Bahan Sikap 1.docx

  • Uploaded by: SARY NOOR KOMALA
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bahan Sikap 1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,931
  • Pages: 25
BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Masalah Di saat kita melihat seseorang mengalami suatu peristiwa tertentu, sering kita berpikir mengapa orang melakukan perilaku tertentu? Apabila perilaku tersebut tidak pernah dilakukan sebelumnya, muncul pertanyaan seputar mengapa orang tidak mau melakukannya. Pada saat seseorang berubah pikirannya dan dia melakukan perilaku yang selama ini tidak pernah dilakukannya, muncul pertanyaan berikutnya “bagaimana orang dapat mengubah pikirannya?”. “Mengapa dulu ia tidak suka melakukan hal itu tetapi sekarang tiba-tiba ia melakukannya?”. Sebagai contoh, dalam mencermati perilaku individu menggunakan email sebagai media komunikasi, mengapa ada individu yang sangat suka berkomunikasi dengan menggunakan email?, mengapa individu yang lain hanya sesekali saja menggunakan email?, bahkan ada juga ada yang tidak suka menggunakannya?. Apabila selama ini

individu

tidak suka

menggunakan email, tetapi sekarang semakin sering menggunakannya “Apakah yang menyebabkan perubahan perilaku tersebut?”. Apakah ini disebabkan oleh sikap seseorang yang berubah?. Sikap adalah bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan orang lain. Semua orang pasti mempunyai sikap sendiri-sendiri terhadap suatu hal tertentu. Menurut pendapat beberapa pakar, sikap menentukan perilaku seseorang. Terlebih lagi melalui sikap yang dimunculkan maka akan terwujud sebuah perilaku yang ditimbulkan untuk menanggapi objek yang sedang dihadapinya. Sikap juga berperan penting dalam berbagai bidang kehidupan dalam berinteraksi, karena sikap berkaitan erat dengan keyakinan seseorang terhadap sesuatu. Dalam makalah ini mencantumkan pendekatan struktur dalam mempelajari pembentukan dan perubahan sikap. Pendekatan ini memasukkan beberapa teori yang mengemukakan bahwa sikap terbentuk dari beberapa elemen.

1

Teori – Teori Sikap

BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Sikap merupakan suatu kecenderungan untuk memberikan tanggapan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu objek tertentu, kecenderungan ini merupakan hasil belajar atau karena pengaruh sosial kehidupan sehari-hari, bukan karena pembawaan ataupun keturunan. Sikap sebagai suatu pendapat yang diikuti dengan perasaan, yang menentukan tindakan terhadap suatu objek. Sikap adalah bagian yang penting di dalam kehidupan sosial, karena kehidupan manusia selalu dalam berinteraksi dengan orang lain. Menurut pendapat beberapa pakar, sikap menentukan perilaku seseorang, diantaranya Mitchell (1990), berpendapat bahwa sikap sekelompok orang terhadap orang lain dapat mempengaruhi kehidupan dan keberhasilan orang lain. Dan menurut pendapat Krech, Crutchfield dan Ballachey (1962), sikap adalah sebuah sistem evaluasi positif atau negatif yang awet, perasaan-perasaan emosional dan tendensi tindakan pro atau kontra terhadap sebuah objek sosial. 1 Pendapat yang dikemukakan oleh Mitchell ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Cockcoft (1982) dan NSW Department of School Education (1989) yang menemukan bahwa sikap guru terhadap murid sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar murid-muridnya. Dapat dipahami bahwa sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal yaitu objek dan tidak ada sikap yang muncul tanpa adanya objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam-macam hal, baik yang sedang dialaminya saat itu maupun yang telah lalu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan sebuah perasaan terhadap suatu perilaku individu yang sedang berinteraksi dengannya maupun sesuatu yang sedang dialaminya.

1

Werner J. Severin & James W. Tankard, JR, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di dalam Media Massa (Jakarta: Kencana, 2009), 179 2

Teori – Teori Sikap

Sikap sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan karena dengan sikap, individu dapat mengekspresikan untuk menanggapi suatu kejadian atau objek. Dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan sebuah ekspresi sederhana dari bagaimana cara individu tersebut suka atau tidak suka terhadap beberapa hal (objek). Misalnya: segelintir remaja di Indonesia saat ini banyak yang menggandrungi Boy Band dan Girl Band asal Korea atau dapat disebut dengan demam K-pop, yang mereka lakukan adalah meniru gaya (style) berpakaian, berdadan dan memiliki atau bahkan menghafal lagu-lagu K-pop yang mereka sukai dan tidak ketinggalan untuk menonton drama serinya.

B.

Konsep Teori Sikap 1. Teori Keseimbangan  Berfokus pada upaya individu untuk tetap konsisten bersikap dalam hidup.  Dalam bentuk sederhana melibatkan hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap. Ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan sikap favorable (baik, suka, positif) dan sikap unfavorable (buruk, tidak suka, negatif).  Pembentukan sikap tersebut dapat seimbang atau tidak seimbang.  Contoh situasi seimbangnya : sikap (+) terhadap si A, yaitu sikap mengerti, menerima, menghormati, menghargai dan memperlakukan si A dengan secara wajar dan baik.  Hubungan afeksi dapat menghasilkan sistem yang tidak seimbang menjadi seimbang.

2. Teori Konsistensi Kognitif - Afektif  Berfokus pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisten dengan afeksinya.

3

Teori – Teori Sikap

 Penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.  Contoh : Seseorang tidak jadi makan di restoran “A” karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal, padahal ia belum pernah makan disana.

3. Teori Ketidaksesuaian (Dissonance Theory)  Berfokus pada individu yang menyelaraskan elemen – elemen kognisi, pemikiran atau struktur (Konsonansi = Selaras)  Disonansi : ketidakseimbangan, yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.  Terdapat dua elemen kognitif; dimana disonansi terjadi jika 􀃆 kedua elemen tidak cocok sehingga menggangu logika dan pengharapan. Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok  Cara mengurangi Disonansi : a.

Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya : stop merokok.

b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya: tidak percaya rokok merusak kesehatan.

4.

Teori Atribusi  Berfokus pada individu yang mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan dari perilakunya sendiri dan persepsinya tentang situasi.  Implikasinya adalah : perubahan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.

4

Teori – Teori Sikap

Contoh : memasak setiap ada kesempatan, dan ternyata baru sadar jika dirinya suka memasak / hobi memasak.

C.

Komponen Sikap Sikap mempunyai tiga komponen pokok, diantaranya:2 1. Afektif:

Berhubungan

dengan

kehidupan

emosional

seseorang

menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. Contoh: menyukai Madonna dan merasa senang melihat Madonna. 2. Kognitif: berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan terhadap sebuah objek yang dianggap baik maupun buruk. 3. Tingkah laku: kecenderungan untuk bertindak dengan kesengajaan terhadap suatu objek yang disukai maupun yang tidak disukai. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang penting dalam pembentukan sikap utuh (Notoatmodjo, 2007: 125). Intinya, sikap adalah rangkuman evaluasi terhadap objek sikap kita. 3 Interaksi antara ketiga komponen tersebut seharusnya membentuk pola sikap yang seragam ketika dihadapkan pada objek. Apabila salah satu komponen sikap tidak konsisten satu sama lain, maka akan terjadi ketidakselarasan didalamnya sehingga dapat terjadi perubahan sikap yang dialami individu.

D.

Aplikasi Teori Dari berbagai pengertian dari teori sikap yang sudah dijelaskan diatas, bentuk aplikasi teori dari sikap itu dibagi menjadi enam faktor utama, yaitu: 1. Pengalaman pribadi Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional, apa yang telah dan sedang kita alami ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya

2 3

Ibid.,hal, 178 Ibid.,hal, 177-178 5

Teori – Teori Sikap

sikap, untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan obyek psikoligis. Penghayatan itu kemudian akan membetuk sikap positif atau negatif tergantung dari berbagai faktor. 2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut. contohnya intan adalah teman dekat rahma. rahma sangat tidak menyukai binatang sedangkan intan sebaliknya. tapi karena rahma adalah orang yang penting bagi intan, dia berusaha bersikap seolah-olah dia juga tidak menyukai binatang agar rahma tidak menjauhinya. 3. Kebudayaan Seperti kebebasan pergaulan antara orang kota dan orang desa, orang kota bisa melakukan apa saja sesuka mereka tanpa ada yang ikut campur, sedangkan orang desa kebebasannya masih diliputi oleh batasan-batasan tertentu. Jadi sikap orang desa cenderung lebih sopan dan hati-hati dari pada orang kota. 4. Media Massa Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pesan yang berisi sugesti yang bersifat persuasi dan diharapkan dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan berpikir baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Apabila cukup kuat, akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal, sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai suatu sistem yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk merupakan garis pemisah antara sesuatu 6

Teori – Teori Sikap

yang boleh dan tidak boleh dilakukan, hal ini diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya. Misalnya umat islam banyak yang menjauhi narkoba atau miras, itu semua karena agama islam melarang untuk mengkonsumsi barang-barang tersebut. 6. Faktor Emosional Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi dan berfungsi sebagai pengalaman frustasi atau peralihan bentuk mekanisme pertahan ego, sikap yang demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang. Misalnya sebuah prasangka terhadap sesuatu ataupun seseorang dan sikap tidak toleran terhadap orang lain.

E.

Fungsi Sikap Manusia dapat bersifat rasional dan irasional dalam menanggapi suatu objek bergantung pada situasi dan motivasi yang sedang atau telah dihadapinya, dan sebagainya. Dapat disimpulkan bahwa sikap yang sama dapat memiliki dasar motivasi yang berbeda untuk masing-masing individu. Kartz mengidentifikasi empat fungsi utama sikap yang dapat bermanfaat bagi kepribadian individu, diantaranya:4 1. Fungsi instrumental, penyelarasan atau kebermanfaatan. Sejumlah sikap dipegang kuat karena manusia berjuang keras untuk memaksimalkan penghargaan dalam lingkungan eksternal mereka dan meminimalkan sanksi. 2. Fungsi pertahanan diri. Sejumlah sikap kuat dipegang karena manusia melindungi ego mereka dari hasrat mereka sendiri yang tidak dapat diterima atau dari pengetahuan tentang kekuatankekuatan yang mengancam dari luar.

4

Ibid.,hal 197 7

Teori – Teori Sikap

3. Fungsi ekspresi nilai. Beberapa sikap dipegang kuat karena memungkinkan seseorang memberikan ekspresi positif pada nilainilai sentral dan pada jati diri. 4. Fungsi pengetahuan. Beberapa sikap dipegang kuat karena memuaskan kebutuhan aka pengetahuan atau memberikan struktur dan makna pada sesuatu, yang jika tanpa-nya dunia akan kacau. Dapat dipahami dari keempat fungsi sikap diatas bahwa pentingnya memahami fungsi sikap tersebut, karena hal itu merupakan sebuah upaya dalam merubah sikap seorang individu agar dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya dan berpengaruh baik pula terhadap dirinya.

8

Teori – Teori Sikap

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Sikap merupakan sebuah pandangan positive ataupun negative terhadap suatu objek yang sedang dihadapinya saat itu atau yang telah lalu. Pandangan ini diperoleh dari hasil belajar atau karena pengaruh interaksi social sehari-hari yang diikuti dengan perasaan seorang individu. Sikap memiliki tiga (3) komponen yaitu: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen prilaku dalam menentukan terjadinya keselarasan sikap untuk menanggapi suatu objek yang terjadi padanya. Dapat disimpulkan bahwa, pentingnya peranan sikap yang dimunculkan oleh seorang individu untuk dapat mengaplikasikan sikapnya kedalam bentuk tindakan terhadap suatu objek maupun sebuah peristiwa yang sedang dihadapinya.

9

Teori – Teori Sikap

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sikap Apakah sikap itu? Ada banyak defenisi mengenai sikap, akan tetapi terdapat satu aspek sentral yang tidak pernah terlewatkan, yaitu aspek evaluative (Albarracin, Johnson, Zanna dan Kumkale). Sikap sering kali dipandang sebagai object-evaluation association. Dari beberapa defenisi mengenai sikap yang ada, Eagly dan Chaiken pada tahun 1993, membaginya menjadi dua pendekatan atau model pendefenisian. sikap didefenisikan sebagai sebuah kombinasi dari reaksi afektif, kognitif, dan prilaku terhadap suatu objek tertentu.[1] Meskipun sikap merupakan salah satu pokok bamahasan yang penting dalan psikologi, khususnya psikologi sosial. Ada sejumlah pendapat lain yang sangat mendasar mengenai sikap. Berikut ini adalah garis besar pandangan mengenai sikap. Berikut ini adalah garis besar pandangan-pandangan sikap yang disusun oleh pengamat Eiser. [2] Sikap merupakan pengalaman subjektif. Asumsi ini menjadi dasar untuk defenisi-defenisi pada umumnya, meskipun beberapa penulis, terutama Ben, menganggap bahwa berbagai pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atas dasar perilaku sendiri. Sikap adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan. Rumusan ini tidak pernah didukung secara tegas. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai sikap. Sikap bukan sekedar ‘suasana hati’ atau ‘reaksi aktif’ yang disebabkan oleh stimulus dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan sebagian dari pengalaman. Sikap setiap orang bisa sama dan bisa tidak sama. Rumusan ini bergantung pad aide bahwa sikap dapat diungkapkan dengan bahsa karena bahasa memungkoinkan orang membuat catatan dan pad aide bahwa sikap berkaitan dengan dunia luar. Sejumlah orang yang mempunyai sikap berbeda pada suatu objek akan berbeda pula dalam pendapat masing-masing mengenai apakah yang benar atau salah mengenai objek itu. Kemungkinn ada persamaan dan perbedaan dalam sikap berarti bahwa seseorang akan menafsirkan pernyataan mengenai sikap sebagai suatu sikap yang mengandung nilai kebenaran yang pada prinsipnya dapat diukur melalui interaksi dengan objek bersangkutan. Namun, hal itu tidak berarti bahwa sikap terbentuk setelah ada penyelidikan terlebih dahulu atas fakta-fakta terkait. Hubungan antara keyakinan berlandaskan fakta dan penilaian harus dibuktikan di lapangan.

10

Teori – Teori Sikap

B. Isi, Struktur Dan Fungsi Sikap Isi Sikap, sikap menurut Maio dan Haddock (2007) adalah konstrukkontruk Psikologis yang diekspresikan oleh sikap, seperti keyakinan dan afeksi. Penelitian mengenai isi dari sikap, seperti sudah disampaikan sebelumnya, didominsi oleh dua perspektif, yaitu the three-component model dan the expectancy-value model. Menurut perspektif yang pertama, sikap mengekspresikan perasaan, keyakinan, dan perilaku dimasa lampau yang berhubungan dengan objek sikap, sedangkan menurut perspektif yang kedua sikap mengekspresikan keyakinan-keyakinan terhadap objek sikap. [3] Struktur Sikap, Seperti telah dijelaskan di depan para ahli dalam membahas mengenai masalah sikap cukup menunjukkan adanya pandangan yang berbeda satu dengan yang lain. Thurstone menekankan komponen afektif, pada Rokeach menekankan pada komponen kognitif dan konatif, sedangkan pada Baron Byrne, juga Myers dan Gerungan, pada komponen kognitif, afektif, dan konatif. Berkaitan dengan hal-hal tersebut diatas pada umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu : a. Komonen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yag berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. b. Komponen afektif (komponen emosional) yaitu komponen yang berhubngan dengan rasa senang atau tidak snagng terhadap bjek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sdangkan rasa yang tidak senang merupakan hal yang negatf. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif dan negatif. c. Komponen konatif (Komponen prilaku, atau action component), yaitu komponen yangberhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan itensitas sikap, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau berprilaku seseorang terhadap objek sikap. Komponen-komponen tersebut diatas merupakan komponen yang membentuk struktur sikap. Analisis dengan melihat komponen-komponen yang membentuk sikap disebut analisis komponen atau analisis struktur. [4] Fungsi Sikap, Menurut Katz (1964) dalam buku Wawan dan Dewi (2010) sikap mempunyai beberapa fungsi, yaitu: a. Fungsi instrumental (fungsi penyesuaian/fungsi manfaat) Fungsi ini berkaitan dengan sarana dan tujuan. Orang memandang sejauh mana obyek sikap dapat digunakan sebagai sarana atau alat dalam rangka mencapai tujuan. Bila obyek sikap dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, 11

Teori – Teori Sikap

maka orang akan bersifat positif terhadap obyek tersebut. Demikian sebaliknya bila obyek sikap menghambat pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap obyek sikap yang bersangkutan. b. Fungsi pertahanan ego Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. c.

Fungsi ekspresi nilai Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan kepuasan dapat menunjukkan kepada dirinya. Dengan individu mengambil sikap tertentu akan menggambarkan keadaan sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. [5]

d. Fungsi pengetahuan Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti dengan pengalamanpengalamannya. Ini berarti bila seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu obyek, menunjukkan tentang pengetahuan orang terhadap obyek sikap yang rsangkutan. C. Proses Pembentukan Sikap Seperti telah dipaparkan diatas sikap tidak dibawa sejak dilahirkan, tetapi dibentuk sepanjang perkembangan individu yang bersangkutan. Untuk dapat menjelaskan bagaimana terbentuknya sikap akan dapat jelas diikuti pada bagan berikut ini. Bagan sikap (Dikutip dari Ma’at,1982, h. 22; dngan beberapa perubahan) Dari bagan tersebut dapat dikemukakan bahwa sikap yang ada pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu faktor fisiologis dan psikologis, serta faktor eksternal. Faktoe eksternal dapat berwujud situasi yang dihadapi oleh individu, norma-norma yang ada dalam masyarakat, hambatanhambatan atau pendorong-pendorong yang ada dalam masyarakat. Semuanya ini akan berpengaruh pada sikap yang ada pada sikap seseorang. Reaksi yang dapat diberikan individu terhadap objek sikap dapat bersifat positif, tetapi juga bisa bersifat negatif. Bagaimana reaksi yang timbul pada diri individu dapat diikuti dalam bagan berikut ini. Bagan persepsi (Dikutip dari Ma’rat, 1982, hal. 23;dengan perubahan) Objek sikap akan dipersepsi oleh individu, dan hasil persepsi akan dicerminkan dalam sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan. Dalam mempersepsi objek sikap individu akan mempengaruhi oleh pengetahuan, 12

Teori – Teori Sikap

pengalaman, cakrawala, keyakinan, proses belajar, dan hasil proses persepsi ini akan merupakan pendapat atau keyakinan individu mengenaiobjek sikap, dan ini berkaitan dengan segi kognisi. Afeksi akan mengiringi hasil kognisi terhadap objek sikap, kesiapan untuk bertindak, kesiapan untuk berperilaku. Keadaan lingkungan akan member pengaruh terhadap objek sikap maupun pada individu yang bersangkutan.[6] Masalah pembentukan sikap ini, menurut Krech dkk, tidak hanya ditujukan untuk ilmu sosial saja, tetapi juga penting bagi semua orang yang ingin memprngaruhi kegiatan sosial, seperti orang tua, pendidik, pemimpin, pembaharu, politikus, pedagang, dan orang-orang yang terkait untuk mengetahui cara mengembangkan sikap-sikap baru dan cara menguatkan atau melemahkan sikap. Ada orang atau sekelompok orang yang ingi mempertahankan sikap tertentu, ada pula oranng yang ingin menghilangkan sikap; umpamanya ingin menghilangkan diskriminatif. Bagaimana sikap itu terbentuk ? sebagian orang berpendapat bahwa ada faktor-faktor genetik yang berpengaruh pada terbentuknya sikap. Terbentuknya sikap seseorang pada dasarnya dilandasi pada norma-norma sebelunya (telah dihayati), sehingga dengan “kaca mata” norma-norma ini beserta pengalamannya dimasa lalu ia akan menentukan sikap, bahkan bertindak.[7] D. Hubungan Sikap Dan Perilaku Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu.Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap, kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku. a. Pembentukan perilaku Pembentukan perilaku dengan konsidioning atau kebiasaan, Cara ini didasarkan atas teori belajar konsidioning yang dikemukakan oleh Pavlov, Thorndike dan Skinner. Dengan cara membiasakan diri untuk berperilaku seperti yang diharapkan, akan terbentuklah perilaku tersebut. Pembentukan perilaku dengan pengertian (insight). Disamping pembentukan dengan kondisioning, pembentukan perilaku dapat ditempuh dengan pengertian (insight). Caraini berdasarkan atas teori belajar kognitif, yaitu belajar yang disertai dengan adanya pengertian,seperti yang dikemukakan kohler. Pembentukan perilaku dengan menggunakan model atau contoh. Jadi, perilaku itu dibentuk dengan cara menggunakan model atau contoh yang kemudian perilaku dari model tersebut ditiru oleh individu. Hal ini didasarkan atas teori belajar social (social learning theory). b. Konsistensi sikap dan perilaku 13

Teori – Teori Sikap

1. 2. 3. 4.

Sikap dan perilaku sering dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang biasa menjelaskan hubungan antara dan perilaku dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu factor psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention). Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bias konsisten apabila ada kondisi sebagai berikut : Spesifikasi sikap dan perilaku Relevansi sikap terhadap perilaku Tekanan normative Pengalaman[8]

E. Teori-Teori Sikap 1. Teori Keseimbangan Pada teori ini fokusnya terletak pada upaya individu untuk tetap konsisten dalam bersikap dalam hidup yang melibatkan hubungan- hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap.Dan dalam bentuk sederhana, ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan : a. sikap favorable ( baik, suka, positif ) b. sikap Unfavorable ( buruk, tidak suka, negatif ) 2. Teori Konsistensi kognitif – Afektif Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisiten dengan afeksinya dan penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.Sebagai contoh: Tidak jadi makan direstoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal padahal di belum pernah kesana 3. Teori Ketidaksesuaian Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana individu menyelataskan elemen – elemen kognisi, pemikiran atau struktur ( Konsonansi selaras ) dan disonasi atau kesetimbangan yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.dimana terdapat 2 elemen kognitif dimana disonasi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menganggu logika dan penghargaan. Sebagai contoh Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok”. 4. Teori Atribusi Pada teori ini fokusnya terletak paad bagaimana individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan sendiri dan persepsinya tentang situasi. Pada teori ini implikasinya adalah perubhan perilaku yang dilakukan seseorang 14

Teori – Teori Sikap

menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah. Sebagai contoh memasak setiap kesempatan baru sadar kalu dirinya suka menyukai/ hobi memasak.[9] F. Perubahan Dan Pengubahan Sikap Melalui Komunikasi Persuasif Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan. Adapan berikut ini akan diuraikan tentang perubahan sikap dan pengubahan sikap yaitu: 1. Perubahan sikap, perubahan sikap harus didahului oleh suatu stimulus dan stimulus (langkah awal) akan lebih berarti apabila diberikan penguatan. Melalui stimulus yang diperkuat akan akan menumbuhkan adanya perhatian. Membangkitkan perhatian merupakan langkah awal dalam melakukan perubahan sikap. Untuk membangkitkan perhatian itu ada beberapa usaha diantaranya: a. Argumentasi harus jelas, yaitu memberikan suatu pernyataan atau alasan yang jelas mengapa menganjurkan suatu perubahan sikap kepadanya. b. Sumber jelas dan relevan, yaitu sumber informasi harus kualifaid dan dapat dipertanggungjawabkan. c. Cara dan komunikasi yang menarik dan akrab, dapat menggunakan komunikasi dua arah dan sesuai dengan kondisi komunikasi. Langkah kedua pengertian (comprehension), bila seseorang sudah memahami dan mengerti tentang sikap yang diharapkan, selanjutnya individu akan menggunakan setiap aspek psikologinya untuk menyikapi perubahan atau perubahan itu. Untuk tercapainya pengrtian diperlukan hal-hal berikut; a. Informasi jelas, informasi yang diharapkan sebagai bentuk perubahan sikap disampaikan secara jelas, apa, mengapa, bagaimana dan untuk apa perubahan sikap itu, sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keraguan yang mengakibatkan kaburnya bentuk perubahan yang diharapkan. b. Berkepentingan, perubahan sikap itu benar-benar diberikan kepada individu yang membutuhkan dan berkepentingan. Sesuatu yang dibutuhkan biasanya akan semakin menarik untuk dikaji dan dihayati. c. Keseimbangan, membahas hal-hal yang fositif dan negative dari sikap yang diharapkan, bukan hanya segi fositifnya saja. d. Kepercayaan, bukan hanya percaya kepada tokoh pembaharu, seperti peminpin formal dan informal, namun juga bentuk perubahan itu dipercayai dan memberikan suatu yang bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya, baik untuk kehidupan di dunia maupun kehidupan di akhirat.

15

Teori – Teori Sikap

Langkah ketiga, langkah ini merupakan penerimaan proses ahir dalam perubahan sikap,walaupun wujud dari perubahan sikap itu masih di pengaruhi bebrapa factor, dlm lngkh ke 3 ini terdapat beberapa kegiatan untuk sampai kpd pengambilan keputusaan yaitu a. Ada konsep, ide dan gagasan merupakan salah satu dari komponen sikap individu. Karna itu sangat dibutuhkan dalam penerimaan perubahan atau pembaharuan. Konsep muncul atas pengalaman, selanjutnya di intropeksi melalui kognisi dan sisten nilai dan norma yang berlaku sehingga timbul pengertian dan seterusnya mengerti dengan berbagai kelemahan dan keunggulannya atas dasar efaluasi dan informasi. Melalui penalaran barulah sampai pada suatu konsep yang ahirnya konsep itu dipercayai dan diyakini, bahwa perubahan itu bermanfaat bagi kehidupan selanjutnya. b. Terjadinya keputusan, keputusan akan perubahan sikap individu itu sendiri. Pengambilan keputusan setelah mengkaji berbagai kemungkinan manfaat dan melakukan pertimbangan dari berbagai bahan masukan dari dalam atau dari luar dirinya. 2. Pengubahan sikap, komunikasi merupakan media utama dalam mengubah sikap di samping persuasi, edukasi, dan teladan. Sebagai pembicara tidak mungkin tidak mungkin hanya memakai suara dan bahasa saja, termasuk menggunakan seluruh tubuh termasuk otot, emosi, fikiran dan kepribadiannya. Albert Meharabien dalam Ibrahim Elfiky, menemukan sebuah konsep blirian dalam komunikasi 3 V (Verbal,Vokal,Visual). a.

Verbal, aspek aspek lisan hanya mencakup 7% dari keseluruhan proses komunikasi, kata-kata tidak mempunyai makna kecuali makna yang kita berikan kepadanya. Kata-kata tidak memiliki energi selain energy yang kita berikan melaluinya. Anda sunggu tidak dapat mengontrol persepsi dan pengertian orang lain. Tetapi tentu saja efektifitasnya bisa mencapai angka 100% bagi beberapa orang. Oleh karena itu dalam berkomunikasi berhati-hatilah memilih kata-kata. b. Vocal, vocal bernilai lebih 38%. Cukup beralasan jika warna suara individu dimaknai berbeda dari pesan yang di simbolkan oleh kata-kata pesan vocal lebih kuat efeknya dari pada pesan verbal. Ucapan yang sama bisa bermakna berbeda ketika seseorang mengujarkan atau mengucapkannya dengan berbagai warna suara. c. Visual, aspek visual memiliki 55% dari proses komunikasi keseluruhan. Aspek verbal dan vocal jika keduanya di gabungkan tidak akan mampu menandingi hebatnya pengaruh ekspresi wajah dalam proses komunikasi.

16

Teori – Teori Sikap

a)

b) c)

d)

e)

f)

Pengetahuan tentang V 3 mengajarkan bagaimana kata-kata dapat memberi pengaruh fositif. Untuk itu dituntut credibility intentions dari komunikator, untuk mendapatkan ridibity intentions diperlukan: Memahami posisi, yaitu authority dan kemampuan harus jelas sebagai individu yang mempengaruhi dan merubah sikap orang lain. Pemegang authority biasanya menjadi perhatian tersendiri bagi komunikan. Dapat dipercaya dan disegani atau sebaliknya akan mempengaruhi proses perubahan sikap. Memiliki perencanaan atau terprogram, komunikasi yang dilakukan secara mendadak terkesan tidak memilki persiapan dan perencanaan. Karena itu persiapan diri baik mental, penampilan dan materi sangan diperlukan. Intensitas, bukan hanya bergantung pada kuantitas berkomunikasi namun dituntut bobot informasi yang diberikan. Informasi yang jelas dan dipercaya biasanya menggambarkan intensitas isi dari pesan tersebut. Intensitas juga dapat bermakna intensif, maksudnya harus memenuhi persyaratan komunikasi yang baik, seperti pesan yang jelas, cara penyampaian yang mudah diterima, menggunakan media yang tepat, sesuai dengan latar belakang komunkan, keluasan ilmu dan pengetahuan serta keterampilan komunikator. Motivasi, stimulus atau pesan yang disampaikan mempunyai nilai motivasi yakni dapat menyentuh kebutuhan, keinginan, harapan mengandung makna bagi peningkatan pendapatan komunikan. Untuk itu diperlukan kesamaan bahasa, argumentasi yang jelas dan menggunakan komunikasi dua arah (dialogis) Gunakan variasi media komunikasi, seperti verbal, vocal dan visual, system lingkunga, kelompok media cetak elektronik, media drama dan lain-lain.[10]

17

Teori – Teori Sikap

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Sikap merupakan pengalaman subjektif. Asumsi ini menjadi dasar untuk defenisi-defenisi pada umumnya, meskipun beberapa penulis, terutama Ben, menganggap bahwa berbagai pernyataan seseorang mengenai sikapnya merupakan kesimpulan dari pengamatannya atas dasar perilaku sendiri. Sikap adalah pengalaman tentang suatu objek atau persoalan. Rumusan ini tidak pernah didukung secara tegas. Tidak semua pengalaman memenuhi syarat untuk disebut sebagai sikap. Sikap bukan sekedar ‘suasana hati’ atau ‘reaksi aktif’ yang disebabkan oleh stimulus dari luar. Suatu persoalan atau objek dikatakan merupakan sebagian dari pengalaman. Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku. B. Saran Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan sebaikbaiknya dan jadikanlah sebagi bahan referensi untuk makalah yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA M. Luddin Abu Bakar 2011. Psikologi Konseling. Cipta Pustaka Media Perintis. Bandung Rahman Agus Abdul. 2014. Psikologi Sosial. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Sobur Alex. 2011. Psikologi Umum. CV Pustaka Setia. Bandung Walgito Bimo. 1978. Psikologi Sosial (Suatu Penagantar). Yogyakarta: AN DI. Yogyakarta

18

Teori – Teori Sikap

http://i-purnama.blogspot.co.id/2015/11/makalah-psikologi-tentangsikap.html http://makalahtentangsikapversiedo.blogspot.co.id/ https://bukunnq.wordpress.com/2012/03/06/makalah-sikap/

19

Teori – Teori Sikap

Dibawah ini pengertian Sikap Menurut para Ahli: 1. Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara positif (ravorably) atau secara negatif (untavorably) terhadap obyek – obyek tertentu. 2. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999) berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses motivasional , emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek dunia individu. 3. La Pierre (dalam Azwar, 2003) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku , tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. 4. Soetarno (1994), sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada bendabenda, orang, peritiwa, pandangan, lembaga, norma dan lain-lain. 5. Sumber di www. wikipedia.org menjelaskan sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. 6. Menunit G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218) sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. 7. Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan situasi yang berkaitan dengannya.

8. Jalaluddin Rakhmat ( 1992 : 39 ) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: a. sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap boleh berupa benda, orang, tempat, gagasan atau situasi, atau kelompok. b. sikap mempunyai daya penolong atau motivasi. Sikap bukan sekedar rekaman masa lalu, tetapi juga menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu; menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan,mengesampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang harus dihindari.

20

Teori – Teori Sikap

c. sikap lebih menetap. Berbagai studi menunjukkan sikap politik kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami pembahan. d. sikap mengandung aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. e. sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah. 9. Sri Utami Rahayuningsih (2008) Sikap (Attitude) adalah 1. Berorientasi kepada respon : : sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek 2. Berorientasi kepada kesiapan respon : sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon suatu pola perilaku, tendenasi atau kesiapan antisipatif untuk menyesuaikan diri dari situasi sosial yang telah terkondisikan 3. Berorientasi kepada skema triadic : sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif, dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek di lingkungan sekitarnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. 1. B.

Proses dan Komponen Sikap

Secara umum, dalam berbagai referensi, sikap memiliki 3 komponen yakni: kognitif, afektif, dan kecenderungan tindakan (Morgan dan King, 1975;Krech dan Ballacy, 1963, Howard dan Kendler 1974, Gerungan, 2000). 1. 1.

Komponen kognitif

Aspek sikap yang berkenaan dengan penilaian individu terhadap obyek atau subyek. Informasi yang masuk ke dalam otak manusia, melalui proses analisis, sintesis, dan evaluasi akan menghasilkan nilai baru yang akan diakomodasi atau diasimilasikan dengan pengetahuan yang telah ada di dalam otak manusia. Nilai – nilai baru yang diyakini benar, baik, indah, dan sebagainya, pada akhirnya akan mempengaruhi emosi atau komponen afektif dari sikap individu. 1. 2.

komponen afektif 21

Teori – Teori Sikap

Aspek ini Dikatakan sebagai perasaan (emosi) individu terhadap obyek atau subyek, yang sejalan dengan hasil penilaiannya. 1. 3.

komponen kecenderungan bertindak

Berkenaan dengan keinginan individu untuk melakukan perbuatan sesuai dengan keyakinandan keinginannya. Sikap seseorang terhadap suatu obyek atau subyek dapat positif atau negatif. Manifestasikan sikap terlihat dari tanggapan seseorang apakah ia menerima atau menolak, setuju atau tidak setuju terhadap obyek atau subyek. Komponen sikap berkaitan satu dengan yang lainnya. Dari manapun kita memulai dalam analisis sikap, ketiga komponen tersebut tetap dalam ikatan satu sistem. komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap. 1. C. 1. a.

Faktor- Faktor yang mempengaruhi Sikap Pengalaman pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial. 1. b.

Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu diantara komoponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang dianggap penting, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak, tingkah dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan atau seseorang yang berarti khusus bagi kita akan mempengaruhi pembentkan sikap kita terhadap sesuatu. Contoh : Orang tua, teman sebaya, teman dekat, guru, istri, suami dan lain-lain. 1. c.

Pengaruh kebudayaan

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 1. 4.

Media massa

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

22

Teori – Teori Sikap

1. 5.

Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam arti individu. 6. Pengaruh faktor emosional Tidak semua bentuk sikap dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang, kadang-kadang sesuatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 1. D. Teori – Teori Tentang Sikap 1. 1. Teori Keseimbangan Pada teori ini fokusnya terletak pada upaya individu untuk tetap konsisten dalam bersikap dalam hidup yang melibatkan hubungan- hubungan antara seseorang dengan dua objek sikap.Dan dalam bentuk sederhana, ketiga elemen tersebut dihubungkan dengan : 1. sikap favorable ( baik, suka, positif ) 2. sikap Unfavorable ( buruk, tidak suka, negatif ) 1. 2. Teori Konsistensi kognitif – Afektif Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana seseorang berusaha membuat kognisi mereka konsisiten dengan afeksinya dan penilaian seseorang terhadap suatu kejadian akan mempengaruhi keyakinannya.Sebagai contoh: Tidak jadi makan direstoran X karena temannya bilang bahwa restoran tersebut tidak halal padahal di belum pernah kesana 1. 3.

Teori Ketidaksesuaian

Pada teori ini fokusnya terletak pada bagaimana individu menyelataskan elemen – elemen kognisi, pemikiran atau struktur ( Konsonansi selaras ) dan disonasi atau kesetimbangan yaitu pikiran yang amat menekan dan memotivasi seseorang untuk memperbaikinya.dimana terdapat 2 elemen kognitif dimana disonasi terjadi jika kedua elemen tidak cocok sehingga menganggu logika dan penghargaan. Sebagai contoh Misalnya: ”Merokok membahayakan kesehatan” konsonansi dengan ”saya tidak merokok”; tetapi disonansi dengan ”perokok”. Cara mengurangi Disonansi: a. Merubah salah satu elemen kognitif, yaitu dengan mengubah sikap agar sesuai dengan perilakunya. Misalnya : stop merokok

23

Teori – Teori Sikap

b. Menambahkan satu elemen kognitif baru. Misalnya: tidak percaya rokok merusak kesehatan

4. Teori Atribusi Pada teori ini fokusnya terletak paad bagaimana individu mengetahui akan sikapnya dengan mengambil kesimpulan sendiri dan persepsinya tentang situasi. Pada teori ini implikasinya adalah perubhan perilaku yang dilakukan seseorang menimbulkan kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah. Sebagai contoh memasak setiap kesempatan baru sadar kalu dirinya suka menyukai/ hobi memasak.

1. E.

Hubungan sikap dengan perilaku

Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

BAB III PENUTUP

1. A.

Kesimpulan

sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi. Proses sikap terdiri dari 3 komponen yaitu komponen kognitif, afektif dan kecenderungan untuk bertindak, komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak merupakan suatu kesatuan sistem, sehingga tidak dapat dilepas satu dengan lainnya. Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap dan Ketiga komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak secara bersama- sama membentuk sikap. Sikap yang dilakukan oleh setiap individu sangatlah berpengaruh terhadap perilaku individu. Pengaruh tersebut terletak pada individu sendiri terhadap respon yang 24

Teori – Teori Sikap

ditangkap ,kecenderungan individu untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh berbagai faktor bawaan dan lingkungan sehingga menimbulkan tingkah laku.

1. B.

SARAN

Adapun saran dari penulis adalah gunakanlah makalah ini dengan sebaik-baiknya dan jadikanlah sebagi bahan referensi untuk makalh yang sejenis.

DAFTAR PUSTAKA H. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara Anonim a. 2008. Faktor – Faktor yang mempengaruhi sikap ( Online ) http: // www. Sikap. Com,diakses 7 April 2010 Sri Utami Rahayuningsih . 2008. Sikap ( Attitude ) (Online ) http:// www. Atttitude,blogspot. Com, diakses 7 April 2010 Fitri. 2008. Pengertian Sikap (Online ) http:// Blog dunia Psikologi. Com, diakses 7 April 2010

25

Teori – Teori Sikap

Related Documents

Bahan Sikap 1.docx
August 2019 26
Definisi Sikap
July 2020 25
Bahan
October 2019 64
Pernyataan Sikap
November 2019 33
Sikap Jujur.docx
December 2019 33
Pembentukan Sikap
November 2019 43

More Documents from "Syazana Sharif"

Lp Kpd 2.docx
April 2020 15
Bahan Nefro 2.docx
October 2019 11
113975237-sap-stroke.docx
October 2019 10
Lp Fisiologi Kehamilan.docx
October 2019 16
Bahan Sikap 1.docx
August 2019 26
Doc2.docx
October 2019 14