BAHAN AJAR KEPERAWATAN JIWA 2
DISUSUN OLEH: ASRI RAHMAWATI
STIKes MUHAMMADIYAH PRINGSEWU PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2017
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Buku Ajar
:Bahan Ajar Keperawatan Jiwa 2
Mata Kuliah
: Keperawatan Jiwa 2
Kode Mata Kuliah
: 3307
Nama Penulis
: Asri Rahmawati
NBM
: 909 724
Program Studi
: S1 Keperawatan
Pringsewu, 8 Agustus 2017 Ketua STIKes
Penulis,
Ns. Asri Rahmawati, S kep, M Kes
Ns. Asri Rahmawati, S kep, M Kes
NBM 909 724
NBM 909 724
ii
KATA PENGANTAR
Saya menyambut baik diterbitkannya bahan ajar keperawatan jiwa 2 oleh dosen kami di Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, mudah- mudahan dengan diterbitkannya bahan ajar ini dapat menjadi salah satu bahan rujukan bagi mahasiswa keperawatan khususnya dalam mempelajari keperawatan jiwa.2 Selaku pimpinan, saya terus mendorong semangat dan kreativitas seluruh staf demi kemajuan nstitusi tercinta. Bentuk kepedulian kami sebagai unsur pimpinan adalah mencoba berkolaborasi dengan para penulis terutama yang menyangkut bantuan financialnya sebagai stimulus dalam berkarya.hal ini didasari oleh situasi menjelang era globalisasi. Di era globalisasi ini banyak sekali masalah-masalah seperti masalah knowledge management, dimana terdapat rendahnya budaya menulis dalam masyarakat Indonesia menyebabkan lambannya transfer ilmu, sehingga pengalaman seseorang yang gagal dan pengalaman seseorang yang berhasil tidak dapat dipelajari oleh orang lain. Akibatnya perlu waktu lebih banyak untuk masyarakat untuk belajar dengan cara trial and error. Di tengah berkecamuknya masalah sosiual , karena pergeseran masalah kesehatan jiwa kearah calon legislative, meningkatnya angka kekkerasan dan bunuh diri pada generasi muda, merebaknya narkoba, peningkatan angka gangguan jiwa, maka mahasiswa kesehatan, khususnya keperawatan perlu dibekali skill yang baik dimana salah satu cara nya dengan menyedikaan referensi-referensi keperawatan jiwa, maka
dengan adanya ahan ajar
keperawatan jiwa 2 ini dapat dijadikan bahan untuk slah satu cara belajar.
Pringsewu,
8 Agustus 2017
Ketua STIKes
iii
PRA KATA PENULIS
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas karunianya jualah, penulis dapat menyelesaikan revisi bahan ajar ini. Salah satu motivasi penulis untuk membuat bahan ajar keperawatan jiwa ini, adalah adanya fenomena meningkatnya jumlah kejadian gangguan jiwa, meningkatnya angka bunuh diri serta kekerasan senjata yang diakibatkan karena stress.sehingga perlunya literature2 yang dapat lebih mudah dipahami oleh mahasiswa. Stress dan gangguanmental kini banyak melanda calon legislative, menurut beberapa ahli hal itu disebabkan karena individu gagal memaknai kehidupan, indicator dikatakan individu dikatakan paling sehat jiwa adalah apabila individu tersebut paling baik persiapan kematiannya. Untuk menggali dan mendalami ilmu jiwa, seperti mendalami samudera, dengan kata lain, seandainya kita mencelupkan jari kita pada luasnya samudera, maka air yang menempel di jari diibaratkan ilmu yang dapat dipelajari, masih jauh disbanding ilmu yang dimiliki oleh Allah SWT, Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih kepada : 1. Ketua STIKes Muhammadiyah Pringsewu, atas dukungannya. 2. Rekan civitas akademika di STIkes Muhammadiyah Pringsewu, 3. Dan semua Tim departemen keperawatan Jiwa STIKes Muhammadiyah Pringsewu, atas dukungan dan sumbangsih pikirannya. Semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi kita semua. ( amin )
Pringsewu, Agustus 2017 Penulis
iv
BAB I Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Halusinasi
A. Tujuan Pembelajaran 1. Tujuan Umum: Peserta didik memahami tentang asuhan keperawatan pasien dengan halusinasi 2. Tujuan Khusus: a. Peserta didik dapat memahami definisi halusinasi b. Peserta didik memahami tentang jenis-jenis halusinasi c. Peserta didik memahami tentang fase-fase halusinasi d. Peserta didik memahami perilaku halusinasi e. Peserta didik memahami mekanisme koping halusinasi f. Peserta didik mampu memahami Tujuan penatalaksanaan halusinasi g. Peserta didik memahami intervensi pada halusinasi
B. Definisi Pencerapan panca indra tanpa rangsang dari luar (Maramis, 1998). Penghayatan yang dialami seperti suatu persepsi melalui panca indera tanpa stimulus eksternal; persepsi palsu (Lubis, 1993). Distorsi persepsi yang muncul dari berbagai indera (Stuart & Laraia, 2001)
1
C. Jenis-jenis Halusinasi 1. Halusinasi pendengaran. Halusiniasi ini banyak dialami oleh pasien gangguan jiwa (70%) 2. Halusinasi penglihatan Halusinasi ini dialami oleh pasien gangguan jiwa sebesar (20%) 3. Halusinasi penghidu 4. Halusinasi pengecapan 5. Halusinasi perabaan
10%
6. Kinestateik
D. Fase-Fase Halusinasi
2
E. Ciri-Ciri Halusinasi
3
F. Mekanisme Koping 1. Regresi 2. Proyeksi 3. Menarik diri 4. Keluarga mengingkari
G. Perilaku Halusinasi 1. Tertawa/bicara sendiri 2. Marah-marah tanpa sebab 3. Asyik sendiri
H. Tujuan Keperawatan 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 2. Klien mengenal halusinasi 3. Klien dapat mengontrol halusinasi 4. Klien mendapat dukungan keluarga utk mengontrol halusinasi 5. Klien memanfaatkan obat sesuai program
I. Tindakan Keperawatan a. Kontak singkat dan sering b. Jika klien sedang halusinasi: 1) Klarifikasi apa yg dialami 2) Katakan perawat percaya klien, namun tdk mengalami sensasi serupa. 4
3) Katakan ada klien yang mengalami hal yang sama 4) Katakan, perawat akan membantu klien. c. Jika klien tdk sedang mengalami halusinasi: 1) Diskusikan isi, waktu, frekuensi 2) Diskusikan hal yg menimbulkan atau tdk menimbulkan halusinasi 3) Diskusikan apa yg dilakukan jika halusinasi timbul 4) Diskusikan dampak jika klien menikmati halusinasi 5) Diskusikan perasaan klien saat mengalami halusinasi d. Diskusikan cara mengendalikan halusinasi 1) Menghardik halusinasi 2) Berbincang dg orang lain 3) Mengatur jadwal aktivitas 4) Menggunakan obat secara teratur
5
J. SP Pasien Halusinasi
SP1p
•Mendiskusikan isi, waktu, frekuensi, situasi, respons thd halusinasi •Melatih “mengusir halusinasi” •Memasukkan dalam jadwal harian
SP2p
•Evaluasi jadwal harian: menghardik halusinasi •Melatih “bercakap-cakap” untuk mengatasi halusinasi •Memasukkan dalam jadwal harian
SP3p SP4p
•Evaluasi jadwal harian •Mendorong membuat jadwal aktivitas harian •Evaluasi jadwal harian •Latih patuh minum obat •Masukkan dalam jadwal harian
K. SP Keluarga Dengan Halusinasi
SP1k
• Mendiskusikan masalah yang dihadapi oleh pasien • Mendiskusikan peran keluarga • Mendiskusikan upaya yang bisa dilakukan oleh keluarga
SP2k
• Mendiskusikan cara yang bisa dilakukan oleh keluarga untuk membantu pasien mengatasi halusinasinya • Melatih keluarga untuk merawat pasien halusinasi
SP3k SP4k
• Memberi kesempatan keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan halusinasi • Menjelaskan sistem rujukan dan fasilitas kesehatan yang bisa diakses oleh keluarga
6
L. Referensi Maramis, W.F & Maramis A.A. 2009. Ilmu Kedokteran jiwa edisi 2,Jakarta: EGC. Potter,P.A & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamenytal Keperawatan edisi 4. EGC : Jakarta Stuart and Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. EGC : Jakarta Stuart & Sundeen. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3 EGC: Jakarta.
7
BAB II Asuhan keperwatan pada Waham
A. Tujuan 1. Tujuan Umum Peserta didik memahami tentang asuhan keperawatan pada masalah Waham. 2. Tujuan Khusus a. Peserta didik mengetahui tentang pengertian waham b. Peserta didik mengetahui tentang jenis-jenis waham c. Pserta didik mengetahui mekanisme koping waham d. Peserta didik mengetahui pohon masalah waham e. Peserta didik mengetahui diagnosa keperawatan pada waham f. Peserta didik mengetahui tujuan penatalaksanaan waham. g. Pesserta didk mengetahui penatalaksanan pada pasien waham.
B. Pengertian Waham Waham adalah Keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan kondisi obyektif, dipertahankan terusmenerus. sulit digoyahkan dengan argumentasi rasional Keyakinan palsu yang tetap dipertahankan sekalipun dihadapkan cukup bukti kekeliruannya
8
C. Mekanisme Koping 1. Regresi 2. Menarik diri 3. Pada keluarga: mengingkari
D. Pohon Masalah Kerusakan komunikasi verbal
Perubahan proses pikir: waham …….
Gangguan konsep diri: harga diri rendah
E. Diagnosa Keperawatan 1. PPP: waham ….. 2. Gg konsep diri: harga diri rendah kronis 3. Kerusakan komunikasi verbal F. Tujuan 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat. 2. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yg tidak terpenuhi. 3. Klien dapat mengontrol waham 4. Klien mendapat dukungan keluarga untuk mengatasi wahamnya 5. Klien dapat minum obat sesuai program
9
G. Tindakan pada pasien waham 1. SP 1 a. Identifikasi tanda dan gejala waham b. Bantu orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/ lingkungan c. Diskusikan kebutuhan pasien yang tidak terpenuhi d. Bantu pasien memenuhi kebutuhannya yang realistis
e. Masukkan pada jadual kegiatan pemenuhan kebutuhan 2. SP 2 a. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien dan berikan pujian b. Diskusikan kemampuan yang dimiliki c. Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
d. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan dan kegiatan yang telah dilatih 3. SP3 a. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang dilakukan pasien dan berikan pujian b. Jelaskan tentang obat yang diminum (6 benar: jenis, guna, dosisi, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat) dan tanyakan manfaat yang diraskan pasien
c. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, pasien yang telah dilatih dan obat 4. SP 4 a.
Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan pasien, kegiatan yang telah dilatih, dan minum obat. Berikan pujian
b.
Diskusikan kebutuhan lain dan cara memenuhinya
c.
Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih. Kemudian latih
d. Masukkan pada jadual pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang telah dilatih, minum obat
5. SP 5 a. Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan, kegiatan yang dilatih dan minum obat. Beri pujian b. Nilai kemampuan yang telah mandiri
c. Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang, apakah waham terkontrol
10
H. Referensi Hawari, D. 2008. Manajemen stress,cemas, depresi. EGC :Jakarta Keliat, B.A, dkk. 2016. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Fakultas keperawatan Universitas Indonesia: Workshop keperawatan jiwa X. Potter,P.A & Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamenytal Keperawatan edisi 4. EGC : Jakarta Stuart and Sundeen.1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. EGC : Jakarta Stuart, G.W. 2013. Principles and Practice of Psychiatric Nursing ( 10 th edition). St. Louis: Mosby year Book Inc Stuart, G.W & Laraia,M.T. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing ( 7 th Edition ) St Louis: Mosby Suliswati, dkk. 2005. Konsep Dasar Keperawatan Jiwaa edisi 1. EGC: Jakarta Videbeck, S. 2008. Buku Ajar Keperaeatan Jiwa. EGC: Jakarta.
11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Tujuan Umum Setelah dilakukan pembelajaran mahasiswa memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien Isolasi sosial
2.
Tujuan Khusus a. Peserta didik dapat mengetahui definisi sisolasi social b. Peserta didik dapat mengetahui factor predisposisi isolasi sosial. c. Peserta didik memahami factor presipitasi isolasi sosial. d. Peserta didik memahami gejala pasien isolasi social e. Peserta didik memehami tujuan penatalaksanaan isolasi social f. Peserta didik memahami penatalaksanaan isolasi sosial
B. Definisi Isolasi social yaitu
Adalah percobaan untuk menghindari interaksi dengan orang
lain.
12
C. Faktor Predisposisi 1. Faktor Perkembangan setiap tumbang ada tugas yang harus dilalui, bila tugas tidak berhasil menghambat perkembangan ex. Kurang kasih sayang, perhatian pada bayi memberikan rasa tidak aman. 2. Faktor Biologis Genetik merupakan salah satu faktor gangguan jiwa. 3. Faktor Sosial budaya Adalah faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial Ex. Anggota keluarga diasingkan
D. Faktor Presipitasi 1. Stressor sosial budaya Stressor sosial budaya dapat menyebabkan gangguan berhubungan. Ex keluarga dirawat
2. Stressor Psikologis Tingkat kecemasan yang berat dapat menyebabkan menurunnya kemampuan individu untuk berhubungan
E. Gejala Klinik 1. Kurang spontan 2. Apatis 3. Ekspresi sedih 4. Tidak merawat diri 5. Komunikasi verbal menurun 6. Isolasi 7. Makan kurang 13
8. Kurang tenaga 9. HDR
F. Masalah Keperawatan 1. Isolasi Sosial 2. Gangguan Konsep diri 3. Resiko perubahan sensori persepsi 4. Defisit perawatan diri
G. Tujuan Khusus 1. Bina Hubungan saling percaya 2. Dapat menyebutkan penyebab menarik diri 3. Dapat menyebutkan keuntungan berinteraksi / kerugian menarik diri 4. Dapat melaksanakan hubungan sosial secara bertahap 5. Dapat mengungkapkan perasaan setelah berhubungan 6. Dapat memberdayakan sistem pendukung
H. Penatalaksanaan Isolasi Sosial 1.
Sp 1 a. Identifikasi penyebab isolasi sosial: siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat, dan apa sebabnya b. Keuntungan punya teman dan bercakap-cakap c. Kerugian tidak punya teman dan tidak bercakap-cakap d. Latih cara berkenalan dengan pasien dan perawat atau tamu
e. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 2. SP 2 e. Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa orang). Beri pujian b. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (latih 2 kegiatan)
c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang pasien, perawat dan tamu, berbicara saat melakukan kegiatan harian
14
3
SP 3 a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa oarang) & bicara saat melakukan dua kegiatan harian. Beri pujian b. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru) c. Masukkan pada jadual kegiatan kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang, berbicara saat melakukan 4 kegiatan
4
SP 4 a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, bicara saat melakukan empat kegiatan harian. Beri pujian b. Latih cara bicara sosial: meminta sesuatu, menjawab pertanyaan c. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang, orang baru, berbicara saat melakukan kegiatan harian & sosialisasi 5. SP 5 a. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan, berbicara saat melakukan harian dan sosialisai. Beri pujian b. Latih kegiatan harian c. Nilai kemampuan yang telah mandiri d. Nilai apakah isolasi sosial teratasi
I. Referensi Carpenito-moyet,L.J , 2009. Nursing diagnosis ( Application to clinical practice 13 th.ed) Philadhelpia. Lippincott Williams & walkinds. Keliat, B.A, dkk. 2016. Standar Asuhan Keperawatan Jiwa. Fakultas keperawatan Universitas Indonesia: Workshop keperawatan jiwa X. Nanda International, 2016. Diagnosis Keperawatan definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10, Jakatrta : EGC
15
BAB 1V ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH GANGGUAN KONSEP DIRI
A. Tujuan Pembelajaran 1.
Tujuan Umum Setelah dilakukan pembelajaran mahasiswa memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien gangguan konsep diri harga diri rendah
2.
Tujuan Khusus a. Peserta didik mampu memahami definisi gangguan konsep diri b. Peserta didik mampu memahami komponen konsep diri c. Peserta didik mampu memahami tujuan penatalaksanaan konsep diri d. Peserta didik mampu memahami penatalaksanaan gangguan konsep diri
B. Definisi Semua ide, pikiran, kepercayaan yang diketahui individu tentang dirinya, mempengaruhi individu dalam berhubungan
C. Komponen Konsep diri 1. Gambaran diri / Citra Tubuh a. Adalah perubahan persepsi tentang tubuh akibat perubahan bentuk, ukuran. b. Tanda dan gejala : 1) Menolak melihat menyentuh bagian tubuh
16
2) Menolak penjelasan bentuk tubuh 3) Persepsi negatif pada tubuh 4) Mengungkapkan perasaan
c. Ideal diri 1. Pengertian Adalah ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai. Dan tidak realistis 2. Gejala
:
1) Mengungkapkan keputusaasaan 2) Mengungkapkan keinginan yang tinggi
3. Harga diri a. Adalah perasaan negatif terhadap diri sendiri, tidak percaya diri. b. Gejala : 1) Perasaan malu terhadap diri sendiri 2) Rasa bersalah terhadap diri sendiri 3) Merendahkan diri 4) Tidak percaya diri 5) Bisa mencederai diri
4. Peran a. Adalah sikap, perilaku, tujuan,yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyrakat. b. Tanda dan gejala
: 17
1) Ketidakpuasan 2) Kegagalan peran baru 3) Kurang tanggung jawab 4) Bosan, jenuh
5. Identitas a. Adalah keraguan, ketidak pastian dalam menilai diri, sukar memutuskan, sukar menetapkan tujuan. b. Gejala : 1) Sukar menilai diri 2) Sukar mengambil keputusan 3) Hubungan interpersonal tidak stabil 4) Menyalahkan orang lain.
D. Rencana keperawatan. 1. Tujuan a.
Bina Hubungan Saling Percaya
b.
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
c.
Klien dapat menilai kemampuan yang masih digunakan
d.
Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuan
e.
Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan
f.
Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung
18
2. Tujuan Khusus a. Diskusikan kemampuan positif yang ada b. Setiap bertemu pujian c.
Diskusikan kemampuan yang masih bisa digunakan di RS
d. Rencanakan aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari ( jadual ) e. Beri contoh E. Penatalaksanaan Gangguan Konsep Diri HDR 1. SP 1 a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan) b. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini c. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih d. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannnya) e. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan dua kali per hari 2. SP 2 a. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian b. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih c. Latih kegiatan kedua (alat dan cara) d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: dua kegiatan masing-masing 2 kali per hari 3. SP 3 a. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian b. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga (alat dan cara) c. Latih kegiatan ketiga (alat dan cara) d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-masing dua kali 4. SP 4
19
a. Evaluasi kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian b. Bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih c. Latih kegiatan keempat d. Masukkan pada jadual kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-masing 2 kali per hari 5. SP 5 a. Evaluasi kegiatan latihan dan berikan pujian b. Latih kegiatan dilanjutkan sampai tak terhingga c. Nilai kemampuan yang telah mandiri d. Nilai apakah harga diri pasien meningkat
F. Referensi Carpenito-moyet,L.J , 2009. Nursing diagnosis ( Application to clinical practice 13 th.ed) Philadhelpia. Lippincott Williams & walkinds. Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Andi Offset. Nanda International, 2016. Diagnosis Keperawatan definisi & Klasifikasi 2015-2017 edisi 10, Jakatrta : EGC
20