BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan Bronkopneumonia yang dirawat di Lantai II Ade Irma Suryani RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto selama 3 hari yang menggunakan pendekatan proses keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. A. Pengkajian Pengkajian dilakukan tanggal 04 Februari 2019, Klien masuk rumah sakit tanggal 03 Februari 2019 di Lantai II Ade Irma Suryani RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto, No rekam medis 89 87 83 dengan diagnosa Bronkopneumonia 1. Data biografi a. Identitas klien Nama klien H nama panggil H, tempat tanggal lahir : Jakarta,13-07-2018, usia 6 bulan, suku bangsa jawa bahasa yang digunakan bahasa Indonesia, jenis kelamin laki laki, agama islam, pendidikan Belum Sekolah. b. Identitas Orang tua/Wali Nama ayah Tn.B dengan usia 39 thn, pendidikan D3, pekerjaan TNI AD, agama islam.Nama ibu Ny. R dengan usia 35 thn, pendidikan S1, pekerjaan PNS AD, suku bangsa jawa, agama islam, alamat rumah Pondok Ungu permai blok F2 no. 8 RT 001/ RW 002, Bekasi Utara. 2. Resume Klien datang pada tanggal 04-02-2019 bersama orang tua ke IGD RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto pkl 04.00 wib dengan keluhan sesak napas, batuk berdahak, demam, dan lemas. Tindakan yang sudah dilakukan di IGD ialah pemberian Oksigen ( O2 ) nasal kanul 1 liter/mnt, Aminophilin 25 mg/IV. TTV S : 38°C, N : 120x/mnt, RR : 48x/mnt. An. H selanjutnya dipindahkan ke ruangan perawatan ade irma suryani lantai II pkl. 05.30 wib. Ibu klien mengatakan anaknya batuk berdahak dan sesak napas 6 hari SMRS, demam 1 hari SMRS, batuk berdahak, dahaknya tidak bisa keluar. Selama sakit ini pernah dibawa ke dokter namun belum ada perbaikan. Klien tampak terpasang infuse D5 ¼ NS 21cc/jam,10 tpm. Klien tampak lemas, batuk berdahak, dan rewel/ menangis. TTV N : 120x/mnt, RR : 48x/mnt, S : 38°c. BB : 6,5, TB : 62 cm, LLA : 14 cm. Dari data di atas ditemukan diagnosa yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dan resiko tinggi infeksi. Tindakan yang telah dilakukan adalah memonitor TTV tiap 6 jam, memonitor intake output per shift, Aminophilin 3 x40 mg+ NaCL 0,5 % 20 ml IV syring pump, Injeksi Cefotaxime 3 x 200 mg IV, dan 18
19
klien terpasang NGT karena resiko aspirasi dari sesak napasnya. dari kedua diagnosa yang ditemukan tujuan belum tercapai, masalah belum teratasi. 3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu a. Riwayat kehamilan dan kelahiran 1). Antenatal Ibu tidak mengalami hiperemesis gravidarum, perdarahan pervagina tidak, anemia tidak, penyakit infeksi tidak, pre eklamsi tidak, gangguan kesehatan tidak. Pemeriksaan kehamilan rutin dan di periksa oleh dokter kandungan, tempat pemeriksaan di RSPAD. 2). Masa Natal Usia kehamilan 33mgg, cara persalinan sectio caesarea, di tolong oleh dokter, BB saat lahir :1,5kg, PB : 42cm. 3). Neonatal Terdapat cacat congenital yaitu dengan ASD (Atrial Septal Defect) , ikterus tidak, kejang tidak, paralisis tidak, perdarahan tidak, trauma persalinan tidak, penurunan tidak, pemberian minum asi tidak, asi tidak keluar. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan tidak ada kelainan dalam tahap perkembangan klien. Penyakit-penyakit yang pernah di derita klien adalah ASD, TB on OAT bulan ke 3..Pernah dirawat di rumah sakit, karena prematur dan diagnosa ASD.pada saat umur 0 - 1 bulan di NICU tahun 2018 dan saat umur 3 bulan didiagnosa TB Paru. Saat ini klien sedang mengkonsumsi obat OAT untuk TB bulan ke 3. Klien mempunyai alergi terhadap susu sapi dan tidak memiliki alergi terhadap makanan. Klien tidak pernah mengalami kecelakaan. Ibu mengatakan imunisasi klien sudah mendapatkan lengkap (BCG, DPT I, II, III, Polio) Kebiasan sehari-hari klien sebelum di rawat ialah tiduran dan bermain icik icik di rumah. 1). Pola pemenuhan nutrisi Klien tidak diberikan asi sejak lahir karena asi ibu tidak keluar, Klien memiliki alergi terhadap susu sapi dan selanjutnya dilanjutkan dengan susu formula jenis Nan PH Pro 1, dengan vitamin yang diberikan kepada klien yaitu prolacta baby dan zamel sejak umur 4 bulan. Klien minum susu sebanyak 8x60 ml melalui NGT. Kebiasaan makan melalui selang NGT. Waktu minum susu pagi, siang dan malam jumlah minum air 200ml/hari, frekuensi minum tidak tentu.
20
2). Pola tidur Ibu Klien mengatakan tidur klien tidak tentu karena batuk biasanya tidur siang lebih lama, sedangkan malam hari sering terbangun pukul 01.00 sampai pukul 05.00 wib, kebiasaan waktu tidur tidak ada, kebiasaan menjelang tidur mendengar Alquran dan doa dari mainan berbentuk anak kecil. Kebiasaan yang membuat anak nyaman saat tidur digendong dan di tepuk tepuk bokongnya. 3). Pola aktifitas / latihan / OR / bermain / hoby Klien biasanya beraktifitas di tempat tidur dan digendong , klien senang dengan mainan icik icik dan mainan bentuk anak kecil yang bisa bernyanyi, mengaji. 4). Pola kebersihan Klien mandi 2x/hari menggunakan sabun dan memerlukan bantuan. Oral hygiene 3x/hari pagi, siang dan sore menggunakan kasa dan dibantu dalam melakukannya. Cuci rambut 3x/minggu menggunakan shampo. Klien belum bisa berpakaian sendiri dan di bantu. 5). Pola eliminasi Frekuensi bab klien tidak tentu, warna coklat muda, bau khas, konsistensi setengah padat/lunak, klien bab menggunakkan pampers, keluhan tidak ada, kebiasaan waktu bab tidak ada. Frekuensi bak 6-7 kali/hari warna kuning keluhan tidak ada. 6). Kebiasaan lain kebiasaan ngompol ada. Kebiasaan lain klien seperti menggigit jari ada, menggigit kuku tidak, menghisap jari tidak, mempermainkan alat genital tidak, mudah marah tidak. 6). Pola asuh klien sejak lahir hingga saat ini diasuh oleh ayah dan ibunya serta neneknya dalam satu rumah. 4. Riwayat Kesehatan Keluarga a. Genogram
21 6656 69 6
44 48
60
67
36
33
42
28 35
39
3 5
6bln
4
Keterangan :
X
: Laki-laki
: Klien
: Perempuan
: Menikah
: Meninggal
: Tinggal Serumah
b. Riwayat penyakit keluarga Riwayat Penyakit
Ayah/Ibu Tidak ada
Saudara Kandung Tidak ada
Anggota Keluarga lain Tidak ada
1. Penyakit yang pernah diderita 2. Penyakit yang sedang diderita 3. Analisa faktor penyakit (ginjal, jantung, DM, hipertensi, kanker, gangguan mental, alergi, dll.)
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Saat ini keadaan ayah dan ibu sehat, saudara kandung sehat. Koping keluarga : saat anak sakit,ibu membawa klien berobat ke rumah sakit tetapi ibu mengeluh lelah karena harus bolak balik untuk menjaga anaknya yang sakit. Sistem nilai dan spiritual : keluarga menganut agama islam, tidak ada sistem nilai yang bertentangan dengan kesehatan dan keluarga selalu berdoa, mengaji untuk kesembuhan anaknya setelah selasai melaksanakan sholat.
22
1. Riwayat kesehatan lingkungan Risiko kecelakaan dirumah tidak ada begitupun di lingkungan rumah tidak ada. Kemungkinan bahaya akibat polusi ada karena posisi dekat dari jalan raya dan berada di lingkungan perkotaan. Tidak ada tempat bermain selain di rumah. 2. Riwayat kesehatan sekarang a. Riwayat penyakit sekarang Keluarga membawa klien ke IGD RS Kepresidenan RSPAD Gatot Soebroto tanggal 03-02-2019 pukul 04.00 wib. Dengan keluhan batuk berdahak,sesak napas, dan demam. Terjadinya nya mendadak, faktor pencetus batuk berdahak, upaya keluarga untuk mengurangi nya memberikan kompres baby fever lalu pergi ke dokter. b. Pengkajian fisik secara fungsional 1). Data Obyektif : Suhu 37°c, Nadi 120x/mnt, pernafasan 45x/mnt, kesadaran composmentis, Lingkar Kepala 42 cm, Lingkar Lengan Atas 14 cm. 2). Nutrisi dan metabolisme : Data subyektif : keluarga mengatakan anaknya tidak nafsu makan tapi belum ada penurunan berat badan, diit ada. minum ±600ml/hari Data obyektif : mukosa mulut lembab, warna merah, lesi tidak ada, kelainan palatum tidak ada, bibir lembab, gusi baik, lidah bersih. Gigi belum lengkap, karang gigi tidak ada, karies tidak, BB 6,5kg, TB 63cm, LLA : 14cm , integritas kulit baik, turgor elastis, tekstur lentur, menggunakan NGT. 3). Respirasi dan sirkulasi Data subyektif : keluarga mengatakan anaknya sesak nafas. batuk berdahak dan sputum ada warna putih bening. Data obyektif : suara nafas ronchi, batuk produktif, batuk darah tidak, sputum ada warna putih bening, ikterus tidak, sianosis tidak, penggunaan otot bantu nafas ada, pernafasan cuping hidung tidak, edema tidak ada, palpitasi tidak, pengisian kapiler <2detik, temperatur suhu tubuh 37°c. 4). Eliminasi Data subyektif : ibu klien mengatakan klien tidak kembung, tidak mules, tidak sakit/nyeri perut. Ibu mengatakan anaknya bab berwarna coklat muda, berlendir ya, diare tidak, konsistensi setengah padat, frekuensi tidak tentu. bak frekuensi 500ml/hari, sakit tidak, nocturia tidak, dysturia tidak, hematuria tidak, inkontenensia tidak.
23
Data obyektif : abdomen lemas, bising usus 4x/mnt. bak warna kuning jernih, bau khas, kateter tidak, frekuensi 500ml/hari, tidak ada iritasi anus. 5). Aktivitas/ latihan Data subyektif : keluarga mengatakan klien sedikit lemah setelah sakit, kemampuan untuk kebutuhan sehari hari dibantu sepenuhnya oleh keluarga dan perawat, ibu klien mengatakan tidak ada kekakuan pada sendi dan nyeri di daerah sendi. Data obyektif : keseimbangan berjalan klien belum seimbang, kekuatan tangan kanan dan kiri untuk menggenggam bagus, bentuk kaki simetris, otot kaki normal, tidak ada kelemahan, tidak kejang. 6). Sensori persepsi Data subyektif : keluarga klien mengatakan pendengaran normal, penglihatan normal, penciuman normal, perabaan normal, pengecap normal. Data obyektif : reaksi terhadap cahaya bagus, orientasi baik, pendengaran baik, penglihatan baik. 7). Konsep diri Data subyektif : klien belum dapat mengungkapkan perasaannya, ibu klien mengatakan anaknya menjadi lebih rewel saat di rumah sakit Data obyektif : kontak mata kurang, postur tubuh tidak ideal, perilaku baik. 8). Tidur / istirahat Data subyektif : keluarga Klien mengatakan tidur tidak nyenyak karena merasa batuk dan sesak yang mengganggu tidur. Data obyektif : tanda-tanda kurang tidur anak menjadi gelisah dan sering menangis. 9). Seksualitas / reproduksi Data subyektif : ibu Klien mengatakan tidak dapat ereksi, tidak sakit pada waktu bak. Data obyektif : tidak ada kelainan skrotum, tidak mengalami hypospadia. c. Dampak hospitalisasi Klien belum mampu mengatakan mengapa ia berada di rumah sakit, kien hanya mampu menangis bila ada orang lain yang belum dikenal berada didekatnya. d. Tahap perkembangan 1) Motorik kasar : Klien mampu mengangkat kepala, tengkurap, menggenggam benda
24
2) Motorik halus :Klien mampu bersentuhan / bersalaman, klien mampu mengikuti gerakan sesuai arah bunyi. 3) Bahasa : Klien belum dapat berbicara dengan lancar, klien hanya mampu menangis dan teriak rintih. 4) Sosialisasi : Klien mampu merespon saat diajak bicara dengan ekspresi wajah senyum dan menangis saat bertemu orang yang belum dikenal 3. Pemeriksaan penunjang Hasil lab 03-02-2019 Leukosit
: 17.520
( 6000 – 17,500 /µL)
pH
: 64000
( 150.000 – 400.000/µL)
PCO2
: 80
( 78 – 98 ƭL)
PO2
: 27
( 25 – 35 pg)
Hasil Foto Thorax 03-02-2019 Kesimpulan : Infiltrat di lapangan tengah kanan, serta pelihrel kiri, DD/Pneumonia 4. Penatalaksanaan infuse D5 ¼ NS 21cc/jam 5tpm dengan Infuse Pump O2 Nasal 1 liter/menit Aminophilin 3 x 40 mg + NaCL 0,5 % 20 ml dengan Syringe pump Injeksi IV Cefotaxime 3 x 200 mg Fisioterapi dada Diet : susu 8 x 60 ml ( Nan PH PRO ) Nebulizer ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc 3 x sehari ( pagi 6.00 wib, siang 12.00 wib, sore 18.00 wib) 5. Data Fokus Nama klien / umur
: An. H / 6 bln
No. Kamar / Ruang
: 202 / Lt II Ade Irma Suryani
Data subyektif : Orang tua klien mengatakan An. H sesak dan batuk berdahak, sering menangis lemas dan rewel, sering tersedak saat minum susu lewat mulut.
25
Data obyektif : Klien tampak sesak, batuk produktif, terdapat sputum berwarna putih bening, nafas cepat terdapat retraksi dinding dada, suara nafas ronchi pada sebelah kiri, anak tampak lemah, anak tampak sering menangis saat batuk, anak tampak susah minum lewat oral karena batu risiko aspirasi, anak belum mampu makan makanan padat / MPASI. Klien terpasang NGT, konjungtiva anemis, BB : 6,5kg, PB 62 cm, LLA : 14 cm. LK : 42 cm, terpasang infuse D5 ¼ NS 21cc/jam 5tpm, ttv N : 120x/mnt, RR : 45x/mnt, S : 37,5°c. Leukosit : 17.520/µL, pH : 64000, PCO2: 80,PO2: 27 6. Analisa data Nama klien / umur
: An. H / 6 bln
No.Kamar / Ruang
: 202 / Lt II Ade Irma Suryani
No 1
Data DS : Orang tua klien mengatakan An. H sesak dan batuk berdahak DO -
-
2
Etiologi
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Peningkatan sekresi
Risiko tinggi infeksi
Adanya organisme infektif
RR : 45 x/menit Nadi : 120x/menit Klien tampak sesak batuk produktif terdapat sputum berwarna putih bening nafas cepat terdapat retraksi dinding dada suara nafas ronchi pada sebelah kiri pH : 64000 PCO2: 80 PO2: 27
DS : Orang tua klien mengatakan An. H lemas, sering menangis dan rewel DO -
Masalah
anak tampak lemah anak tampak sering menangis saat batuk
26
-
-
3
konjungtiva anemis, terpasang infuse D5 ¼ NS 21cc/jam 5tpm S : 37,5°c Leukosit : 17.520/µL
DS : Orang tua klien mengatakan An. H sering tersedak saat minum susu lewat mulut -
-
-
Perubahan Nutrisi kurang dari kebutuhan
Kesulitan mengunyah dan menelan
anak tampak susah minum lewat oral karena batuk, risiko aspirasi anak belum mampu makan makanan padat / MPASI Klien terpasang NGT, BB : 6,5kg PB 62 cm LLA : 14 cm. LK : 42 cm Terdapat alergi susu sapi Diet susu : 8x60ml
A. Diagnosa keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi 2. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuan berhubungan dengan kesulitan mengunyah dan menelan B. Rencana, Implementasi dan Evaluasi 1. Dx 1 : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan sekresi Tujuan
: Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan jalan napas klien efektif
27
Kriteria Hasil
: a. RR normal 20 – 30x/menit b. Jalan napas efektif c. Anak bernapas dengan mudah d. Suara nafas bersih e. Suara ronchi berkurang/hilang
Intervensi
: a. Kaji ttv tiap 6jam b. Monitor suara nafas dan irama nafas c. Posisikan anak pada kesejajaran tubuh yang tepat ( bantal lebih tinggi) d. Pastikan masukan cairan adekuat e. Lakukan suction f. Berikan fisioterapi dada g. Berikan terapi Nebulizer ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc 3 x sehari ( pagi 6.00 wib, siang 12.00 wib, sore 18.00 wib) h. Berikan Aminophilin 3 x 40 mg + NaCL 0,5 % 20 ml dengan Syringe pump
Implementasi : Tanggal 04-02-2019 Pukul 11.00 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. pkl 12.00 wib melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 40x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang. Pukul 14.15 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. pkl 18.00 wib melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR 42x/menit, suara ronchi berkurang, pkl 18.00 wib melakukan suction hasil : Sputum berhasil keluar sebanyak 100cc berwarna putih berlendir, anak bernafas lebih lega, pkl 20.00 wib memberikan Aminophilin 3 x 40 mg + NaCL 0,5 % 20 ml dengan Syringe pump Hasil : obat berhasil masuk, klien tidak mual/muntah.
28
Tanggal 05-02-2019 Pukul 06.00 melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 38x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang.Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 36.7°c, RR : 38x/mnt. pkl 12.00 wib melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 40x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang. Pkl 12.15 memposisikan klien dengan meninggikan bantal Hasil : Klien tampak sesak berkurang dan lebih tenang. pkl 18.00 wib melakukan suction hasil : Sputum berhasil keluar sebanyak 100cc berwarna putih berlendir, anak bernafas lebih lega, pkl 20.00 wib memberikan Aminophilin 3 x 40 mg + NaCL 0,5 % 20 ml dengan Syringe pump Hasil : obat berhasil masuk, klien tidak mual/muntah. Pukul 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Tanggal 06-02-2019 Pukul 06.00 melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 38x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang.Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :118x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. pkl 12.00 wib melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 38x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang.pkl 14. 15 mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 37°c, RR : 38x/mnt pkl 18.00 wib melakukan suction hasil : Sputum berhasil keluar sebanyak 100cc berwarna putih berlendir, anak bernafas lebih lega, pkl 20.00 wib memberikan Aminophilin 3 x 40 mg + NaCL 0,5 % 20 ml dengan Syringe pump Hasil : obat berhasil masuk, klien tidak mual/muntah. Pukul 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Evaluasi Tanggal 07-02-2019 S : Orang tua klien mengatakan anaknya masih batuk dan sesak hilang O : Klien tampak lebih nyaman dari sebelum nya, TTV : S : 37°c, N : 118x/mnt, RR : 35x/mnt. A : Tujuan tercapai sebagian masalah belum teratasi. P : Tindakan keperawatan di lanjutkan ( semua intervensi ). 2. Dx II : Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan infeksi tidak terjadi
29
Kriteria Hasil
: a. Tidak ada tanda / gejala infeksi b. Leukosit dalam batas normal ( 6000 – 17500 ) c. Anak tidak tampak lemah lagi d. Tidak ada mual / muntah
Intervensi
: a.
observasi ttv tiap 6jam
b.
Monitor tanda / gejala infeksi
c.
Monitor hasil Leukosit
d.
Lakukan Injeksi IV Cefotaxime 3 x 200 mg
Implementasi : Tanggal 04-02-2019 Pukul 11.00 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. pkl 13.15 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah. Pukul 14.15 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. pkl 18.15 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah. Tanggal 05-02-2019 Pukul 06.15 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah. Pkl 07.00 monitor tanda / gejala infeksi Hasil : Tidak ada tanda / gejala infeksi. Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 36.7°c, RR : 38x/mnt. pkl 12.00 wib melakukan Nebulisasi ventolin 1cc, Flexotide 1cc + NaCL 2cc, hasil : RR turun menjadi 40x/menit, suara ronchi berkurang, anak tampak lebih tenang. Pkl 12.30 melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah. Pukul 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Tanggal 06-02-2019 Pukul 06.15 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah. Pkl 06.30 mengambil darah vena untuk pemeriksaan darah lengkap Hasil : darah berhasil terambl sebanyak 2cc, tidak
30
ada perdarahan.Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :118x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. pkl 12.30 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah.pkl 14. 15 mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 37°c, RR : 38x/mnt .pkl 20.00 wib melakukan injeksi IV Cefotaxime 200 mg melalui bolus dan monitor hasil Leukosit. Hasil : Obat berhasil masuk, klien tidak mual / muntah dan leukosit turun menjadi 16000/µL Pukul 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Evaluasi Tanggal 07-02-2019 S : orang tua klien mengatakan anak tidak terlalu lemas lagi dan tidak rewel nangis berlebihan. O : Suhu : 37°c, tidak ada tanda/gejala infeksi, Leukosit : 16000/µL, Hb : 10,5 gr/ Dl, anak tampak lebih tenang, energi bertambah, tidak ada mual / muntah A : tujuan tercapai , masalah teratasi P : tindakan dilanjutkan ( pantau ttv tiap 6jam, Lakukan Injeksi IV Cefotaxime 3 x 200 mg) 3. Dx III : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuan berhubungan dengan kesulitan mengunyah dan menelan Tujuan
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24jam diharapkan Nutrisi adekuat
Kriteria Hasil
: a. Tidak ada mual / muntah b. Mampu mempertahankan berat badan ideal c. BB meningkat 0,5 – 1 kg/ minggu d. Mampu makan dan minum oral tanpa NGT e. Albumin dalam batas normal ( 3,5 – 4,5mg/Dl)
Intervensi
: a. monitor ttv tiap 6jam b. kaji adanya mual / muntah
31
c. timbang BB seminggu sekali d. Berikan makan melalui NGT Implementasi : Tanggal 04-02-2019 Pukul 11.00 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. PKL 12.00 wib memberi makan lewat NGT Hasil : susu berhasi masuk sebanyak 60 cc, air mineral 20 cc, klien tidak mual/muntah.Pukul 14.15 wib mengukur ttv, hasil , N :125x/mnt, S : 36.8°c, RR : 42x/mnt. Tanggal 05-02-2019 Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 36.7°c, RR : 38x/mnt. Pukul 13.00 menimbang berat badan anak Hasil : 6,6 kg.pkl 15.00 wib memberi makan lewat NGT Hasil : susu berhasi masuk sebanyak 60 cc, air mineral 20 cc, klien tidak mual/muntah 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Tanggal 06-02-2019 .Pukul 08.15 wib mengukur ttv, hasil , N :118x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. pkl 08.30 wib memberi makan lewat NGT Hasil : susu berhasi masuk sebanyak 60 cc, air mineral 20 cc, klien tidak mual/muntah pkl 14. 15 mengukur ttv, hasil , N :120x/mnt, S : 37°c, RR : 38x/mnt. Pkl 20.20 wib memberi makan lewat NGT Hasil : susu berhasi masuk sebanyak 60 cc, air mineral 20 cc, klien tidak mual/muntah .pkl 20.45 menimbang berat badan anak Hasil : BB : 6,7 Kg. Pukul 21.00 wib mengukur ttv, hasil , N :115x/mnt, S : 37°c, RR : 40x/mnt. Evaluasi Tanggal 07-02-2019 S : orang tua klien mengatakan anaknya masih belum bisa makan melalui oral O : anak masih terpasang NGT, BB naik : 6,7 kg, tidak ada mual/muntah,tidak ada distensi abdomen A : tujuan tercapai sebagian, masalah belum teratasi P : tindakan di lanjutkan ( semua intervensi )