Mendidik adalah kewajiban setiap orang terdidik. Berhenti mengeluh tidaklah cukup. Berkata-kata indah dengan penuh semangat juga tidak akan pernah cukup. Semua orang dapat turut ambil bagian dalam gerakan ini.Lakukan aksi nyata.Sekarang.
Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) Tahun 2013 Oleh Webmaster - 04 June 2013 | 191 Views Makassar, 3 Juni 2013–Program Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (SM3T) Tahun 2013 digelar dalam Rapat Koordinasi Program SM3T yang dilaksanakan di Hotel Clarion Makassar pada tanggal 3-4 Juni 2013. Rapat ini dibuka secara resmi oleh Dirjen Pendidikan Tinggi Djoko Santoso dan dihadiri oleh Ketua UP4B, Bambang Darmono. Dalam pengarahannya, Djoko Santoso mengatakan bahwa Program SM3T merupakan salah satu Program Pengembangan Papua dan Papua Barat yang terdiri dari tiga hal penting, yaitu pertama bahwa SM3T dan PPGT mengatasi kebutuhan guru dalam jangka pendek selama satu tahun, setelah selesai, para sarjana tsb akan kembali lagi untuk mengikuti program profesi guru dan diganti oleh SM3T berikutnya. Kedua, Pendidikan Guru di daerah 3T yang merupakan pendidikan guru penuh dengan mengambil putera-putera daerah yang di didik di berbagai perguruan tinggi negeri di Indonesia, dan afirmasiDitjen Dikti yang ketiga untuk Papua dan Papua Barat adalah mendidik putera-putera daerah terbaik di berbagai perguruan tinggi yang mau menerima, mereka akan di didik dalam berbagai bidang ilmu dengan harapan setelah lulus dapat membangun Papua dan Papua Barat. Program yang telah memasuki tahap ke-3 ini rencananya akan menyebarkan sarjana ke daerah-daerah 3 T yang masih kekurangan tenaga pendidik , berdasarkan data yang di data oleh UP4B. Hal ini disambut antusias oleh para Kepala Dinas Pendidikan dan Bupati Papua dan Papua Barat yang hadir pada acara
tersebut. Sebagai perwakilan tampil P. Yusuf Maryew, Bupati Biak yang mengatakan bahwa dengan adanya program SM3T di daerahnya, kesadaran masyarakat untuk belajar menjadi lebih baik, karena para guru-guru muda tersebut mengajar tanpa kenal lelah, bahkan ada yang membuka kelas malam. Yusuf Maryew mengucapkan terima kasih kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang telah melaksanakan program SM3T. Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari peserta SM3T, Afrizal, memaparkan pengalamannya di daerah 3T. Berdasarkan pengalamannya di daerah tersebut, dikatakan bahwa para peserta SM3T tidak hanya datang untuk mengajar di sekolah saja, tetapi juga membantu masyarakat dalam kegiatan kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya. (NH)
B. Pengertian Program SM-3T adalah program pengabdian sarjana pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru. C. Tujuan 1 Mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik. 2.Pengabdian sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan. 3.Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). D. Ruang Lingkup SM-3T 1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan yang dilakuakn pada sekolah bersangkutan dan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi kultur setempat. 2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah. 3. Melakukan kegiatan ekstrakurikuler dan OSIS. 4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di sekolah. 5. Melakukan tugas sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan dan kebudayaan.
E.
Landasan Yuridis 1. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. 3. PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru. 5. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. 6. Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor. 7. Permendiknas Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan. 8. Permendiknas Nomor 9 Tahun 2010 tentang Program Pendidikan Profesi Guru bagi Guru Dalam Jabatan. 9. Kepmendiknas Nomor 126/P/2010 tentang Penetapan LPTK Penyelenggara PPG bagi Guru Dalam Jabatan. 10. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 64/DIKTI/Kep/2011 tentang Penetapan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Penyelenggara Rintisan Program Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi (Berkewenangan Ganda). F. Waktu Pelaksanaan Program SM-3T merupakan program pengabdian sarjana pendidikan untuk melaksanakan tugas mendidik selama satu tahun di daerah 3T, kemudian dilanjutkan dengan Program PPG selama satu sampai dua semester di LPTK penyelenggara yang dipilih oleh peserta yang bersangkutan. Implementasi Program SM-3T pada tahun 2013, direncanakan dimulai bulan September 2013 sampai dengan Agustus 2014, sedangkan untuk pelaksanaan Program PPG
direncanakan dimulai Maret 2015. Peserta SM-3T wajib mengikuti serangkaian kegiatan prakondisi akademik dan nonakademik yang dilaksanakan oleh LPTK penyelenggara dengan Pola 120 JP ( lebih kurang 12 hari ) untuk membekali kesiapan akademik, mental, fisik, dan survival ( ketahanmalangan ) peserta SM3T.
Program SM-3T (Sarjana Mengajar di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal) 0
Salah satu tujuan berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.Namun dalam kenyataannya, pendidikan yang merupakan akses utama untuk mencapai tujuan tersebut masih sangat minim dan asing terutama di daerahdaerah pelosok negara Republik Indonesia di daerah perbatasan dan daerah yang belum terjamah teknologi komunikasi maupun transportasi.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan wilayah yang luas dan memiliki struktur geografis dan kebudayaan yang sangat heterogen , pada beberapa wilayah penyelenggaraan pendidikan masih terdapat berbagai permasalahan, terutama pada daerah yang tergolong terdepan, terluar dan tertinggal. Beberapa permasalahan penyelenggaraan pendidikan, utamanya di daerah 3T antara lain adalah kurangnya tenaga pendidik yang merupakan salah satu penggerak dari terselenggaranya kegiatan kependidikan atau kegiatan belajar mengajar untuk mencerdasakn kehidupan bangsa di daerah 3T ters ebut. Permasalahan tenaga pendidik di daerah 3T tersebut antara lain jumlahnya yang sangat minim, kurangnya kompetensi pendidik dan distribusi pendidik yang kurang merata. Seperti yang telah kita ketahui bersama, di daerah pelosok negeri kita tercinta ini masih banyak orang-oran g yang tidak mengetahui pentingnya pendidikan sehingga masih banyak dari orangorang di pelosok negeri yang tidak bersekolah.Hal tersebut juga dikarenakan kendala akses jalan menuju sekolah dan kurangnya sosialisasi kependidikan di daerah-daerah tersebut.Untuk mengat asi kendala-kendala tenaga kependidikan tersebut terciptalah gerakan SM-3T. Program SM-3T merupakan gebrakan Rektor Paramadina, Anies Baswedan, yang memprakarsai gerakan Indonesia Mengajar. Program SM-3T yang memiliki kepanjangan gerakan Sarjana mengajar di daerah terdepan, terluar dan tertinggal ini merupakan gerakan yang mendayaguanakan mahasiswa lulusan S1 untuk mengajar di daerah-daerah yang masuk ke dalam kriteria daer ah 3T yang ada di seluruh pelosok Indonesia tersebut. Gerakan SM-3T merupakan solusi dari permasalahan kurangnya tenaga pendidik di daerah 3T.Dari gerakan tersebut para lulusan S1 kependidikan dapat mentransfer ilmunya kepada orangorang yang memang benar-benar membutuhkan.Dalam gerakan tersebut para pendidik dikirim ke daerah daerah 3T yang ada di luar pulau jawa terutama di bagian timur Indonesia seperti pedalaman Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan lain sebagainya. Manfaat dari hadirnya gerakan tersebut selain untuk membantu kurangnya tenaga pendidik di daerah kawasn 3T juga untuk mempersiapkan tenaga pendidik yang tangguh, mandiri dan berkompetensi serta memiliki pengetahuan yang luas mengenai kondisi pendidikan di Indonesia sehingga dengan secara sadar calon pendidik tersebut dapat memanfaatkan ilmunya dengan baik untuk membangun dan mencerdaskan bangsa. Selain itu dengan adanya gerakan tersebut juga bermanfaat untuk menciptakan tenaga pendidik yang memiliki jiwa sosial yang tinggi karena dengan pengalaman mengikuti gerakan tersebut calon pendidik ikut merasakan kehidupan orangorang di daerah 3T sehingga tergerak jiwanya untuk dapat memperbaiki kehidupan mereka melalui jalur pendidikan.
Rabu, 16 Juli 2014
Sarjana Mendidik Di Daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal Tentang SM-3T Program SM-3T adalah Program Pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan Program Pendidikan Profesi Guru
Tujuan 1. Membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik. 2. Memberikan pengalaman pengabdian kepada sarjana pendidikan sehingga terbentuk sikap profesional, cinta tanah air, bela negara, peduli, empati, terampil memecahkan masalah kependidikan, dan bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa, serta memiliki jiwa ketahanmalangan dalam mengembangkan pendidikan pada daerah-daerah tergolong 3T. 3. Menyiapkan calon pendidik yang memiliki jiwa keterpanggilan untuk mengabdikan dirinya sebagai pendidik profesional pada daerah 3T. 4. Mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Ruang Lingkup 1. Melaksanakan tugas pembelajaran pada satuan pendidikan sesuai dengan bidang keahlian dan tuntutan kondisi setempat. 2. Mendorong kegiatan inovasi pembelajaran di sekolah. 3. Melakukan kegiatan ekstra kurikuler. 4. Membantu tugas-tugas yang terkait dengan manajemen pendidikan di sekolah. 5. Melakukan pemberdayaan masyarakat untuk mendukung program pembangunan pendidikan di daerah 3T. 6. Melaksanakan tugas sosial kemasyarakatan.
PPGT Tantangan distribusi guru dan tidak tersedianya profil guru yang berkompetensi, profesional serta memiliki jiwa sebagai seorang pendidik pada daerah yang terkatagori terdepan, terluar dan tertinggal, merupakan sebuah gambaran mengenai kondisi ketidakmerataan pengetahuan dan pendidikan di pelosok nusantara.Sebagai bagian dari negara yang berdaulat dan memiliki keinginan untuk terus memajukan segenap bangsanya menuju sebuah kehidupan yang cerdas, maka diperlukan sebuah sarana guna menanggulangi segala tantangan tersebut. Program Rintisan Pendidikan Profesi Guru Terintegrasi Berkewenangan Tambahan (PPGT), salah satu sub program dari Program Maju Bersama Mencerdaskan Indonesia, dimaksudkan untuk memenuhi kekurangan guru pada daerah yang masuk katagori terdepan, terluar dan tertinggal. Oleh karenanya peserta Program Rintisan PPGT diprioritaskan berasal dari daerah yang memiliki latar belakang katagori tersebut dan memiliki kualifikasi akademik minimal lulus Sekolah Lanjutan Atas (SMA/MA/SMK) dari satuan pendidikan yang terakreditasi. Program Rintisan PPGT ini, adalah program pendidikan profesi guru yang diselenggarakan dalam kurun waktu yang bersamaan, baik program akademik
substansi bidang studi maupun program akademik kependidikan. Kemudian program ini akan melanjukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang intensif di sekolah mitra yang diakhiri dengan uji kompetensi guna memiliki kewenangan tambahan. Kewenangan tambahan yang dimaksud adalah kewenangan dalam melaksanakan tugas sebagai guru yang terdiri dari kewenangan utama dan kewenangan tambahan. Sebagai contoh, kewenangan utama guru SD adalah sebagai guru kelas dengan kewenangan tambahan sebagai guru SMP pada salah satu dari lima (5) mata pelajaran pokok di SD ( Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Matematika, IPA, IPS), sedangkan pada Guru SMK kewenangan utamanya adalah sebagai guru pada mata pelajaran produktif (mata pelajaran yang berisikan kompetensi keahlian yang menuntut konsep relevansi dengan dunia industri) dengan kewenangan tambahannya sebagai guru pada salah satu mata pelajaran adaptif yang relevan (mata pelajaran yang berfungsi menyiapkan kemampuan dasar yang memiliki daya transfer terhadapt mata pelajaran keahlian) Selain diharapkan menjadi sebuah best practice model pembelajaran dalam upaya menyiapkan calon guru pada daerah yang katagori 3T, program ini pun bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang dinilai unggul dalam kompetensi Pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan juga kompetensi professional. Sebagai catatan guna mengasah pendidikan karakter peserta dan untuk memudahkan pendalaman materi pada mata pelajaran yang diperlukan maka pada program ini pun disertakan pula pendidikan berasrama dimana selama tinggal dalam lingkup asrama para peserta disuguhkan berbagai macam pola pendidikan guru-guru berkualitas. Durasi pendidikan Program Rintisan PPGT ini adalah selama lima (5) tahun. Semoga dengan adanya Program rintisan PPGT ini juga dapat menumbuhakan dan menyulam rasa kebhinekaan di benak para peserta