BAB IV ANALISA PENGADAAN BONE BOLANGO WATERPARK DENGAN PENDEKATAN EKOWISATA
4.1.
Analisis Kabupaten Bone Bolango Sebagai Lokasi Proyek
4.1.1
Kondisi Fisik Kabupaten Bone Bolango Lokasi perencanaan terletak di Kabupaten Bone Bolango memiliki proporsi wilayah kurang lebih 16,24% dari luas wilayah Provinsi Gorontalo. Wilayah Kabupaten Bone Bolango ini dilalui oleh beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS terbesar yang melalui wilayah tersebut adalah DAS Bone dan Bulango, di mana Kecamatan yang dilalui adalah Kecamatan Suwawa, Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tapa. Luas DAS ini adalah ± 265.000 Ha dengan panjang sungai utama 100 Km yang bermuara ke Teluk Tomini. Sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih kebutuhan sehari – hari masyarakat, diperoleh melalui air tanah galian dengan kedalaman 5 – 10 meter.
1.
Letak Geografis Secara geografis, Kabupaten Bone Bolango terletak antara 00° 18’ 25” – 00° 48’ 21” LU dan 123° 03’ 41” – 123° 33’ 06” BT, dengan batas-batas secara fisik adalah sebagai berikut :
51
Utara
: Kabupaten Gorontalo Utara dan Kabupaten Bolaang
Mongondow Utara (Sulawesi Utara)
Selatan
: Teluk Tomini
Barat
: Kabupaten Gorontalo dan Kota Gorontalo
Timur
:
Kabupaten
Bolaang
Mongondow
Selatan,
Sulawesi Utara 2.
Rencana Umum Tata Ruang Kota Pemilihan lokasi site harus memperhatikan beberapa aspek yang menyangkut rencana pengembangan Bagian Wilayah Kota (BWK) seperti yangtermuat pada struktur ruang dalam Buku Rencana Tata Ruang Wilayah
yaitu sebagai
berikut: a. BWK A meliputi beberapa wilayah yaitu Bone Pantai, Bone Raya, dan
Bone
pemusatan
Bolango.
Pemenfaatannya
kegiatan
perdagangan,
adalah
sebagai
permukiman,
dan
merupakan pusat transportasi antar laut.30 b.
BWK B meliputi wilayah Bolango, Tapa dan Kabila Bone. Wilayah inidifungsikan sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan permukiman.
52
c.
BWK C meliputi wilayah Tilongkabila, Suwawa, Suwawa Timur. Pemanfaatannya adalah sebagai pusat industri, kerajinan, kegiatan pendidikan dan permukiman.
d.
BWK D meliputi beberapa wilayah yaitu Kabila. Pemanfaatan kawasannya
asebagai
pusat
rekreasi
,pemerintahan
Kabupaten, dan pemukiman. 3.
Marfologi Kabupaten Bone Bolango dengan luas wilayah 1984,58 Km2 dan luas lautan sebesar 392,68 Km2 dengan panjang pantai 61 Km. Dengan luas wilayah tersebut maka Kabupaten Bone Bolango memiliki proporsi wilayah 16,24% dari luas Provinsi Gorontalo. Kabupaten Bone Bolango memiliki 18 kecamatan, 160 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan dengan wilayah paling luas adalah Kecamatan Pinogu (361,40 Km2) dan yang paling kecil wilayahnya adalah Keamatan Bulango Selatan (9,87 Km2). Kecamatan
dengan
desa
terbanyak
adalah
Kecamatan
Tilongkabila dan Kecamatan Bone (14 desa), sedangkan kecamatan dengan desa paling sedikit adalah Kecamatan Bulango Timur serta kecamatan yang mempunyai 5 kelurahan adalah Kecamatan Kabila.
53
Tabel 4.1. Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Bone Bolango , 2017 No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18.
Kecamatan Tapa Bulango Utara Bulango Selatan Bulango Timur Bulango Ulu Kabila Botupingge Tilongkabila Suwawa Suwawa Selatan Suwawa Timur Suwawa Tengah Kabila Bone Bonepantai Bulawa Bone Raya Bone Pinogu JUMLAH
Desa 7 9 10 5 6 12 9 14 10 8 9 6 9 13 9 10 14 5 165
Luas (KM2) 64,41 176,1 9,87 10,82 78,41 193,45 47,11 79,74 33,51 184,09 127,80 64.70 143,51 161,82 111,01 64,12 72,71 361,40 1984,58
Presentase 3,25 8,87 0,50 0,55 3,95 9,75 2,37 4,02 1,69 9,28 6,44 3,26 7,23 8,15 5,59 3,23 3,66 18,21 100
(Sumber : BPS Kabupaten Bone Bolango)
4.
Klimatologi Suhu udara di Kabupaten Bone Bolango berkisar antara 21,21ºC sampai dengan 40,34ºC dengan rata-rata 26,68ºC. Temperatur terendah terjadi pada bulan September sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan Januari. Sedangkan ratarata kelembaban udara berkisar 70 persen sampai dengan 85 persen. Temperatur terendah terjadi pada bulan September sedangkan yang tertinggi terjadi pada bulan Januari. Sementara itu, jumlah curah hujan selama Tahun 2017 di Kabupaten Bone Bolango,
54
tertinggi terjadi di bulan November sebesar 321 mm dan total hari hujan selama Tahun 2017 adalah 152 hari 4.1.2 1.
Kondisi Non Fisik Kabupaten Bone Bolango Tinjauan Ekonomi Kota Gorontalo mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis terutama pada bidang perekonomian sehingga saat ini pembangunan di segala sektor makin meningkat. Hal ini terlihat dari pada tingkat pendapatan perkapita penduduk kota Gorontalo. Tidaklah berlebihan jika Pemerintah Pusat menilai bahwa Provinsi Gorontalo menjadi salah satu tulang punggung penggerak roda ekonomi, pendidikan dan kebudayaan di Kawasan Timur Indonesia.
2.
Kondisi Sosial Penduduk Berdasarkan data Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil, penduduk pertengahan tahun 2014 Kabupaten Bone Bolango adalah sebesar 148.971 jiwa. Sedangkan berdasarkan proyeksi BPS, jumlah penduduk Kab. Bone Bolango pada tahun 2014 adalah sebesar 151.094 jiwa. Dengan rincinan jumlah penduduk laki-laki sebesar 75.729 jiwa dan jumlah penduduk perempuansebesar75.365 jiwa. Penduduk Kabupaten Bone Bolango Tahun 2014 yang tersebar di 18 kecamatan berjumlah 151.094 jiwa. Kecamatan Bulango Selatan dengan Luas daerah 9,87km2 dan ditempati oleh 10.417 penduduk, merupakan kecamatan dengan penduduk paling padat apabila dibandingkan dengan 17 kecamatan lainnya. Sex ratio atau angka
55
perbandingan antar jenis kelamin penduduk tahun 2014 sebesar 101. Artinya bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan. Untuk beberapa kecamatan seperti Tapa, Bulango Selatan, Bulango Timur, Kabila, dan Tilongkabila angka sex rationya kurang dari 100%. 4.2.
Analisis Pengadaan Fungsi Bangunan
4.2.1.
Perkembangan Wisata Kabupaten Bone Bolango memiliki potensi pengembangan wisata yang sangat besar khususnya wisata yang memanfaatkan sumber daya alam antara lain berupa wisata alam Lombongo, Taman Nasional, Wisata Pantai dan Wisata taman laut. Disamping itu juga sangat potensial untuk pengembangan wisata alam jenis outbond (Hiking, Tracking dan Climbing serta Arung Jeram /Susur Sungai). Kabupaten Bone Bolango yang mempunyai garis pantai yang panjang yang terpampang di sepanjang pesisir perairan pantai selatan (teluk tomini) memberikan peluang besar untuk pengembangan wisata pantai khususnya lagi untuk wisata bawah laut yang terletak di Desa Olele, dengan panorama dan kekayaan hayati bawah laut yang sangat menjanjikan serta potensi pariwisata budaya sebagai daya tarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
56
4.2.2.
Kondisi Fisik Secara umum kondisi fisik pada suatu bangunan harus memperhatikan perencanaan pada sistem struktur dan konstruksi, karena merupakan salah satu unsur pendukung funsi-fungsi yang ada dalam bangunan dari segi kekokohan dan keamanan. Adapun perencanan sitem struktur dan konstruksi dipengaruhi oleh : a.
Keseimbangan, dalam proposi dan kestabilan agar tahan terhadap gaya yang ditimbulkan oleh gempa dan angin.
b.
Kekuatan, bagi struktur dalam memiliki beban yang terjadi.
c.
Fungsional dan ekonomis.
d.
Estetika, struktur merupakan suatu pengungkapan bentuk arsitektur yang serasi dan logis.
e.
Tuntutan segi konstruksi yaitu tahan terhadap faktor luar, yaitu kebakaran, gempa/angin, dan daya dukung tanah.
f.
Penyesuaian terhadap unit fungsi yang mewadahi tuntutan untuk dimensi
ruang,
aktifitas
dan
kegiatan,
persyaratan
dan
perlengkapan bangunan, fleksibilitas dan penyatuan ruang. g. 4.2.3.
Disesuaikan dengan keadaan geografi dan topografi setempat.
Faktor Penunjang dan Hambatan-hambatan 1.
Faktor Penunjang Faktor penunjang Water park ini adalah:
57
a.
Menyediakan berbagai fasilitas wisata air yang sesuai dan berguna bagi masyarakat umum dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan sektor pariwisata
b.
Menyediakan tempat hiburan segar bagi masyarakat yang sekaligus tempat yang menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun manca negara
c.
Memotivasi masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap program pemerintah dalam bidang pariwisata dan peran serta masyarakat dalam pembagunan wilayahnya.
2.
Hambatan-hambatan Adapun hambatan secara struktural hingga orang malas membaca, diantaranya : a.
Biaya retribusi yang masih tergolog mahal sementara kondisi perekonomian masyarakat masih memprihatinkan.
b.
Pola dan gaya hidup masyarakat kita yang memang tampaknya selalu ingin unjuk diri, pamer akan kelebihankelebihan dari segi materi.
c.
Adanya kesalahan persepsi terhadap wisata. Berwisata dianggap sebagai pekerjaan yang membuang-buang uang saja dan tidak efektif.
d.
Kurangnya fasilitas sektor pariwisata bagi masyarakat umum yang dibangun oleh pemerintah.
58
4.3.
Analisis Waterpark Dengan Pendekatan Ekowisata di Bone Bolango
4.3.1.
Analisis Kebutuhan Taman Baca Umum di Kota Gorontalo 1.
Analisis Kualitatif Keberadaan Water park dengan Pedekata Ekowisata di Kabupaten Bone Bolango mempunyai prospek yang cukup baik dan potensial untuk dikembangkan, hal ini mengingat : a.
Provinsi Gorontalo merupakan provinsi baru yang saat sekarang telah di kenal oleh seluruh masyarakat indonesia, baik dari seni, budaya, kekayaan alam maupun prestasiprestasi lainnya. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan Kota Gorontalo sebagai Pusat Ekonomi Provinsi Gorontalo,wilayah Bone Bolango sangat berpengaruh untuk menjadi
penyangga
pertumbuhan
wilayah
Provinsi
Gorontalo. b.
Kabupaten Bone Bolango telah menjadi kabupaten yang memiliki potensi besar dalam pengembanga wisata. Ini dibuktikan dengan bayaknya wisata yang memanfaatkan sumber daya alam.
2.
Analisis Kuantitatif Provinsi Gorontalo memiliki banyak destinasi wisata yang memanfaatkan sumber daya alam, sejarah dan seni budaya baik di daerah kota dan kabupaten . Sedangkan untuk wisata Waterpark yang khusus dirancang dengan pendekatan ekowisata belum ada
59
yang secara spesifik yang disediakan oleh pemerintah Provinsi Gorontalo Khususnya daerah Kabuupaten Bone Bolango. 4.3.2.
Penyelenggaraan Water Park dengan Pendekatan Ekowisata di Kabupaten Bone Bolango 1.
Sistem Pengelolaan Pengelolaan bangunan Waterpark ini meliputi perawatan bangunan dan tapak, pelayanan bagi masyarakat umum dan kegiatan
administratif.
Calon
penguna
bangunan
adalah
masyarakat umum. Sistem pengelolah Waterpark ini merupakan kerja sama antara pemerintah dan swasta yang tujuannya adalah untuk meningkatkan sektor pendidikan dan pariwisata Kabupaten Bone Bolango. 2.
Sistem Peruangan Sistem peruangan pada water park adalah sebagai berikut : a.
Fasilitas Pengelola Merupakan
fasilitas
yang dikhususkan untuk bagian
pengelola
dalam
melaksanakan
meningkatkan,
merawat,
menjaga
tugasnya serta
dalam
melakukan
pembukuan administrasi terhadap segala kegiatan yang berlangsung di dalam waterpark. .
60
b.
Fasilitas WIsata 1). Wisata Air Merupakan Fasilitas yang di sediakan oleh pengelola bagi pengunjung yang ingin melakukan wisata air 2). Wisata darat Berupa
fasilitas
utntuk
wisatawan
yang
ingin
melakukan wisata yang hanya ada di daratan seperti menikmati pemandangan alam. c.
Fasilitas Pedagang Merupakan sebuah tempat atau lahan yang di gunakan utntuk berdagang.
d.
Ruang Service Merupakan fasilitas yang berfungsi menmpung segala jenis kegiatan yang bersifat servis
4.4.
Kelembagaan dan Struktur Organisasi
4.4.1.
Struktur Kelembagaan Kelembagaan dari Bone Bolango Waterpark merupakan kerja sama antara pemerintah dan swasta. Pada awalnya dana pembangunan dan operasional berasal dari bantuan subsidi pemerintah, kemudian dilanjutkan oleh pihak swasta agar lebih mandiri.
61
4.4.2.
Struktur Organisasi Sebagai usaha dalam mempermudah langkah kerja kegiatan taman baca agar berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan, maka disusunlah organisasi dan manajemen taman baca sebagai berikut: a.
Pimpinan.
b.
Wakil Pimpinan
c.
Staf Bidang Administrasi dan Teknis.
d.
Staf Keuangan dan Pemasaran.
e.
Staf Pemeliharaan
1) Kepala Bone Bolango Waterpark a) Memimpin Bone Bolango Waterpark. b) Menyusun dan menetapkan program Waterpark. c) Mengembangkan dan memajukan Waterpark. d) Melakukan kerja sama, baik antar Waterpark maupun institusi lainnya (pemerintah/swasta) e) Mengkordinasi serta mengawasi/mengontrol pelaksanaan tugas administrasi/pengolahan dan tugas-tugas layanan. 2) Staf Bidang Administrasi dan Teknis a) Mengurus kegiatan administrasi dan surat-menyurat. b) Mengadakan pemilihan dan pengadaan Fasilitas Waterpark. c) Melaksanakan pengolahan Wisata Warterpark. d) Membuat laporan administrasi dan teknis. 3) Staf Bidang Keuangan dan Pemasaran
62
a) Mempersiapkan dan mengatur Keuangan. b) Melaksanakan Promosi dan Pemasaran. c) Melaksanakan administrasi keanggotaan. d) Membuat laporan Keuangan dan Laporan hasil pemasaran. 4.5.
Pola Kegiatan yang Diwadahi
4.5.1.
Identifikasi Kegiatan Kegiatan yang diwadahi oleh taman baca umum ini yaitu : 1. a)
Kegiatan utama Kegiatan Wisata Air :
Kegiatan olahraga air yaitu renang,
menikmati pemandangan alam dari atas perahu b) Kegiatan Wisata Darat : Berkeliling menikmati pemandangan alam, tinggal untuk beberapa hari. 2.
Kegiatan penunjang Kegiatan penunjang menerima
dan
adalah kegiatan yang dilakukan untuk
melayani
wisatawan
seperti
menerima
penugnjung, melayani pengunjung di loket dan menyampaikan informasi yang di perlukan oleh pengunjung, dan perdagangan barang atau jasa. 3.
Kegiatan pelengkap Kegiatan Pelengkap yaitu kegiatan yang dilakukan untuk maintenance dan sevice sperti memperbaiki sarana wisata darat dan wisata air.
63
4.5.2.
Pelaku Kegiatan Bertitik tolak dari fungsi objek pada konteks pelayanan menyangkut aktifitas dimana merupakan integritas dari berbagai fungsi pelayanan yang spesifik sebagai objek wisata dan objek rekreasi, maka secara umum pelaku-pelaku yang berhubungan dengan objek dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1.
Pengunjung adalah Pengunjung adalah orang-orang yang datang untuk jangka waktu tertentu untuk mendapatkan kesenangan dengan memanfaatkan fasilitas-fasiliras yang telah di sediakan.
2.
Pedagang adalah orang-orang dengan tujuan meawarkan barang atau jasa kepada pengunjung sebagai profesinya.
3.
Pengelola adalah orang-orang yang terhimpun dalam badan yang
bertanggung
jawab
atas
keberadaan,
kelesatarian,
pemeliharaan dan pengembangan wisata. 4.5.3.
Aktifitas dan Kebutuhan Ruang Aktifitas yang ada dalam Bone Bolango Waterpark dapat ditinjau dari unsur pelaku kegiatan yaitu:
64
1.
Pengelola Tabel 4.2. Aktivitas Pengelola Aktivitas
Manajemen Pengelolaan
Kebutuhan Ruang - Ruang Pimpinan - Ruang Wakil Pimpinan - Rg. Staf Bidang Administrasi dan Teknis - Rg. Staf Keuangan dan Pemasaran - Rg. Staf Pemeliharaan - Ruang Rapat
(Sumber : Asumsi Penulis)
2.
Pengunjung/ Masyarakat umum Tabel 4.3. Aktivitas Pengunjung/ Masyarakat Umum Aktivitas
Kebutuhan Ruang
Memarkir Kendaraan
- Parkir Area
Memasuki Bangunan
- Main Entrance - Lobby - Perpustakaan - Rg.internet - Rg. Baca Indoor dan Outdoor - Rg.Diskusi Indoor dan Outdoor - Rg.Duduk - Cafe/ Restoran
Mencari Informasi/ Membaca
Berdiskusi/ Berkumpul Makan dan Minum Berbelanja
- Toko Buku - Mini Market
Berekreasi
- Area Bermain (playground)
Ibadah (Sholat) Ke Toilet (Sumber : Asumsi Penulis)
- Musholah - Toilet
65
4.5.4.
Pengelompokan Kegiatan Agar setiap kegiatan dapat berjalan secara efisien serta antara kegiatan satu dan yang lainnya dapat saling menunjang maka diperlukan
pengelompokan
kegiatan.
Pengelompokan
kegiatan
tersebut didasarkan pada sifat kegiatan dan waktu kegiatan. 1.
Sifat Kegiatan Tabel 4.4. Sifat Kegiatan Kegiatan Utama
Sifat
Merupakan kegiatan membaca,
Terbuka, aman, santai dan
berdiskusi dan mencari informasi
informatif
Kegiatan Penunjang
Sifat
Kegiatan penunjang yaitu yang mendukung kegiatan membaca, sekaligus
kegiatan
sosialisasi
antar pengunjung Seperti :
Terbuka, santai, rekreatif
Café Mini market Ruang bermain anak dan, Mushola Kegiatan Pengelola Kegiatan
administrasi
Sifat
sebagai
tempat berlangsungnya kegiatan
Aman, tenang, dan formal
kantor. Kegiatan Pelengkap Parkir
Sifat Terbuka, aman, tenang
66
Kebutuhan lain (ME, Toilet)
Tertutup dan tenang
(Sumber : Asumsi Penulis) 2.
Waktu Kegiatan Taman Baca Umum ini merupakan suatu bangunan yang memiliki waktu kegiatan. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu untuk diperhatikan dalam kondisi dan tuntutan kegiatan waktu adalah: a.
Merupakan bangunan pelayanan umum yang terbuka untuk umum.
b.
Kegiatan pada perpustakaan rata-rata dari pukul 08.00 wita hingga pukul 21.00 wita.
c.
Sarana
hiburan
berlangsung
bersamaan
dengan
kegiatan
perpustakaan, serta kegiatan lainya. Dengan
demikian
harus
diperhatikan
penyelenggaraan
kegiatan yang mempunyai waktu yang berbeda agar terjadi hubungan antara kegiatan dalam bangunan hingga tercipta proses yang baik, optimal pemakaian, serta memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menikmati semua kegitan yang ada. Maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang ada ini berlangsung antara pukul 08.00 wita hingga pukul 21.00 wita.
67