Tugas Audit & Assurance Nama: Sesilia Bernadina Rosa Carvallo
Minggu ke VI : Proses Bisnis Memahami Proses Bisnis Memudahkan Bagi Auditor Bisnis itu adalah ibarat kehidupan. Kehidupan memiliki proses dan tahapan, demikian juga kehidupan bisnis.Dalam kehidupan perlu ilmu dan dalam bisnis juga butuh ilmu, disebutlah business knowledge atau business accumen.Internal audit adalah profesi yang sangat membutuhkan banyak ilmu dan sebagai internal audit harus mengetahui banyaknya ilmu yang dibutuhkan itu, sekalipun tidak akan mampu menguasainya secara depth.Pengetahuan itu diperlukan agar internal auditor senantiasa hati-hati dalam berperan dan selalu ada pada posisi due care professionalism. Memahami proses bisnis bukan berarti agar kita bisa memaklumi bila terjadi penyimpangan dalam sebuah pemeriksaan, akan tetapi mendorong internal audit untuk ikut berfikir kreatif dalam mencari alternatif solusi dalam meningkatkan proses bisnis yang mengasilkan output yang kurang atau belum optimal. Ada proses evaluasi dan analisis yang menggunakan knowledge. Ada proses sharing knowledge setiap menemukan sebuah isu dalam peneriksaan yang mengarah pada penciptaan solusi yang objektif dan dapat dieksekusi untuk perbaikan. Dan yang paling penting adalah kerelaan spirit unit operasional dalam menindaklanjuti secara konsisten atas cara solusi tersebut hingga ada cara baru yang lebih baik lagi. Dalam definisi internal audit sudah sangat jelas bahwa peran dari internal audit adalah untuk menambah nilai melalui fungsi assurance dan consulting dengan mrngevaluasi efektifitas control, risk management dan governance processes. Oleh karena itu, dalam setiap perannya, internal auditor diharuskan untuk stay focus mengidentifikasi proses-proses bisnis melalui bukti-bukti yang baik serta pengujianpengujian yang detail dan correlated.
Dengan cara demikian, internal audit akan semakin memiliki knowledge dan pemahaman yang solid dan akhirnya menjadi bermanfaat jangka panjang karena unit operasional juga akan memahami profesi internal audit tersebut. Memahami untuk mendapatkan pemahaman dari pihak unit operasional. Inilah sesuatu yang objektif dan bernilai tambah.
1. PENJUALAN, PIUTANG DAN PENERIMAAN KAS Akun-akun utama yang terdapat dalam siklus penjualan dan penerimaan kas: 1. Penjualan 2. Retur dan Pengurangan Harga Penjualan 3. Beban piutang Tak Tertagih 4. Potongan Tunai yang Diambil 5. Piutang Usaha Dagang 6. Penyisihan Piutang Tak Tertagih 7. Kas di Bank (debit dari penerimaan kas)
Pengakuan Pendapatan Transaksi yang menghasilkan pendapatan biasanya terdiri dari penjualan barang atau penyerahan jasa. Pendapatan didefinisikan sebagai aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu entitas atau pelunasan piutang utang (kombinasi keduanya) yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama. Pengakuan dan pengukuran laporan laporan keuangan pada perusahaan bisnis, mensyaratkan bahwa sebelum pendapatan diakui (dicatat), pendapatan terlebih dahulu direalisasikan dan dihasilkan. Pendapatan direalisasikan bila barang atau jasa ditukar dengan kas, kesanggupan untuk membayar kas, atau aktiva lain yang dapat dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dihasilkan bila entitas secara substansial telah menyelesaikan proses pendapatan, yang pada umumnya berarti bahwa barang telah dikirimkan atau jasa telah diberikan.
Beberapa kriteria untuk pengakuan pendapatan : 1. Bukti meyakinkan bahwa terdapat suatu perjanjian. 2. Pengiriman telah dilakukan atau jasa telah diberikan 3. Harga jual sudah pasti atau dapat ditentukan
4. Kolektibilitas dapat dijamin dengan memadai.
Standar audit tentang kecurangan mensyaratkan bahwa auditor seharusnya telah menduga sebelumnya bahwa terdapat risiko salah saji material yang disebabkan kecurangan atas pengakuan pendapatan. Auditor harus waspada atas persoalan-persoalan berikut sehubungan dengan pengakuan pendapatan: 1. Perjanjian sampingan adalah perjanjian yang digunkana untuk mengubah persyaratan dan kondisi penjualan yang telah dicatat agar dapat membujuk pelanggan untuk menerima pengiriman barang dan jasa. 2. Penumpukkan saluran distribusi adalah praktek pemasaran yang kadang-kadang digunakan pemasok untuk mendorong penjualan dengan cara membujuk distributor untuk membeli lebih banyak persediaan daripada yang dapat mereka jual dengan cepat.
Gambaran umum Proses Pendapatan Jenis-jenis transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh dalam proses pendapatan adalah: 1. Penjualan barang atau penyerahan jasa secara tunai atau kredit 2. Penerimaan kas dari pelanggan sebagai pembayaran atas barang dan jasa 3. Pengembalian barang oleh pelanggan secara kredit atau tunai
Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses pendapatan: 1. Pesanan penjualan pelanggan (customer sales order) Dokumen ini berisi rincian jenis dan jumlah produk atau jasa yang dipesan oleh pelanggan. Pesanan penjualan dapat dibuat dan dikirimkan oleh tenaga penjualan, dikirim atau di faks, atau di terima melalui telepon atau internet. Pada contoh earthwarker, pegawai penerima pesanan memasukkan informasi yang terdapat penjualan, yang dikirim atau di faks oleh pelanggan, ke dalam sistem pendapatan. Penjualan melalui telepon atau internet dimasukkan secara langsung ke dalam program validasi data. 2. Formulir persetujuan kredit (credit approval form) Jika pelanggan membeli barang secara kredit dari klien untuk pertama kali, klien harus memiliki prosedur normal untuk menginvestigasi kelayakan kredit dari
pelanggan. Hasil dari prosedur ini didokumentasikan dalam suatu jenis formulir persetujuan kredit. 3. Laporan pesanan yang belum terselesaikan ( open-order report) Merupakan laporan seluruh pesanan pelanggan yang belum selesai di proses. Pada beberapa proses pendapatan, jika pesanan pelanggan telah di terima, pesanan kemudian dimasukkan ke dalam sistem. Setelah barang dikirimkan dan di tagih, maka harus di catat sebagai pesanan yang telah terpenuhi. 4. Dokumen pengiriman (shipping document) Dokumen pengiriman harus dibuat setiap kali barang dikirimkan kepada pelanggan. Dokumen ini biasanya juga merupakan konosemen atau surat jalan (bill of lading) dan berisikan informasi jenis dan jumlah produk yang dikirimkan, serta informasi relevan lain. Pada beberapa sistem pendapatan, dokumen pengiriman, dan konosemen merupakan dokumen terpisah. Salinan dokumen pengirimkan ke pelanggan, sedangkan salinan lain digunakan untuk memulai proses penagihan. 5. Faktur penjualan (sales invoice) Dokumen ini digunakan untuk menagih pada pelanggan,. Faktur penjualan berisikan informasi jenis, jumlah, harga dan syarat penjualan produk atau jasa. Faktur penjualan asli biasanya dikirimkan ke pelanggan, dan salinan-salinannya didistribusikan kepada departemen-departemen
lain dalam organisasi.
Faktur penjualan
khususnya
merupakan sumber dokumen yang menandai pengakuan pendapatan. 6. Jurnal penjualan ( sales journal) Bila faktur penjualan telah diterbitkan, penjualan harus di catat dalam catatan akuntansi. Jurnal penjualan di gunakan untuk mencatat informasi yang diperlukan untuk tiap transaksi penjualan. 7. Laporan transaksi pelanggan (customer statement) Dokumen ini biasanya dikirimkan kepada pelanggan setiap bulan laporan ini terdiri atas rincian seluruh transaksi-transaksi penjualan, penerimaan kas dan memorendum kredit yang di proses dalam akun pelanggan untuk suatu periode.
8. Buku besar pembantu piutang usaha (account receivable subsidiary ledger)
Buku besar pembantu piutang usaha terdiri atas rekening dan rincian transaksi untuk setiap pelanggan. Transaksi yang di catat pada jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas dibukukan pada rekening pelanggan yang sesuai pada buku besar pembantu. 9. Neraca saldo umur piutang usaha ( aged trial balance of account receivable) Laporan ini, yang biasanya disiapkan mingguan atau bulanan, meringkas seluruh saldo pelanggan pada buku besar pembantu piutang usaha. Saldo pelanggan dilaporkan untuk setiap kategori ( seperti kurang dari 30 hari, 30 - 60 hari, 60-90 hari, lebih dari 90 hari) berdasarkan jangka waktu dari tanggal faktur penjualan. 10. Nota pembayaran (remittance advice) Dokumen ini biasanya di kirimkan bersamaan dengan tagihan kepada pelanggan dan dikembalikan bersamaan dengan pembayaran pelanggan atas barang atau jasa. Nota pembayaran terdiri dari informasi sehubungan dengan faktur mana yang di bayar oleh pelanggan. 11. Jurnal penerimaan kas (cash receipt journals) Jurnal ini digunakan untuk mencatat penerimaan kas perusahaan. Jurnal penerimaan kas terdiri dari kolom untuk mendebit kas, mengkredit piutang usaha, dan mengkredit akun lain seperti penjualan barang sisa atau pendapatan bunga. 12. Memorendum kredit ( credit memorandum) Dokumen ini digunakan untuk mencatat kredit atas pengembalian barang pada rekening pelanggan atau untuk mencatat potongan yang akan diberikan pelanggan. 13. Otorisasi penghapusan (write-off authorization) Dokumen ini mengotorisasi penghapusan piutang tak tertagih. Biasanya di proses di mulai oleh departemen kredit, dengan persetujuan akhir pada bagian keuangan.
Fungsi - fungsi utama Tujuan pokok proses pendapatan adalah menjual barang atau jasa yang dihasilkan entitas dengan harga dan persyaratan yang konsisten dengan kebijakan perusahaan antara lain: 1) Pesanan Pesanan (Order Entry) Fungsi pertama pada proses pendapatan adalah memasukkan pesanan penjualan baru ke dalam system. Penjualan barang atau jasa harus konsisten dengan kriteria otorisasi manajemen sebelum di catat dalam proses pendapatan.
2) Otorisasi kredit (credit Authorization)
Fungsi otorisasi kredit adalah menetapkan apakah pelanggan memiliki kemampuan untuk membayar barang atau jasa. Kelalaian untuk melaksanakan fungsi ini secara memadai dapat menyebabkan kerugian piutang tak tertagih. 3) Pengiriman (Shipping) Setelah disetujui, fungsi pengiriman akan melakukan pengiriman barang sesuai pesanan. Tanpa otorisasi yang pantas, barang seharusnya tidak dikirimkan atau jasa seharusnya tidak diberikan. 4) Penagihan (Billing) Tanggung jawab utama dari fungsi penagihan adalah memastikan bahwa seluruh barang yang telah dikirimkan dan jasa yang telah diberikan di tagih dengan harga dan persyaratan yang sudah di otorisasi. Pengendalian kunci di sini adalah bahwa memorandum kredit tidak akan diterbitkan kecuali barang telah dikembalikan. Dokumen penerimaan juga harus diterbitkan terelebih dahulu oleh departemen penerimaan yang menyatakan bahwa barang yang dikembalikan telah diterima. 5) Penerimaan Kas ( Cash Receipts) Fungsi penagihan harus memastikan bahwa seluruh penerimaan kas telah diindentifikasi dengan pantas dan dengan segera di setor secara utuh ke Bank. Banyak perusahaan menggunakan system lockbox, dimana pembayaran dari pelanggan di kirim langsung ke bank entitas. Bank kemudian mengirimkan arsip transaksi penerimaan kas dan nota pembayaran kepada entitas. Pada situasi di mana pembayaran dikirim langsung ke entitas, cek harus disahkan oleh pihak yang memiliki otorisasi dan sebuah preslisting atau daftar pengendalian yang dibuat. Seluruh cek harus disetorkan secara harian. 6) Piutang Usaha ( Account Receivable) Fungsi piutang usaha bertanggungjawab untuk memastikan bahwa seluruh tagihan, penyesuaian, dan penerimaan kas telah di catat dengan benar pada catatan piutang pelanggan. 7) Buku Besar (General Ledger) Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pendapatan adalah untuk memastikan bahwa seluruh pendapatan, penagihan dan piutang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
8) Pemisahan Tugas Kunci
Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi fungsi pencatatan pesanan, kredit, pengiriman, atau penagihan tidak boleh memiliki akses ke catatan piutang usaha, buku besar, atau kegiatan penerimaan kas. 9) Penentuan Risiko Bawaan Pada saat memeriksa proses pendapatan, auditor harus memperrtimbangkan factor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi baik transaksi pendapatan maupun penerimaan kas dan akun laporan keuangan yang dipengaruhi oleh kedua transaksi tersebut. Keempat faktor risiko bawaan yang dapat mempengaruhi proses pendapatan adalah sebagai berikut: a. Faktor-faktor yang terkait dengan industri Faktor-faktor seperti profitabilitas dan kesehatan industri di mana perusahaan beroperasi, tingkat kompetensi dalam industri, dan tingkat perubahan teknologi industri mempengaruhi potensi salah-saji dalam laporan keuangan. Sebagai contoh, jika industri mengalami penurunan permintaan atas produk, entitas dapat menghadapi penurunan volume penjualan yang dapat menyebabkan kerugian operasi dan arus kas yang rendah. Sama halnya, kompetisi dalam industri dapat mempengaruhi kebijakan penetapan harga entitas, persyaratan kredit, dan garansi produk. Jika factor yang terkait dengan industri seperti di atas ada, maka manajemen bisa terlibat dalam kegiatan yang menimbulkan salah saji. b. Kompleksitas dan perdebatan atas persoalan pengakuan pendapatan Bagi kebanyakan entitas, pengakuan pendapatan bukan merupakan masalah besar karena pendapatan diakui pada saat produk dikirimkan atau jasa diberikan. Akan tetapi, pada beberapa entitas pengakuan pendapatan dapat melibatkan perhitungan yang kompleks. Sebagai contoh adalah pengakuan pendapatan atas perjanjian konstruksi jangka panjang, perjanjian jasa jangka panjang, perjanjian sewa, dan penjualan cicilan. Dapat terjadi perselisihan antara manajemen dan auditor kapan pendapatan, beban, dan keuntungan terkait harus diakui. Dalam keadaan seperti ini, auditor harus menentukan risiko bahwa terdapat salah saji material sebagai tinggi.
c.
Kesulitan audit atas transaksi dan saldo
akunAkun-akun yang sulit untuk diaudit dapat menjadi masalah risiko bawaan bagi auditor. Di samping itu persoalan pengakuan pendapatan seperti yang telah dibahas sebelumnya, penyisihan atas piutang tak tertagih dapat menjadi sulit untuk diaudit karena subjektivitas dalam penetapan nilainya. d. Salah saji yang terdeteksi dalam audit periode sebelumnya. Keberadaan salah saji dalam audit periode sebelumnya merupakan indicator yang baik bahwa akan terdapat salah saji dalam audit periode berjalan.
Prosedur Pengendalian dan Pengujian Pengendalian Transaksi Pendapatan Proses Pengambilan keputusan oleh auditor untuk perencanaan dan pelaksanaan pengujian pengendalian termasuk mempertimbangkan asersi dan kemungkinan salah saji yang dapat terjadi jika pengendalian internal tidak beroperasi secara efektif. Auditor mengevaluasi system akuntansi klien untuk menetapkan pengendalian yang dapat mencegah atau mendeteksi salah saji tersebut. Jika Pengendalian ada dan auditor memutuskan untuk mengandalkannya, pengendalian tersebut harus diuji untuk mengevaluasi efektivitasnya. Sebagai contoh, misalkan evaluasi auditor atas proses pendapatan perusahaan menunjukkan bahwa laporan bulanan dikirimkan ke pelanggan oleh departemen piutang usaha sedangkan keluhan ditangani oleh departemen penagihan. Pengendalian ini dimaksudkan untuk mencegah dicatatnya transaksi penjualan fiktif. Auditor dapat me-review dan menguji prosedur klien atas pengiriman laporan bulanan dan penanganan keluhan. Pemilihan atas jenis pengujian pengendalian yang sesuai untuk suatu asersi ditentukan oleh hal berikut ini: 1. Volume transaksi atau data 2. Sifat atau kompleksitas system yang digunakan perusahaan untuk menproses dan mengendalikan informasi 3. Sifat ketersediaan bukti, termasuk bukti audit dalam bentuk elektronik.
2. PEMBELIAN, UTANG DAN PENGELUARAN KAS
Pengakuan Beban dan Kewajiban Beban adalah aliran keluar atau pemakaian lain aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) yang berasal dari pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban saat ini dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan menstransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang terjadi di masa lalu. Jenis-jenis Transaksi dan akun laporan keuangan yang terpengaruh dalam proses pendapatan adalah: 1. Pembelian barang dan jasa secara tunai atau kredit 2. Pembayaran kewajiban yang timbul dari transkasi pembelian 3. Retur barang kepada pemasok secara tunai atau kredit
Dokumen dan catatan yang terdapat dalam proses pendapatan: 1. Permintaan Pembelian (Purchase Requisition). Merupakan dokumen permintaan barang atau jasa dari individual atau departemen yang berwenang dalam perusahaan. 2. Pesanan Pembelian (Purchase Order). Dokumen ini mencantumkan deskripsi, kualitas, dan kuantitas, atau informasi lain atas barang atau jasa yang hendak dibeli. 3. Laporan Penerimaan (receiving report). Dokumen ini mencatat penerimaan barang. 4. Faktur Vendor (Vendor Invoice). Dokumen ini merupakan tagihan dari vendor. 5. Voucher. Dokumen ini seringkali digunakan perusahaan untuk mengawasi pembayaran atas perolehan barang dan jasa. 6. Register Voucher/Jurnal pembelian ( voucher register/purchases journal). Register voucher digunakan untuk mencatat voucher barang dan jasa. 7. Buku besar pembantu utang usaha (Accounts payable subsidiary ledger). Jika jurnal pembelian digunakan, buku besar pembantu mencatat transaksi dan saldo utang ke vendor. 8. Laporan vendor (vendor statement) 9. Cek (check). Dokumen ini, yang ditandatangani oleh pegawai yang berwenang merupakan alat pembayaran barang atas jasa. 10. Jurnal Pengeluaran kas/register cek ( cash disbursements journal/check register). Jurnal ini mencatat pengeluaran yang dilakukan dengan cek.
Fungsi - fungsi utama Tujuan pokok proses pembelian adalah memperoleh barang dan jasa pada harga yang terendah, dengan kualitas dan jasa yang sesuai dengan persyaratan dan menggunakan sumber dana kas untuk membayar barang dan jasa tersebut secara efektif. 1. Permintaan (Requisitioning).Fungsi pertama pada proses pembelian adalah permintaan barang atau jasa oleh pegawai yang memiliki wewenang dari berbagai departemen atau area fungsional dalam entitas. 2. Pembelian (Purchasing).Fungsi pembelian melaksanakan pesanan pembelian yang sudah diotorisasi. 3. Penerimaan (Receiving). Fungsi penerimaan bertanggung jawab atas penerimaan, perhitungan, dan pemeriksaan barang yang diterima dari vendor. 4. Pemrosesan Faktur (Invoice Prosessing). Departemen utang usaha memproses faktur untuk memastikan barang dan jasa yang diterima di catat sebagai aktiva atau beban bersamaan dengan pengakuan kewajiban yang timbul. 5. Pengeluaran
(Disbursement).
Fungsi
pengeluaran
bertanggungjawab
untuk
menyiapkan dan menandatangani cek yang akan di bayarkan ke vendor. 6. Utang usaha ( Account Payable). Departemen utang usaha bertanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh faktur vendor, pengeluaran kas, dan penyesuaian telah di catat dalam catatan utang usaha. 7. Buku Besar (General Ledger) . Tujuan utama dari fungsi buku besar sehubungan dengan proses pembelian adalah untuk memastikan bahwa seluruh pembelian, pengeluaran kas dan utang telah diakumulasikan, diklasifikasikan, dan diringkas pada akun-akun yang tepat.
Pemisahan Tugas Kunci Salah-satu pengendalian yang terpenting dalam system akuntansi adalah pemisahan tugas yang memadai. Oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam fungsi-fungsi permintaan, pembelian dan penerimaan harus terpisah dari fungsi-fungsi pemrosesan faktur, utang usaha, dan buku besar.
Evaluasi Temuan Audit : Utang Usaha dan akun-akun terkait Jika auditor telah menyelesaikan prosedur substantif yang direncanakan, kemungkinan salah saji (salah saji yang di proyeksikan ditambah cadangan bagi risiko pengambilan sampel)
Utang usaha ditentukan dengan baik menggunakan teknik sampling statistic ataupun nonstatistik.
3. PERSEDIAAN DAN PRODUKSI 1. Persediaan Perbedaan jenis usaha akan menimbulkan perbedaan karakteristik persediaan. Pada perusahaan dagang, persediaan utamanya adalah persediaan barang dagangan, sedangkan pada perusahaan manufaktur, persediaan yang digunakan adalah persediaan bahan baku, persediaan dalam proses, persediaan suku cadang, persediaan bahan habis pakai, dan persediaan produk jadi. Pengujian yang dilakukan oleh auditor berkaitan dengan persediaan adalah : a. Pengujian pengendalian terhadap aktivitas perhitungan fisik persediaan b. Pengujian substantive terhadap saldo persediaan
Sebelum menyusun program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas perhitungan fisik persediaan, terdapat beberapa hal yang harus dipahami terlebih dahulu yaitu sistem pengendalian intern yang terkait dengan aktivitas tersebut. Fungsi yang terkait dengan aktivitas perhitungan fisik persediaan yaitu : a. Tim perhitungan fisik persediaan b. Fungsi akuntansi biaya c. Fungsi akuntansi umum d. Prosedur yang terkait dengan aktivitas perhitungan fisik persediaan yaitu : 1) Perhitungan fisik 2) Kompilasi 3) Penentuan kos persediaan 4) Adjustment kos persediaan e. Dokumen yang terkait dengan aktivitas perhitungan fisik persediaan adalah : 1) Kartu perhitungan fisik 2) Bukti memorial 3) Daftar hasil penghitungan fisik 4) Catatan akuntansi yang digunakan dalam aktivitas penghitungan fisik persediaan adalah : a) Buku pembantu persediaan b) Jurnal umum
Program audit untuk pengujian pengendalian terhadap aktivitas penghitungan fisik persediaan meliputi : a. Mempelajari instruksi yang digunakan untuk penghitungan fisik persediaan b. Melakukan pengamatan terhadap penghitungan fisik persediaan c. Melakukan hitung uji (test count) d. Melakukan pengujian kompilasi (compilation test) e. Melakukan pengujian kos (pricing test) f. Melakukan adjustment test Program audit untuk pengujian substantive terhadap saldo persediaan meliputi : a. Melakukan prosedur audit awal b. Melakukan prosedur analitik c. Melakukan pengujian terhadap transaksi rinci d. Melakukan pengujian terhadap saldo akun rinci e. Melakukan verifikasi penyajian dan pengungkapan
2. Produksi Siklus produksi merupakan rangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi yang berkaitan dengan pembuatan produk untuk mengubah bahan mentah menjadi barang jadi yang siap untuk dijual. Siklus produksi mempengaruhi beberapa siklus lainnya yaitu : a. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan biaya overhead lainnya. b. Siklus personalia dalam biaya tenaga kerja. c. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
Program audit untuk pengendalian terhadap siklus produksi dibagi menjadi dua kelompok yaitu : a. Program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur. Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian transaksi manufaktur dilaksanakan melalui beberapa tahap berikut : 1) Pemahaman terhadap fungsi yang terkait dalam manufaktur. 2) Pemahaman terhadap dokumen dan catatan yang terkait pada transaksi manufaktur. 3) Penentuan kemungkinan salah saji potensial pada transaksi manufaktur. 4) Penentuan aktivitas pengendalian untuk mendeteksi dan mencegah salah saji potensial pada transaksi manufaktur.
5) Penentuan prosedur audit untuk mendeteksi efektivitas aktivitas pengendalian. 6) Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian pada transaksi manufaktur.
b. Program audit untuk pengujian pengendalian penghitungan fisik persediaan Transaksi manufaktur merupakan transaksi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Prosedur yang terkait dengan transaksi manufaktur adalah : a. Order produksi b. Permintaan dan pengeluaran barang gudang c.
Retur barang gudang
d. Pencatatan biaya tenaga kerja e. Pencatatan pembebanan overhead pabrik serta biaya produksi selesai f. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum g. Fungsi yang terkait dalam transaksi manufaktur adalah : 1) Fungsi penjualan 2) Fungsi otorisasi produksi 3) Fungsi produksi 4) Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi 5) Fungsi gudang 6) Fungsi akuntansi biaya 7) Fungsi akuntansi umum 8) Dokumen yang biasa digunakan dalam transaksi manufaktur adalah: Surat order produksi Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Kartu jam kerja Bukti pengembalian barang ke gudang Bukti memorial (jurnal voucher) Bukti kas keluar Laporan produk selesai
4. PERSONEL DAN PENGGAJIAN Siklus personalia dan penggajian meliputi penggunaan tenaga kerja dan pembayaran kesemua pegawai, tanpa memperhatikan klasifikasi atau metode penentuan kompensasi. Pegawai dapat berupa eksekutif dengan gaji tetap ditambah dengan bonus, pekerja kantor berdasarkan gaji bulanan dengan atau tanpa lembur, wiraniaga berdasarkan komisi, buruh pabrik dan pegawai serikat pekerja dibayar berdasarkan jam.
Dokumen dan catatan a. Otorisasi personil, b. Clock card atau time card, c. Time ticket, d. Register gaji atau upah, e. Cek gaji atau upah, f. Ringkasan distribusi biaya gaji dan upah tenaga kerja, g. Rekening di bank yang khusus dipakai untuk membayar gaji dan upah, h. Catatan personalia, i. Dokumen atau otorisasi pengurangan gaji, j. Formulir otorisasi penentuan tarif gaji dan upah, k. Jurnal gaji dan upah.
Fungsi yang terkait 1. Fungsi penerimaan karyawan baru 2. Fungsi pengotorisasian pengubahan gaji dan upah 3. Fungsi pelaksanaan absensi dan data waktu kerja 4. Fungsi pelaksana gaji dan upah 5. Fungsi pencatatan gaji dan upah 6. Fungsi pembayaran gaji dan upah 7. Fungsi penyiapan dan pembayaran pajak penghasilan karyawan
Penyusunan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap siklus penggajian dan personalia: a. Keberadaan dan Keterjadian 1) Lakukan pengamatan terhadap pembayaran gaji dan upah dan pemisahan fungsi. 2) Lakukan pengamatan terhadap pencatatan waktu jam hadir dan jam kerja. 3) Ambil sampel daftar gaji dan upah, kartu jam hadir karyawan, dan kartu jam kerja karyawan. Dan lakukan pemeriksaan terhadap :
Kesahihan nama karyawan yang tercantum dalam dokumen tersebut
Bukti adanya pengecekan independen terhadap pembuatan dokumen tersebut.
b. Kelengkapan 1) Periksa bukti digunakannya formulir kartu jam kerja dan kartu jam hadir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban pemakaian formulir tersebut. 2) Ambil sampel dokumen sumber bukti kas keluar dan lakukan pengusutan ke catatan akuntansi berikut ini :
Daftar gaji dan upah karyawan
Kartu kos produk (HPP)
Pencatatan ke dalam register bukti kas keluar dan jurnal umum
c. Penilaian atau alokasi 1) Periksa bukti adanya :
Persetujuan semestinya untuk setiap aktivitas tenaga kerja langsung dan tidak langsung.
Pengecekan independen terhadap dokumen sumber (bukti kas keluar dan bukti memorial).
2) Periksa adanya pengecekan independen terhadap posting ke buku pembantu biaya dan register bukti kas keluar dan jurnal umum untuk memperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi kekeliruan posting jumlah moneter atau akun.
5. PENDANAAN Siklus pendanaan berkaitan dengan transaksi mengenai penghimpunan dana dari pihak lain baik sebagai setoran modal melalui penjualan saham maupun utang jangka panjang. Siklus pendanaan terhubung dengan siklus pendapatan dari penerbitan utang obligasi dan siklus pengeluaran ketika kas dikeluarkan untuk bunga obligasi, dividen, dan penarikan kembali
atau pelunasan saham atau utang obligasi dan pembelian saham masyarakat. Beberapa pertimbangan perencanaan audit yaitu: a. Materialitas b. Risiko inheren c.
Risiko prosedur analitis
d. Risiko pengendalian e.
Dokumen dan catatan yang umum
f.
Fungsi dan pengendalian yang berkaitan
Dokumen dan catatan yang terkait dengan pendanaan meliputi: a. Sertifikat saham b. Sertifikat obligasi c. Bond indenture d. Broker’s advice e.
Buku jurnal
f. Buku pembantu modal saham g. Buku pembantu obligasi h. Sertifikat penghentian obligasi, yaitu dokumen yang menyatakan bahwa suatu sertifikat obligasi telah dilenyapkan karena telah dilunasi. i. Surat perjanjian utang jangka panjang.
Fungsi yang terkait pendanaan meliputi: 1. Pengeluaran obligasi atau saham 2. Pembayaran bunga obligasi dan dividen kas 3. Penarikan kembali obligasi dan saham 4. Pencatatan berbagai transaksi pendanaan 5. Penjagaan ketepatan saldo dalam buku besar pemegang obligasi, dan pemegang saham
Prosedur pengujian pengendalian secara umum yang terkait dengan transaksi pendanaan: a. Lakukan verifikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan buku pembantunya. b. Terapkan prosedur analitikal. c. Lakukan penelahaan terhadap otonsasi beserta kontrak-kontraknya.
d. Lakukan konfirmasi atas jangka panjang. e. Lakukan vouching terhadap jurnal rekening utang jangka panjang. f. Lakukan penghitungan kembali terhadap biaya bunga. g. Bandingkan penyajian dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
Pengujian substantif yang disarankan antara lain: a. Lakukan verifikasi terhadap kecermatan saldo-saldo, berbagai daftar dan buku pembantunya. b. Terapkan prosedur analitikal. c. Lakukan penelaahan terhadap anggaran dasar dan rumah tangga perusahaan. d.
Lakukan penelaahan terhadap pengeluaran saham.
e. Lakukan inspeksi buku sertifikat saham. f. Lakukan inspeksi sertifikat saham yang berada ditangan bendahara perusahaan. g. Lakukan vouching jurnal pada rekening utang modal saham. h.
Lakukan vouching terhadap laba yang ditahan.
i.
Bandingkan penyajiannya dengan SAK yang berlaku.
6. INVESTASI Pengujian substantif terhadap investasi ditujukan untuk: a. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan investasi. b. Membuktikan asersi keberadaan saldo investasi yang dicantumkan di neraca dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan investasi dalam tahun yang diaudit. c. Membuktikan asersi kelengkapan semua unsur investasi dan semua transaksi yang berkaitan dengan investasi, membuktikan asersi kepemilikan klien atas investasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan. d. Membuktikan asersi kepemlikian klien atas investasi yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian investasi di neraca. e. Membuktikan kesesuaian penyajian investasi di neraca dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan audit tersebut auditor menempuh berbagai prosedur audit:
a. Pada prosedur audit awal, auditor membuktikan apakah investasi yang dicantumkan di neraca didukung dengan catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang andal. b. Pada prosedur analitik, auditor menghitung berbagai rasio (rasio investasi sementara dengan aktiva, rasio investasi jangka panjang dengan aktiva lancar, rate of return tiaptiap golongan investasi) untuk kemudian dibandingkan dengan harapan auditor. c. Pada pengujian transaksi rinci, auditor memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pemerolehan dan penjualan investasi, menghitung kembali pendapatan bungan dan dividen tahun yang diaudit, menghitung kembali laba dan rugi yang timbul dari transaksi penjualan surat berharga, menghitung kembali laba atau rugi yang timbul dari transaksi penjualan investasi, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi pembelian surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung transaksi penjualan surat berharga dalam periode sekitar tanggal neraca, memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan investasi yang dimiliki oleh klien pada tanggal neraca. d. Pada pengujian rinci, auditor mempelajari notulen rapat pemegang saham dan direksi, meminta daftar surat berharga yang ada di tangan klien dan lakukan penghitungan dan inspeksi terhadap sertifikat surat berharat tersebut, mengirimkan konfirmasi tentang surat berharga milik klien yang berada di tangan pihak lain, melakukan rekonsiliasi antar surat berharga yang dihitung dengan hasil konfirmasi dan jumlah yang disajikan neraca, melakukan inspeksi dan pemeriksaan terhadap polis asuransi surat berharga, meminta informasi mengenai surat berharga yang dijadikan jaminan penarikan utang, membandingkan metode penilaian investasi yang digunakan oleh klien dengan prinsip akuntansi beterima umum di Indonesia, membandingkan nilai investasi dengan harga pasar surat berharga. e.
Verifikasi penyajian dan pengungkapan investasi di neraca ditujukan untuk memperoleh informasi apakah klien telah menyajikan investasi di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum dengan pengungkapan memadai. Informasi mengenai hal ini diperoleh auditor dengan cara memeriksa klasifikasi persediaan di neraca dan memeriksa investasi jangka panjang mengenai kemungkinan sebagai alat pengendalian perusahaan lain.