Membangun Desa Ramah Anak (bab Iii)

  • Uploaded by: Choiri Askolani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Membangun Desa Ramah Anak (bab Iii) as PDF for free.

More details

  • Words: 2,312
  • Pages: 17
PARTISIPASI ANAK

BAB III PARTISIPASI ANAK Partisipasi anak menjadi sebuah issue yang mengglobal setelah di setujuinya Hak Anak melalui Konvensi PBB pada pada 20 November Tahun 1989. Sebenarnya

jauh

sebelumnya

Hak

Anak

telah

mendapatkan perhatian khusus dari Majelis PBB. Pada tahun 1924 Hak Anak telah diakui melalui deklarasi Jenewa, kemudian pada Tahun 1959 di setujui pula Deklarasi Hak Anak. Namun itu semua belum dapat menyentuh pada permasalahan-permasalahan anak. Terdapat jurang lebar antara Realitas kehidupan sosial anak dan ketentuan legal yang di sepakati dalam Konvensi Hak Anak. Seringkali anak, remaja dan bahkan orang dewasa tidak menyadari bahwa sesungguhnya ada Konvensi yang melindungi mereka. Merealisasikan

dan

membumikan

hak

anak

ternyata bukan hanya memahami pasal demi pasal dari butir-butir KHA atau Undang-undang perlindungan anak. Permasalahan

mendasar

adalah

pada

cara

kita

memandang dan memahami Konsepsi Anak. Seringkali Ideologi kita (orang dewasa) menghalangi kita untuk melihat Esensi Anak sebagai manusia. Kita lebih sering Pengembangan Desa Ramah Anak

41

PARTISIPASI ANAK memandang Anak (yang menurut Konvensi Orang di bawah Usia 18 Tahun) bukan sebagai manusia yang utuh. dalam

Karena

itu

Anak-anak

konsep

pengembangan

selalu

termarjinalkan

masyarakat,

mereka

belum dianggap sebagai anggota masyarakat. Maka sulit bagi kita untuk membayangkan bagaimana anak-anak (yang belum menjadi manusia/ dewasa) dapat berperan dan berkontribusi (berpartisipasi) pada proses-proses pengambilan keputusan/ kebijakan. Baik pada tingkat yang paling rendah yakni keluarga sampai tingkat paling tinggi dalam negara. A. Mengapa Anak ? Sesuai dengan bunyi pasal 4 UU No. 23/2002 tentang Perlindungan Anak, setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,

serta

mendapat

perlindungan

dari

kekerasan dan diskriminasi. Salah satu hak dasar anak

tersebut

adalah

hak

berpartisipasi

yang

diartikan sebagai hak untuk mengeluarkan pendapat dan didengarkan suaranya. Berbagai proses yang telah dilalui bersama anak menunjukkan beberapa hal yang mengejutkan tentang

partisipasi

pengembangan

anak

masyarakat.

Pengembangan Desa Ramah Anak

dalam

proses

Penelitian-penelitian

42

PARTISIPASI ANAK yang

dilakukan

di

berbagai

negara

dengan

pendekatan Participatory research menunjukkan anak mampu berperan dan berpartisipasi secara aktif dalam proses-proses pengambilan kebijakan. Partisipasi anak di sini bukan hanya sekedar bersifat partisipasi simbolik tetapi adalah sebuah partisipasi aktif dari anak-anak dalam merumuskan dan

mencari

sekitar

solusi-solusi

mereka.

atas

Baik

permasalahan

pada

di

permasalahan-

permasalahan yang menyangkut mereka maupun permasalahan-permasalahan

yang

menyangkut

lingkungan. Kerangka seringkali

berfikir

anak

membuahkan

yang

sederhana

pemecahan

atas

permasalahan-permasalahan yang rumit dengan cara sederhana. Selain itu persfektif anak tentang dunia dan lingkungannya dapat membantu kita untuk lebih memahami permasalahan dengan persfektif yang berbeda. Selain itu tujuan dari pelibatan anak dalam proses-proses

pengambilan

kebijakan

juga

dimaksudkan untuk memberi ruang pada anak dalam masyarakat.

Dengan

demikian

maka

anak

kan

berlatih dan mengembangkan metode-metode yang sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.

Pengembangan Desa Ramah Anak

43

PARTISIPASI ANAK B. Bagaimana ? Kesulitan yang sering dihadapi terkait dengn partisipasi anak adalah kondisi anak yang masih dalam tahap perkembangan. Hal ini menyebabkan ada

beberapa

tingkat

partisipasi

anak

berdasarkantingkat umur dan kedewasaanya. Namun demkian penting untuk melatih dan membiasakan anak sejak dini untuk berpartisipasi. Mulai dari tingkat terendah dan lingkup terkecil (keluarga) anak harus dibiasakan untuk berpartisipasi. Di Indonesia, partisipasi anak terjadi pada tingkat yang berbeda, walaupun tingkat partisipasi tertinggi seperti penggambaran Hart (Budi Rahardjo, 2006) belum dicapai.

Pemerintah Indonesia, badan-

badan PBB, LSM lokal dan internasional telah bekerja secara

sendiri-sendiri

menciptakan

kondisi

maupun tersebut.

bersama Mereka

untuk telah

berupaya menghadirkan sarana bagi anak-anak untuk menyampaikan pendapat mereka kepada pemerintah sebagai pengemban tugas (duty bearer), antara lain melalui Konsultasi Anak, Kongres Anak dan Public hearing. Beberapa LSM juga mempunyai forum-forum anak

sendiri,

dengan

berbagai

nama.

Semua

kegiatan tersebut memfasilitasi anak untuk berdiskusi tentang masalah anak dan menyampaikan hasilnya kepada pengemban tugas – Pemerintah dan DPR. Pengembangan Desa Ramah Anak

44

PARTISIPASI ANAK Pada ruang lingkup yang lebih kecil, seperti di lingkungan tempat tinggal, sekolah dan keluarga partisipasi anak sangat beragam. Namun, partisipasi anak

masih

rendah

pada

proses

pembuatan

keputusan yang berakibat pada kehidupan mereka. Sebagai contoh, samapi saat ini masih amat jarang sekolah yang mengajak siswanya untuk memilih saat menentukan buku-buku paket pelajaran yang akan mereka gunakan. Para guru dan orangtua juga tidak pernah

bertanya

kepada

anak

tentang

ketidaknyamanan yang dirasakan setiap hari karena harus membawa dan menggunakan setumpuk buku paket. Pada tingkat SD, SMP bahakan SMA para siswa pada umumnya tidak dimintai pendapatnya saat peraturan sekolah akan dibuat dan ditetapkan. Pada tingkat proyek, yang pada umumnya dilaksanakan program

oleh

yang

LSM

seringkalai

dijalankan

tidak

proyek

secara

dan

penuh

mengakomodasi partisipasi anak, bahkan ada pula yang tidak sama sekali. Kebanyakan LSM di bidang anak

menyatakan

pendekatan

bahwa

partisipasi

anak

mereka

menerapkan

dalam

programnya,

namun kenyataan dilapangan itu hanyalah partisipasi semu.

LSM

seringkali

menggunakan

pendekatan

kebutuhan (need-based) yang hanya memberikan kebutuhan dasar anak semata. Hanya sedikit LSM Pengembangan Desa Ramah Anak

45

PARTISIPASI ANAK yang menggunakan pendekatan hak (righ based) yang menyentuh kepada perubahan sistem dan perilaku. juga

Partisipasi anak dalam program mereka

belum

dicatat

dengan

cermat

dan

disebarluaskan sebagai upaya untuk mewujudkan hak anak lebih baik. Berikut

adalah

beberapa

ilustrasi

praktek

partisipasi anak yang biasa terjadi di beberapa wilayah seperti keluarga, komunitas atau lingkungan sekitar, sekolah, LSM, kebijakan publik, produksi barang dan jasa serta dalam kegiatan penelitian tentang

anak.

Di

setiap

wilayah

pengamatan

tersebut terdapat beberapa contoh bentuk kegiatan pengambilan keputusan dan terhadap setiap bentuk kegiatan pengambilan keputusan tersebut terdapat beberapa cara pengambilan keputusan yang bisa mencerminkan bagaimana praktek partisipasi anak terjadi. Tabel Contoh Praktek Partisipasi Anak di Masyarakat No.

Wilayah Partisipasi

1.

Keluarga

Unit Analisis

Menentukan menu masakan keluarga

Pengembangan Desa Ramah Anak

Proses Pengambilan Keputusan (Bentuk-bentuk Partisipasi Anak) - Pilihan diserahkan sepenuhnya pada ibu - Anak selalu ditanya terlebih dulu

46

PARTISIPASI ANAK - Ada pola menu yang disepakati bersama seluruh anggota keluarga - Dll.

2.

Komunitas/ Lingkungan Sekitar

Memilih sekolah anak

- Sesuai permintaan anak - Menuruti kemauan bapak - Didiskusikan bersama terlebih dulu - Dll.

Merenovasi rumah

- Menuruti sepenuhnya desain dari ayah - Anak dimintai saran, tapi sarannya tidak dipakai - Masukan anak diterima tapi hanya khusus untuk kamar tidur anak - Dll.

Melaksanakan perlombaan untuk kelompok anak pada acara Tujuhbelasan

- Orang dewasa jadi koordinator dan menentukan jenis lomba, anak-anak hanya sebagai anggota dan peserta lomba - Orang dewasa sebatas fasilitator yang membantu sesuai permintaan anak - Dll.

Membuat aturan Jam Belajar Anak

- Peraturan dibuat oleh orang dewasa, anak hanya menuruti saja - Anak diajak berkonsultasi dalam penyusunan peraturan

Pengembangan Desa Ramah Anak

47

PARTISIPASI ANAK - Dll.

3.

Sekolah

Menciptakan Lingkungan Bebas Narkoba

- Pihak kelurahan melakukan sosialisasi melalui ceramah dan memasang poster serta spanduk. Warga, termasuk anak hanya sebagai obyek sasaran sosialisasi saja. - Anak diajak konsultasi untuk membuat caracara melakukan pencegahan - Dll.

Memilih ketua kelas

- Diserahkan sepenuhnya kepada semua siswa - Guru menetapkan tiga orang untuk dipilih siswa lainnya - Guru membuat tata cara, siswa memilih ketua kelas berdasarkan tata cara tersebut - Dll.

Memutuskan Penggunaan Buku Pelajaran

- Didasarkan pada hasil rapat guru dan kepala sekolah, di mana siswa harus membeli buku lewat sekolah - Siswa diberi keleluasaan untuk membeli buku di luar sekolah atau menggunakan buku bekas kakak kelas - Didasarkan pada hasil rapat Dewan Sekolah - Dll.

Pengembangan Desa Ramah Anak

48

PARTISIPASI ANAK

4.

LSM

Membuat Peraturan Sekolah

- Semua peraturan dibuat oleh sekolah, di mana siswa tinggal mentaatinya saja - OSIS diminta masukannya dalam membuat peraturan - Didasarkan pada hasil rapat Dewan Sekolah - Dll.

Merencanakan Program

- Sepenuhnya ide dari orang dewasa, yakni manajer dan staf program - Diawali dengan penilaian kebutuhan anak - Anak diajak konsultasi tentang program - Dll.

Melaksanakan Program

- Anak hanya sebagai penerima manfaat program - Bersama pekerja sosial, anak dilibatkan dalam pelaksanaan - Anak sebagai pelaksana program, pekerja sosial, hanya memfasilitasi - Dll.

Mengevaluasi Program

- Evaluasi dilakukan sepenuhnya oleh manajer dan staf program - Anak menjadi responden dalam evaluasi

Pengembangan Desa Ramah Anak

49

PARTISIPASI ANAK - Anak dilibatkan sejak mendesain instrumen, pelaksanakan evauasi hingga konfirmasi hasil evaluasi - Dll. 5.

Kebijakan Publik

Penyusunan Kebijakan tentang Ujian Akhir Nasional

- Disusun sepenuhnya oleh pemerintah - Disusun pemerintah dengan meminta masukan dari para pakar pendidikan - Disusun pemerintah dengan meminta masukan dari kalangan siswa yang akan ujian - Dll.

Penyusunan Perda tentang Ketertiban Umum

- Menjadi kewenangan penuh antara pihak pemda dan DPRD - DPRD secara terbuka mengundang masyarakat untuk memberikan masukan - DPRD secara khusus meminta kelompok anak-anak memberikan masukan - Dll.

Penyusunan Kebijakan tentang Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

- Sepenuhnya disusun oleh pemerintah. Siswa tinggal menerima manfaatnya saja - Pemerintah minta masukan dari para pakar dan praktisi pendidikan. Siswa sekolah tidak dimintai

Pengembangan Desa Ramah Anak

50

PARTISIPASI ANAK masukan - Dll. 6.

7.

Produksi Barang dan Jasa

Penentuan Jenis Hadiah Promosi untuk Es Krim Penelitian Anak Jalanan

Penelitian

Catatan :

Penentuan Rasa Produk Susu untuk Anak

- Rasa susu ditentukan oleh produsen/pabrik, pilihan rasa juga dibatasi - Dll. Jenis hadiah ditentukan oleh produsen Dll. - Anak sebatas hanya menjadi responden dari penelitian oleh orang dewasa - Anak ikut terlibat dalam pengumpulan data - Anak sudah dilibatkan sejak mendesain rencana penelitian hingga penyusunan laporan penelitian - Dll

Wilayah Partisipasi terakhir, yakni Penelitian sengaja dimasukkan dalam wilayah tersendiri dengan pertimbangan bahwa fungsi penelitian sangat strategis dalam menggali permasalahan anak di setiap wilayah partisipasi lain

(di ambil dari pedoman pelaksanaan rencana aksi partisipasi Anak)

Dari

ilustrasi

tabel

tersebut

bisa

terlihat

terjadinya praktek-praktek pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan atau kebutuhan anak,

baik

yang

sudah

Pengembangan Desa Ramah Anak

maupun

yang

belum

51

PARTISIPASI ANAK melibatkan

anak

dan

seperti

apa

derajat

partisipasinya. Hasil Lokakarya Nasional Partisipasi Anak 2004 menunjukkan

bahwa

tingkat

partisipasi

anak

di

Indonesia sangat bervariasi dari daerah ke daerah. Sedangkan lokakarya daerah, pertemuan anak atau forum

anak

keberadaannya

provinsi, tapi

meski

proses

sangat

positif

penyelenggaraannya

masih bersifat reaktif. Banyak acara semacam itu yang dilaksanakan hanya untuk memenuhi anjuran atau undangan kegiatan pada tingkat nasional. Proses non-diskriminasi dalam pemilihan wakil anak untuk mengikuti acara tersebut juga belum terbentuk. Bentuk

manipulasi,

pajangan

dan

simbol

masih

menonjol di daerah. Tingkatan partisipasi anak selain dipengaruhi umur dan kematangan anak juga dipengaruhi oleh sikap orang-orang dewasa dan pemegang kebijakan disekeliling anak. Partisipasi anak yang sebenarnya akan muncul bila orang dewasa dan pemegang kebijakan dapat memberikan sebuah ruang yang nyaman dan aman bagi anak (Media partisipasi ramah Anak). Dengan tersedianya media partisipasi yang

ramah

anak

maka

anak

akan

mampu

mengeluarkan gagasan tanpa merasa takut, malu dan Pengembangan Desa Ramah Anak

52

PARTISIPASI ANAK diacuhkan. Berikut ini adalah tangga partisipasi yang memperlihatkan sejauhmana tingkat Partisipasi Anak.

TANGGA PARTISIPASI : 1. MANIPULASI, Anak-anak dimanfaatkan oleh orang dewasa untuk kepentingan orang dewasa 2. DEKORASI, Anak-anak hanya diajak mengikuti suatu kegiatan tertentu oleh orang dewasa tapi hanya menjadi pajangan saja 3. TOKENISME, anak-anak diajak untuk mengikuti suatu kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh dewasa. Anak-anak hanya dipakai oleh orang dewasa sebagai simbol saja bahwa kegiatan tersebut telah melibatkan anakanak ……………………………batas partisipasi yang sebenarnya ………………….. 4. DITETAPKAN, TAPI DIBERI INFORMASI, Orang dewasa memutuskan kegiatan dan terlibat secara sukarela. Anak-anak mengetahui kegiatan tersebut dan mereka mengetahui siapa yang memutuskan untuk melibatkan mereka dan mengapa dilibatkan. Orang dewasa menghargai 6. KEPUTUSAN ATAS INISIATIF ORANG DEWASA, DILAKUKAN BERSAMA ANAK, Orang dewasa memiliki gagasan awal, tapi anak-anak dilibatkan dalam setiap tahap perencanaan dan pelaksanaan. Anak-anak tidak hanya dipertimbangkan pandangan/masukannya tapi juga dilibatkan dalam pengambilan keputusan 7. ANAK MEMILIKI INISIATIF DAN DIARAHKAN (OLEH ORANG DEWASA), Anak-anak memiliki gagasan/inisiatif, merencanakan kegiatan tapi masih mengajak diskusi serta meminta nasehat dan dukungan dari orang dewasa Pengembangan Desa Ramah AnakINISIATIF ANAK, DILAKUKAN 53 8. KEPUTUSAN ATAS BERSAMA ORANG DEWASA, Anak-anak memiliki gagasan/ide tentang kegiatan dan memutuskan

PARTISIPASI ANAK

(di ambil dari pedoman pelaksanaan rencana aksi partisipasi Anak)

C. Partisipasi Anak yang effektif Dari uraian sebelumnya didapatkan sebuah gambaran yang jelas tentang kondisi partisipasi anak di Indonesia. Sampai hari ini partisipasi anak di Indonesia rendah.

masih

sangat

Partisipasi

yang

terbatas, terjadi

masih masih

relatif sekedar

partisipasi simbolik atau partisipasi semu. Meski tidak pula menafikkan adanya partisipasi aktif dan effektif yang telah terjadi dibeberapa daerah. Partisipasi anak yang effektif

hanya dapat

terwujud bila 3 Syarat partisipasi terpenuhi, 3 syarat itu adalah : a. Anak mempunyai pemahaman yang jelas akan hak, peran dan tanggung jawabnya sebagai pemegang hak (right holder). b. Orang dewasa dan Pemegang kewajiban (Duty

bearer)

memahami

sepenuhnya

karakter psikologi anak dan kewajibannya untuk memenuhi dan melindungi hak anak. c. Tersedianya media partisipasi yang dapat mengakomodir kedua belah pihak. Pengembangan Desa Ramah Anak

54

PARTISIPASI ANAK Dengan demikian maka ada beberapa prinsip yang harus dijalankan dan di acu oleh semua pihak. Prinsip-prinsip itu adalah : a.

Transparansi dan akuntability

Anak dan semua pihak yang terlibat harus tahu maksud, tujuan dan hasil yang ingin dicapai bersama. Di sini harus ditegaskan bahwa

semua

harus

memperhatikan

prinsip terbaik bagi anak (The best interest for children). Ada saling kepercayaan dari masing-masing pihak dan semua tindakan dan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan.

b.

Media partisipasi yang ramah bagi

anak Hal ini amat penting mengingat bahwa anak adalah sebuah pribadi unik dan masih teramat rentan. Sehingga kondisi yang nyaman

dan

aman

dalam

partisipasi

mutlak diperlukan. Dengan demikian maka akan tercipta sebuah atmosper yang positif yang akan memotivasi anak untuk berani menyatakan pendapatnya.

Pengembangan Desa Ramah Anak

55

PARTISIPASI ANAK c.

Equality (Kesetaraan)

Sebuah

hubungan

tidak

pernah

akan

berhasil bila salah satu pihak lebih unggul dari pihak yang lain. Bila hal ini terjadi maka pihak yang kuat akan dapat dengan mudah menghegemoni pihak yang lemah. Selain itu yang harus menjadi perhatian adalah kesetaraan kesempatan tanpa ada diskriminasi.

Jadi

semua

kesempatan

yang

mengutarakan

gagasannya.

mempunyai

sama Baik

untuk pada

kelompok orang dewasa dan pemerintah sebagai pemangku kewajiban maupun di kelompok anak sebagai pemegang hak.

d.

Melindungi

Disini yang terpenting adalah melindungi hak anak-anak dari segala konsekwensi negatif yang terjadi. Menghindarkan anak dari eksploitasi, ancaman dan kekerasan akibat di dalam maupun setelah proses partisipasi. Dalam tidak

Pesfektif

mempunyai

hukum,

tanggung

Anak

jawab

sebenarnya akan

semua

keputusan yang diambil dalam forum yang diikutinya Pengembangan Desa Ramah Anak

56

PARTISIPASI ANAK secara hukum. Dengan demikian maka orang dewasa harus

mampu

dan

mengakomodir

suara

dan

kepentingan anak dalam forum partisipasi.

Pengembangan Desa Ramah Anak

57

Related Documents


More Documents from "Choiri Askolani"