Bab Iv Bg Andri Kti.docx

  • Uploaded by: Khaeriyah Rahmani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iv Bg Andri Kti.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,592
  • Pages: 21
BAB IV PEMBAHASAN Pada saat penulis melaksanakan “Asuhan Keperawatan Pada pasien Dengan Bronchopneumonia Di Ruang penyakit dalam pria Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura”. Penulis sudah memberikan tindakan keperawatan untuk membantu memecahkan masalah kesehatan yang dialami klien ternyata belum mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan standar asuhan keperawatan. Hal ini disebabkan adanya beberapa kendala dan kesenjangan pada tahap-tahap proses keperawatan, yang dirincikan sebagai berikut : A. Pengkajian

Pada tahap ini secara garis besar penulis tidak mendapatkan kendala yang berarti penulis dapat melakukan pengkajian sesuai yang ada di teori, yaitu melakukan wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, menelaah catatan dan laporan diagnostik serta berkolaborasi dengan tim kesehatan lain. Namun bukan berarti tidak ada kendala, ketidakmampuan pasien dalam berkomunikasi merupakan kendala terbesar penulis. Untuk itulah dalam tahapan ini kami sangat terbantu oleh kehadiran keluarga yang kooperatif sehingga penulis dapat menggali data lebih dalam dan data-data yang penulis dapatkan bisa mencapai maksimal.

111

a. Respon pasien 1) Terdapat secret pada lubang hidung Ds. pasien mengatakan : a) Sesak b) sudah sesak dan batuk berlendir sejak masuk RS sampai sekarang,. c) Batuk berlendir. Do. pasien tampak : a) Keadaan umum : lemah b) Sesak c) Respirasi 34 x /menit d) Terdengar ronchi halus pada seluruh lobus paru e) Ada secret di lubang hidung f) Lendir (+) g) Therapy terpasang 02 2-3 liter / menit 2) Secret banyak pada saluran hidung dan mulut Ds. pasien mengatakan : a) Sesak b) Sudah sesak dan batuk berlendir sejak masuk RS sampai sekarang,. c) Batuk berlendir

112

Do. pasien tampak : a) Keadaan umum : lemah b) Sesak/susah nafas c) Denyut jantung 118 x / menit d) Respirasi 34 x / menit e) Suhu badan: 37,7°c f) Terdengar ronchi halus pada seluruh lobus paru g) Adanya pernapasan cuping hidung h) Kapiler refill <3detik i) Pernapasan cepat dan dangkal j) Terdapat retraksi dinding dada. k) Tampak menggunakan otot-otot bantu pernafasan. l) Terpasang 02 2-3 liter / menit 3) Pasien masih tampak sesak a) Ds.pasien mengatakan: Sesak b) Do pasien tampak: Respirasi 34x/mnt 4) Pasien tampak lebih nyaman dalam bernafas dan beristirahat a) Ds.pasien mengatakan: Sesak berkurang b) Do.pasien tampak: Respirasi 28x/mnt 5) Berat badan klien 65 kg turun 5 kg dari berat badan sebelum sakit. DS. pasien mengatakan : a) Berat badan menurun b) BB sebelum sakit

: 65kg

113

Do. pasien tampak : a) Keadaan Umum

: lemah

b) BB saat di kaji

: 60kg

c) Bibir tampak kering dan pecah

B. Diagnosa Keperawatan Setelah dilakukan pengkajian melalui pengumpulan data yang dilanjutkan dengan mengklasifikasikan dan menganalisa data didapatkan beberapa masalah keperawatan yang menjadi diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa yang penulis dapatkan melalui pengkajian yaitu ; 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan dan penumpukan produksi secret pada jalan nafas yang ditandai dengan : sesak 2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan infiltrat kuman pada lobus paru yang ditandai dengan: sesak 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat yang ditandai dengan: berat badan menurun. 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan: sering terbangun 5. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengertahuan keluarga yang ditandai dengan: istri pasien tampak khawatir melihat kondisi suaminya.

114

Sedangkan pada literatur diagnosa keperawatan yang dapat terjadi pada pasien dengan bronchopneumonia antara lain, diagnosa yang akan muncul pada pasien dengan bronchopneumonia, yaitu: 1) Bersihan jalan nafas tidak efektif Dapat dihubungkan dengan

: Inflamasi trakhea brochial,

pembentukan

edema, peningkatan produksi sputum, nyeri pleuritik., penurunan energi dan kelemahan Kemungkinan dibuktikan oleh :

Perubahan

prekuensi,

pernafasan,

bunyi

penggunaan

otot

nafas

kedalaman

tidak

aksesori.

normal, Dispnea,

cyanosis. Batuk efektif atau takefektif dengan / tanpa produksi sputum

2) Pertukaran gas, kerusakan Dapat dihubungkan dengan

: Perubahan membran alveolar kapiler (efek inflamasi). Gangguan kapasitas pembawa oksigen darah (demam, perpinadah kurva oksihemoglobin).

Kemungkinan dibuktikan oleh : Dispnea, sianosis, takikardi, gelisah/ perubahan mental, hipoksia

115

3) Infeksi, resiko tinggi tehadap (penyebaran) Faktor resiko meliputi

: Ketidak adekuatan pertahanan utama (penurunan kerja cilia, perlengketan sekret pernafasan).

Tidak

adekuat

pertahan

sekunder (adanya infeksi, penekanan imun) Kemungkinan dibuktikan oleh : (tidak dapat diterapkan ; tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual)

4) Intoleransi/aktivitas Dapat dihubungkan dengan

: ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen.

kelelahan

yang

Kelemahan

berhubungan

umum, dengan

gangguan pola tidur yang berhubungan dengan ketidak nyamanan, batuk berlebihan dan dispnea. Kemungkinan dibuktikan oleh : laporan verbal kelemahan, kelelahan, keletihan. Dispnea karenakerja, takipnea, takikardia sebagai respon terhadap akttivitas. Terjadinya/memburuknya pucat/cyanosis

5) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap. Faktor resiko meliputi

: peningkatan kebutuhan metabolik sekunder terhadap

demam

dan

proses

infeksi.

116

Anoreksia yang berhubungan dengan toksin bakteri,

bau

dan

rasa

sputum,

dan

pengobatan aerosol. Distensi abdomen/gas yang berhubungan dengan menelan udara selama episode dispnea. Kemungkinan dibuktikan oleh : tidak dapat diterapkan ; adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

6) Kekurangan volume cairan, resiko tinggi terhadap; Faktor resiko meliputi

: kehilangan cairan berlebihan (demam berkeringat

banyak,

nafas

mulu/

hiperventilasi, muntah. Penurunan masukan oral. Kemungkinan dibuktikan oleh : tidak dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala-gejala membuat diagnosa aktual.

7) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar, mengenai kondisi dan kebutuhan tindakan) Dapat dihubungkan dengan

: kurang terpajan, kesalahan interprestasi, kurang mengingat.

Kemungkinan dibuktikan oleh

: Permintaan

informasi, pernyataan

kesalahan konsep kegagalan memperbaiki / berulang.

117

Berdasarkan data diatas terdapat kesenjangan diagnosa. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan respon manusia terhadap suatu penyakit. A. Perencanaan Segala tindakan yang dilaksanakan pada rencana yang telah dibuat berdasarkan teori, dengan mengantisipasi segala tanda-tanda yang ditimbulkan sehingga tujuan keperawatan dapat tercapai. Dan mendokumentasikan segala tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap pasien sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Semua kegiatan tersebut dilaksanakan selama 5 hari perawatan dan dalam pelaksanaannya tidak ditemukan adanya kesenjangan yang berarti antara perencanaan, implementasi dan asuhan keperawatan dalam studi kasus. 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan dan penumpukan produksi secret pada jalan nafas yang ditandai dengan : sesak. Intervensi: a. Kaji adanya sumbatan / gangguan jalan nafas b. Terdapat sekret pada lubang hidung c. Bersihkan jalan nafas dari secret yang mengeras (lubang hidung) d. lubang hidung bersih e. tanda-tanda vital 1) Tekanan darah:120/80 mmhg 2) R:34 x/menit 3) N:118x/menit 118

4) SB: 37,20 C f. Penatalaksanaan nebulazer tiap 8 jam dengan : Combivent ½ 1) Dilakukan Nebulazer selama 5-10 menit karena penolakan dari pasien merasa kurang nyaman. 2) Lakukan fisioterapi dengan fibrasi atau flamping 3) Secret banyak pada saluran hidung dan mulut.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan infiltrat kuman pada lobus paru yang ditandai dengan: sesak Intervensi: 1) Kaji fungsi pernafasan pasien 2) Pasien sesak, pernafasan cepat dan dangkal, terdapat retraksi dinding dada, R: 34 x / menit 3) Atur posisi kepala sedikit ekstensi dan upper head 300 dengan memasang ganjalan kain pada bahu 4) Pasien tampak lebih nyaman dalam bernafas dan beristirahat. 5) Periksa posisi pasien sesering mungkin 6) Pasien lebih nyaman dalam bernafas 7) Hindari pakaian yang ketat 8) Keluarga pasien tidak memakaikan kain atau selimut yang ketat. 9) Penatalaksanaan pemberian oksigenasi 10) Pasien lebih nyaman dalam bernafas

119

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat yang ditandai dengan: berat badan menurun. Intervensi: 1) Observasi berat badan setiap pagi sebelum makan. 2) berat badan pasien 65 kg turun 5 kg dari berat badan sebelum sakit 3) Penatalaksanaan pemberian nutrisi perpariental RL + Neurobion/ 8jam. 4) Infus tetap lancar , nutrisi perpariental dapat dipertahankan. 5) Motivasi dan beri penjelasan keluarga pasien akan pentingnya nutrisi bagi pasien 6) istri pasien mengatakan ”sekarang saya mengerti akan pentignya nutrisi bagi suami saya”.

4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan hiperventilasi yang ditandai dengan: sering terbangun. Intervensi: 1) Kaji pola tidur pasien 2) pasien sebelum tidur biasanya dikipas-kipas. 3) Ciptakan situasi yang menyerupai kebiasaan pasien 4) istri pasien melakukan saran perawat 5) Pertahankan kepatenan jalan nafas pada saat tidur 6) Pasien lebih nyaman dalam bernafas

120

5. Kecemasan berhubungan dengan kurangnya pengertahuan keluarga yang ditandai dengan: istri pasien tampak khawatir melihat kondisi suaminya. Intervensi: 1) Bina hubungan saling percaya dengan keluarga pasien 2) keluarga pasien menyambut baik kehadiaran kita sebagai seorang perawat 3) Kaji pemahaman keluarga tentang kondisi pasien. 4) mereka sama sekali tidak mengetahui kondisi dan apa yang dialami suaminya. 5) Dengarkan dengan seksama keluhan-keluhan keluarga pasien. 6) keluarga pasien tampak menceritakan keluhanya 7) Jelaskan semua prosedur tindakan yang akan diberikan kepada suaminya 8) keluarga pasien tampak memperhatikan dan mengikuti tindakan yang diberikan kepada suaminya. 9) Pastikan keluarga menemani pasien selama rawat inap di rumah sakit 10) Istri pasien yang selalu menemani pasien 11) Beri dukungan dari sisi emosional dan spiritua kepada keluarga selama pasien dirawat dirumah. 12) keluarga pasien merasa lebih tenang dan sangat berterimakasih atas dukungan perawat

121

B. Implementasi Pada saat penulis mengimpliementasikan rencana keperawatan, penulis dihadapkan dengan kendala waktu yang begitu singkat atau pendek, sedangkan dalam mencapai keberhasilan dalam asuhan keperawatan pada kasus penyakit yang kompleks, seperti Bronchopneumonia memerlukan waktu yang cukup lama dan tindakan yang rutin dan teratur, untuk mengembalikan rasa percaya diri serta fungsi tubuh yang terganggu. Dengan keterbatasan waktu dan sarana yang kurang memadai, sehingga tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang mengalami gangguan status kesehatan tidak maksimal. Ada 3 (tiga) tahap dalam tindakan keperawatan yaitu persipan, perencanaan dan dokumentasi. Tahap I. Persiapan. Persiapan awal tindakan keperawatan menuntut perawat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam tindakan. Persiapan tersebut meliputi kegiatan : 1) Review tindakan keperawatan yang diidentifikasi pada perencanaan. 2) Menganalisa

pengetahuan

dan

ketrampilan

keperawatan

yang

diperlukan. 3) Mengetahui komplikasi dari tindakan keperawatan yangmungkin timbul. 4) Menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan. 122

5) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif/ sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan. 6) Mengidentifikasi aspek hokum dan etik terhadap resiko dari potensial tindakan.

Tahap II. Intervensi. Fokus terhadap pelaksanaan tindakan keperawatan adalah kegiatan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan independent, dependen dan interpenden. Pemenuhan kebutuhan fisik dan emosional adalah bervariasi tergantung individu dan masalah yang spesifik. Tapi ada beberapa komponen yang terlibat dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yang meliputi pengkajian yang terus menerus, perencanaan dan pengajaran. Tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan tanggungjawab secara professional sebagaimana terdapat dalam standar praktek keperawatan. 1) Independen Tindakan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

123

Lingkup tindakan independent keperawatan adalah : a) Mengkaji terhadap pasien atau keluarga melalui riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan pasien. b) Merumuskan diagnosa keperawatan untuk mempertahankan yang memerlukan intervensi keperawtaan. c) Mengidentifikasi tindkaan keperawatan untuk mempertahankan atau

memulihkan kesehatan.

d) Melaksanakan

rencana

pengukuran

untuk

memotifasi,

menunjukkan, mendukung dan mengajarkan kepada pasien atau keluarga.

2) Interdependen Interpenden tindakan keperawatan menjelaskan suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerjasama dengan tenaga kesehatan lainnya, misalnya tenaga social, ahli gizi, fisioterapi dan dokter. 3) Dependen Tindakan dependen keperawatan berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis. Tindakan medis dilaksanakan. Tindakan meliputi : a) Mempertahankan kepatenan jalan nafas dengan memberikan posisi, penghisapan lender. b) Memberikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi

124

c) Mengkaji/ observasi warna kulit, membran mukosa, turgor kulit.

Tahap III. Dokumentasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Ada 3 (tiga) system pencatatan yang digunakan pada dokumentasi. a. Soures-Oriented record b. Problem-Oriented record : POR c. Computer-Asissted record. Pada model / system dokumentasi akan dijelaskan lebih lanjut dan diuraikan dalam dokumentasi keperawatan. (Dari proses dan dokumentasi keperawatan oleh Nursalam BSN M. Nurs, 2001).

C. Evaluasi Tahap

evaluasi

merupakan

suatu

tahapan

untuk

mengetahui

keberhasilan dari tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan asuhan keperawatan dari tanggal 15 mei sampai 19 mei 2014, dari ke-5( lima ) diagnosa secara umum telah berhasil sesuai dengan tujuan

yang

direncanakan.

125

Masalah yang dapat teratasi seluruhnya adalah : 1. Gangguan pola tidur a) pasien dapat tidur nyenyak 2. Kecemasan keluarga a) Sudah paham dan mengerti kenapa pasien harus di infus dan di beri oksigen b) Hanya akan pulang bila saya benar-benar sudah sembuh

Diagnosa yang dapat teratasi sebagian adalah : 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif a) Pasien masih sesak 2. Pola nafas tidak efektif . a) pasien masih sesak 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh a) Nafsu makan pasien menurun

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Tn.K Dalam memberikan asuhan keperawatan pada dengan broncho pneumonia di ruang penyakit dalam pria RSUD Jayapura ada beberapa hal yang mendukung dan menghambat pelaksanaanya. Adapun faktor pendukung dan faktor penghambat tersebut diantaranya :

126

1. Faktor pendukung ; a. Keterlibatan keluarga pasien yang kooperatif dalam memberikan informasi tentang klien dan keaktifannya dalam keikutsertaan setiap tindakan terhadap pasien. b. Kualitas Sumber Daya CI ( Clinic Instructure ) di lapangan dan dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan. c. Petugas ruangan yang selalu membantu dan membimbing di lapangan. d. Sarana dan prasarana serta alat kesehatan yang dimiliki RSUD Jayapura. 2. Faktor penghambat ; a. Keterbatasan waktu praktek di ruang penyakit dalam pria . b. Banyaknya pengunjung yang kurang menyadari kondisi klien yang kadang membuat gaduh ruangan. c. pasien kadang masih trauma pada perawat / petugas. d. Kecemasan keluarga. e. Petugas ( Dokter, Perawat, Petugas Gizi, Petugas Kebersihan ) 1) Perawat Kurangnya jumlah perawat baik secara kwalitas maupun kwantitas dalam ruangan membuat perawatan pada pasien kurang terfokus. 2) Dokter

127

Waktu kunjungan dokter specialis sangat pendek, dan sering dipercayakan pada Koas atau dokter muda, sehingga kadang tidak valit. 3) Petugas Gizi Kurang aktifnya petugas gizi dalam perkembangan kondisi pasien sehingga proses penyembuhan semakin lama. 4) Petugas kebersihan Lingkungan sangat mendukung perkembangan penyakitnya. Cara membersihkan yang salah dapat meyebarkan kuman sebagai factor infeksi nosokomial. f. Fasilitas ruangan yang belum lengkap.

128

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Tn.K dengan Bropnchopneumonia di ruang penyakit dalam pria RSUD Jayapura, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Asuhan keperawatan diberikan dengan tujuan teratasinya masalah akibat dari respon pasien terhadap Bronchopneumonia. 2. Pengkajian asuhan keperawatan yang diterapkan sesuai dengan konsep dasar manusia seutuhnya, yaitu : aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual 3. Diagnosa keperawatan yang terdapat pada pasien Tn.K adalah 5 ( lima ) diagnosa aktual, yaitu : bersihan jalan nafas tidak efektif ,pola nafas tidak efektif, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan pola tidur, kecemasan keluarga

dan 1 diagnosa potensial, yaitu : resiko aspirasi

Perencanaan dan implementasi asuhan keperawatan pada klien bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien. 4. Evaluasi yang dilakukan yang dilakukan berdasarkan dari respon pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan. 5. Penanganan kasus Bronchopneumonia membutuhkan perawatan dan dengan proses penyembuhan yang cukup lama. Sehingga penanganan kasus Bronchopneumonia harus ditangani dengan serius, rutin dalam

129

melakukan tindakan keperawatan dengan tidak melupakan tehnik aseptic dan antiseptic untuk menghindari resiko terjadinya infeksi. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat menyampaikan saran kepada : 1. Profesi Di dalam upaya peningkatan mutu pelayanan asuhan kapada pasien dan keluarga. Perawat dituntut untuk senantiasa berpedoman kepada kode etik dan falsafah keperawatan dan perawat berkewajiban mempunyai tanggung jawab moral didalam menjalankan asuhan kepada sesuai tanggung jawab profesi. 2. Rumah Sakit a. Keberhasilan proses asuhan keperawatan sangat ditunjang oleh komunikasi terapeutik sehingga tidak terjadi salah persepsi antara perawat, pasien dan keluarga. b. Pada kasus Broncho Pneumonia hendaknya dilakukan perawatan intensif untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. c. Peningkatan Sumber Daya Manusia bagi perawat dan staf ruangan untuk menjawab kebutuhan dan tantangan sesuai kebutuhan dan tantangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. d. Penambahan

staf

ruangan

dan

peralatan

penunjang

untuk

memperlancar dan meningkatkan mutu pelayanan.

130

3. Pendidikan a. Didalam menjalankan askep perlu ditunjang dengan keterampilan dan teknis yang memadai. b. Perlu adanya peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia pada penunjang pendidikan yang lebih tinggi. c. Untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan maka perlu adanya penerapan pendidikan formal dan non formal. d. Penambahan tenaga dosen keperawatan mengingat banyaknya jumlah mahasiswa tidak seimbang dengan tenaga dosen. e. Penambahan buku-buku referensi baik ilmu kedokteran maupun perawatan anak tentang penyakit Broncho Pneumonia

131

Related Documents

Bab 6 Bg Adit.docx
April 2020 5
Andri Sm3t.docx
October 2019 15
Bab-iv
June 2020 31
Bab Iv
June 2020 62
Bab Iv
June 2020 34

More Documents from ""