Bab Iii Fix Pkl.docx

  • Uploaded by: Mahendra Putra
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab Iii Fix Pkl.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,101
  • Pages: 22
Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

BAB III TINJAUAN UMUM

3.1 Uraian Umum Kegiatan pelaksanaan di lapangan merupakan bagian terpenting dari proyek dan merupakan tindak lanjut dari perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh penyedia jasa setelah mendapat Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Dalam praktiknya di lapangan, sering dijumpai adanya kondisi yang berlainan dengan apa yang telah direncanakan semula. Untuk mengatasi hambatan yang mungkin terjadi di lapangan, diperlukan adanya kerjasama yang baik dan tidak menyimpang dari perencanaan yang bisa mengakibatkan tidak tercapainya tujuan dari proyek. Praktik Kerja Lapangan pada Proyek Jalan Tol Semarang - Solo Ruas Salatiga - Kartasura Seksi E Jembatan STA. 58+000 - STA. 71+875 dilaksanakan kurang lebih dalam kurun waktu 1 (satu) bulan. Tinjauan pekerjaan dalam proyek ini kurang menyeluruh karena tinjauan hanya dilakukan pada pekerjaan yang terjadi dalam waktu yang terbatas tersebut. Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan terdapat beberapa pekerjaan yang bisa diamati diantaranya, pekerjaan pembangunan abutment 1 dan bearing pad jembatan Kali Putih 2. 3.2 Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum 3.2.1 Latar Belakang Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo ruas Salatiga – Kartasura (STA 58+500 s.d. STA 71+875) merupakan jalan tol yang membentang sepanjang ± 13,375 km, dari daerah Boyolali hingga ke daerah Banyudono, Jawa Tengah. Jalan tol ini merupakan bagian dari proyek jalan tol trans jawa yang menghubungkan Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Proyek

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 35

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

ini juga merupakan terusan dari proyek Jalan Tol Semarang – Solo ruas Salatiga – Kartasura yang merupakan salah satu target jawa tengah sebagai bagian rencana pembangunan trans jawa. Pembangunan jalan tol ini merupakan salah satu proyek yang dimiliki PT. Solo Ngawi Jaya (PT. SNJ) yang nantinya menghubungkan jalan tol Semarang - Solo dengan jalan tol Solo – Ngawi. Pembangunan Jalan Tol ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Jawa Tengah, karena memiliki fungsi yang strategis. Jika pembangunan ini disertai dengan jalur akses yang memadai tentu akan berdampak pada lancarnya mobilitas dan secara berkesinambungan akan menciptakan pengembangan wilayah yang terpadu dan menyeluruh. Perekonomian yang potensial seringkali terhambat akibat kemacetan dibeberapa titik, terlebih saat pagi dan sore hari. Oleh karena itu dibangunnya jalan tol baru dengan jalur Semarang – Solo ini aksesibilitas tetap berjalan lancar bahkan dalam segi jarak tempuh maupun waktu perjalanan menjadi lebih singkat. Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura dilaksanakan selama 540 hari kalender dan masa pemeliharaan selama 1095 hari kalender sebagaimana penawaran waktu dalam dokumen penawaran. Pada pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dilakukan selama 210 jam, pekerjaan yang diamati mulai tanggal 3 Agustus sampai dengan 3 September 2017 diantaranya, pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 36

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

3.2.2 Tujuan Proyek Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura ini memiliki beberapa tujuan antara lain sebagai berikut: 1.

Mengembangkan pembangunan di daerah Jawa Tengah;

2.

Meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Jawa Tengah;

3.

Mengurangi kemacetan yang sering terjadi di beberapa kota

4.

Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, sosial, dan keamanan masyarakat di sekitarnya;

5.

Untuk mengoptimalkan waktu tempuh antara kota Semarang dan Solo;

6.

Menciptakan kenyamanan bagi para pemudik di saat musim lebaran.

3.2.3 Lokasi Proyek Jalan Tol Semarang - Solo merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang dipegang oleh PT Trans Marga Jateng. Sebagian ruas Jalan Tol tersebut sudah beroperasi yaitu Semarang - Bawen. Saat ini dalam konstruksi ruas Bawen - Salatiga oleh PT. Trans Marga Jateng. Dalam rangka percepatan pembangunan Ruas Salatiga - Kartasura, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui surat nomor: JL.03.04Mn/858 tanggal 6 September 2016 memberikan penugasan kepada PT Solo Ngawi Jaya selaku Badan Usaha Jalan Tol Solo - Ngawi untuk melaksanakan pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo ruas Salatiga Kartasura sepanjang 32,65 km. Sebagian Jalan Tol Ruas Salatiga Kartasura sudah dikerjakan oleh Pemerintah sepanjang 3,63 km, sehingga PT Solo Ngawi Jaya hanya melaksanakan pembangunan sepanjang 29,02 km. Proyek Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura masuk dalam paket 4.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 37

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

Gambar 3.1 Lokasi Proyek Jalan Tol Semarang – Solo (Sumber:Dokumen Perusahaan)

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 38

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

Gambar 3.2 Lokasi Proyek Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura STA 40 + 409 – STA 71 + 875 (Sumber:Dokumen Perusahaan)

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 39

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

Jembatan Kali Putih 2

Gambar 3.3 Lokasi Proyek Jembatan Kali Putih 2 (Sumber: Google Earth) 3.2.4 Data Proyek A. Sistem Kontrak Kontrak merupakan dokumen yang penting dalam proyek. Segala hal terkait hak dan kewajiban antar pihak serta alokasi risiko diatur dalam kontrak. Pemahaman kontrak mutlak diperlukan pleh tim proyek dalam menjalankan proyek agar semua masalah dan risiko yang terkandung di dalamnya dapat diatasi dan sesuai dengan kemampuan masing-masing pihak untuk mengatasinya. Kontrak konstruksi adalah perjanjian tertulis yang mengacu pada ketentuan hukum yang berlaku antara pengguna jasa dan penyedia jasa serta berisi segala aspek tentang pelaksanaan pekerjaan. Ada jenis sistem kontrak dalam proyek konstruksi, menuurut cara pembayarannya sebagai berikut:

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 40

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

1.

Kontrak harga satuan Kontrak jenis ini adalah suatu kontrak yang menitik beratkan biaya per unit volume, per unit panjang ataupun per unit berat. Kontrak ini dipakai jika kualitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara mendetail dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya tidak dapat diketahui dengan tepat. Jumlah pasti dari volume pekerjaan diketahui di akhir pekerjaan. Untuk menentukan kuantitas pekerjaan yang sesungguhnya, dilakukan pengukuran (opname) bersama pemilik dan kontraktor terhadap kuantitas terpasang. Kelemahan dari penggunaan kontrak jenis ini, yaitu pemilik tidak dapat mengetahui secara pasti biaya aktual proyek hingga proyek itu selesai.

2.

Kontrak biaya plus jasa (coast plus fee contract) Kontrak jenis ini penyedia jasa akan menerima sejumlah biaya untuk overhead dan keuntungan. Besarnya overhead dan keuntungan pada umumnya didasarkan atas persentase biaya yang dikeluarkan. Metode pembayaran pada jenis kontrak biaya plus jasa ini dibedakan menjadi dua macam: a.

Pembayaran biaya plus jasa tertentu

b.

Pembayaran biaya plus persentase biaya dengan jaminan maksimum.

3.

Kontrak lump sum (LS) Syarat utama dalam mengaplikasikan kontrak jenis ini adalah perencanaan benar-benar telah selesai sehingga penyedia jasa dapat melakukan estimasi kuantitas secara benar. Jika anggaran biaya dari pemilik terbatas maka kontrak jenis ini menjadi pilihan yang tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Pelaksanaan konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini adalah pembangunan gedung. Salah satu kelemahan pemakaian kontrak jenis ini adalah proses konstruksi yang akan tertunda karena menunggu selesainya perencanaan. Kesalahan/ketidak tepatan perencanaan akan

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 41

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

berakibat fatal yang dapat menimbulkan biaya ekstra yang tidak sedikit. Untuk itu, perlu ada pertimbangan yang matang sehingga tidak terjadi pelaksanaan konstruksi yang terburu-buru dan dapat menyebabkan kesalahan dalam perencanaan dan pembuatan spesifikasi. 4.

Kontrak Terima Jadi Kontrak pengadaan barang atau pekerjaan konstruksi atau jasa lainnya atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu dengan ketentuan sebagai berikut: a.

Jumlah harga pasti dan tetap seluruh pekerjaan selesai dilaksanakan;

b.

Pembayaran dilakukan berdasarkan hasil penilaian bersama yang menunjukan bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

5.

Kontrak Presentase Kontrak pengadaan barang atau jasa lainya, dengan ketentuan sebagai berikut: a.

Penyedia jasa atau lainnya menerima imbalan berdasarkan presentase dari nilai pekerjaan tertentu;

b.

Pembayaran didasarkan pada tahapan produk atau keluaran yang dihasilkan sesuai dengan isi kontrak. Dalam pelaksanaan Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas

Salatiga – Kartasura yang digunakan yaitu sistem kontrak harga satuan (fixed unit price) dan cara pembayaran yang digunakan yaitu terima jadi (turn key) sesuai yang tertulis didokumen kontrak.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 42

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

B. Data Kontrak 1. Data Umum Proyek Pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo ruas Salatiga – Kartasura memiliki data teknis proyek sebagai berikut: a. Nama Proyek

: Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi C & D : Boyolali – Banyudono (STA. 58+500-STA. 71+875)

b. Lokasi Proyek

: Kabupaten Boyolali

c. Pemilik Proyek

: PT. Solo Ngawi Jaya

d. Sumber Dana

: Akan didanai terlebih dahulu oleh Penyedia Jasa/Kontraktor. PT. Solo Ngawi Jaya akan mengembalikan semua dana yang nyata-nyata dikeluarkan untuk pembayaran pekerjaan, termasuk beban bunga yang timbul sampai dengan ditandatanganinya PHO hasil pekerjaan.

e. Cara Pembayaran

: CPF (Contractor’s Pre Financing) / Turn Key

f. Jenis Kontrak

: Fixed Unit Price

g. Jangka Waktu Pekerjaan

: 540 (Lima ratus empat puluh) hari kalender sejak diterbitkannya SPMK

h. Jangka Waktu Pemeliharaan

: 1.095 (Seribu Sembilan puluh lima) hari kalender.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 43

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

i. Kontraktor Pelaksana

: PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.

j. Nomer Kontrak

:075/AA-SNJ/BOR.WK/XII/2016

k. Tanggal Kontrak

: 28 Desember 2016

l. Nomor SPMK

: 043/AA-SNJ/PP/I/2017

m. Tanggal SPMK

: 09 Januari 2017

n. Nilai Kontrak

: Rp. 2.699.074.010.000,-

o. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

: 540 hari kalender

p. Konsultan Pengawas

: PT. Eskapindo Matra

q. Nomor Kontrak

:074/AA-SNJ/WAS-EM/XII/2016

r. Tanggal Kontrak

: 20 Desember 2016

s. Nomor SPMK

: 033/AA-SNJ/PP/I/2017

t. Tanggal SPMK

: 06 Januari 2017

u. Nilai Kontrak

: Rp. 19.565.920.000,-

v. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

: 14 Bulan

Keterangan : SPMK : Surat Perintah Mulai Kerja PHO

: Provisional Hand Over

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 44

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

2. Data Teknis a. Nama Jembatan

: Jembatan Kali Putih 2

b. Bentang

: 35 m

c. Lebar

: 25,20 m

d. Pekerjaan Struktur Bawah 

Pondasi

: Bore Pile Ø 150 cm

e. Pekerjaan Struktur 

Abutment

: Beton K- 350 ready mix

f. Pekerjaan Lantai Kerja

: Beton K-100 ready mix

g. Jumlah Bore Pile 

Abutment 1

: 8 buah, L= 15 m



Abutment 2

: 8 buah, L= 16 m

h. Jembatan utama menggunakan PC – I Girder

Abutment 1

Gambar 3.4 Keyplan Jembatan Kali Putih 2 (Sumber: PT.Wakita Karya)

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 45

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

Gambar 3.5 Potongan Memanjang Jembatan Kali Putih 2 (Sumber: PT.Wakita Karya) 3.2.5 Pelaksanaan Proyek A. Pendahuluan Metode pelaksanaan pekerjaan merupakan hal yang terpenting guna kelancaran suatu proyek. Metode pelaksanaan proyek biasanya dibuat oleh kontraktor. Output dari metode pelaksaan proyek adalah kurva S. Adanya waktu yang ditargetkan, maka akan mendorong cara agar bagaimana proyek itu bisa selesai tepat waktu. Selain itu, kurva S juga sebagai pengontrol atau pengendali pelaksanaan proyek. Pemilihan metode pelaksanaan pekerjaan yang tepat sangat diperlukan agar pelaksaan pekerjaan dapat berlangsung dengan baik. Apabila dalam pelaksaan ada kesalahan dalam penggunaan metode pelaksanaan maka akan mengakibatkan terhambatnya pekerjaan yang dimungkinkan bisa mengakibatnya keterlambatan penyelesaian suatu pekerjaan. Oleh sebab itu, hal ini sangat penting karena ada konsekuensi yang harus ditanggung pihak penyedia jasa apabila terjadi kekeliruan pada saat pelaksanaan. Pihak penyedia jasa dituntut jeli dalam memilih metode Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 46

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

yang tepat agar penggunaan sumber daya manusia, alat, dan bahan dapat efisien sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis dan prestasi kerja dilapangan. Kondisi dilapangan pada saat proses pelaksanaan pekerjaan terkadang tidak sesuai rencana atau yang diharapkan oleh penyedia jasa. Oleh sebab itu, diperlukan juga rencana atau metode pelaksanaan cadangan yang sudah ditentukan sebelumnya atau ditentukan saat itu juga melalui rapat yang dilakukan pihak penyedia jasa. Apabila tidak terjadi hambatan yang berarti dan pekerjaan dilapangan sesuai dengan time schedule dapat dipastikan pekerjaan akan selesai tepat waktu dan sesuai dengan yang sudah tercantum dalam dokumen kontrak.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 47

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

B. Urutan Pelaksanaan Proyek Berikut ini adalah urutan pelaksanaan proyek jembatan:

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 48

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

1.

Pekerjaan Persiapan Pekerjaan Persiapan Jembatan merupakan pekerjaan awal yang harus di persiapkan dalam konstruksi jembatan, pekerjaan persiapan tersebut meliputi; 1. Pengukuran Sebelum pelaksanaan, dilaksanakan pekerjaan setting out, dimana diperlukan joint survey bersama-sama antara Kontraktor, Engineer/Konsultan dan wakil Pemilik Proyek. Hasil Survey akan dipakai untuk keperluan shop drawing dan perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan. Selain itu, Kontraktor juga berkoordinasi dengan instansi-instansi yang terkait untuk pekerjaan pembebasan lokasi. Peralatan survey yang digunakan diantaranya: a. Theodolite b. Wild NAK Levels c. Total Station 2. Penyelidikan Tanah Pekerjaan

penyelidikan

tanah

diperlukan

untuk

menentukan stratifikasi (pelapisan) tanah dan karakteristik teknis tanah sehingga perancangan dan konstruksi pondasi dapat dilaksanakan dengan ekonomis. Karakteristik tanah pada suatu lokasi pada umunya amat variabel dan dapat berbeda drastis dalam jarak beberapa meter. Oleh sebab itu, penyelidikan tanah harus dapat mencangkup informasi kondisi tanah sedekat mungkin dengan kenyataan untuk mengurangi resiko akibat variasi tersebut dan jumlahnya cukup untuk menentukan rancangan yang mendekati kenyataan. Perencanaan pengujian tanah menjadi bagian dari explorasi tanah dan perancangan pondasi.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 49

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

3. Pembersihan Lokasi Pembersihan tempat kerja/pembongkaran (clearing & grubbing)

serta

pengupasan

lapisan

tanah

mencakup

pembersihan permukaan area kerja dari semua pohon, semak belukar, tanaman pagar dan benda-benda lainnya termasuk ilalang, rumput liar, pendongkelan akar pohon dan tumbuhan liar lainnya, kotoran/debris dan material lainnya yang tidak layak berada di area yang direncanakan, digusur dengan menggunakan Bulldozer, didorong menuju ke lokasi stok sementara. Untuk lokasi stok yang lebih 100 meter diangkut dengan menggunakan Dump Truck menuju lokasi stok pembuangan yang telah disetujui oleh Pengawas. Pekerjaan Clearing dan Grubbing adalah Pekerjaan Pembersihan, pembongkaran Lokasi Pekerjaan untuk Trase Tol berikut Pengupasan Lapisan Tanah paling atas setebal ± 20 cm (atau sesuai dengan spesifikasi, menyesuaikan kondisi tanah existing) di sepanjang Rencana Pekerjaan Pembangunan Jalan Tol ini. Lapisan tanah (top soil) bila masih bisa digunakan untuk pupuk organik akan distock untuk dimanfaatkan. Hasil kupasan tanah akan dibuang ke disposal di sekitar kanan dan kiri dari trase tol atau di elevasi tanah yang lebih rendah. a. Pembuangan kupasan tanah (stripping) akan dapat meningkatkan kesuburan tanah di area disposal. b. Sebaliknya lapisan tanah atas yang tidak bisa digunakan untuk timbunan akan dibuang pada disposal area yang sudah ditentukan. Peralatan utama yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan stripping diantaranya: a.

Excavator (Kapasitas 0,6, 0,8 dan 1,0 m³)

b.

Bulldozer (Kapasitas 3,7 m³)

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 50

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

c.

Dump Truck (Kapasitas 7 m³)

4. Relokasi Utilitas Pekerjaan Utilitas berhubungan dengan pekerjaan pencahayaan, lampu lalu-lintas dan pekerjaan listrik meliputi pengadaan, pemasangan dan testing comissioning, pekerjaan ini mencakup pekerjaan, kelistrikan penerangan, lampu PJU dan semua pekerjaan mekanikal elektrial yang mencantum dalam BOQ. Lingkup pekerjaan mekanikal elektrial ini adalah penyediaan semua peralatan material mekanikal elektrial untuk penerangan

beserta

seluruh

alat

pendukungnya

serta

pemasangannya hingga sistim tersebut beroperasi dengan baik, pekerjaan ini termasuk penyambungan daya PLN. 5. Acces Road & Detour Pekerjaan Acces Road dan Detour merupakan pekerjaan pembuatan akses jalan untuk supaly material timbunan agar alat berat dapat masuk ke tempat kerja dengan mudah. Untuk menjaga kelancaran arus lalu lintas, Penyedia Jasa akan berkoordinasi dengan instansi terkait dan menempatkan petugas (falgman) demi kelancaran arus lalu-lintas. Disamping

menggunakan

jalan

existing

untuk

menghindari dampak sosial yang luas dan menghindari komplain dari masyarakat sekitar, untuk suplay material timbunan tanah akan dibuatkan temporary akses disepanjang jalur tol. Bahan timbunan temporary akses ini sama dengan rencana bahan yang akan dipakai sebagai bahan timbunan dengan perkerasan situ/limestone (bila diperlukan).

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 51

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

6. Penanganan Aliran Air Pekerjaan Penanganan Aliran air yang sudah ada dengan metode sebagai berikut: a.

Pemeliharaan Drainase yang sudah ada Yaitu untuk menjaga agar sirkulasi air lancar dan tidak menggenangi area pekerjaan dan dilingkungan sekitar proyek, terutama disaat turun hujan. Aliran air hujan diarahkan ke drainase sementara dan diarahkan ke saluran existing.

b.

Pembuatan Drainase Sementara Pekerjaan drainase sementara dilaksanakan secara simultan dengan pekerjaan timbunan tanah pada awal pelaksanaan pekerjaan, dimaksudkan untuk mencegah tergerusnya tanah timbunan oleh aliran air hujan yang mengakibatkan tanah yang mengotori sawah maupun lingkungan sekitar. Pembuatan drainase sementara ini dilaksanakan selama pekerjaan timbunan tanah berlangsung.

c.

Pembuatan Subdrain Metode pekerjaan ini adalah untuk meminimalkan terjadinya

tersumbatnya

aliran

air

yang

dapat

membahayakan pekerjaan timbunan tanah khususnya pekerjaan timbunan tanah tinggi.

2.

Pekerjaan Sub Struktur 1.

Bore Pile Pekerjaan pondasi bore pile merupakan jenis pondasi tiang yang dicor di tempat, yang sebelumnya dilakukan pengeboran dan penggalian. Sangat cocok digunakan pada daerah yang memiliki kedalaman tanah keras lebih dari 10 meter serta cocok digunakan

tempat-tempat yang padat oleh

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 52

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

bangunan, karena tidak terlalu bising dan getaranya tidak menimbulkan dampak negativ terhadap bangunan disekitarnya.

3.

Pekerjaan Struktur 1. Pile Cap Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di bagian atasnya. Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan terus disebarkan ke bore pile. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. 2. Kolom Pekerjaan kolom/pilar ini dapat dilaksanakan setelah pekerjaan footing. Kolom pier termasuk struktur utama jembatan yang berfungsi untuk meneruskan beban-beban yang berada diatasnya, seperti beban hidup dan beban mati bangunan menuju pile cap jembatan. Metode kerja pembesian, bekisting dan cor kolom pier dengan ketinggian < 6 meter dapat dikerjakan dengan satu tahap. Namun untuk kolom pier dengan ketinggian > 6 meter harus dikerjakan dengan dua tahap atau lebih.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 53

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

3. Pier Head Pekerjaan Pier Head dapat dilaksanakan setelah pekerjaan pilar selesai. Pada pekerjaan pier head dimulai dari pemasangan begisting samping (penutup) dan pengecoran. Pengecoran pier head ini di bagi menjadi 2 tahap. Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan pier head : a. Pemasangan perancah dan bekisting bagian bawah b. Pemasangan besi c. Pemasangan bekisting samping (penutup) d. Pekerjaan pengecoran e. Curing f. Pembongkaran bekisting

4.

Pekerjaan Super Struktur 1. Girder Untuk pekerjaan erection unit beton pracetak PC-I Girder dapat dilakukan setelah pekerjaan pier head selesai dikerjakan dan sudah cukup umur, pekerjaan erection ini dilaksanakan dengan mobile crane. Tahapan pekerjaan erection girder sebagai berikut : a. Pemasangan bearing pad b. Blok girder siap di lokasi c. Erection menggunakan alat crane d. Pemasangan besi bracing setelah girder terpasang e. Pemasangan diafragma 2. Plat Lantai Pada Proyek ini untuk Pekerjaan Plat Lantai Jembatan dapat dilaksanakan setelah pekerjaan erection girder jembatan selesai dikerjakan. Pekerjaan plat lantai jembatan dimulai pemasangan Galvanized metal form work fungsinya sebagai

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 54

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

pengganti bekisting dari RC plate. Tahapan berikut menjelaskan mengenai pekerjaan Plat lantai jembatan: a. Pembesian b. Pengecoran c. Curing

5.

Pekerjaan Drainase Untuk menjaga konstruksi jalan tol dari genangan air terutama pada musim hujan, maka system drainase yang baik akan sangat mendukung keutuhan dan kesinambungan konstruksi jalan. Pekerjaan ini mencakup pemasangan pipa gorong-gorong, saluran, dan fasilitas drainase lainnya sesuai dengan Spesifikasi, dan harus sesuai dengan garis, ketinggian dan ukuran yang tercantum dalam gambar dan atau diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas. Pekerjaan drainase pada jembatan ada 2 antara lain: 1. Pipa Drainase Pipa drainase harus berdiameter minimum 200 mm dan diletakkan pada kemiringan minimum absolut 2% (sebaiknya 8%) untuk kepentingan self-cleansing (terutama untuk pipa vertikal) dalam menghindari penyumbatan akibat lumpur dan tumpukan puing. Pipa drainase horisontal di bawah dek jembatan menghubungkan antara inlet untuk menyalurkan air limpasan menuju pipa drainase vertikal kemudian diteruskan menuju outlet. Pipa drainase dari bahan PVC (Polivinil Chlorida) yang terkena sinar matahari langsung memerlukan pemeliharaan, karena dapat menjadi rapuh termasuk usia. Pipa PVC yang digunakan harus sesuai standart SNI 06-0162-1987. Pipa drainase juga dapat menggunakan bahan lain yang lebih tahan terhadap cuaca seperti polietilena.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 55

Laporan Praktik Kerja Lapangan Pelaksanaan Pekerjaan Abutment 1 dan Bearing Pad Jembatan Kali Putih 2 Pembangunan Jalan Tol Semarang – Solo Ruas Salatiga – Kartasura Seksi E STA. 63 + 039.500

2. Deck Drain Deck drain adalah komponen drainase yang berfungsi untuk menyalurkan air dari permukaan ke saluran pembuangan. Deck drain terbuat dari material besi cor dengan proses pengecoran logam. Bentuknya berupa kotak pada bagian atas dan pipa pada bagian bawah.

6.

Pekerjaan Jalan dan Pekerjaan Lain 1.

ATB & ACWC Asphalt Traeted Base ( ATB ) dengan tebal minimum 5 cm digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu lintas berat / Tinggi. Wearing

Course

(ACWC)/Laston

dengan

tebal

penggelaran minimum 4 cm digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan lalu lintas berat. 2.

Marka Pemasangan marka pada jalan mempunyai fungsi penting dalam menyediakan petunjuk dan informasi terhadap pengguna jalan. Pada beberapa kasus, marka digunakan sebagai tambahan alat kontrol lalu lintas yang lain seperti rambu-rambu, alat pemberi sinyal lalu lintas dan marka-marka yang lain. Marka pada jalan secara tersendiri digunakan secara efektif dalam menyampaikan peraturan, petunjuk, atau peringatan yang tidak dapat disampaikan oleh alat kontrol lalu lintas yang lain

3.

Rambu Rambu lalu lintas merupakan bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka, kalimat dasar atau perpaduannya, yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan.

Program Studi Konstruksi Sipil Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang 56

Related Documents


More Documents from "Retno Dwi Hartanti"