BAB IV PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere didirikan pada tahun 1984 dari dana APBD dengan nama Sasana Tresna Werdha. Jumlah penerima pelayanan 40 orang. Pada tahun 1994 berubah nama menjadi Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW). Pembangunan dan perbaikan sarana dan prasarana dilakukan melalui proyek SPL IX pada tahun 1992/2000. Berdasarkan peraturan daerah propinsi Nusa Tenggara Timur No. 05 tahun 2011 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja unit pelaksana teknis dinas panti pengembangan dan penyantunan sosial. Seksi Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere. Berdasarkan peraturan daerah Kabupaten Sikka No. 36 Tahun 2008 tentang pembentukan UPT-UPT, seksi Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere berubah menjadi UPT Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Dinas Sosial Propinsi Nusa Tenggara Timur di Maumere dengan jangkauan pelayanan sedaratan Flores dan Lembata ( 9 kabupaten ). Panti Werdha Padu Wau Maumere terletak di desa Watumilok, Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka dengan alamat jalan Trans Maumere-Bola. Jumlah pegawai di UPT Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere berjumlah 21 orang yang terdiri dari 12 orang Pegawai Negeri Sosial (PNS) dan tenaga Non PNS berjumlah 9 orang. Untuk sumber dana
biaya operasional UPT Panti Sosial Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere bersumber dari APBD Propinsi NTT melalui DPA- SKPD Nomor: 900-918. KU/DPA 21.AK/ 2009 tanggal 05 Januari 2009. Jumlah penerima program pelayanan kesejahteraan sosial berjumlah 72 orang yang terdiri dari perempuan 43 orang dan laki-laki 29 orang, yang berasal dari 5 kabupaten, yakni kabupaten Lembata, Flores Timur, Ende, Nagekeo dan Sikka. Sedangkan penerima program pelayanan dari kabupaten Ngada dan Manggarai belum ada. Sarana dan prasarana yang tersedia di UPT Penyantunan Lanjut Usia Padu Wau Maumere berupa: sarana fisik dan sarana mobilitas. Sarana fisik meliputi gedung kantor 2 lantai 1 unit, wisma 8 unit, lokasi kerja 1 unit, rumah petugas 3 unit, aula 1 unit, poliklinik atau ruang isolasi 1 unit, ruang cuci 1 unit, dapur 1 unit, menara air 1 unit, pos jaga 1 unit dan garasi mobil 1 unit juga sarana mobilitas berupa Toyota kijang 1 unit.
B. DATA KHUSUS KLIEN Berdasarkan pengkajian pada tanggal 4 Juli 2016, klien yang dijadikan subjek dalam kasus seminar adalah Tn. S. J, dengan usia 74 tahun, klien berasal dari Nita Kloang. Klien masuk ke Panti karena keluarga tidak mampu mengurus klien karena klien sering jalan-jalan ke pasar atau ke kios untuk meminta rokok, keluarga takut klien mengalami kecelakaan. Klien juga melakukan tindakan yang memalukan seperti menyentu bokong wanita yang lewat di hadapannya, klien kadang di pukuli orang-orang karena perbuatannya.
Berdasarkan hasil pengamatan klien tidak tenang dan sering mondar-mandir di Panti Jompo, klien juga sering keluar dari Panti untuk mencari rokok dan klien akan marah jika di larang keluar Panti. Kien juga sering dimarahi oleh temantemannya di Panti karena kelakuannya yang mengganggu orang lain seperti mengambil dalaman wanita dan sering menyentuh menyentuh bokong wanita yang lewat di hadapannya. Di lingkungan Panti klien dibiarkan bebas melakukan aktifitasnya tetapi saat perilakunya menjurus ke hal-hal yang tidak baik maka klien pasti akan ditegur dan dimarahi. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada klien di wisma Oliander, diperoleh data klien mengatakan dia sehat, BB 45 kg, tinggi badan 158 cm, tanda-tanda vital diperoleh TD: 130/90 mmhg, N: 78x/mnt, RR: 16x/mnt, S: 360 c Berdasarkan
pengkajian
diperoleh
dua
masalah
keperawatan
diantaranya adalah gangguan perilaku ; keluyuran dan gangguan perilaku: perilaku memalukan. C. INTERVENSI Intervensi disusun sesuai dengan teori keperawatan yang berhubungan dengan permasalahan yang dialami klien. Penekanan pada intervensi meliputi identifikasi
situasi
dan
kondisi
yang
menyebabkan
masalah,
terapi
interpersonal, konseling kelompok melalui terapi aktivitas kelompok (TAK), penyuluhan. Tindakan keperawatan pada pasien dengan keluyuran antara lain menjelaskan kepada pasien ia berada saat ini, mengapa ia sampai ada disaat ini, tanyakan pada pasien hendak kemana, usahakan keleluasaan gerak didalam dan di luar ruangan, gunakan kunci, alaram, agar klien tidak keluyuran sendiri.
Intervensi keperawatan pada pasien dengan perilaku memalukan antara lain: jika pasien telanjang, berikan selimut dan bantu pasien mengenakannya, jika pasien masturbasi : jangan menunjukan kemerahan atau kaget, bimbing pasien ke ruang pribadinya, alihkan perhatian pasien dengan memberi sesuatu untuk di kerjakan. D. IMPLEMENTASI Implementasi yang diberikan kepada klien sesuai dengan intervensi yang telah disusun, yaitu : 1. Mengidentifikasi situasi dan kondisi yang menyebabkan masalah. 2. Mengajak klien untuk mengikuti kegiatan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK), penyuluhan, bimbingan dan terapi konseling. 3. Memberi dukungan pada klien untuk mengikuti kegiatan rohani seperti doa bersama dalam kelompok lanjut usia. 4. Mengajak klien untuk mengikuti kegiatan olahraga (senam lansia). E. EVALUASI