungan dgn alam, syariat Islam meliputi aturan dalam mewujudkan hubungan yg harmonis antara manusia dgn alam dan mendorong untuk saling memberi manfaat sehingga terwujud lingkungan alam yg makmur dan lestari. PENGERTIAN AKHLAK Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al akhlaq yang merupakan bentuk jamak dari kata khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Secara terminologi, akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir secara spontan tanpa berfikir untung atau rugi. Akhlak merupakan manivestasi nilai dari syariat dan Islam. Akhlak merupakan konsep kajian terhadap Kajian akhlak adalah tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela). Kualitas keberagamaan seseorang justeru ditentukan oleh nilai akhlaknya. Akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusyu`annya; berjuang dilihat dari kesabarannya; haji dari kemabrurannya; ilmu dilihat dari konsistensinya dgn perbuatan; harta dilihat dari aspek dari mana dan untuk apa; jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan bukan apa yang diterima. Akhlak Islam bersifat sacral, absolut, imperatif, akurat, universal dan memiliki makna ukhrawi. Dikatakan sacral, karena norma-normanya berhubungan dan terkait dgn Allah serta merupakan ibadah kepadaNya. Dikatakan absolut, dalam pengertian memiliki kemutlakan sebagai standar baik dan buruk, benar atau salah secara baku dan tidak berubah-ubah baik karena perbedaan budaya masyarakat maupun perkembangan waktu. Dikatakan imperatif, karena norma-normanya mengikat dan memaksa. Dikatakan akurat, karena norma-normanya itu sangat tepat sebagai alat untuk mengendalikan manusia dan selaras dgn kepentingan penataan kehidupan yang damai dan harmonis. Dikatakan universal, karena berlaku dimanapun dan kapanpun. Dan bersifat ukhrawi, dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaannya tidak hanya dirasakan sekarang di dunian ini saja tetapi nanti juga di akhirat.
HUBUNGAN AQIDAH, SYARIAH & AKHLAK Aqidah, Syariah dan Akhlak pada dasarnya merupakan satu kesatuan dalam ajaran islam. Ketiga unsur tersebut dapat dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Aqidah sebagai system kepercayaan yang bermuatan elemen-elemen dasar keyakinan, menggambarkan sumber dan hakikat keberadaan agama. Sementara syariah sebagai system nilai berisi peraturan yang menggambarkan fungsi agama. Sedangkan akhlak sebagai sistematika yang menggambarkan arah dan tujuan yg hendak dicapai agama. Muslim yang baik adalah orang yg memiliki aqidah yg lurus dan kuat yg mendorongnya untuk melaksanakan syariah yg hanya ditujukan kepada Allah sehingga tergambar akhlak yg terpuji pada dirinya. Atas dasar hubungan itu, maka seseorang yg melakukan suatu perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi oleh aqidah atau keimanan, maka orang itu termasuk ke dalam kategori kafir. Seseorang yg mengaku beraqidah atau beriman, tetapi tidak mau melaksanakan syariah, maka orang itu disebut fasik. Sedangkan orang yg mengaku beriman dan melaksanakan syariah tetapi dengan landasan aqidah yg tidak lurus disebut munafik. Aqidah, syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan amal saleh. Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak. Seseorang yg melakukan perbuatan baik, tetapi tidak dilandasi Aqidah, maka perbuatannya hanya dikategorikan sebagai perbuatan baik. Perbuatan baik adalah perbuatan yg sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan, tetapi belum tentu dipandang benar menurut Allah. Sedangkan perbuatan baik yg didorong oleh keimanan terhadap Allah sebagai wujud pelaksanaan syariah disebut amal saleh. Kerena itu didalam Al-Qur’an kata amal saleh selalu diawali dengan kata iman.
https://atashiwabenkyoushimasu.wordpress.com/2015/01/04/aqidah-syariah-dan-akhlak/
Macam-Macam Akhlak Dalam Islam Ada 2 macam jenis pembagian akhlak yaitu akhlak mahmudah (akhlak terpuji) dan akhlak madzmumah (akhlak tercela).
Akhlak Mahmudah Akhlak Mahmudah adalah Akhlak terpuji atau akhlak yang baik. Contoh akhlak terpuji, diantaranya: Jujur, adalah tingkah laku yang mendorong keinginan atau niat baik dengan tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya atau orang lain. Berperilaku baik, adalah reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya dengan cara terpuji. Malu, adalah perangai seseorang untuk meninggalkan perbuatan buruk dan tercela sehingga mampu menghalangi seseorang untuk berbuat dosa dan maksiat serta dapat mencegah orang untuk melalaikan orang lain.
Rendah hati, sifat seseorang yang dapat menempatkan dirinya sederajat dengan orang lain dan tidak merasa lebih tinggi dari orang lain. Murah hati, adalah sikap suka memberi kepada sesama tanpa pamrih atau imbalan. Sabar, menahan segala sesuatu yang menimpa diri (hawa nafsu).
Akhlak Madzmumah Akhlak Madzmumah adalah akhlak yang tercela atau akhlak yang buruk. Contoh akhlak madzmumah antara lain: Riya’, beramal atau melakukan sesuatu perbuatan baik dengan niat untuk dilihat orang atau mendapatkan pujian orang. Dengan kata lain, Riya’ yaitu pamer. Sum’ah, melakukan perbuatan atau berkata sesuatu agar didengaroleh orang lain dengan maksud agar namanya dikenal. Ujub, mengagumi diri sendiri. Takabur, membanggakan diri sendiri karaena merasa dirinya paling hebat dibandingkan dengan orang lain. Tamak, serakah atau rakus terhadap apa yang ingin dimiliki. Malas, enggan melakukan sesuatu. Fitnah, mengatakan sesuatu yang bukan sebenarnya. Bakhil, tidak suka membagi atau memberikan sesuatu yang dimiliki dengan orang lain (pelit). Dan segala yang merugikan makhluk lain
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak Ada 2 faktor yang mempengaruhi akhlak yaitu faktor keturunan atau keluarga dan faktor lingkungan atau pergaulan.
Ruang Lingkup Akhlak Ruang lingkup akhlak sangat luas. Menurut Muhammad Abdullah Daras ada 5 bagian ruang lingkup diantaranya: Akhlak Pribadi (Al-Ahklak Al-Fardiyah) Akhlak pribadi terdiri dari:
Ahklak yang diperintahkan Akhlak yang dilarang Akhlak yang dibolehkan Akhlak dalam keadaan darurat
Akhlak Berkeluarga (Al-Akhlak Al-Usrawiyah) Akhlak berkeluarga terdiri dari:
Kewajiban timbal balik orang tua dan anak Kewajiban suami istri Kewajiban terhadap karib kerabat
Akhlak Bermasyarakat (Al-Akhlaq Al Ijtima’iyah) Akhlak Bermasyarakat terdiri dari:
Akhlak yang dilarang Aklhak ytang diperintahkan Kaedah-kaedah adab
Akhlak Bernegara (Akhlak ad-Daulah) Akhlak Bernegara terdiri dari:
Hubungan antara pemimpin dan rakyat Hubungan luar negeri
Akhlak Beragama Akhlak beragama yaitu kewaiban terhadap Allah Swt. Menurut Yuniar Ilyas, ruang lingkup akhlak dibagi menjadi 6 bagian diantaranya:
Akhlak terhadap Allah Swt. Akhlak terhadap Rasulullah Akhlak terhadap diri sendiri Akhlak dalam keluarga Akhlak dalam bermasyarakat
Sumber : http://www.pelajaran.co.id/2017/16/pengertian-akhlak-macam-macam-akhlak-dancontoh-serta-ruang-lingkup-akhlak-dalam-islam.html
Jenis-jenis hukum syariah 1. Hukum taklifiy Adalah suatu yang menghendaki adanya tuntunan untuk memilih berbuat atau meninggalkan perbuatan itu. Tuntunan / pilihan itu meliputi : a. Wajib : bersifat pasti b. Sunnah : dituntut tapi tidak pasti c. Haram : meninggilkan, bentuk pasti d. Makruh : meninggalkan tapi tidak pasti e. Mubah : Memilih mengerjakan atau meninggalkan 2. Hukum wad’i Adalah titah Allah swt yang berhubungan dengan sesuatu yang berkaitan dengan taklify. Dengan kata lain yang mengatur proses pelaksanaan dari hukum taklify. Yang menjadi hukum wad’i adalah : a. Sebab : Sesuatu yang melatarbelakangi peruatan / pertandanya b. Syarat : Berada di luar,tetapi menjadi bagian yang mennetukan, yang harus dipenuhi. Sesuatu akan menjadi tidak sah tanpa adanya syarat. Tetapi syarat bukan bagian dari perbuatan itu. c. Rukun : Perbuatan sah kalau rukun itu ada dan terpenuhi. Dan rukun itu bagian dari perbuatan Contoh :
Salah satu perbuatan yang kita namai shalat, syarat sah nya adalah berwudhu (tidak dalam bagian shalat). Rukun shalat adalah takbiratur ikhram (bagian dari shalat)
Sumber : http://paremaputri.blogspot.com/2011/10/macam-macam-hukum-syariah.html