BAB IV PEMBAHASAN PT. Eco Laundry Hijau Indonesia merupakan sebuah perusahaan tekstil yang khusus menangani pada proses pewarnaan (colouring) dan pencucian (washing) pada pakaian. PT. Eco Laundry Hijau Indonesia menerima berbagai merk pakaian dari perusahaan-perusahaan tekstil seperti GAP, Lacoste, Uniqlo, dan lain lain. Sebelum memulai proses produksi terlebih dahulu pihak konsumen akan melakukan pemesanan warna apa yang mereka inginkan untuk produk mereka, setelah itu dari pihak PT. Eco Laundry Hijau Indonesia akan memesan bahan pewarna kimia untuk mewarnai pakaian sesuai pesanan dari konsumen. PT. Eco Laundry Hijau Indonesia akan memesan bahan pewarna kimia tersebut ke distributor mereka dan sebelum melakukan pembelian PT. Eco Laundry Hijau Indonesia akan memastikan sertifikat keamanan seperti OEKOTEX 100, MSDS (Material Safety Data Sheet), dan TDS (Technical Data Sheet) dari bahan kimia yang ditawarkan oleh distributor apakah telah aman atau belum. Dalam proses produksi di PT. Eco Laundry Hijau Indonesia meliputi beberapa tahap yaitu: a. b. c. d. e. f. Pengelolaan bahan kimia B3 di PT. Eco Laundry Hijau Indonesia meliputi: A. Prosedur Kelengkapan Saat Pembelian Bahan Kimia PT. Eco Laundry Hijau Indonesia akan menerima pesanan warna yang diinginkan untuk produk pakaian dari konsumen. Setelah itu, PT. Eco
Laundry Hijau Indonesia akan melakukan pemesanan bahan kimia pewarna ke distributor. Namun, sebelum memesan pihak distributor wajib memberikan bukti sertifikat keamanan seperti OEKO-TEX 100, MSDS (Material Safety Data Sheet), dan TDS (Technical Data Sheet) dari bahan kimia yang ditawarkan oleh distributor, apabila surat-surat seperti MSDS dan TDS bersifat rahasia dan tidak bisa diberikan kepada pihak konsumen maka dari pihak distributor wajib melampirkan Guarantee Later sebagai bukti bahwa bahan kimia telah aman dan telah memiliki sertifikat keamanan seperti MSDS dan TDS. B. Penyimpanan Bahan Kimia Penyimpanan bahan kimia di PT. Eco Laundry Hijau Indonesia berada di dua bagian, yaitu di tempat peracikan kimia dan gudang kimia. Gudang kimia dibagi lagi menjadi dua ruang yaitu ruang penyimpanan bahan kimia cair dan ruang penyimpanan bahan kimia padat atau atau serbuk. Pembagian ruang penyimpanan ini berfungsi untuk agar apabila ada bahan kimia yang tumpah tidak bercampur langsung dengan bahan kimia yang lain. Selain itu pada tiap ruang juga diberi sekat dan pembatas dari semen untuk meminimalisir tumpahan bahan kimia dan diberi saluran yang mengarah ke selokan agar apabila terjadi tumpahan bahan kimia cair dapat langsung mengalir ke saluran dan tidak meluber ke ruangan. Di bagian dinding tiap ruangan juga diberi ventilasi yang seperti kipas angin agar udara dalam ruangan tidak pengap. Di dalam Gudang tempat penyimpanan bahan kimia dan tempat operasional terdapat MSDS (Material Safety Data Sheet) dari tiap bahan kimia yang tertempel di dinding tiap ruangan. Posisi tempat operasional bahan chemical di PT. Eco Laundry Hijau Indonesia jaraknya tidak berdekatan dengan Gudang penyimpanan bahan kimia. Salah satu bahan kimia yang sangat berbahaya yaitu Anhydrous Potassium Permanganate, bahan kimia ini dijauhkan dan ditempatkan pada ruangan tersendiri, untuk menghindari terjadinya ledakan.
Selain pembagian ruang penyimpanan, bahan kimia dikelompokkan lagi berdasarkan asam, basa, dan sifat (reduktor dan oksidator). Di dalam tempat operasional terdapat : a. Eye wash b. Body shower c. Wastafel d. Spill kit e. Sabun tangan f. Wadah APD g. APD untuk karyawan. Ketika akan masuk ke dalam ruang penyimpanan dan ruang peracikan, pekerja wajib mengenakan APD. Salah satu contoh APD yang wajib dikenakan yaitu masker, sepatu, safety google, sarung tangan latex, dan apron atau celemek. C. Labeling atau Simbol Proses Labeling atau pemberian produk bahan kimia di PT. Eco Laundry Hijau Indonesia telah sesuai karakteristik dan sifat dari setiap bahan. Pemberian labeling atau simbol pada tiap bahan kimia disertai dengan adanya MSDS atau Guarantee Later oleh distributor sehingga pihak PT. Eco Laundry Hijau Indonesia hanya melakukan pengecekan ulang dan pembagian kelompok tiap bahan. D. Pengangkutan Bahan Chemical Pengangkutan bahan kimia dari gudang ke tempat proses produksi diangkut menggunakan trolly untuk mempermudah pengangkutan. Namun, apabila bahan kimia yang diangkut dalam jumlah sedikit pekerja cukup mengangkat wadah bahan kimia langsung dengan tangan.kemudian untuk bahan kimia yang baru datang akan langsung diangkut menuju gudang penyimpanan menggunakan trolly. E. Cara Mengatasi Tumpahan Bahan Kimia
Cara mengatasi tumpahan bahan kimia pada PT.Eco Laundry Hijau Indonesia ada dua penanganan yaitu : a. Tumpahan bahan kimia cair Dengan cara spons langsung diletakkan pada area yang terkena tumpahan, sehingga tumpahan langsung meresap pada spons tersebut. Spons hanya digunakan untuk satu kali penanganan tumpahan saja. Apabila dalam jumlah besar yaitu menggunakan pasir yang ditaruh mengelilingi tumpahan bahan
kimia. Selain itu untuk tiap ruang
penyimpanan dan tempat penurunan bahan kimia diberi selokan yang akan mengalirkan tumpahan bahan kimia cair. b. Tumpahan bahan kimia padat atau serbuk Dengan cara spons dibasahi dengan air terlebih dahulu lalu diletakkan pada bagian yang terkena tumpahan, sehingga tumpahan bahan kimia padat atau serbuk akan menempel pada spons tersebut. Spons juga hanya digunakan satu kali penanganan saja. F. Pengolahan limbah Limbah yang dihasilkan oleh PT. Eco Laundy Hijaun Indonesia sebagian besar berupa limbah cair hasil dari proses produksi, akan tetapi juga terdapat limbah padat berupa serat benang. Sebelum limbah cair dibuang, maka limbah cair yang dihasilkan harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan zat – zat yang berbahaya bagi lingkungan disekitarnya. a. Proses Pengolahan Cair PT. Eco Laundry Hijau Indonesia: 1. Unit Sum Pit Limbah cair hasil proses produksi akan dialirkan menuju tempat penampungan sementara limbah cair buangan atau Unit Sum Pit sebelum dialirkan ke Unit Equalisasi. 2. Unit Equalisasi Dalam unit ini air limbah setelah melalui pretreatment dipompa untuk dialirkan ke Bak Equalisasi/penampung. Fungsi dari Unit
Equalisasi ini adalah untuk menstabilkan debit dan kualitas limbah sebelum diolah pada unit pengolahan biologis. Bak Equalisasi ini dilengkapi dengan 2 unit submersible pump (1 unit sebagai spare/cadangan), gate valve dan Water Level Control (WLC). Dalam unit pemompaan diatur dengan pelampungnya atau Water Level Control (WLC). Dalam kondisi normal saklar pompa pada control panel akan diposisikan secara otomatis. Apabila pelampung telah mencapai batas bawah maka pompa akan berhenti secara otomatis. Untuk pemeliharaanya, sampah/lumpur padat perlu dibersihkan sekurangnya 1 minggu sekali untuk mencegah penumpukan di dasar dan permukaan bak yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pemompaan. 3. Unit pengendapan awal (Bak Fakultatif) Bak pengendapan awal berfungsi untuk mengendapkan padatan tersuspensi (suspended solid). Padatan tersuspensi yang telah diendapkan akan dibuang ke bak pengering lumpur. Air limpahan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembuskan oleh udara (O2) dengan sebuah
blower
sehingga
mikroorganisme
yang
ada
akan
menguraikan polutan yang ada dalam air limbah, hingga terbentuk lumpur berwarna kelabu/coklat kehitaman. 4. Unit aerasi Unit aerasi ini berfungsi untuk tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme biologis dan menyediakan waktu kontak yang optimal antara organisme dan air limbah. Kelebihan dari proses aerasi ini adalah efisiensinya tinggi, efektif dalam kontrol bau yang dihasilkan oleh air limbah. Proses yang terjadi dalam unit aerasi yaitu tindakan menambahkan nutrisi atau yang dikenal sebagai nutrient addition atau penambahan nutrisi secara kontinyu dengan dosis
tertentu. Selain itu juga harus dilakukan pengawasan peralatan yang kontinyu dari operator yang memerlukan pengawasan khusus. 5. Unit bak sedimentasi dan bak control Proses yang terjadi dalam unit ini adalah air limbah yang sudah melalui proses dalam bak aerasi akan mengalir secara gravitasi untuk ditampung pada unit sedimentasi. Bak sedimentasi berfungsi untuk menampung dan mengendapkan air hasil dari aerasi sebelum dialirkan ke bak control. Kemudian air dari bak sedimentasi akan mengalir secara gravitasi ke bak control sebelum diproses di unit filtrasi. Dalam proses ini terdapat lumpur yang mengambang yang harus dibersihkan dengan cara disemprot menggunakan air bersih supaya tenggelam atau mengendap. 6. Unit filtrasi Unit filtrasi berfungsi untuk menyaring padatan partikulat yang terdapat di dalam air sebelum dialirkan ke saluran/outlet. Unit filtrasi terdiri dari sand filter dan activated carbon filter unit ini merupakan tangka filter bertekanan sehingga dalam operasionalnya akan menggunakan system pemompaan. 7. Outlet Merupakan hasil dari pengolahan limbah cair buangan proses produksi yang hasilnya berupa limbah cair yang biologis (terbebas dari berbagai macam zat – zat kimia). b. Proses Pengolahan Limbah Padat PT. Eco Laundry Hijau Indonesia Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Eco Laundry Hijau Indonesia yaitu berupa serat benang, spons, dan alat-alat dari proses produksi. Limbah padat ini kemudian akan dikumpulkan di TPS 3 yang nantinya akan diambil oleh Pihak Ketiga.