Makalah Biofarmasetika Septi Ida Yasa I1022161026.docx

  • Uploaded by: Septi
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Biofarmasetika Septi Ida Yasa I1022161026.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,791
  • Pages: 11
MAKALAH BIOFARMASETIKA NIKARDIPIN

Dosen Koordinator : Andhi Fahrurroji, M.Sc., Apt

Disusun Oleh : Septi Ida Yasa I1022161026

PROGRAM STUDI FARMASI BADAN PENGELOLA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Biofarmasetika mengenai obat Nikardipin ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelasaian makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 25 Maret 2019

Penyusun

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Tujuan BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 Aspek Kimia dan Preformulasi Nikardipin II.2 Bentuk Sediaan II.3 Medium Disolusi Nikardipin II.4 Profil Disolusi Nikardipin II.5 Hubungan antara Sifat Fisikokimia, Formulasi, Uji Disolusi dengan Mutu dan Mekanisme Pelepasan Nikardipin BAB III. KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA PERTANYAAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat diberbagai bidang, khususnya farmasi telah menghasilkan perubahan yang signifikan dalam teknologi sediaan farmasi, khususnya obat-obatan. Berbagai bentuk dan sistem penghantaran obat telah banyak dikembangkan untuk menggantikan bentuk dan sistem penghantaran obat yang konvensional. Sistem penghantaran obat dikatakan ideal jika dapat diberikan dengan satu kali pemberian untuk seluruh periode pengobatan, menghasilkan kadar obat dalam darah yang relatif konstan selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan efek obat yang optimal dan menghantarkan obat langsung ke sasaran. Sistem penghantaran obat dengan pelepasan yang dimodifikasi (modified release drug delivery system) merupakan sistem penghantaran obat yang mendekati ideal.(1) BCS (Biopharmaceutical Classification System) atau sistem klasifikasi biofarmasetika adalah suatu model eksperimental yang mengukur permeabilitas dan kelarutan suatu zat dalam kondisi tertentu. Sistem ini dibuat untuk pemberian obat secara oral. Untuk melewati studi bioekivalen secara in vivo, suatu obat harus memenuhi persyaratan kelarutan dan permeabilitas yang tinggi.(2) Bioavaibilitas obat merupakan salah satu parameter yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas suatu sediaan farmasi. Kecepatan disolusi dan waktu tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi bioavaibilitas.(1) Nikardipin merupakan salah satu dari kelompok BCS kelas 2. Khusus untuk obat yang termasuk Biopharmaceutics Classification System (BCS) kelas II (kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi), bioavailabilitas dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kelarutan dan tingkat disolusi obat dalam cairan gastrointestinal. Pembatas untuk obat golongan BCS kelas II adalah pelepasan obat dari bentuk sediaan dan kelarutannya pada cairan lambung, sehingga meningkatkan kelarutan zat akan meningkatkan bioavailabilitas obat BCS kelas II.(3) Makalah ini dibuat untuk menjelaskan segala aspek fisika kimia dan preformulasi dari nikardipin dan hubungannya dengan mekanisme pelepasan obat di dalam sistem fisiologis tubuh.

I.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah : 1. 2. 3. 4.

Untuk menjelaskan aspek kimia dan preformulasi dari nikardipin Untuk menjelaskan bentuk-bentuk sediaan nikardipin di pasaran Untuk menjelaskan profil pelepasan obat nikardipin Untuk menjelaskan hubungan sifat fisika kimia dengan mutu obat dan mekanisme pelepasan obat dari sistem fisiologis tubuh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Nikardipin Nikardipin merupakan golongan CCB (Calcium Channel Blocker) dihydropiridin yang memiliki mekanisme kerja sama dengan nifedipin dan memiliki efek inotropik negatif yang mungkin lebih kecil. Nikardipin menghambat pergerakan ion kalsium melintasi membran sel sistemik dan otot polos pembuluh darah koroner. Sehingga tidak terjadi influk kalsium dalam pembuluh darah dan mencegah terjadinya vasokonstriksi otot polos pembuluh darah. Dengan mencegah terjadinya vasokonstrisi otot polos pembuluh darah maka akan terjadi vasodilatasi pada pembuluh darah yang mengakibatkan penurunan tekanan perfusi di pembuluh darah sehingga tekanan darah akan turun dan resiko stroke akan berkurang.(3) II.2. Aspek Fisika Kimia Nikardipin a. Rumus Struktur dan Rumus Molekul Nikardipin

HCI (4)

Gambar struktur nikardipin Nikardipin, 2-[benzyl (metil) amino] ethylmethyl-2,6-dimethyl-4- (3-nitrophenyl) -1,4-dihydropyridine-3,5-dicarboxylate merupakan nama IUPAC dari nikardipin. Rumus molekul dari nikardipin yaitu C26H29N3O6. b. Kelarutan Larut dalam DMSO (1mg/ml), etanol:air (25:75-70:30), propilenglikol, atau metanol;sedikit larut dalam aseton,100% etanol,kloroform dan air.(5) c. pH dan PKa nikardipin pKa dari nikardipin yaitu 8.18 (8) d. log P log P dari nicardipine adalah 3.82 (8)

e. Bioavailabilitas Bioavailabilitas dari nikardipin yaitu 35% untuk sediaan oral.(6) f. Protein Binding Plasma protein binding dari nikardipin yaitu 98 % - 99.5% pada konsentrasi 100 mg/ml.(7)

II.3. Bentuk Sediaan Nikardipin memiliki bentuk sediaan kapsul, kapsul extended release, injeksi. Contoh sediaan dipasaran dengan zat aktf nikardipin adalah kapsul 20 mg dan 30 mg; kapsul extended release 30 mg, 45 mg, 60 mg (Roche); kapsul retard 40 mg (Novartis); ampul 2 mg/2ml,10 mg/ 10 ml (Astelas). II.4. Medium Disolusi dan Media Biorelevant Metode yang digunakan yaitu dayung USP berputar. Menerapkan teknik perubahan pH,(9) media yang digunakan sebanyak 900 ml (larutan NaCl +HCl) dimodifikasi simulasi cairan lambung (pH 1.2) untuk 3 jam pertama diikuti dengan penambahan 4,5-7 ml disiapkan solusi sangat basa untuk mengubah pH menjadi 5 selama 1 jam kemudian 2,5-4 ml untuk peningkatan pH lebih lanjut yaitu 6,8 selama 2 jam. Suhu dipertahankan pada 37 0,5 C dan dayung yang diputar pada kecepatan 45 rpm. Setiap 30 menit, disampling 5 ml dan disaring. Masing-masing sampel yang diperoleh diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum 237 nm.(10) Volume disolusi dijaga konstan sepanjang uji untuk menjaga kondisi sink dengan cara volume yang disampling diganti dengan medium yang segar dengan volume yang sama. II.5. Profil Disolusi Profil disolusi dari tablet sustained released floating capsules of nicardipine HCl dengan coating menggunakan eudragit L 100. formula dari kapsul nikardipinnya adalah (7): Nikardipin HCl 6,7 % b/b Eudragit L 100 26,7 % b/b HPMC 4000 33,350 % b/b Na Bikarbonat 3 % b/b Mg Stearat 1 % b/b Laktosa 29,3 % b/b Prifil disolusi dibuat menggunakan alat USP I pada kecepatan 100 rpm atau USP 2 pada kecepatan 50 rpm, setidakmya ada 3 media disolusi yang harus digunakan yaitu pH 1.2, buffer 4.5 dan 6.8 dan air. Kecapatan agitasi dapat ditingkatkan jika sesuai. Menambahkan sejumlah kecil dari surfaktan dapat dilakukan jika diperlukan. Waktu

penyamplingan yang direkomendasikan yaitu pada jam ke 1,2 dan 4 dan setiap 2 jam kemudian, hingga setidaknya 80% obat sudah terlarut. Profil disolusi komparatif harus mencakup data tablet individual serta rerata,rentang,standar deviasi dimasingmasing titik waktu untuk dua belas tablet. Spesifikasi akan ditentukan setelah peninjauan data yang disampaikan dalam aplikasinya.

II.6. Hubungan antara sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan mekanisme pelepasan obat Hubungan sifat fisikokimia bahan aktif dan uji disolusi dengan mutu obat dan mekanisme pelepasan obat sangat erat. Nikardipin in memiliki kelarutan yang rendah dan permeabilitas yang tinggi sehingga masuk ke dalam BCS kelas II. Absorpsi sistemik suatu obat dari tempat ekstravaskular dipengaruhi oleh sifat – sifat anatomik dan fisiologik tempat absorpsi serta sifat – sifat fisikokimia produk obat. Umumnya, produk obat mengalami absorpsi sistemik melalui suatu rangkaian proses, meliputi disintegrasi produk obat yang diikuti pelepasan obat, disolusi obat dalam media aqueous, dan absorpsi melewati membran sel menuju sirkulasi sistemik. Dalam ketiga proses tersebut di atas, kecepatan obat mencapai sirkulasi ditentukan oleh tahapan yang paling lambat dalam rangkaian yang disebut tahap penentu kecepatan. (11) Uji disolusi merupakan suatu metode fisika yang penting sebagai parameter dalam pengembangan mutu sediaan obat yang didasarkan pada pengukuran kecepatan pelepasan dan pelarutan zat aktif dari sediaanya. Uji disolusi digunakan untuk uji bioavailabilitas secara in vitro, karena hasil uji disolusi berhubungan dengan ketersediaan hayati obat dalam tubuh. (12) Hasil disolusi dari kapsul nikardipin baik. Bioavailabilitasnya juga memadai , sehingga zat aktif ini dapat dibuat dalam bentuk sediaan kapsul dengan memodifikasinya misalnya menjadi bentuk sustained released floating capsules . Nilai Log P Nikardipin adalah 3.82 , artinya semakin tinggi nilai log p semakin non polar , sehingga mudah untuk melewati membrane yang mana memiliki kepolaran rendah. Hal ini yang menyebabkan permeabilitas nikardipin tinggi.

BAB III PENUTUP

III.1. Kesimpulan Kesimpulan dari makalah ini adalah : a. Nikardipin memiliki kelarutan yaitu larut dalam DMSO (1mg/ml), etanol:air (25:75-70:30), propilenglikol, atau metanol;sedikit larut dalam aseton,100% etanol,kloroform dan air, dengan log P 3.82 pada suhu 37°C dengan pH 1.2, sehingga termasuk BCS kelas 2 ,dimana memiliki kelarutan rendah dan permeasi tinggi. b. Nikardipiin memiliki bentuk sediaan di pasaran kapsul , dan injeksi/ampul. Bentuk injeksi dapat meningkatkan bioavailabilitasnya, karena tidak melalui fase absorbsi. c. Aspek fisikakimia dari nikardipin sangat mempengaruhi pelepasan obat di dalam tubuh , uji disolusi dipengaruhi oleh kelarutan zat aktif , dan log P mempengaruhi permeabilitasnya karena mempengaruhi kepolaran dari zat aktif.

DAFTAR PUSTAKA 1. Sutriyo, Rahmat H, Rosalina M. Pengembangan Sediaan Dengan Pelepasan Dimodifikasi Mengandung Furosemid Sebagai Model Zat Aktif Menggunakan Sistem Mukoadhesif. Majalah Ilmu Kefarmasian. 2008; 5(1): 1-8. 2. Bethlehem. Biopharmaceutical Classification System and Formulation Development. Technical Brief. 2011.vol 9. 3. SRK Yalella. Phaarmaceutical Technologies for Enhancing Oral Bioavailability of Poorly Soluble Drugs. Journal of Bioequivalence & Bioavailability. 2010;2(2):28-36 4. McEvoy & Gerald. AHFS Drugs Information. USA: American Society of Health System Pharmacist. 2008vc 5. K. Satoh el al. Mechanism Underlying the Cardiovascular Action of a New Dihydropyridine Vasodilator YC-93: Clin. Exp. Pharmacol. Physiol. 1980;7:249 6. Elsevier Saunders. Essentials of Cardiac Anesthesia. China: Library of Congres Cataloging-in-Publication Dat; 2008 7. Mozayani Ashraf, Raymon. P. L. Handbook of Drug Interactions a Clinical and Forensic Guide. New York: Springer Science+Busines Media,LLC; 2004 8. Takashi Sonobe, et al. Composition for Long Acting Nicardipine Preparation and Process of Producing the Composition. U.S Patent U4758437; 1979 9. Nobus K, Iwao T, Hirai KI, Fakuda M,. J. Pharm;1994 10. Huang h, Li H. Yaowu Funxi Zazhi. Per Analytical Abstracts;1990 11. Shargel, L., and Kanfer, I.Generic Drug Product Development : Solid Oral Dossage Form, New York: Marcel Dekker Inc.2005. 187. 12. Sari DP, Sulaiman TNS, Mafruhan OR. Uji Disolusi Terbanding Tablet Metformin Hidroklorida Generik Berlogo Dan Bermerek. Majalah Farmasuetik.2013; 9( 1): 254-258

PERTANYAAN: 1. Uji disolusi bertujuan untuk mengetahui kelarutan obat di dalam medium disolusinya. Medium disolusi dari Nikardipin yang digunakan berdasarkan USP adalah… a. HCl 0,1 N b. Larutan NaCl + HCL c. Dapar Fosfat d. Aquadest e. Larutan NaCl + Dapar Fosfat jawaban : B 2. Nikardipin merupakan obat golongan… a. Beta-Bloker b. ARB c. ACE Inhibitor d. CCB e. Diuretik Hemat Kalium jawaban : D 3. USP yang digunakan untuk uji disolusi obat pada makalah ini (nikardipin) adalah… a. USP I saja b. USP I dan II dengan ketentuan tertentu c. USP III saja d. USP IV saja e. USP II dan III dengan ketentuan tertentu jawaban : B 4. Panjang gelombang maksimum dari nikardipin adalah… a. 227 nm b. 237 nm c. 247 nm d. 257 nm e. 267 nm jawaban : B 5. Untuk uji disolusi dari nikardipin apparatus berapa yang digunakan? serta kecepatannya ! a. Apparatus 1, kecepatan 43 rpm b. Apparatus 1, kecepatan 45 rpm c. Apparatus 2, kecepatan 43 rpm d. Apparatus 2, kecepatan 44 rpm e. Apparatus 2, kecepatan 45 rpm jawaban : E

DAFTAR PUSTAKA 1. Huang h, Li H. Yaowu Funxi Zazhi. Per Analytical Abstracts;1990 2. SRK Yalella. Phaarmaceutical Technologies for Enhancing Oral Bioavailability of Poorly Soluble Drugs. Journal of Bioequivalence & Bioavailability. 2010;2(2):28-36

Related Documents


More Documents from "ahmad unissula"