BAB IV PEMBAHASAN Setelah penulis selesai melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Artritis Rheumatoid di Panti Sosial Tresna Werdha Binjai, penulis tidak mendapatkan perbedaan dalam pembelajaran yang penulis terapkan dalam pembuatan kasus ini. Penulis membandingkan antara teori yang ada hubungannya dengan kenyataan di lahan praktek melalui tahap proses keperawatan.
4.1 Tahap Pengkajian Dalam pengkajian pada Ny. A dengan Artritis Rheumatoid, penulis lebih banyak menjangkau hal-hal sesuai dengan teori yang ada yang dilakukan pada Ny. A. Pada tahap ini penulis tidak mengalami kendala dalam memperoleh data dari klien dan kklien kooperatif dalam memberikan informasi kepada penulis. Upaya yang penulis lakukan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik sehingga klien dapat lebih terbuka dan percaya dalam mengungkapkan perasaannya. 2. Megadakan pengkajian klien dengan wawancara untuk memperoleh data. 3. Membantu klien dalam memecahkan masalahnya dengan mengungkapkan masalah atau keluhannya. 4. Melakukan pengkajian berulang-ulang. 5. Menunjukkan rasa empati kepada klien.
4.2 Tahap Diagnosa Setelah melakukan pengkajian, penulis menemukan diagnosa keperawatan yang hampir sama dengan tinjauan teoritis, yaitu: 1. Nyeri berhubungan dengan penurunan fungsi tulang ditandai dengan wajah meringis dan skala nyeri 4-6. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan perubahan otot lemah ditandai dengan klien menggunakan alat bantu. 3. Resti cedera fisik berhubungan dengan mobilitas menurun ditandai dengan klien tampak berhati-hati saat berjalan.
27
4.3 Tahap Perencanaan Pada tahap perencanaan ini penulis tidak menemukan hambatan karena semua fasilitas di Panti Sosial Tresna Werdha Binjai mendukung rencana dan tindakan yang penulis terapkan.
4.4 Tahap Pelaksanaan Pada tahap ini, pelaksanaan dapat berjalan sesuai rencana. Hal ini disebabkan karena klien dapat bekerja sama sehingga penulis dapat melaksanakan tindakan seoptimal mungkin dan didukung dengan tersedianya sarana ruangan perawatan yang baik serta adanya bimbingan dan petunjuk dari petugas di panti sosial yang diberikan kepada penulis.
4.5 Tahap Evaluasi Pada saat evaluasi yang dilakukan penulis, masalah keperawatan pada Ny. A sudah teratasi sebagian antara lain: 1. Resiko cedera fisik dapat diminimalisir karena mobilitas fisik klien baik. 2. Klien dapat melakukan aktivitas sendiri tanpa bantuan perawat. 3. Rasa nyaman terpenuhi dan nyeri yang dirasakan saat ini sudah tidak ada lagi.
28
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penyakit reumatik adalah kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut. Secara klinis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi, dan hambatan gerak pada sendi – sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Artritis rheumatoid adalah merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik dengan manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa kelemahan umum cepat lelah. Wanita lebih sering terkena Artritis rheumatoid pada lutut dan sendi, sedang pria lebih sering terkena Artritis rheumatoid pada paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi Artritis rheumatoid kurang lebih sama pada pria dan wanita, tetapi diatas 50 tahun frekuensi Artritis rheumatoid lebih banyak wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada pathogenesis. 5.2 Saran Semua tujuan keperawatan yang sudah tercapai, dengan demikian klien dapat meneruskan perawatan ini secara mandiri di wisma. Penulis memberikan saran kepada klien agar menjaga pola makan dan mengubah gaya hidup yaitu gaya hidup yang sehat.
29
DAFTAR PUSTAKA Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta. Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
30