JEMBATAN GELAGAR BETON ( PRATEGANG ) Disusun Oleh : Basuki Setiyo Budi POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
BETON PRATEGANG Beton dengan penguat dari batang baja tulangan disebut beton bertulang (reinforced concrete). Beton dengan penguat dari kabel atau serat baja tulangan tinggi yang diberi tegangan tarik awal disebut beton prategang (prestress concrete). Lebih lanjut tentang beton prategang (prestress) silahkan baca berikut : https://sites.google.com/site/topikkhususstrukt ur/beton-prategang
Perbedaan Beton Prategang Dan Beton Bertulang Untuk mengetahui perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang, ada baiknya kita pahami terlebih dahulu definisi dengan bahasa yang sederhana apa itu beton, kemudian kenapa muncul penemuan tentang beton prategang itu sendiri.
Beton merupakan bahan konstruksi yang paling umum di gunakan dalam pembangunan, baik itu untuk rumah tinggal, konstruksi gedung, jembatan, irigasi dan lain sebagainya. Kemudian pada perkembangannya terdapat banyak inofasi yang bertujuan agar pemanfaatan beton ini bisa lebih maksimal. Sehingga muncul teori tentang beton prategang ini.
Beton merupakan sebuah hasil dari campuran antara semen pengikat dengan komposisi agregat di dalamnya. Dalam praktiknya beton bisa di bentuk sesuai dengan keinginan, dimana beton akan mengikuti bentuk cetakan atau bekisting. Dari sinilah struktur sebuah bangunan terbentuk. Seperti kolom, balok, plat lantai dan lain sebagainya.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa beton memiliki kuat tekan tinggi dan lemah terhadap gaya tarik, kemudian di cari solusi agar beton bisa menahan ke dua gaya tersebut. Nah Untuk memenuhi kriteria tersebut maka beton di tambah dengan tulangan baja.
Kenapa harus baja? Karena baja memiliki karakteristik kebalikan dari beton, dimana kuat tarik baja yang lebih tinggi namun lemah terhadap tekan. Dengan demikian setelah di gabung antara beton dan tulangan tadi maka beton akan mampu menahan tekan dan tarik. Dari sini muncul istilah beton bertulang.
Prinsipnya sederhananya adalah, beton di beri gaya tekan yang besar terlebih dahulu, sehingga seluruh komponen beton memiliki gaya desak yang tinggi.
Sebagai contoh coba kita lihat gambar balok di atas, pada bagian dalam balok tersebut di buat lubang tendon. Kemudian pada lubang tendon tersebut di beri kawat baja, lalu kawat baja tersebut di tarik pada kedua sisi ujung balok tadi. Setelah tercapai kuat tarik yang di perlukan, kedua ujung kawat baja tadi di beri anchor atau jangkar agar tertahan pada ke dua sisi ujung balok.
Dengan demikian di dalam balok tersebut ada kawat baja yang telah mengalami gaya tarik sangat tinggi. Sehingga memberikan efek tekan pada komponen balok tersebut . Dengan demikian balok tersebut telah mengalami tekan lebih besar terlebih dahulu sebelum menerima gaya dari luar. Nah ketika balok di beri gaya terpusat di tengah bentang misalnya, maka gaya tarik atau retak yang ada di bagian bawah balok tidak ada, karena komponen balok tersebut sudah mengalami tekan yang lebih besar.
Dalam praktiknya ada dua perbedaan bagaimana proses pembuatan beton prategang ini yaitu : 1. Ditunggu beton mengeras terlebih dahulu baru kemudian di beri gaya tarik seperti contoh diatas ( Pos tensioning) 2. Ditarik kawatnya terlebih dahulu, baru di lakukan pengecoran, setelah beton mengeras pin ditahan pada ke dua sisi ( Pre tensioning)
Penggunaan beton jenis prategang saat ini semakin banyak di jumpai pada konstruksi, seperti pada pembangunan jembatan, gedung, dan plat lantai. 1. Dengan penerapan jenis beton prategang dimensi penampang bisa di buat lebih ramping. 2. Selain itu, dari segi estetika dan biaya, konstruksi jenis ini bisa lebih indah, efisien dan lebih kuat terhadap beban.
Proses pembuatan precast biasanya dilakukan di pabrik dan di lakukan dengan perhitungan yang matang oleh pakar yang ahli di bidangnya. Hal ini bertujuan agar hasil yang di peroleh sesuai dengan peraturan beton yang ada di Indonesia. Semoga dengan penjelasan yang sangat sederhana ini bisa membantu dan memberikan gambaran tentang pemahaman apa itu perbedaan antara beton prategang dan beton bertulang tersebut.
JEMBATAN GELAGAR BETON PRATEGANG
Pengertian dan Fungsi Balok Girder Beton Dalam dunia konstruksi, arti girder beton adalah sebuah balok yang berada di antara dua penyangga yang dapat berupa pear atau abutment. Pada umumnya girder beton tersebut berupa balok baja berbentuk profil I, namun ada juga yang berbentuk kotak atau box (sering disebut dengan box girder) dan juga beberapa bentuk lainnya.
Sehingga yang dimaksud dengan girder beton adalah balok seperti definisi tersebut namun terbuat dari beton. Fungsi dari balok girder beton adalah untuk menyalurkan beban di atas konstruksi untuk dikirimkan ke struktur di bagian bawahnya, yakni abutment, agar bisa diredam dan menghindari persimpangan beban atau gaya.
Girder memiliki bentang panjang dari 20 meter hingga 40 meter sehingga sering digunakan dalam konstruksi jembatan, jalan tol, fly over dan konstruksi bentang panjang lainnya. Saat ini girder cukup populer di kalangan para kontraktor karena kelebihannya yang praktis dan lebih kuat.
Jenis dan Bentuk Balok Girder Beton Berdasarkan Sistem Perancangannya Menurut sistem perancangannya, girder beton adalah girder yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu girder precast dan juga girder on-site.
Girder beton precast merupakan girder beton yang telah diproduksi dan dicetak di pabrik kemudian ditransportasikan ke tempat proyek atau lapangan di mana girder tersebut akan digunakan. Sedangkan on-site girder adalah girder beton yang dicor di lapangan atau tempat pelaksanaan proyek.
Girder on-site ini dapat berupa girder custom atau girder yang dirancang sesuai model dan mengikuti proses perancangan beton pada umumnya, yaitu menggunakan bekisting sebagai bentuk cetakannya. Beberapa bentuk girder beton adalah girder dengan model balok I dan box serta ada juga girder dengan balok berbentu T.
Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing bentuk girder tersebut. 1. Box girder Girder beton dengan bentuk box girder sangat tepat bila digunakan untuk konstruksi jembatan berbentang panjang. Pada umumnya box girder ini akan dirancang dengan bentuk struktur yang menerus di atas pilar. Hal ini dikarenakan box girder yang berupa beton prategang memang sangat menguntungkan untuk desain bentang menerus.
Meskipun bernama box yang memiliki arti kotak, bentuk box girder ini tidak hanya kotak saja, namun memungkinkan juga untuk menggunakan bentuk trapesium. Dalam kenyataannya di dunia konstruksi pun bentuk trapesium lebih digemari karena penggunaannya yang dirasa lebih efisien bila dibandingkan dengan box girder yang berbentuk kotak.
2. Girder balok I Girder dengan bentukan balok letter I umumnya disebut juga dengan PCI girder yang memang dibuat dari material beton. Girder ini dapat diproduksi dengan bahan non komposit maupun berbahan komposit. Penggunaan kedua bahan tersebut tergantung dari jenis kekuatan yang dibutuhkan untuk konstruksi dan juga biaya yang dibutuhkan pada sebuah proyek yang menggunakan girder beton berbentuk letter I tersebut.
3. Girder balok T Girder beton berbentuk balok letter T akan lebih efisien dan ekonomis bila digunakan untuk konstruksi dengan bentang 40 hingga 60 kaki. Hanya saja untuk konstruksi jembatan miring, penggunaan girder balok T tersebut akan membutuhkan rangka kerja dengan tingkat kerumitan yang lebih tinggi. Anjuran perbandingan antara bentang dan tebal struktur yang menggunakan girder beton T ini adalah sebesar 0,07 untuk struktur bentang yang sederhana dan 0,065 untuk struktur bentang menerus.
Metode Pemasangan Balok Girder Beton Metode pemasangan girder beton adalah dapat menggunakan bantuan crane untuk mengangkat dan meletakkan girder tersebut di bagian atas abutment. Pemasangan ini memerlukah tingkat kehati-hatian yang tinggi sesuai dengan arahan dari arsitek dan kontraktor proyek yang bersangkutan. Pengangkatan girder yang dilakukan oleh crane ini haruslah dilakukan secara bersamaan dan secara seimbang, tidak saling mendahului atau melebihi yang lain agar girder tetap seimbang dan tidak jatuh
Setelah pengangkatan selesai, dilanjutkan dengan memasang besi untuk tambahan tulangan dari girder beton tersebut. Pemasangan besi dilakukan bersamaan dengan auger dan wedges untuk kemudian menjadi tulangan. Tiap sisi kanan dan kiri balok girder yang telah memiliki tulangan, disambung dan diberi tulangan tambahan, kemudian dicor agar tiap-tiap girder beton saling mengikat dan tidak terlepas dari posisinya.
Demikianlah penjelasan mengenai pengertian dan fungsi dari girder beton, beserta metode pelaksanaan pekerjaan pemasangan girder beton. Dalam pemasangan girder beton adalah dapat ditentukan lurus maupun tidaknya dengan menggunakan sistem sensor yang terhubung ke layar monitor seperti misalnya Structural Health Monitoring System (SMHS).