3) Jurnal Pelaksanaan Anggaran (JPA) Jurnal JPA merupakan jurnal berbasis kas. Jurnal LPA digunakan untuk mengakui adanya realisasi anggaran atas Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, Penerimaan Pembiayaan, dan Pengeluaran Pembiayaan. Jurnal LPA ini nantinya akan menghasilkan Laporan Realiasasi Anggaran (LRA), dan Laporan Perubahan SAL. Jurnal LPA ini digunakan untuk menjurnal realisasi anggaran selama periode berjalan. Selama periode berjalan, sebuah transaksi akan dicatat menggunakan jurnal LPA jika transaksi tersebut memenuhi dua syarat berikut: a) Terdapat arus kas masuk atau arus kas keluar, dan b) Merupakan realisasi anggaran bagi entitas bersangkutan. Adanya realisasi anggaran, baik realisasi Pendapatan, relaisasi Penerimaan Pembiayaan, realisasi Belanja, maupun realisasi Pengeluaran Pembiayaan akan mempengaruhi nilai Perubahan SAL. Dengan demikian, setiap terjadi penjurnlan atas realisasi anggaran, maka akaun lawannya adalah akun Perubahan SAL. Dengan adanya jurnal LO dan Neraca serta Jurnal LPA, maka setiap kali terjadi transaksi atau aktivitas keuangan, fungsi akauntansi disetiap entitas harus mencatatnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi untuk menyusun LO, Neraca, dan LRA. Berikut beberapa catatan penting ketika hendak melakukan pencatatan transaksi ke dalam jurnal: a) Setiap transaksi atau aktivitas keuangan pasti dicatat menggunakan Jurnal LO menggunakan Jurnal LPA. b) Apabila suatu transaksi atau aktivitas keuangan menyebabkan arus kas masuk atau arus kas keluar dan merupakan realisasi anggaran bagi entitas bersangkutan, maka selain dicatat menggunakan Jurnal LO dicatat juga menggunakan Jurnal LPA. Contoh pencatatan transaksi dengan Jurnal LPA:
a) Pengakuan Pendapatan Berdasarkan Penetapan Pengakuan Hak Atas Pendapatan ketika dikeluarkan penetapan surat ketetapan pajak daerah (SKPD)-PBB sebesar Rp. 35.000.000. Analisis Transaksi: transaksi diatas hanya mempengaruhi jurnal Finansial atau
LO
Karena
merupakan
transaksi
akrual
dan
menyebabkan
bertambahnya piutang (asset) sebesar Rp. 50.000.000,- pada posisi debit dan bertambahnya pendapatan (Ekuitas) sebesar Rp. 50.000.000,- pada posisi kredit, sehingga tidak ada penjurnalan pada Jurnal LRA, karena jurnal LRA hanya dilakukan untuk transaksi berbasis kas. Tanggal
No. Bukti
Kode
Nama Akun
Ref
Debit
Kredit
5 feb 2016
b) Membeli ATK sebesar Rp. 750.000 Analisis Transaksi: transaksi diatas menyebabkan bertambahnya belanja sebesar Rp. 750.000,- pada posisi debit dan perubahan SAL sebesar Rp. 750.000,- pada posisi kredit. Tanggal 10 feb 2016
No. Bukti
Kode
Nama Akun
9.1.2.01.01
Belanja Persediaan
Ref
Debit
Kredit
ATK 1.1.1.03.01
Perubahan SAL
c) Menerima setoran pajak dari wajib pajak sebesar Rp. 1.000.000 Analisis Transaksi: terkait dengan jurnal pelaksanaan anggaran, transaksi diatas menyebabkan bertambahnya Perubahan SAL sebesar Rp. 1.000.000,pada posisi debit dan bertambahnya pendapatan (Ekuitas) sebesar Rp. 1.000.000,- pada posisi kredit.
Tanggal
No. Bukti
Kode
10 feb 2016
Nama Akun
Ref
Perubahan SAL
Debit
Kredit
1.000.000 0
Pendapatan pajak
1.000.000
c. Buku Besar Proses kalasifikasi transaksi dari jurnal ke buku besar dikenal dengan istilah Posting. Posting ke buku besar sekaligus merupakan penggolongan dan peringkasan transaksi sebab tiap-tiap data transaksi dibawa ke masing-masing akun yang sesuai. Buku besar adalah kumpulan catatan transaksi per akun secara urut kronologis tanggal. Setiap akun memiliki satu buku besarnya masing-masing yang dicatat baik untuk akun dari tiap komponen aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan LO, beban, maupun pendapatan LRA, belanja dan pembiayaan. Buku besar dibuat dalam sebuah format tertentu dan dengan aturan tertentu yang telah disepakati. Contoh Format Buku Besar: PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA…………… BUKU BESAR SKPD
:
Nama Akun
:
Kode Akun
:
Pagu APBD
:
Pagu perubahan APBD
:
Tanggal
No. Bukti
Uraian
Ref
Debit
Kredit
Saldo
Tiap buku besar memuat informasi nama SKPD, nama akun, kode akun, pagu APBD dan pagu perubahan APBD sebagai control, batas maksimal transaksi untuk masing-masing akun tidak boleh melebihi pagu anggarannya terutama untuk pagu anggaran belanja dan pengeluaran pembiayaan. Pada kolom tanggal diisi dengan tanggal transaksi. Kolom Nomor Bukti diisi dengan nomor bukti transaksi. Kolom uraian diisi dengan informasi keterangan terkait transaksi. Kemudian dikolom debit atau kredit diisi nilai nominal transaksi sesuai dengan jurnal. Sebelum melakukan posting, terlebih dahulu memasukkan semua saldo awal untuk akun-akun Aset, Kewajiban, dan Ekuitas yang diperoleh dari Neraca Awal Tahun ke dalam buku besarnya masing-masing. Ketika transaksi periode berjalan telah dimulai, tiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal kemudian diposting ke buku besar. d. Neraca Saldo Setelah selesai melakukan proses kalsifikasi transaksi ke dalam buku besar, tahap selanjutnya adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo merupakan ikhtisar buku besar. PPK-SKPD dan PPK-PPKD (dalam fungsi sebagai SKPD) melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi neraca saldo. Angkaangka saldo dari semua akun buku besar dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan posisi debit atau kredit dalam saldo dibuku besar masing-masing. Neraca saldo merupakan sebuah daftar yang memuat nama setiap buku besar (kode rekening) dan saldonya pada tanggal tertentu. e. Jurnal Penyesuaian Jurnal penyesuaian dibuat diakhir periode akuntansi agar pendapatan dapat dicatat pada saat dihasilkan, dan beban diakui pada saat terjadinya. Jurnal penyesuaian dibutuhkan untuk memastikan diterapkannya prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle) dan prinsip penandingan (matching principle). Meskipun dalam akuntansi pemerintah prinsip penandingan ini tidak mendapat
penekanan sebagaimana diperaktikkan dalam akuntansi komersial. Jurnal penyesuaian memungkinkan pelaporan aset, kewajiban, dan ekuitas yang tepat di Neraca, serta jumlah surplus/deficit yang tepat di Laporan Operasional untuk periode berjalan. Terdapat 2 kelompok jenis-jenis jurnal penyesuaian, yaitu: beban dibayar dimuka (prepayment) dan akrual. 1). Pembayaran dimuka (prepayment) terdiri atas: a) Beban dibayar dimuka (prepaid expenses). Beban yang dibayar dimuka secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi. Contoh : perlengkapan kantor, asuransi, dan depresiasi. b) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan (unearned revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban sebelum pendapatannya dihasilkan. Contoh : pendapatan pajak reklame, dan pendapatan sewa. 2). Akrual terdiri atas: a) Akrual pendapatan (accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya adalah piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima uangnya atau belum dicatat. Contoh : piutang pajak. b) Akrual beban (accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah utang, yaitu beban yang telah terjadi namu belum dibayarkan uangnya atau belum dicatat. Contoh : bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau honorarium. f. Menyusun Neraca Saldo Disesuaikan Setelah semua jurnal penyesuaian dicatat dan diposting, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusted Trial Balance) disusun berdasarkan akun-akun buku besar. Tujuan dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusmen Trial Balance)
adalah membuktikan kesamaan saldo total debit dan total saldo kredit dibuku besar setelah seluruh jurnal penyesuaian dibuat. Akun-akun yang terdapat di Neraca Saldo Setelah Penyesuaian (Adjusmen Trial Balance) berisikan seluruh data yang dibutuhkan untuk menyusun laporan keuangan. g. Langkah Opsional Menyusun Neraca Lajur (Worksheet) Neraca lajur (worksheet) merupakan alat bantu yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan. Langkah-langkah dalam penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kertas kerja yang terdiri atas : Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, dan Laporan Keuangan. Tiga laporan keuangan yang dapat langsung dihasilkan dari neraca saldo setelah penyesuaian dalam neraca lajur adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO) dan Neraca. h. Menyusun Laporan Keuangan Setelah kertas kerja (neraca kerja) selesai dibuat, selanjutnya disusun laporan keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri atas: 1). Laporan Realisasi Anggaran (LRA) LRA disusun dengan cara memasukkan nilai saldo akun-akun PendapatanLRA, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan. Total Pendapatan-LRA dikurangi total Belanja dan Transfer akan menghasilkan Surplus/DefisitLRA ditambah dengan Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan akan menghasilkan SiLPA ata SiKPA. 2). Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL) Laporan Perubahan SAL disusun dengan cara memasukkan nilai SAL awal tahun yang merupakan nilai SAL akhir tahun sebelumnya ke dalam format Laporan Perubahan SAL dikurangi dengan Penggunaan SAL sebagai Penerimaan Pembiayaan Tahun Berjalan. Hasilnya kemudian diakumulasikan dengan SiLPA/SiKPA tahun berjalan yang diperoleh dari LRA, diakumulasikan dengan Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya serta lain-lian yang memengaruhi nilai SAL sehingga akan diperoleh nilai SAL akhir.
3). Laporan Operasional (LO) LO disusun dengan cara memasukkan nilai saldo kelompok akun Pendapatan-LO dan Beban kedalam format LO. Total Pendapatan-LO dikurangi dengan total Beban akan menghasilkan Surplus/Defisit-LO. Jika Pendapatan-LO lebih besar dari pada Beban, maka Surplus/Defisit LO akan berada di sisi kredit. Namun, jika Beban Lebih besar dari pada Pendapatan-LO, maka Surplus/Defisit-LO akan berada disisi debit. Jumlah sisi debit harus sama dengan sisi kredit. 4). Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) LPE disusun dengan cara memasukkan nilai awal Ekuitas yang diperoleh dari Neraca awal Tahun ke dalam format LPE, diakumulasikan dengan Surplus/Defisit-LO tahun berjalan, Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan/Kesalahan Mendasar sehingga menghasilkan Ekuitas Akhir. Nilai Ekuitas Akhir yang ada di LPE harus sama dengan nilai Ekuitas yang ada di Neraca. LPE disajikan dengan menyandingkan nilai perubahan Ekuitas tahun berjalan dan tahun sebelumnya. 5). Neraca; Neraca terdiri dari kelompok akun Aset, Kewajiban, dan Ekuitas ke dalam format Neraca. Total Aset harus sama dengan total Kewajiban ditambah dengan Ekuitas. Surplus/Defisit-LO akan menambah Ekuitas jika nilainya positif (surplus) dan akan mengurangi Ekuitas jika nilainya negative (defisit). 6). Laporan Arus Kas (LAK) LAK disusun dengan mengklasifikasikan arus kas masuk dan arus kas keluar kedalam kategori aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris. Informasi terkait arus kas masuk dan arus kas keluar dapat diperoleh dari LRA karena LRA disusun berdasarkan arus kas masuk dan arus kas keluar. Selain itu, informasi masuk dan keluar bisa juga diambil dari catatan BKU bendahara. 7). Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
i. Membuat Jurnal Penutup Jurnal penutup dilakukan setelah Laporan Keuangan disusun. Jurnal penutup dibuat untuk menihilkan semua akun nominal atau akun sementara yang dilaporkan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional. Pada dasarnya jurnal ini dibuat agar akun-akun sementara tersebut tidak muncul sebagai saldo awal pada tahun berikutnya di buku besar. Jurnal penutup dibuat dengan memunculkan akun lawan dari akun pendapatan dan belanja, yakni akun ikhtisar Surplus/Defisit. Cara membuat jurnal penutup adalah dengan mendebit/mengkredit akun pendapatan/beban dan mengkredit/mendebit akun ikhtisar Surplus/Defisit. j. Menyusun Neraca Saldo Setelah Jurnal Penutup Jurnal penutup kemudian diposting ke buku besar. Setelah diposting, saldo dibuku besar tersebut akan bernilai nol atau nihil. Dengan demikian, pada awal tahun berikutnya tidak akan muncul saldo buku besar bersangkutan. Sehingga dengan demikian, saldo yang ada hanya saldo akun-akun rill yaitu akun-akun neraca atau persis seperti yang ditunjukkan dilaporan keuangan berupa neraca. Format Neraca Saldo setelah Penutupan sama persis dengan format Neraca Saldo setelah Penyesuaian, hanya judulnya diganti Neraca Saldo setelah Penutupan.