MAKALAH EKONOMI SYARIAH DAN EKONOMI KONVENSIONAL
I.
PENDAHULUAN Dalam realita kehidupan, manusia berusaha mengerahkan daya, tenaga dan
juga fikirannya untuk memenuhi berbagai bagai keperluan hidupnya seperti makanan, pakaian dan tempat tinggal. Pengerahan tenaga dan pikiran ini penting bagi menyempurnakan kehidupannya sebagai individu dan sebagai seorang anggota kepada sebuah masyarakat. Segala kegiatan yang bersangkutan dengan usaha usaha yang bertujuan untuk memenuhi keperluan keperluan ini dinamakan ekonomi. Ekonomi merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perorangan (pribadi), kelompok (keluarga, suku bangsa, organisasi) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas. Ilmu ekonomi di negara-negara barat relatif masih muda, sebab baru mulai dipelajari pada akhir abad kedelapan belas. Akibat Revolusi Perancis dan Revolusi Industri perkembangan Eropa sangat signifikan dalam segi sosial, politik, dan ekonomi. Abad ke-20 merupakan abad studi ekonomi, tidak lagi berhenti pada batas observasi dan menguraikan gejala-gejala ekonomi belaka untuk merumuskan hukum-hukum yang terpecah menjadi berbagai mazhab. Seperti kapitalisme dan sosialisme. Islam adalah satu-satunya agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan manusia dan alam semesta. Kegiatan perekonomian manusia juga diatur dalam Islam dengan prinsip illahiyah. Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia yang pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk dipertanggungjawabkan.
II.
PEMBAHASAN
A. Pengertian 1. Ekonomi Syariah Ekonomi Islam atau yang disebut ekonomi syariah adalah ilmu yang berkaitan dengan usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh orang per orang, kelompok orang badan usaha yang berbadan hukum atau tidak berbadan hukum dalam rangka memenuhi kebutuhan yang bersifat komersial dan tidak komersial menurut prinsip syariah, 2. Ekonomi Konvensional Ekonomi
konvensional
merupakan
sistem
perekonomian
yang
memberikan kebebasan secara penuh kepada setiap orang untuk melaksanakankegiatan
Perekonomian.Sistem
ekonomi
konvensional
menyatakan bahwa pemerintah bisa turut ambil bagia untukmemastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi,
B. Fungsi 1. Ekonomi Syariah a. Tauhid yakni segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia merupakan sebuah wujud penghambaannya terhadap Allah SWT. b. Maslahah dan falah yakni untuk kemaslahatan umat, jadi dengan adanya ekonomi diharapkan kehidupan masyarakat menjadi makmur dan sejahtera.. Falah bisa diartikan sebagai keberlangsungan hidup, kebebasan dari segala bentuk kemiskinan, pembebasan dari segala kebodohan serta kepemilikan dari kekuatan dan sebuah kehormatan. c. Menjalankan roda perekonomian adalah sumber daya manusia yang ada. d. Dalam ekonomi syariah kita mengenal dan memahami harta itu hanya sebagai titipan bukan kepemilikan yang sebenarnya, dalam islam harta yang kekal hanyalah miliki Allah SWT.
e. Dalam perekonomian islam atau syariah, keadilan sangaat ditekankan dan telah menjadi kewajiban di setiap aktivitasnya. f. Segala aktivitas ekonomi dilakukan agar umat islam menyatu dalam koridor yang sama untuk mendapatkan sebuah kesejahteraan dan kemakmuran yang sama. g. Akhlaq atau etika harus menjadi salah satu dasar pelaksanaan ekonomi islam atau syariah, etika yang sesuai dengan ajaran islam sangat diperlukan dalam segala aktivitas atau kegiatan ekonomi syariah. h. Dalam melaksanakan kegiatan perekonomian ekonomi syariah harus melibatkan pemerintah di dalamnya i. Al hurriyah berarti kebebasan dan al mas’uliyah diartikan sebagai tanggung jawab. Dua hal ini tidak bisa dipisahkan karena adanya kebebasan harus ada pertanggungjawaban yang baik j. Dalam perekonomian ketika apapun dilakukan secara berjamaah maka nilai ibadah maupun nilai dalam hal harta akan semakin bertambah. 2. Konvensional a. Manusia dimotivasi oleh kepentingan diri sendiri, yang diekspresikan terutama melalui pencarian untuk mendapatkan keuntungan finansial. b. Tindakan yang menghasilkan pengembalian finansial terbesar kepada individu atau perusahaan adalah yang paling bermanfaat bagi masyarakat. c. Perilaku kompetitif lebih rasional bagi individu dan perusahaan daripada perilaku kooperatif; akibatnya, masyarakat harus dibangun di sekitar motif kompetitif. d. Kemajuan manusia paling baik diukur dengan peningkatan nilai dari apa yang dikonsumsi oleh anggota masyarakat, dan semakin tingginya tingkat belanja konsumen memajukan kesejahteraan masyarakat dengan merangsang output ekonomi yang lebih besar.
C. Manfaaat 1. Ekonomi Syariah a. Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga islamnya tidak lagi setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat muslim yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi konvensional, menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah. b. Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan islam, baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT (Baitul Maal wat Tamwil) akan mendapatkan keuntungan dunia dan akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh, sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba yang diharamkan oleh Allah. c. Praktik ekonomi berdasarkan syariat islam mengandung nilai ibadah, karena telah mengamalkan syariat Allah. d. Mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga keuangan syariah, berarti mendukung kemajuan lembaga ekonomi umat Islam. e. Mengamalkan ekonomi syariah dengan membuka tabungan, deposito atau menjadi nasabah asuransi syariah berarti mendukung upaya pemberdayaan ekonomi umat. Sebab dana yang terkumpul akan dihimpun dan disalurkan melalui sektor perdagangan riil. Mengamalkan ekonomi syariah berarti ikut mendukung gerakan amar ma'ruf nahi munkar. Sebab dana yang terkumpul pada lembaga keuangan syariah hanya boleh disalurkan kepada usaha-usaha dan proyek yang halal. 2. Ekonomi Konvensional a. Ekonomi Kapitalis Ada tiga hal yang menjadi manfaat dari perekonomian kapitalis yakni : 1) Kebebasan memiliki harta secara perseorangan Setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan. Setiap individu dapat memiliki, membeli dan menjual hartanya menurut apa yang dikehendaki tanpa hambatan.
2) Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas Setiap individu berhak mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang di inginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan. 3) Ketimpangan ekonomi Dalam sistem ekonome kapitalis, modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. b. Ekonomi Sosialis 1) Pemilikan Harta oleh Negara Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. 2) Kesamaan Ekonomi Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oelh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing. 3) Disiplin politik Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. D. Perbedaan Ekonomi Syariah Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, dan ijtihad Berpandangan dunia holistik Kepemilikan individu terhadap
Ekonomi Kapitalis Bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia Berpandangan dunia sekuler Kepemilikan individu terhadap
Ekonomi Syariah uang/modal bersifat nisbi Mekanisme pasar bekerja menurut maslahat Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat
Ekonomi Kapitalis modal/uang bersifat mutlak Mekanisme pasar dibiarkan bekerja sendiri Kompetisi usaha bersifat bebas dan melahirkan monopoli Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, Kesejahteraan bersifat jasadiah dan akal Motif mencari keuntungan diakui lewat Motif mencari keuntungan diakui tanpa cara-cara yang halal ada batasan yang berlaku Pemerintah aktif sebagai pengawas, Pemerintah sebagai penonton pasif pengontrol, dan wasit yang adil dalam yang netral dalam kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi Pemberlakuan distribusi pendapatan Tidak dikenal distribusi pendapatan secara merata Ekonomi Syariah Ekonomi Sosialis Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, Bersumber dari hasil pikiran manusia dan ijtihad filsafat dan pengalaman Berpandangan dunia holistik Berpandangan dunia sekuler ekstrim atau atheis Kepemilikan individu terhadap Membatasi bahkan menghapuskan uang/modal bersifat nisbi kepemilikan individu atas modal Mekanisme pasar bekerja menurut Perekonomian dijalankan lewat maslahat perencanaan pusat oleh negara Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat Tidak berlaku mekanisme harga melainkan disesuaikan dengan kegunaan barang bagi masyarakat Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, Negara berperan sebagai pemilik, dan akal pengawas, dan penguasa utama perekonomian Motif mencari keuntungan diakui lewat Tidak mengakui motif mencari cara-cara yang halal keuntungan Pemerintah aktif sebagai pengawas, Pemerintah mengambil alih semua pengontrol, dan wasit yang adil dalam kegiatan ekonomi kegiatan ekonomi Pemberlakuan distribusi pendapatan Menyamakan penghasilan dan pendapatan individu Berdasarkan tabel diatas, kita dapat melihat perbedaan yang jelas antara ekonomi konvensional adalah: Ekonomi Syariah mempunyai pedoman/acuan dalam kegiatan ekonomi yang bersumber dari wahyu ilahi maupun pemikiran para mujtahid sedangkan
ekonomi
konvensional
didasarkan
kepada pemikir
yang
didasarkan kepada paradigma pribadi mereka masing-masing sesuai dengan keinginannya, dalam ekonomi konvensional menilai bahwa agama termasuk hukum syariah tidak ada hubungannya dengan kegiatan ekonomi Dalam ekonomi islam negara berperan sebagai wasit yang adil, maksudnya pada saat tertentu negara dapat melakukan intervensi dalam perekonomian dan adakalanya pun tidak diperbolehkan untuk ikut campur, contohnya pada saat harga-harga naik, apabila harga naik disebabkan karena ada oknum yang melakukan rekayasa pasar maka pemerintah wajib melakukan intervensi sedangkan apabila harga naik karena alamiah maka pemerintah tidak boleh ikut campur dalam menetapkan harga, seperti yang diriwayatkan dalam hadits Nabi terkait kenaikan harga. Dalam ekonomi konvensional, kapitalis tidak mengakui peran pemerintah dalam perekonomian, dalam sosialis negara berperan absolut dalam ekonomi sehingga tidak terdapat keseimbangan antara kedua sistem tersebut. Dalam ekonomi islam mengakui motif mencari keuntungan tetapi dengan cara-cara yang halal, dalam ekonomi kapitalis mengakui motif mencari keuntungan tetapi tidak ada batasan tertentu sehingga sangat bebas sesuai yang dilandasi dengan syahwat spekulasi dan spirit rakus para pelaku ekonomi,
dalam
ekonomi
kapitalis
tidak
mengakui
motif
mencari keuntungan sama sekali sehingga keduanya tidak dapat berlaku adil dalam ekonomi.
E. Kelebihan dan Kelemahan 1. Ekonomi Syariah Sistem ekonomi Syariah memiliki kelebihan sebagai berikut: a. Menjunjung Kebebasan Individu. Manusia mempunyai kebebasan untuk membuat suat keputusan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan hidupnya.
b. Mengakui hak individu terhadap harta. Islam mengakui hak individu untuk memiliki harta. Hak pemilikan harta hanya diperoleh dengan cara-cara yang sesuai dengan ketentuan Islam. c.
Ketidaksamaan
ekonomi
dalam
batas
yang
wajar
Islam mengakui adanya ketidaksamaan ekonomi antar orang perorangan. d.
Kaminan sosial. Setiap individu mempunyai hak untuk hidup dalam sebuah negara: dan setiap warga negara dijamin untuk memperoleh kebutuhan pokoknya masing-masing.
e. Distribusi kekayaan. Islam mencegah penumpukan kekayaan pada sekelompok kecil masyarakat dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada semua lapisan masyarakat. f.
Larangan menumpuk kekayaan. Sistem ekonomi Islam melarang individu mengumpulkan harta kekayaan secara berlebihan.
g. Kesejahteraan individu dan masyarakat. Islam mengakui kehidupan individu dan masyarakat saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Kelemahan Sistem ekonomi Islam a. Lambatnya perkembangan literatur ekonomi Islam. Literatur ekonomi Islam yang sebagian besar berasal dari teks-teks arab mau tidak mau diakuinya mengalami perkembangan yang kurang signifikan. b. Praktek
ekonomi
konvensional
lebih
dahulu
dikenal
Praktek ekonomi konvensional lebih dahulu dikenal oleh masyarakat. c.
Tiada representasi ideal Negara yang menggunakan system ekonomi Islam
d. Pengetahuan sejarah pemikiran ekonomi Islam kurang e. Pendidikan masyarakat
masyarakat bukan
yang
murni
materialism's.
cerminan
Pengangguran
perilaku
malas.
di
Tetapi,
pengangguran di sini lebih banyak disebabkan oleh dampak pemahaman
masyarakat
mengenai
makna
pendapatan/penghasilan usaha yang belum tepat.
tentang
jenis
dan
2.
Ekonomi Konvensional Kelebihan Ekonomi Konvensional a. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Dengan Memfasilitasi Kompetisi Terbuka Di Pasar b. Menyediakan Setiap Individu Kesempatan Lebih Baik Untuk Meningkatkan Pendapatan Untuk Menciptakan Pertumbuhan Ekonomi c. Menghasilkan Sistem Ekonomi Yang Terdesentralisasi Sehingga Individu Memiliki Banyak Kesempatan Dan Pilihan Untuk Berbisnis d. Sangat Menghargai Kerja Keras e. Konsumen Adalah Pihak Yang Mengatur Pasar f. Sebuah Pasar Yang Kompetitif g. Mendorong Setiap Individu Untuk Memiliki Kebebasan Finansial Kelemahan Ekonomi Konvensional a. Persaingan Yang Sangat Sengit b. Profit Adalah Tujuan Utama c. Melakukan Eksploitasi Terhadap Sumber Daya Alam d. Menyebabkan Distribusi Yang Tidak Rata e. Banyak Terjadi Eksploitasi Sumber Daya Manusia f. Kesenjangan Sosial Semakin Besar
F. Karakteristik 1. Ekonomi Syariah a. Menggunakan sistem bagi hasil. Dalam menerapkan sistem ekonomi syariah ini lebih mengedepankan kepada keadilan. Keadilan tersebut dapat diwujudkan dengan sistem bagi hasil. Sistem bagi hasil yang dimaksud adalah keuntungan atau hasil dari kegiatan perekonomian antara bank dan nasabah, jadi bank dan nasabah sama-sama untung. b. Memperhatikan kemaslahatan umat. Dalam sistem ekonomi syariah tidak terdapat perbedaan atau lapisan sosial antar semua umat. Yang menjadi fokus dari semua aktivitas ialah kemaslahatan umat, jadi
semua masyarakat berhak mendapatkan keuntungan serta manfaat dari aktivitas ekonomi yang dilaksanakan. c. Menjaga keseimbangan jasmani maupun rohani. Islam merupakan agama yang sempurna, dimana mampu menyatukan antara unsur keagamaan dengan duniawi. d. Melarang praktek riba. Dalam ajaran islam, riba sangat dilarang karena dapat merusak jasmani dan rohani. Riba membuat harta yang kita miliki terkontiminasi dengan hal-hal yang negatif, sehingga hal ini tetap terbawa dalam kehidupan kita sehari-hari. e. Menghindari transaksi yang beresiko. Dimana segala aktivitas yang mengandung risiko tinggi haru dihindari karena hal tersebut akan berdampak negatif bagi kegiatan perekonomian negara. f. Memelihara dan mengembangkan harta. Pada ekonomi syariah, tidak hanya memelihara harta saja namun dapat mengembangkannya dengan baik. 2. Ekonomi Konvensional a. Sistem ekonomi yang terpisah daripada agama, yang lahir berdasarkan pemikiran manusia yang bisa berubah berdasarkan pengalaman atau maklumat yang baru. b. Berlandaskan kepada kebebasan individu dalam berbagai aspek, termasuk kepentingan modal dan sistem penawaran dan permintaan. c. Mementingkan
pengumpulan
modal
dan
harta
dengan
mengesampingkan nilai halal atau haram. d. Berunsurkan amalan riba, gharar (ketidakpastian) dan maisir (pertaruhan). e. Memetingkan kekayaan material semata-mata dan mengikis sifat tolog-menolong. f. Mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan hak asasi orang lain.
III.
PENUTUP
A. Kesimpulan Ekonomi Syariah dan konvensional memiliki pengertian, sejarah dan konsep dasar yang berbeda. Namun dari kedua sistem tersebut memiliki tujuan yang sama yakni memberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Akan tetapi sebagai hasil dari sebuah pemikiran, tiap-tiap sistem ekonomi tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Penilaian terhadap sistem ekonomi yang paling baik digunakan sangat bersifat subjektif, semuanya bergantung pada prinsip hidup dan keyakinan tiap individu yang memerlukan pengaplikasian sistem ekonomi itu sendiri dengan berbagai kelebihan dan kekurangannya yang menjadi konsekuensi yang harus diterima.
B. Saran Perlunya kajian yang lebih mendalam yang erat hubungannya dengan titik temu terhadap pemikiran ekonomi diatas, hal ini dikarenakan adanya asumsi bahwa titik temu antara kedua pemikiran diatas dapat dijadikan sebagai sebuah acuan dalam membentuk sistem perekonomian yang handal.