25
BAB III HASIL ANALISIS MASALAH DAN FAKTOR DETERMINAN
3.1
Hasil Analisis Situasi Masalah Kesehatan
3.1.1 Fasility Based a. Demografi
Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 11.229 Jiwa 16.844 Jiwa
Laki-Laki Perempuan
Sumber : Profil Puskesmas Sungai raya Dalam Tahun 2013
Gambar 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Desa Parit Baru Tahun 2013 Berdasarkan grafik 3.1 di atas, dapat dilihat rasio laki-laki : perempuan mendekati 1 : 2, dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 11.229 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 16.844 jiwa, sehingga total penduduk Desa Parit Baru hingga Desember 2013 sebanyak 28.073 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 7.018 KK, dengan rata-rata kepadatan penduduk 14,58 per KM2 .
26
Tabel 3.1 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Parit Baru Tahun 2013 No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Pendidikan Tidak/Belum Sekolah Belum Tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SMP/Sederajat Tamat SMA/Sederajat Perguruan Tinggi Jumlah
Jumlah 1.703 2.543 5.103 1.579 16.270 875 28.073
% 6,1 9,07 18,17 5,6 57,95 3,11 100,0
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Raya Dalam Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3.1 di atas diketahui bahwa tingkat pendidikan masyarakat Desa Parit Baru paling banyak adalah tingkat Sekolah Menengah Atas/Sederajat yaitu sebesar 57,95%, sedangkan yang paling sedikit adalah Tingkat Pendidikan Perguruan Tinggi yaitu sebesar 3,11%. Tabel 3.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan di Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Jenis Pekerjaan Petani, Pekebun & Peternak Buruh Tani Wiraswasta Swasta PNS, TNI & POLRI Pensiunan Jumlah
Jumlah 672 617 745 4957 1508 83 8.582
% 7,81 7,19 8,7 57,7 17,6 1 100,0
Sumber : Profil Desa Parit Baru Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, jenis pekerjaan masyarakat Desa Parit Baru sebagian besar adalah swasta dengan persentase sebesar 57,7%. Selanjutnya di urutan kedua adalah PNS,TNI&POLRI dengan persentase sebesar 17,6%. Di urutan ketiga adalah wiraswasta dengan persentase sebesar 8,7%.
27
b. Derajat Kesehatan
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Tabel 3.3 10 Besar Penyakit di Puskesmas Sungai Raya Dalam Tahun 2013
Penyakit ISPA / Bukan PNEUMONI Hipertensi Penyakit Otot dan Jaringan Ikat Diare Penyakit Kulit Infeksi Penyakit Kulit Alergi
2013 5241 1605 1036 908 828 679
% 43,3 13,3 8,6 7,5 6,9 5,7
Ginggivitis
605
5,0
Penyakit Pulpa Jaringan Periapikal
475
4,0
Penyakit Rongga Mulut
378
3,1
Penyakit Mata Lainnya
338
2,8
12093
100
Jumlah
Sumber : Profil dan Register Puskesmas Sungai Raya Dalam (2013)
Berdasarkan tabel 3.3 untuk kelompok penyakit infeksi yang tertinggi di Wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam adalah ISPA/bukan Pneumoni, dengan proporsi pada tahun 2013 sebesar 43,3%. Diare menempati urutan kedua terbesar Penyakit Menular dengan proporsi pada tahun 2013 sebesar 7,5%. Penyakit kulit infeksi berada pada urutan ketiga setelah Diare untuk Penyaklit Menular dengan proporsi pada tahun 2013 sebesar 6,9%. Untuk kelompok Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya dalam berdasarkan data register pasien yang paling tinggi adalah Hipertensi, dengan proporsi pada tahun 2013 sebesar 13,3%.
28
Penyakit Otot dan Jaringan Ikat menempati urutan kedua Penyakit Tidak Menular dengan proporsi penyakit pada tahun 2013 sebesar 8,6%. Penyakit Kulit Alergi menempati urutan ketiga Penyakit Tidak Menular dengan proporsi penyakit pada tahun 2013 sebesar 5,7%. Tabel 3.4 Seluruh Kasus TB Di wilayah Binaan Puskesmas Sungai raya Dalam Jumlah Seluruh Kasus TB N o
1 2 3
Nama Desa Sungai Raya Kapur
Sungai Bulan 4 Parit Baru 5 Mekar Baru Jumlah (Kab/Kota)
Jumlah Pddk
2013 PR
2014 PR
L
P
Jml
%
Jml
%
L + P
9,079
8,466
21
72,41
8
27,59
29
21
95,45
1
4,55
22
4,491
4,205
7
88
1
12,50
8
6
50
6
50,00
12
1,398
1,215
1
100
0
0.00
1
2
100
0
0,00
2
11,022
10,813
15
71
6
28,57
21
24
83
5
17,24
29
2,309
2,225
1
25
3
75
4
1
100
0
0,00
1
28,299
26,924
45
71
18
29
63
LK
Jml
%
Jml
%
L + P
LK
54
82
12
18
Berdasarkan tabel 3.4 Proporsi kasus TB pada tahun 2013 di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam untuk laki-laki sebesar 71% dan untuk penderita perempuan sebesar 29%. Pada Tahun 2014 proporsi kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam untuk penderita laki-laki sebesar 82% dan penderita perempuan sebesar 18%. Pada tahun 2013 Desa Sungai Raya menempati urutan pertama Penyakit Menular (TB Paru) sebesar 29 kasus, dan menurun menjadi 22 kasus pada tahun 2014. Desa Parit Baru menempati urutan kedua Penyaklit Menular (TB Paru) sebesar 21 kasus pada tahun 2013 dan terjadi peningkatan sebesar 29 kasus pada tahun 2014.
66
29
Tabel 3.5 Angka Keberhasilan Pengobatan dan Jumlah Kematian TB Paru Diwilayah Binaan Puskesmas Sungai Raya Dalam
N o
1 2 3 4 5
BTA(+) diobati
Angka Keberhasilan Pengobatan (Success Rate)
2013
Nama Desa
Sungai raya Kapur Sungai Bulan Parit Baru Mekar Baru
2013
2014
L
P
L
2014 P
L+P
L+P
16
3
13
0
136,8
2
1
5
3
266,7
0
0
0
0
0
10
4
16
3
135,7
0
1
0
0
400
Jumlah Kematian
2013
2014
L
P
L
P
153,85
0
1
0
0
137,50
0
0
0
0
0
1
0
0
0
121,05
0
0
1
1
0
0
0
0
0
Sumber : Data Program P2 TB Paru Pusk SRD Tahun 2013
Berdasarkan tabel 3.5 angka keberhasilan pengobatan yang pada tahun 2013 di Desa Mekar Baru mencapai proporsi 400% BTA(+) diobati. Desa Parit Baru angka keberhasilan pengobatan mencapai 135,7% dan mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 121,05% dan terdapat kasus kematian sebanyak 2 orang.
c. Lingkungan Tabel 3.6 Persentase Keluarga dengan Akses Air Bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai raya Dalam Tahun 2013 No 1 2 3 4 5
Sumber Air PDAM Sumur Gali Air Sungai PAH Hidran Umum
Jumlah Rumah Tangga 7467 0 0 3072 7
Sumber : Profil Puskesmas Sungai raya Dalam 2013
% 26,61 0 0 10,92 0,02
30
Berdasarkan tabel 3.6, keluarga yang memiliki akses air bersih di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Raya Dalam
antara lain akses sumber air
PDAM sebesar 26,61%, sumur gali sebesar 0%, air sungai sebesar 0% dan air hujan sebesar 10,92% dan hidran umum sebesar 0.02%. Tabel 3.7 Persentase Rumah Sehat Desa Parit Baru Tahun 2014 Jumlah Seluruh Rumah
5.967
Jumlah Rumah Dibina
Rumah di Bina memenuhi Syarat
Jumlah
%
Jumlah
%
490
100
468
95
Rumah Memenuhi Syarat atau Rumah Sehat Jumlah %
298
5
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Raya Dalam 2014
Berdasarkan tabel 3.7 di atas, dari 5.967 Jumlah rumah di Desa Parit Baru, rumah dibina sebanyak 490. Rumah di bina memenuhi syarat sebanyak 468, Sedangkan untuk rumah memenuhi syarat atau rumah sehat sebanyak 298. d. Air Bersih
Penampungan Air Hujan
PDAM,BPSPAM
2305
Sumber : Profil Puskesmas Sungai Raya Dalam (2014)
11525
%
11525
Jml Penddk Pengguna
2305
Jumlah
10310
Jml Sarana
2062
Memenuhi
Jmlh pddk pengguna
10310
Jml Pddk Pengguna
2062
Jml Sarana
Memenuhi
Jml sarana
28.073
Perpipaan
Jml Pddk Pengguna
Parit Baru
Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum
Bukan Jaringan
Jml Sarana
Nama Desa
Penduduk
Tabel 3.8 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Diwilayah Desa Parit baru Tahun 2014
21835
97,66
31
Berdasarkan tabel 3.8, pesentase rumah tangga yang memiliki akses air minum berkualitas sebesar 97,66% dari 21.835 jumlah penduduk pengguna. e. Pelayanan Kesehatan Tabel 3.9 Sarana Pelayanan Kesehatan di Desa Parit baru No 1 2 3
Sarana Kesehatan Puskesmas Pembantu Pusat Kesehatan Desa Posyandu
Jumlah Letak 1 Jl. A.Yani II, Komp.PIL 1 Gg. Puskesmas I 1 Posyandu Balita di Gang Nurul Huda (Dusun Nurul Huda)
Sumber : Indepth Interview tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.9 di atas, sarana pelayanan kesehatan di Desa Parit Baru berupa Puskesmas Pembantu sebanyak 1 buah, Pusat Kesehatan Desa berjumlah 1 buah dan Posyandu sebanyak 1 buah, yang terletak di gang Nurul Huda (Dusun Nurul huda) wilayah Desa Parit Baru. Tabel 3.10 Cakupan Imunisasi Dasar Di Desa Parit Baru Tahun 2013 Jumlah Sasaran Bayi
IMUNISASI DASAR HB-0 (<7 HR)
BCG
POLIO
DPT/HB (1)
DPT/HB (2)
DPT/HB (3)
CAMPAK
371 0 288 262 337 0 284 255 Persentasi 0 77,62 70,61 90,83 0 76,54 68,73 (%) Sumber: Pemegang Program Imunisasi Puskesmas Sungai Raya Dalam Tahun 2013.
Berdasarkan tabel 3.10 di atas, diketahui bahwa cakupan Imunisasi Dasar di Desa Parit Baru di bawah target tahunan Puskesmas, kecuali imunisasi DPT/HB(1) yang mencapai 90,83%. Jenis imunisasi yang cakupannya paling rendah adalah Campak yang hanya sebesar 68,73%.
32
3.1.2 Community Based 3.1.2.1 Hasil Survey Cepat Tabel 3.11 Distribusi Jenis Pekerjaan Masyarakat Desa Parit Baru Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6
Pekerjaan Tidak Bekerja Petani, Pekebun & Peternak Swasta Wiraswasta & Pedagang Buruh PNS, TNI, POLRI Jumlah
Jumlah 3 2 69 7 8 16 105
% 2,9 1,9 65,7 6,7 7,6 15,2 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.11 di atas, didapat bahwa pekerjaan masyarakat Desa Parit Baru paling banyak adalah pekerja swasta sebesar 65,7% sedangkan yang paling sedikit adalah petani, pekebun & peternak yaitu sebesar 1,9%. Tabel 3.12 Tingkat Pendapatan Masyarakat Desa Parit Baru Tahun 2015 No 1 2 3 4 5 6 7 8
Pendapatan Di bawah Rp. 500.000,Di atas Rp. 500.000,- s/d Rp. 1.000.000,Di atas Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 1.500.000,Di atas Rp. 1.500.000,- s/d Rp. 2.000.000,Di atas Rp. 2.000.000,- s/d Rp. 2.500.000,Di atas Rp. 2.500.000,- s/d Rp. 3.000.000,Di atas Rp. 3.000.000,- s/d Rp. 3.500.000,Di atas Rp. 3.500.000,Jumlah
Jumlah 4 2 2 4 16 7 15 55 105
% 3,8 1,9 1,9 3,8 15,2 6,7 14,3 52,4 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.12, di atas, didapat bahwa pendapatan rumah tangga di Desa Parit Baru paling banyak adalah Rp.3.500.000,-
ke atas yaitu sebesar
52,4%, sedangkan pendapatan rata-rata rumah tangga berada pada rentang Rp. 3.000.000,- hingga Rp. 3.500.000,- .
33
a. Derajat Kesehatan Tabel 3.13 Persentase Kematian Dalam Keluarga di Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2
Kematian ART Ada Kematian Tidak ada kematian Jumlah
Jumlah 6 99 105
% 5,7 94,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.13 di atas, didapat bahwa adanya kematian masyarakat Desa Parit Baru adalah sebanyak 5,7% yaitu kematian 2 kasus TB Paru, 3 kasus DM, 1 kasus kanker/tumor sedangkan tidak
adanya kematian
adalah sebanyak 94,3%. Tabel 3.14 Persentase Kehamilan Dalam Keluarga di Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2
Kehamilan Ada kehamilan Tidak ada kehamilan Jumlah
Jumlah 3 102 105
% 2,8 97,2 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.14 di atas, didapat bahwa adanya kehamilan dalam pada rumah tangga di Desa Parit Baru adalah sebanyak 2,8% sedangkan rumah tangga yang tidak ada kehamilan sebanyak 97,2%. Tabel 3.15 Penyakit Tidak Menular yang Diderita Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2 3 4 5
Penyakit Tidak Menular Hipertensi Diabetes Mellitus Jantung Gejala Jantung Stroke Jumlah
Jumlah 43 17 2 6 0 68
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
% 41,0 16,2 1,9 5,8 0,0 64,9
34
Berdasarkan tabel 3.15 di atas, didapat bahwa penyakit tidak menular yang diderita masyarakat Desa Parit Baru paling banyak adalah penyakit hipertensi yaitu sebesar 41,0% namun hanya 23,8% yang meminum obat hipertensi. Sedangkan yang paling sedikit adalah jantung yaitu sebesar 1,9%. Tabel 3.16 Penyakit Menular yang Diderita Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2 3 4 5 6 7
Penyakit Menular ISPA / Bukan Pneumonia Diare Demam Thypoid Malaria Pneumonia Demam Berdarah Dengue TB Paru Jumlah
Jumlah 29 9 5 7 2 3 12 67
% 27,6 8,5 4,7 6,6 1,9 2,9 11,4 63,6
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.16 di atas, didapat bahwa penyakit menular yang diderita masyarakat Desa Parit Baru paling banyak adalah ISPA / bukan Pneumonia yaitu sebesar 27,6%. Sedangkan yang paling sedikit adalah Pneumonia yaitu sebesar 1,9%. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Puskesmas Sungai Raya Dalam, Kepala Puskesmas Sungai Raya Dalam dan Staf Pembimbing Lapangan (SPL) di dapat bahwa masalah kesehatan yang dominan di Desa Parit Baru adalah ISPA / bukan Pneumoni dan TB Paru. Menurut Kepala Puskesmas Sungai Raya Dalam, kejadian TB Paru meningkat dari tahun sebelumnya dan terdapat kasus kematian, walaupun Program TB Paru sudah dilaksanakan, hal ini karena masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pengobatan secara rutin kepelayanan kesehatan serta masih rendahnya pengetahuan warga tentang
35
penyakit menular terutama TB Paru. Selain itu kurangnya pemahaman masyarakat tentang rumah sehat, sehingga dapat menimbulkan berkembang biaknya kuman TBC. (Sumber: Hasil Indepth Interview) b. Lingkungan Tabel 3.17 Sumber Air Keperluan Rumah Tangga pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4.
Sumber Air Air PDAM Air hujan Air sumur Air sungai
Jumlah 96 77 9 24
% 91,4 73,3 8,6 22,9
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.17 di atas, didapat bahwa sumber air untuk keperluan rumah tangga pada masyarakat Desa Parit Baru paling banyak digunakan adalah air PDAM
yaitu sebesar 91,4% , dan yang paling sedikit sumber air yang
digunakan adalah air sumur sebesar 8,6%. Tabel 3.18 Sumber Air Untuk Masak dan Minum pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4. 5.
Sumber Air Air PDAM Air hujan Air sumur Air sungai Air kemasan galon
Jumlah 5 95 1 0 19
% 4,8 90,5 1,0 0,0 18,1
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.18 di atas, didapat bahwa sumber air untuk untuk masak dan minum pada masyarakat Desa Parit Baru paling banyak digunakan adalah air hujan yaitu sebesar 90,5% , dan yang kedua terbanyak sebagai sumber
36
air untuk masak dan minum yang digunakan adalah air kemasan galon sebesar 18,1%.
No 1 2
Tabel 3.19 Sumber Pencemaran Kurang Dari 10 Meter Dari Sumber Air pada Masyarakat di Desa Parit Baru Sumber Cemar Jumlah % Ada sumber pencemaran 6 5,7 Tidak ada sumber pencemaran 99 94,3 Jumlah 105 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.19 di atas, didapat bahwa adanya sumber pencemaran kurang dari 10 meter dari sumber air pada masyarakat Desa Parit Baru adalah sebesar 5,7%. Sedangkan yang tidak ada sumber pencemarannya adalah sebesar 94,3%
No 1 2 3.
Tabel 3.20 Kemudahan Mendapatkan Air di Desa Parit Baru Kemudahan Mendapatkan Jumlah % Air Ya mudah 0 0 Sulit di musim kemarau 101 96,2 Sulit sepanjang tahun 4 3,8 Jumlah 105 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.20 di atas, didapat bahwa kemudahan mendapatkan air pada masyarakat di Desa Parit Baru yang menjawab mudah didapat sebesar 0,0%, yang menjawab sulit di musim kemarau sebesar 96,2% dan yang sulit sepanjang tahun sebesar 3,8%.
Tabel 3.21
Kualitas Air Minum yang dikonsumsi Masyarakat Desa Parit Baru No Kualitas Air Jumlah % 1. Kualitas baik 102 97,1 2. Keruh 2 1,9 3. Berwarna, berasa, berbusa 1 1,0 Jumlah 105 100,0 Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
37
Berdasarkan tabel 3.21 di atas, didapat bahwa kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat Desa Parit Baru berkualitas baik sebesar 97,1%. Yang keruh sebesar 1,9%, yang kombinasi berwarna, berasa, berbusa sebesar 1,0% . Tabel 3.22 Tempat Tampungan Air Untuk dikonsumsi Masyarakat di Desa Parit Baru No 1. 2. 3.
Tampungan Air Tidak ada / langsung dari sumber Wadah / tandon terbuka Wadah / tandon tertutup Jumlah
Jumlah 0 59 46 105
% 0,0 56,2 43,8 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.22
di atas, didapat bahwa tampungan air minum
untuk dikonsumsi masyarakat di Desa Parit Baru menggunakan wadah terbuka sebesar 56,2%. Yang menggunakan wadah tertutup sebesar 43,8% Tabel 3.23 Cara Masyarakat Mengolah Air di Desa Parit Baru No 1 2 3
Cara Mengolah Air Langsung diminum Dimasak dan disaring Kombinasi langsung diminum dan dimasak Jumlah
Jumlah 13 91 1
% 12,38 86,66 0,95
105
100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.23 di atas, didapat bahwa masyarakat di Desa Parit baru yang mengolah air dengan cara dimasak adalah sebesar 86,66%. Sedangkan yang langsung diminum tanpa dimasak adalah sebesar 12,38%. Sisanya 0,95% kombinasi langsung diminum dan dimasak.
38
Tabel 3.24 Tempat Penampungan Limbah Rumah Tangga pada Masyarakat di Desa Parit baru No 1. 2. 3. 4. 5.
Tempat Penampungan Limbah Jumlah Penampungan tertutup di pekarangan/ SPAL 1 Penampungan di luar pekarangan 1 Langsung ke got/sungai 70 Tanpa penampungan atau di tanah 28 Penampungan terbuka diperkarangan 5 Jumlah 105
% 1,0 1,0 66,7 26,7 4,8 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.24 di atas, didapat bahwa tempat penampungan limbah rumah tangga pada masyarakat di Desa Parit Baru yang memiliki penampungan tertutup di pekarangan/SPAL sebesar 1%, penampungan di luar pekarangan sebesar 1% , langsung ke got/sungai adalah sebesar 66,7%, tanpa penampungan atau di tanah 26,7% dan penampungan terbuka di pekarangan sebesar 4,8%. Tabel 3.25 Saluran Pembuangan Limbah Rumah Tangga pada Masyarakat di Desa Parit Baru No 1. 2. 3.
Saluran Pembuangan Limbah Saluran terbuka Saluran tertutup Tanpa saluran Jumlah
Jumlah 68 10 27 105
% 64,8 9,5 25,7 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.25 di atas, didapat bahwa saluran pembuangan limbah rumah tangga pada masyarakat di Desa Parit Baru berupa saluran terbuka sebesar 64,8%, saluran tertutup sebesar 9,5% dan yang tanpa saluran sebesar 25,7%.
39
Tabel 3.26 Tempat Penampungan Sampah di Luar Rumah pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2 3
Tempat Penampungan Sampah Di Luar Rumah Ada, tempat sampah tertutup Ada, tempat sampah terbuka Tidak ada Jumlah
Jumlah
%
8 31 66 105
7,6 29,5 62,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.26 di atas, didapat bahwa masyarakat yang memiliki tempat sampah tertutup di luar rumah adalah sebesar 7,6%. Yang memiliki tempat sampah terbuka di luar rumah adalah sebesar 29,5% dan yang tidak memiliki tempat sampah di luar rumah adalah sebesar 62,9%. Tabel 3.27 Tempat Penampungan Sampah Organik di Dalam Rumah pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2 3
Tempat Penampungan Sampah Organik Di Dalam Rumah Ada, tempat sampah tertutup Ada, tempat sampah terbuka Tidak ada Jumlah
Jumlah
%
16 81 8 105
15,2 77,1 7,6 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.27 di atas, didapat bahwa masyarakat yang memiliki tempat sampah tertutup di dalam rumah adalah sebesar 15,2%. Yang memiliki tempat sampah terbuka di dalam rumah adalah sebesar 77,1%. Dan yang tidak memiliki tempat sampah di dalam rumah adalah sebesar 7,6%.
40
Tabel 3.28 Kepemilikan Ternak pada Masyarakat di Desa Parit baru No 1 2 3 4 6
Kepemilikan Hewan/Ternak Unggas Kambing Sapi Hewan peliharaan (anjing, kucing dan kelinci) Tidak ada hewan/ternak Jumlah
Jumlah 5 0 0 11 89 105
% 4,8 0,0 0,0 10,5 84,7 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.28 di atas, didapat bahwa masyarakat yang memiliki ternak di Desa Parit Baru adalah sebesar 15,3% dimana yang terbanyak adalah hewan peliharaan sebesar 10,5%, selanjutnya adalah hewan unggas sebesar 4,8%, Sedangkan yang tidak memiliki hewan/ternak adalah sebesar 84,7%. Tabel 3.29 Tempat Ternak yang Dimiliki oleh Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4. 5.
Tempat Ternak Tidak ada hewan/ternak Kandang dalam rumah Kandang luar rumah Di dalam rumah tanpa kandang Di luar rumah tanpa kandang Jumlah
Jumlah 89 2 5 6 3 105
% 84,8 1,9 4,8 5,7 2,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.29 di atas, didapat bahwa masyarakat yang mempunyai kandang luar rumah adalah sebesar 4,8%, kandang dalam rumah adalah sebesar 1,9%, di dalam rumah tanpa kandang adalah sebesar 5,7% dan di luar rumah tanpa kandang adalah sebesar 2,9%.
41
Tabel 3.30 Kondisi Lantai Rumah Masyarakat Desa Parit baru No 1. 2.
Kondisi Lantai Rumah Jumlah Memenuhi syarat (keramik, semen, kayu) 102 Tidak memenuhi syarat (tanah, semen tanah ) 3 Jumlah 105
% 97,1 2,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.30 di atas, didapat bahwa kondisi lantai rumah masyarakat di Desa Parit Baru yang memenuhi syarat (keramik, semen, dan kayu) adalah sebesar 97,1%. Sedangkan yang tidak memenuhi syarat (tanah,semen tanah) adalah sebesar 2,9%. Tabel 3.31 Kondisi Dinding Rumah Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Kondisi Dinding Rumah Baik (tembok batako, tertutup) Tidak baik Jumlah
Jumlah 97 8 105
% 92,4 7,6 100
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.31 di atas, didapat bahwa kondisi dinding rumah masyarakat di Desa Parit Baru yang baik (tembok batako, tertutup) adalah sebesar 92,4%. Untuk dinding rumah yang tidak baik sebesar 7,6% Tabel 3.32 Kondisi Plafon Rumah Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Kondisi Plafon Rumah Tertutup Terbuka Jumlah
Jumlah 99 6 105
% 94,3 5,7 100 %
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.32 di atas, didapat bahwa kondisi plafon rumah masyarakat di Desa Parit Baru yang tertutup adalah sebesar 94,3% dan yang plafonnya terbuka adalah sebesar 5,7%.
42
Tabel 3.33 Kondisi Ventilasi Rumah Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Ventilasi Rumah Ada dan tertutup kasa Terbuka Jumlah
Jumlah 75 30 105
% 71,4 28,6 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.33 di atas, didapat bahwa kondisi ventilasi rumah pada masyarakat di Desa Parit Baru yang ada dan tertutup kasa adalah sebesar 71,4%, sedangkan terbuka adalah 28,6%. Tabel 3.34 Kondisi Ventilasi Kamar Rumah Tangga Desa Parit Baru No 1. 2.
Ventilasi Kamar Memenuhi syarat ( > 15% luas ruangan) Tidak memenuhi syarat (< 15% luas ruangan) Jumlah
Jumlah 87 18 105
% 82,9 17,1 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.34 di atas, didapat bahwa kondisi ventilasi kamar masyarakat di Desa Parit Baru
yang memenuhi syarat (>15% luas ruangan)
adalah sebesar 82,9% dan yang tidak memenuhi syarat (<15% luas ruangan) adalah sebesar 17,1%.
No 1. 2. 3.
Tabel 3.35 Jamban yang Dimiliki Masyarakat Desa Parit Baru Jamban Jumlah Ada, memenuhi syarat 100 Ada, tidak memenuhi syarat 5 Tidak ada 0 Jumlah 105
% 95,2 4,8 0,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.35 di atas, didapat bahwa masyarakat di Desa Parit Baru yang memiliki jamban memenuhi syarat adalah sebesar 95,2% dan yang memiliki jamban tidak memenuhi syarat adalah sebesar 4,8%.
43
Tabel 3.36 Keberadaan Jentik Nyamuk di Tempat Penampungan Air di Desa Parit Baru No 1. 2.
Jentik Ada Tidak ada Jumlah
Jumlah 83 22 105
% 79,0 21,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.36 di atas, didapat bahwa masyarakat di Desa Parit Baru
yang pada tempat penampungan airnya terdapat jentik nyamuk adalah
sebesar 79,0%. Sedangkan yang tidak ada jentik nyamuk di dalam tempat penampungan airnya adalah sebesar 21,0%. Tabel 3.37 Kondisi Tempat Penampungan Air Masyarakat di Desa Parit Baru No 1. 2.
Kondisi Tempat Penampungan Air Terbuka Tertutup rapat Jumlah
Jumlah 61 44 105
% 58,1 41,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.37 di atas, didapat bahwa masyarakat di Desa Parit Baru yang kondisi tempat penampungan airnya terbuka adalah sebesar 58,1%. Sedangkan tempat penampungan airnya yang tertutup rapat adalah sebesar 41,9%. Tabel 3.38 Sampah yang Dapat Menampung Air di Sekitar Rumah di Desa Parit Baru No 1. 2.
Sampah Terdapat sampah menampung air Tidak terdapat sampah menampung air Jumlah
Jumlah 59 46 105
% 56,2 43,8 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.38 di atas, didapat bahwa masyarakat di Desa Parit Baru yang terdapat sampah yang dapat menampung air di sekitar rumah
44
masyarakat adalah sebesar 56,2%. Sedangkan yang tidak terdapat sampah yang menampung air adalah sebesar 43,8%. c. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Tabel 3.39 Proporsi Persalinan yang Ditolong Oleh Tenaga Kesehatan Profesional Desa Parit Baru No 1 2
Persalinan Persalinan yang ditolong Nakes Persalinan yang tidak ditolong Nakes Jumlah
Jumlah 103 2 105
% 98,1 1,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.39 di atas, didapat bahwa proporsi persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan professional adalah sebesar 98,1%. Sedangkan proporsi persalinan yang tidak ditolong oleh tenaga kesehatan adalah sebesar 1,9%. Tabel 3.40 Proporsi Bayi dan Balita yang Ditimbang pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Bayi Bayi yang ditimbang setiap bulan Bayi yang tidak ditimbang setiap bulan Jumlah
Jumlah 68 37 105
% 64,8 35,2 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.40 di atas, didapat bahwa proporsi bayi dan balita yang ditimbang setiap bulan pada masyarakat Desa Parit Baru adalah sebesar 64,8%. Sedangkan bayi dan balita yang tidak ditimbang setiap bulan adalah sebesar 35,2%.
45
Tabel 3.41 Status Gizi Bayi dan Balita di Desa Parit Baru No Status Gizi Bayi/Balita Indikator BB/U 1 Gizi Kurang 2 Gizi Baik 3 Gizi Lebih Jumlah Indikator TB/U 1 Pendek 2 Normal 3 Tinggi Jumlah Indikator BB/TB 1 Kurus 2 Normal 3 Gemuk Jumlah
Jumlah
%
3 43 0 46
6,5 93,5 0,0 100,0
3 43 0 46
6,5 93,5 0,0 100,0
3 43 0 46
6,5 93,5 0,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru 2015
Berdasarkan tabel 3.41 di atas, didapat bahwa proporsi bayi dan balita yang status gizinya kurang sebesar 6,5%, yang gizi baik sebesar 93,5%. Proporsi bayi dan balita yang tinggi badannya pendek sebesar 6,5%, yang tinggi badannya normal 93,5% . Proporsi bayi balita yang tergolong kurus sebesar 6,5%, yang tergolong normal 93,5% . Tabel 3.42 Proporsi Bayi yang diberi ASI Eksklusif pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2
ASI Ekslusif Bayi yang diberi ASI eksklusif Bayi Tidak diberikan ASI eksklusif Jumlah
Jumlah 36 69 105
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
% 34,3 65,7 100,0
46
Berdasarkan tabel 3.42 di atas, didapat bahwa proporsi bayi yang diberikan ASI eksklusif adalah sebesar 34,3%. Sedangkan proporsi bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif adalah sebesar 65,7%. Tabel 3.43 Proporsi Air Minum Dimasak di Desa Parit Baru No 1 2
Air Minum Dimasak Tidak dimasak Jumlah
Jumlah 105 0 105
% 100 0,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.43 diatas didapat bahwa proporsi rumah tangga yang air minum dimasak terlebih dahulu sebesar 100% . Tabel 3.44 Proporsi Menguras Bak Mandi Sekali Seminggu di Desa Parit Baru No 1 2
Kuras Bak Mandi Kuras bak mandi Tidak kuras bak mandi Jumlah
Jumlah 49 56 105
% 46,7 53,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.44 di atas, didapat bahwa proporsi rumah tangga yang menguras bak mandi seminggu sekali adalah sebesar 46,7% dan yang tidak menguras bak mandi seminggu sekali sebesar 53,3%. Tabel 3.45 Proporsi Kebiasaan Mencuci Tangan Menggunakan Sabun di Desa Parit Baru No 1 2
Cuci Tangan Pakai Sabun Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan Setelah memegang binatang Sebelum makan, Setelah BAB/menceboki anak Jumlah
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Jumlah 14
% 13,3
91 105
86,7 100,0
47
Berdasarkan tabel 3.45 di atas, didapat bahwa proporsi kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, setelah BAB/menceboki anak di Desa Parit Baru sebesar 86,7%, Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan dan setelah memegang binatang 13,3%. Tabel 3.46 Proporsi Tempat Buang Air Besar (BAB) Masyarakat Desa Parit Baru No 1 2 3
Tempat Buang Air Besar Jamban Sungai/parit Kebun Jumlah
Jumlah 105 0 0 105
% 100,0 0,0 0,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.46 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi tempat buang air besar anggota rumah tangga di jamban sebesar 100%. Tabel 3.47 Proporsi Menggosok Gigi Setiap Hari Masyarakat Desa Parit baru No 1 2
Menggosok Gigi Setiap Hari Ya Tidak Jumlah
Jumlah 103 2 105
% 98,1 1,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.47 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi menggosok gigi setiap hari sebesar 98,1% dan yang tidak menggosok gigi setiap hari sebesar 1,9%. Tabel 3.48 Proporsi Waktu Menggosok Gigi Masyarakat Desa Parit baru No 1 2
Waktu Gosok Gigi Saat bangun pagi, sesudah makan pagi, sebelum tidur malam Saat mandi pagi dan sore. Jumlah
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Jumlah 18
% 17,1
87 105
82,9 100,0
48
Berdasarkan tabel 3.48 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi waktu menggosok gigi saat mandi pagi dan sore sebesar 82,9%, Saat bangun pagi, sesudah makan pagi, sebelum tidur malam sebesar 17,1%. Tabel 3.49 Proporsi Anggota Rumah Tangga yang Merokok di Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4.
Konsumsi rokok Ya, setiap hari Ya, kadang-kadang Tidak, sebelumnya pernah Tidak pernah sama sekali Jumlah
Jumlah 37 19 19 30 105
% 35,2 18,1 18,1 28,6 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.49 di atas, didapat bahwa di Desa parit baru proporsi anggota rumah tangga yang merokok setiap hari sebesar 35,2%, yang kadangkadang merokok sebesar 18,1%, yang tidak merokok lagi tapi sebelumnya pernah sebesar 18,1% dan yang tidak pernah merokok sama sekali sebesar 28,6%. Tabel 3.50 Proporsi Kelompok Umur Mulai Merokok di Desa Parit baru No Kelompok Umur Mulai Merokok 1. 12 - 17 tahun 2. 18 – 23 tahun Jumlah
Jumlah 42 32 74
% 56,8 43,2 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.50 di atas, didapat bahwa di Desa Parit baru proporsi kelompok umur mulai merokok umur 12 – 17 tahun sebesar 56,8%, kelompok umur 18 - 23 tahun sebesar 43,2%.
49
Tabel 3.51 Proporsi Banyaknya Konsumsi Rokok Anggota Keluarga di Desa Parit Baru No 1. 2. 3.
Banyak Konsumsi Rokok 1-10 batang perhari 11-20 batang perhari 21-40 batang perhari Jumlah
Jumlah 26 44 3 73
% 35,6 60,2 4,2 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.51 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi banyaknya konsumsi rokok 1 - 10 batang perhari sebesar 35,6%, konsumsi rokok 11 - 20 batang perhari sebesar 60,2% dan konsumsi rokok 21- 40 batang perhari sebesar 4,2%. Tabel 3.52 Proporsi Jenis Rokok yang Dihisap Masyarakat Desa Parit Baru No Jenis rokok 1. Rokok kretek dengan filter 2. Rokok linting 3. Rokok kretek tanpa filter Jumlah
Jumlah 71 1 1 73
% 97,2 1,4 1,4 100
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.52 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi jenis rokok yang dikonsumsi paling banyak adalah jenis rokok kretek dengan filter sebesar 97,2% dan yang paling kecil rokok linting serta rokok kretek tanpa filter masing-masing sebesar 1,4%. Tabel 3.53 Proporsi Anggota Keluarga yang Merokok di Dalam Rumah di Desa Parit baru No 1. Ya 2. Tidak
Merokok Dalam Rumah
Jumlah
Jumlah 50 23 73
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
% 68,5 31,5 100,0
50
Berdasarkan tabel 3.53 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi yang merokok dalam rumah sebesar 68,5% dan yang tidak merokok dalam rumah sebesar 31,5%. Tabel 3.54 Proporsi Masyarakat yang Mengkonsumsi Alkohol 12 Bulan Terakhir di Desa Parit Baru No 1. Ya 2. Tidak
Konsumsi Alkohol
Jumlah
Jumlah 27 78 105
% 25,7 74,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.54 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi masyarakat yang mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 25,7% dan yang tidak mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 74,3%. Tabel 3.55 Proporsi Frekuensi Konsumsi Alkohol 12 Bulan Terakhir di Desa Parit Baru No Frekuensi Konsumsi Alkohol 1. 2-3 kali seminggu 2. Lainnya (hari besar) 3. Tidak pernah Jumlah
Jumlah 1 26 78 105
% 1,0 24,8 74,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.55 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi masyarakat yang mengkonsumsi alkohol 2-3 kali seminggu dalam 12 bulan terakhir sebesar 1,0%, pada hari besar (lainnya) mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 24,8% dan yang tidak pernah mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 74,3%.
51
Tabel 3.56 Proporsi Jenis Minuman Beralkohol yang Paling Banyak Dikonsumsi Masyarakat Dalam 12 Bulan Terakhir di Desa Parit Baru No 1. 2. 3. 4.
Frekuensi Konsumsi Alkohol Minuman arak tradisional Bir Whiskey/Vodka Tidak ada Jumlah
Jumlah 5 22 0 78 105
% 4,8 21,0 0,0 74,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.56 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi masyarakat yang mengkonsumsi minuman arak tradisional sebesar 4,8%, yang mengkonsumsi bir sebesar 21,0% dan yang tidak pernah mengkonsumsi alkohol dalam 12 bulan terakhir sebesar 74,3%. d. Pelayanan Kesehatan Tabel 3.57 Proporsi Jarak Rumah ke Pelayanan Kesehatan Terdekat di Desa Parit Baru No Jarak Tempuh Ke Yankes 1. < 1 Km 2. 1 - 2 Km 3. > 2 Km Jumlah
Jumlah 44 53 8 105
% 41,9 50,5 7,6 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.57 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi jarak rumah ke pelayanan kesehatan yang berjarak < 1 Km sebesar 41,9%, yang berjarak 1 - 2 Km sebesar 50,5% dan yang berjarak > 2 Km sebesar 7,6%.
52
Tabel 3.58 Proporsi Waktu Tempuh Rumah ke Pelayanan Kesehatan di Desa Parit Baru No Waktu Tempuh Yankes 1. < 15 menit 2. 15 - 30 menit 3. > 30 menit Jumlah
Jumlah 50 54 1 105
% 47,6 51,4 1,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.58 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi waktu tempuh dari rumah ke pelayanan kesehatan terdekat dengan waktu < 15 menit sebesar 47,6%, waktu tempuh 15 - 30 menit sebesar 51,4% dan waktu tempuh > 30 menit sebesar 1,0%. Semua wilayah di Desa Parit Baru pada saat ini tidak tersedia angkutan umum ke pelayanan kesehatan. Tabel 3.59 Rasio Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Desa Parit Baru No Pemanfaatan Yankes 1. Ya 2. Tidak Jumlah
Jumlah 94 11 105
% 89,5 10,5 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.59 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan sebesar 89,5% dan yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan sebesar 10,5%. Tabel 3.60 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pengobatan Ya Tidak Jumlah
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Jumlah 96 9 105
% 91,4 8,6 100,0
53
Berdasarkan tabel 3.60 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pengobatan sebesar 91,4% dan yang tidak memanfaatkan untuk pengobatan sebesar 8,6%. Tabel. 3.61 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pelayanan KB Ya Tidak Jumlah
Jumlah 30 75 105
% 28,6 71,4 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.61 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pelayanan KB sebesar 28,6% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan KB sebesar 71,4%. Tabel. 3.62 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Imunisasi Ya Tidak Jumlah
Jumlah 19 86 105
% 18,1 81,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.62 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk imunisasi sebesar 18,1% dan yang tidak memanfaatkan untuk imunisasi sebesar 81,9%.
54
Tabel. 3.63 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
KIA Ya Tidak Jumlah
Jumlah 12 93 105
% 11,4 88,6 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.63 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk KIA sebesar 11,4% dan yang tidak memanfaatkan untuk KIA sebesar 88,6%. Tabel. 3.64 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Penimbangan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 20 85 105
% 19,0 81,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.64 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk penimbangan
sebesar
19,0% dan yang tidak memanfaatkan untuk penimbangan sebesar 81,0%. Tabel. 3.65 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Penyuluhan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 6 99 105
% 5,7 94,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.65 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk penyuluhan sebesar 5,7% dan yang tidak memanfaatkan untuk penyuluhan sebesar 94,3%.
55
Tabel. 3.66 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pemberian makanan tambahan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 9 96 105
% 8,6 91,4 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.66 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pemberian makanan tambahan sebesar 8,6% dan yang tidak memanfaatkan untuk pemberian makanan tambahan sebesar 91,4%. Tabel. 3.67 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Suplemen Gizi Ya Tidak Jumlah
Jumlah 19 86 105
% 18,1 81,9 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.67 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pemberian suplemen gizi
sebesar 18,1% dan yang tidak memanfaatkan untuk
pemberian suplemen gizi sebesar 81,9%. Tabel. 3.68 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Konsultasi resiko penyakit Ya Tidak Jumlah
Jumlah 2 103 105
% 1,9 98,1 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.68 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pelayanan
konsultasi
56
resiko penyakit sebesar 1,9% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan konsultasi resiko penyakit sebesar 98,1%. Tabel. 3.69 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pemeriksaan kehamilan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 10 95 105
% 9,5 90,5 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.69 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pelayanan pemeriksaan kehamilan
sebesar 9,5% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan
pemeriksaan kehamilan sebesar 90,5%. Tabel. 3.70 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Persalinan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 6 99 105
% 5,7 94,3 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.70 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pelayanan persalinan sebesar 5,7% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan persalinan sebesar 94,3%. Tabel. 3.71 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pemeriksaan ibu nifas Ya Tidak Jumlah
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Jumlah 1 104 105
% 1,0 99,0 100,0
57
Berdasarkan tabel 3.71 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk pelayanan pemeriksaan ibu nifas sebesar 1,0% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan pemeriksaan ibu nifas sebesar 99,0%. Tabel. 3.72 Pelayanan Kesehatan yang Digunakan Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Pemeriksaan bayi dan balita Ya Tidak Jumlah
Jumlah 9 96 105
% 8,6 91,4 100,0
Sumber : Data Rapid Survey Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.72 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi dalam pelayanan kesehatan yang memanfaatkan untuk Pelayanan pemeriksaan bayi dan balita sebesar 8,6% dan yang tidak memanfaatkan untuk pelayanan pemeriksaan bayi dan balita sebesar 91,4%. Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Desa Parit Baru mengenai rendahnya pemeriksaan kehamilan , imunisasi, pemeriksaan bayi dan balita serta pemeriksaan ibu nifas dikarenakan diwilayah Desa Parit Baru terdapat beberapa klinik bersalin dan bidan praktek mandiri. Selain itu juga masyarakat sekitar banyak yang belum mengetahui keberadaan Pustu didaerah tersebut dikarenakan Pustu tersebut baru berdiri pada akhir tahun 2013.
58
Tabel 3.73 Proporsi Menggunakan Pelayanan Kesehatan pada Masyarakat Desa Parit Baru No
Alasan Tidak Memanfaatkan Yankes dan memanfaatkan Yankes Letak pelayanan kesehatan jauh Pelayanan yang diberikan tidak lengkap Tidak memiliki alasan yang jelas Alasan lainnya Memanfaatkan fasilitas kesehatan Jumlah
1. 2. 3. 4. 5.
Jumlah
%
0 0 0 8 97 105
0,0 0,0 0,0 7,6 92,4 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.73 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru rata-rata warga memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu sebesar 92,4%. Sedangkan alasan tidak menggunakan fasilitas kesehatan dengana alasan lainnya yaitu
sebesar
7,6%. Tabel 3.74 Proporsi Penyuluhan Kesehatan pada Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2.
Penyuluhan Kesehatan Ya Tidak Jumlah
Jumlah 35 70 105
% 33,3 66,7 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.74 di atas, didapat bahwa proporsi masyarakat di Desa Parit Baru yang pernah mendapat penyuluhan kesehatan sebesar 33,3% dan yang tidak sebesar 66,7%.
59
Tabel 3.75 Proporsi Masyarakat yang Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Tradisional di Desa Parit Baru No 1. 2.
Memanfaatkan Pelayanan Kesehatan Tradisional Ya Tidak Jumlah
Jumlah
%
9 96
8,6 91,4
105
100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa ParitBaru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.75 di atas, didapat bahwa di Desa Parit baru proporsi yang menggunaan pelayanan kesehatan tradisional sebesar 8,6% dan yang tidak sebesar 91,4%. Tabel 3.76 Proporsi Jenis Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Tradisional Oleh Masyarakat Desa Parit Baru No 1. 2. 3.
Jenis Pelayanan Kesehatan Tradisional Pengobatan alternatif Sinshe Pijat refleksi Jumlah
Jumlah 0 3 0 3
% 0,0 100,0 0,0 100,0
Sumber : Data Rapid Survey PKM Desa Parit Baru 2015
Berdasarkan tabel 3.76 di atas, didapat bahwa di Desa Parit Baru proporsi jenis pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan jasa shinse sebesar 100% dari jumlah pengguna jasa pelayanan kesehatan tradisional. 3.1.2.2 Hasil Analisis Data Sekunder Hasil analisa dari data yang dikumpulkan dari data sekunder yang didapat dari Puskesmas Sungai Raya Dalam, hasil survey cepat, dan hasil Indepth Interview dengan Kepala Desa dan petugas kesehatan setempat maka dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan yang ada di Desa Parit Baru adalah sebagai berikut:
60
Tabel 3.77 Matriks Masalah Kesehatan di Desa Parit baru No 1.
Permasalahan ISPA/bukan Pneumonia
Alasan Berdasarkan hasil rapid survey, ISPA/bukan Pneumonia merupakan
penyakit
yang
paling
banyak
diderita
masyarakat. Proporsi ISPA non pneumonia sebesar 27,6% dari seluruh penyakit yang ada di masyarakat sedangkan ISPA jenis pneumonia sebesar 1,0%. Data dari register Puskesmas Sungai raya Dalam, penyakit yang paling banyak diderita selama tahun terakhir adalah ISPA. Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan di Pustu dan Kepala Puskesmas Sungai Raya Dalam diketahui bahwa
penyakit
ISPA
cukup
banyak
diderita
oleh
masyarakat khususnya pada musim kemarau. Dari hasil survey ditemukan beberapa faktor yang diduga menjadi faktor risiko dari kejadian ISPA seperti kebakaran lahan yang mengakibatkan asap dan anggota keluarga merokok di dalam rumah dengan persentase sebesar 50%. Selain itu rumah tangga yang tidak pernah mengikuti penyuluhan kesehatan sebesar 70%. 2.
TB Paru
Berdasarkan hasil rapid survey, TB Paru merupakan penyakit tertinggi kedua setelah ISPA yaitu sebesar 11,42% dari seluruh penyakit menular. Data Program P2 Paru Puskesmas Sungai Raya Dalam kasus TB Paru pada tahun 2013 di Desa Parit Baru terdapat 21 kasus dengan tidak ada kematian, namun pada tahun 2014 kasus TB Paru di Desa Parit Baru mengalami peningkatan yaitu sebanyak 29 kasus dengan jumlah kematian sebanyak 2 penderita. Dari wawancara yang dilakukan Kepala Puskesmas Sungai Raya Dalam, petugas kesehatan di Pustu wilayah Desa Parit Baru dan pemegang program
diketahui bahwa TB Paru
merupakan masalah kesehatan , baik dari sisi angka kematian
(mortalitas),
angka
kejadian
penyakit
61
(morbiditas), maupun diagnosis dan terapinya. Hasil survey cepat menemukan beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu munculnya penyakit TB Paru seperti rendahnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit TB Paru 3.
Diare
Berdasarkan hasil rapid survey, proporsi kejadian diare sebesar 8,5%. Sedangkan dari data register Puskesmas Sungai raya Dalam proporsi diare di Desa Parit Baru pada tahun 2013 sebesar 2,13%, Hasil rapid survey menemukan beberapa faktor yang diduga menjadi pemicu munculnya penyakit diare seperti perilaku tidak mencuci tangan 13,3%, tidak mencuci tangan setelah buang air besar atau menceboki bayi sebesar 8,6%.
4.
Malaria
Berdasarkan hasil rapid survey, proporsi kejadian malaria sebesar 6,6%. Hasil rapid survey menemukan faktor yang diduga menjadi pemicu munculnya penyakit malaria adalah karena faktor lingkungan dimana saluran pembuangan limbah masyarakat dengan kondisi terbuka dengan nilai persentase sebesar 64,8%.
Sumber : Simpulan data sekunder dan primer 3.2
Hasil Penetapan Prioritas Masalah Kesehatan Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di Desa Parit
Baru maka menggunakan metode Hanlon. Kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon adalah sebagai berikut : 1.
Menentukan besarnya masalah Besarnya masalah kesehatan ditentukan berdasarkan besarnya jumlah penduduk yang terkena dampak negatif akibat masalah tersebut yang diukur berdasarkan insiden, prevalensi dan mortalitas masing-masing penyakit, setiap masalah diberi skore antara 1 – 10 dengan kriteria sebagai berikut :
62
2.
1–2
= Apabila masalahnya sangat kecil
3–4
= Apabila masalahnya kecil
5–6
= Apabila masalahnya sedang
7–8
= Apabila masalahnya besar
9 – 10
= Apabila masalahnya sangat besar
Menentukan tingkat kegawatan masalah Sebagai kriteria menentukan tingkat kegawatan masalah ditentukan oleh 3 (tiga) faktor, yaitu : a. Tingkat kedaruratan yang harus mendapatkan penanganan segera. b. Tingkat kecenderungan akan menjadi kejadian luar biasa. c. Tingkat keganasan masalah sehingga dapat mengakibatkan kematian yang tinggi. d. Masing-masing faktor diberi skor antara 1 – 10, dengan kriteria sebagai berikut : 1–2
= Apabila kegawatan masalah ringan.
3–4
= Apabila kegawatan masalah tidak serius.
5–6
= Apabila kegawatan masalah cukup serius.
7–8
= Apabila kegawatan masalah serius.
9 – 10
= Apabila kegawatan masalah sangat serius.
63
3.
Menentukan tingkatan kemudahan penanggulangan masalah Dalam
menentukan
tingkat
kemudahan
penanggulangan
masalah kesehatan didasarkan atas kemampuan sumber daya dan teknologi dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ada, setiap faktor diberi skor 1 – 10 dengan kriteria sebagai berikut :
4.
1–2
= Apabila sangat sulit penanggulangannya.
3–4
= Apabila penanggulangan masalah sulit.
5–6
= Apabila cukup sulit penanggulangannya.
7–8
= Apabila mudah penanggulangannya.
9 – 10
= Apabila sangat mudah penanggulangannya.
Menentukan faktor PEARL Faktor yang secara tidak langsung berkaitan dengan masalah kesehatan akan tetapi berpengaruh dalam penentuan intervensi, PEARL faktor terdiri dari : P = Kesesuaian (Appropriatness) E = Secara ekonomis murah (Economic Feasibility) A = Dapat diterima (Acceptability) R = Tersedianya sumber daya (Resources Availability) L = Legalitas terjamin (Legality) Masing-masing masalah yang telah diidentifikasi dilakukan pengujian dengan faktor PEARL, skore yang diberikan pada setiap masalah adalah 1 atau 0, setiap yang diuji dikalikan dengan nilai PEARL nya.
64
5.
PEARL
= 1, artinya program dapat dilaksanakan.
PEARL
= 0, artinya program belum dapat dilaksanakan.
Menentukan prioritas masalah Menentukan prioritas masalah kesehatan dapat ditetapkan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Nilai prioritas dasar (NPD) = (A+B) x C b. Nilai prioritas total (NPT) = (A+B) x C x D Keterangan : A = Penilaian besarnya masalah B = Penilaian kegawatan masalah C = Penilaian kemudahan penanggulangan masalah D = Penilaian faktor PEARL
Tabel 3.78 Matriks Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan di Desa Parit Baru Berdasarkan Metode Hanlon MASALAH
BESAR MASALAH
Keseriusan Masalah
Urgensi
Keparahan
Dampak Ekonomi
Ratarata
Ketersediaan Solusi
PEARL N.P.T
E
A
R
L
Ratarata
N.P.D
P
ISPA
10
6
4
4
6
2
1
1
1
1
1
1
32
32
TB Paru
8
10
8
8
8,5
4
1
1
1
1
1
1
72
72
Diare
2
6
6
5
4
2
1
1
1
1
1
1
16
16
Malaria
2
6
4
4
4
1
1
0
1
1
1
0,8
8
6,6
Sumber : Analisis Berdasarkan Data Sekunder, Rapid Survey dan Indepth Interview PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisa menggunakan metode Hanlon yang disajikan pada tabel 3.78, maka didapat prioritas masalah utama adalah TB Paru dengan skor sebesar 66. Terpilihnya TB Paru menjadi prioritas masalah utama karena kejadian
65
TB Paru tertinggi kedua setelah ISPA berdasarkan hasil survey cepat, selain itu TB Paru merupakan penyakit menular terbanyak berdasarkan register pasien di Puskesmas Sungai Raya Dalam dan didukung pula oleh hasil wawancara mendalam ke stakeholder setempat. Sedangkan untuk kegawatannya TB Paru berada di posisi pertama dan kelompok umur yang berisiko adalah semua kelompok umur .
3.3
Hasil Penetapan Faktor Determinan Masalah Kesehatan
3.3.1
Analisis Faktor Determinan Masalah Kesehatan
1. Definisi dan Epidemiologi Tubercolusis a. Definisi Tubercolusis Dalam Profil Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat 2011 Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TBC terutama menyerang paru-paru sebagai tempat infeksi primer. Selain itu, TBC dapat juga menyerang kulit, kelenjar limfe, tulang, dan selaput otak. TBC menular melalui droplet infeksius yang terinhalasi oleh orang sehat. Pada sedikit kasus, TBC juga ditularkan melalui susu. Pada keadaan yang terakhir ini, bakteri yang berperan adalah Mycobacterium bovis.
66
b. Epidemiologi Tubercolusis Kuman Mycobacterium tuberculosa ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Hasil penemuan ini diumumkan di Berlin pada tanggal 24 Maret 1882 dan tanggal 24 Maret setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Tuberkulosis (Notoatmodjo, 2007). Bakteri tuberkulosis ini mati pada pemanasan 100ºC selama 5-10 menit atau pada pemanasan 60ºC selama 30 menit, dan dengan alkohol 70-95% selama 15-30 detik. Bakteri ini tahan selama 1-2 jam di udara, di tempat yang lembab dan gelap bisa berbulan-bulan namun tidak tahan terhadap sinar matahari atau aliran udara. (Widoyono, 2008) Penularan penyakit tuberkulosis disebabkan oleh kuman Mycobacteriun tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei) saat seorang pasien tuberkulosis batuk dan percikan ludah yang mengandung bakteri terhirup oleh orang lain saat bernapas. Sumber penularan adalah pasien tuberkulosis paru BTA positif, bila penderita batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan dengan orang lain, basil tuberkulosis tersembur kemudian terhisap ke dalam paru orang sehat, serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah pembuluh limfe atau langsung ke organ terdekat. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Masa inkubasinya selama 3-6 bulan (Widoyono, 2008). Lingkungan yang tidak sehat (kumuh) sebagai salah satu reservoir atau tempat baik dalam menularkan penyakit menular seperti penyakit tuberkulosis. Menurut Azwar (1990), peranan faktor lingkungan sebagai predisposing artinya berperan dalam menunjang terjadinya penyakit pada manusia, misalnya sebuah
67
keluarga yang berdiam dalam suatu rumah yang berhawa lembab di daerah endemis penyakit tuberkulosis. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan tempat percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Berdasarkan Hasil rekapitulasi Profil Kabupaten/Kota tahun 2011 tercatat TB Paru dengan BTA Positif (+) sebanyak 4.367 kasus dengan angka insidens 98,9 per 100.000 penduduk. Sedang untuk persentase kesembuhan penderita TB Paru dengan BTA positif di Kalimantan Barat merujuk pada kasus yang diobati tahun 2010 adalah sebesar 93,20, dengan rincian dari 4.247 penderita yang diobati, sebanyak 3.958 penderita dinyatakan sembuh. Tabel 3.79 Distribusi Frekuensi TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin Di Desa Parit Baru
N o
Jenis Kelamin
TAHUN 2013
2014
Jml Pddk
Jml Penderita
%
Jml Pddk
Jml Penderita
%
1
Laki-laki
11,022
15
71,43
11.286
24
82,76
2
Perempuan
10.813
6
28,57
11.072
5
17,24
Sumber : Data Register Puskesmas Sungai Raya Dalam tahun 2013, 2014
Data dari Register Puskesmas Sungai Raya Dalam diketahui bahwa kelompok jenis kelamin yang berisiko terkena TB Paru adalah kelompok jenis kelamin laki-laki. Pada tahun 2013 kasus TB Paru pada jenis kelamin laki-laki sebesar 71,43%, pada tahun 2014 meningkat sebesar 82,76% .
68
Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat
atau
status derajat
perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut: 1. Lingkungan Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam penularan, terutama Lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat. Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya. Adapun syarat-syarat yang dipenuhi oleh rumah sehat secara fisiologis yang berpengaruh terhadap kejadian tuberkulosis paru antara lain : a. Kepadatan Penghuni Rumah Ukuran luas ruangan suatu rumah erat kaitannya dengan kejadian Tuberkulosis paru. Disamping itu Asosiasi Pencegahan Tuberkulosis Paru Bradbury mendapat kesimpulan secara statistik bahwa kejadian Tuberkulosis Paru paling besar diakibatkan oleh keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat pada luas ruangannya. Semakin padat penghuni rumah akan semakin cepat pula udara di dalam rumah tersebut mengalami pencemaran. Karena jumlah penghuni yang semakin banyak akan berpengaruh terhadap kadar oksigen dalam ruangan tersebut, begitu juga kadar uap air dan suhu udaranya. Dengan meningkatnya kadar CO2 di udara dalam rumah, maka akan memberi kesempatan tumbuh dan berkembang biak lebih bagi Mycobacterium tuberculosis. Dengan demikian akan semakin banyak kuman yang terhisap oleh penghuni rumah melalui saluran pernafasan. Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia kepadatan penghuni diketahui dengan membandingkan luas
69
lantai rumah dengan jumlah penghuni, dengan ketentuan untuk daerah perkotaan 6 m² perorang daerah pedesaan 10 m² per orang. Penelitian Putra.NR (2011) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kondisi kepadatan hunian dengan kejadian TB Paru (p= 0,015). b. Ventilasi Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar masuknya udara juga sebagai lubang pencahayaan dari luar, menjaga aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Menurut indikator pengawasan rumah , luas ventilasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah ≥ 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah < 10%luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah yang < 10% dari luas lantai (tidak memenuhi syarat kesehatan) akan mengakibatkan berkurangnya konsentrasi oksien dan bertambahnya konsentrasi karbondioksida yang bersifat racun bagi penghuninya. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan peningkatan kelembaban ruangan karena terjadinya proses penguapan cairan dai kulit dan penyerapan. Kelembaban ruangan yan tinggi akam menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembang biaknya bakteri-bakteri patogen termasuk kuman tuberkulosis. Tidak
adanya
ventilasi
yang
baik
pada
suatu
ruangan
makin
membahayakan kesehatan atau kehidupan, jika dalam ruangan tersebut terjadi pencemaran oleh bakteri seperti oleh penderita tuberkulosis atau berbagai zat kimia organik atau anorganik. Ventilasi berfungsi juga untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen seperti tuberkulosis, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh
70
udara akan selalu mengalir. Selain itu, luas ventilasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah, akibatnya kuman tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak dapat keluar dan ikut terhisap bersama udara pernafasan. Penelitian Putra.NR (2011) menunjukkan adanya hubungan antara kondisi ventilasi dengan kejadian TB Paru (p= 0,016) c. Pencahayaan Sinar Matahari Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang juga mempunyai daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah dibuktikan oleh Robert Koch (18431910). Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit tuberkulosis paru, dengan mengusahakan masuknya sinar matahari pagi ke dalam rumah. Cahaya matahari masuk ke dalam rumah melalui jendela atau genteng kaca. Diutamakan sinar matahari pagi mengandung sinar ultraviolet yang dapat mematikan kuman (Depkes RI, 1994). Kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup bertahun-tahun lamanya, dan mati bila terkena sinar matahari , sabun, lisol, karbol dan panas api. Rumah yang tidak masuk sinar matahari mempunyai resiko menderita tuberkulosis 3-7 kali dibandingkan dengan rumah yang dimasuki sinar matahari. Penelitian Putra.NR (2011) menunjukkan adanya hubungan antara kondisi pencahayaan dengan kejadian TB Paru (p= 0,015).
71
d. Lantai rumah Komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki lantai kedap air dan tidak lembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian Tuberkulosis Paru, melalui kelembaban dalam ruangan. Lantai tanah cenderung menimbulkan kelembaban, pada musim panas lantai menjadi kering sehingga dapat menimbulkan debu yang berbahaya bagi penghuninya. 2. Perilaku Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehatatau tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya. 3. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam
pelayanan
pemulihan
kesehatan,
pencegahan
terhadap
penyakit,
pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
72
4. Keturunan Penyakit tuberkulosis paru yang terjadi pada orang dewasa sebagian besar terjadi pada orang-orang yang mendapatkan infeksi primer pada waktu kecil yang tidak ditangani dengan baik. Beberapa faktor yang erat hubungannya dengan terjadinya infeksi basil tuberkulosis adalah adanya sumber penularan, tingkat paparan, virulensi, daya tahan tubuh yang erat kaitannya dengan faktor genetik.
73
KERANGKA TEORI
Gambar 3.2 Kerangka Teori
74
KERANGKA KONSEP Pengetahuan
Sikap
Tindakan Kepadatan Hunian Tuberkulosis Paru Ventilasi Jenis Lantai
Pencahayaan Pelayanan Kesehatan
Gambar 3.3 Kerangka Konsep Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Tuberculosis di Desa Parit Baru
75
Definisi Operasional No.
Variabel
Do
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Skala
Variabel Bebas 1.
Kepadatan Hunian
perbandingan jumlah penghuni dengan luas ruangan
Cheklist
Observasi
1. Baik
Nominal
bila luas seluruh ruangan minimal ±10 m2 = 1 orang (skor=2) 2. Kurangbaik bila luas seluruh ruangan ±10m2 > 1 orang (skor=1)
2.
Ventilasi atau penghawaan
presentase luas bidang ventilasi tetap dan lubang ventilasi tidak tetap dari luas lantai yaitu 10% dari luas ruangan
Cheklist
Observasi
1. Baik bila luas lubang ventilasi tetap dan tidak tetap 10% dari luas lantai (skor=2) 2. Kurang baik bila luas lubang ventilasi tetap dan tidak tetap kurang 10%
Nominal
76
dari luas lantai (skor=1) 3.
4.
Jenis lantai
Jenis lantai yang baik adalah lantai yang kedap air dan mudah dibersihkan, untuk diobservasi yaitu jenis bahan pembuat lantainya
Pencahayaan Kondisi masuknya cahaya matahari yang dapat menerangi seluruh ruangan
Cheklist
Observasi
1. Baik
Nominal
bila terbuat dari semen dan papan (skor=2) 2. Kurangbaik bila terbuat dari papan atau bambu yang dipasang di tanah ataupun tanah itu sendiri (skor=1) Ceklist
Observasi
1. Baik
Nominal
bila pencahayaan ada diseluruh ruangan ruangan dapat (skor=2) 2. Kurang bila Pencahayaan tidak ada menerangi ruangan dapat (skor=1)
5.
Tingkat Pengetahuan
segala sesuatu yang diketahui responden tentang
Kuesioner Wawancara
: 1. Tinggi apabila nilai ≥ 60% total skor
Ordinal
77
6.
7.
8.
Sikap tentang pencegahan
Tindakan pencegahan
Pelayanan Kesehatan
penyakit TB Paru meliputi pengertian, gejala, penyebab, cara penularan dan sebagainya
2 .Rendah apabila nilai < 60% total skor
suatu tindakan Kuesioner Wawancara atau prilaku responden dalam mengatasi atau mampu melaksanakan penanggulangan penyakit TB Paru
1.Positif apabila nilai ≥ 60 % total skor
merupakan wujud dari sikap yang nyata atau sudah dilakukan, terutama tindakan nyata anggota keluarga dalam pencegahan dan pemberantasan TB Paru
Kuesioner Wawancara
1. Baik apabila Ordinal skor ≥ 60 % dari total skor
Pelayanan yang di berikan oleh petugas kesehatan terhadap masyarakat meliputi penyuluhan,
Kuesioner Wawancara
Ordinal
2. Negatif apabila < 60% total skor
2.Kurang apabila skor < 60 % dari total skor
1. Baik Apabila skor jawaban ya ≥3= 2. Tidak Baik Apabiala
Ordinal
78
pemeriksaan, pengobatan.
skor jawaban ≤3
Variabel Terikat 1.
Tuberculosis Paru
Hasil Lab
Pemeriksaan dahak
1. TBC Bila hasil pemeriksaan laboratorium positif (+) 2.Bukan TBC Bila hasil pemeriksaan laboratorium negatif (-)
Tabel 3.80 Definisi Operasional
3.3.2
Penetapan Faktor Determinan Masalah Kesehatan
1) Analisis Univariat I. Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 3.81 Distribusi dan Frekuensi Umur Responden di Desa parit Baru No. 1. 2. 3.
Kelompok Umur 15 - 35 Tahun 36 - 45 Tahun 46 - 65 Tahun Jumlah
Jumlah 15 11 18 44
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
% 34,1 25,0 40,9 100,0
Ordinal
79
Berdasarkan tabel 3.81 di atas, kelompok umur terbanyak yaitu pada usia 46 - 65 tahun yaitu sebesar 40,9%. Median dan rata-rata umur responden adalah 40 tahun, dengan umur paling muda adalah 17 tahun dan yang paling tua adalah 64 tahun. 2. Pendidikan Tabel 3.82 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden di Desa Parit Baru No 1 2 3
Pendidikan SD SMP SMA Jumlah
Jumlah 14 15 15 44
% 31,8 34,1 34,1 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM De sa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.82 di atas, tingkat pendidikan responden untuk SMP dan SMA sebesar 34,1% sedangkan untuk SD sebesar 31,8%.
3. Pendapatan Tabel 3.83 Distribusi dan Frekuensi Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Responden Di Desa Parit Baru No 1 2
Pendapatan Rumah Tangga Responden < Rp. 2.000.000,Rp. 2.000.000,- keatas Jumlah
Jumlah 16 28 44
% 36,4 63,6 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.83 di atas, tingkat pendapatan responden yang paling banyak adalah Rp.2.000.000,- keatas yaitu sebesar 63,6% dan tingkat pendapatan yang paling sedikit adalah Rp.< 2.000.000,- yaitu sebesar 36,4%.
80
4. Pengetahuan a. Penyebab TB Paru Tabel 3.84 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Penyebab dari TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Kebiasaan Mencuci Tangan Tidak Tahu Lingkungan kotor, kuman atau bakteri Jumlah
Jumlah 38 6 44
% 86,4 13,6 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.85 di atas, tingkat pengetahuan
responden yang
paling banyak adalah tidak tahu sebesar 86,4%. Dan yang paling sedikit adalah mengetahui penyebab dari TB Paru yaitu lingkungan kotor, kuman atau bakteri sebesar 13,6%. b. Gejala TB Paru Tabel 3.85 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan terhadap Gejala TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Gejala TB Paru Tidak Tahu Batuk terus menerus dan berdahak selama seminggu Jumlah
Jumlah 37 7
% 84,1 15,9
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.85 di atas, tingkat pengetahuan
responden yang
paling banyak adalah tidak tahu sebesar 84,1%. Dan yang paling sedikit adalah mengetahui gejala dari TB Paru yaitu Batuk terus menerus dan berdahak selama seminggu sebesar 15,9%.
81
c. Dilakukan jika batuk terus menerus Tabel 3.86 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan yang dilakukan bila batuk terus menerus di Desa Parit Baru No 1 2
Dilakukan jika batuk terus menerus Beli obat ke warung Berobat kepetugas, memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke RS Jumlah
Jumlah 5 39
% 11,4 88,6
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.86 di atas, tingkat pengetahuan
responden yang
paling banyak adalah berobat ke Petugas, memeriksakan diri ke Puskesmas atau RS
sebesar 88,6%. Dan yang paling sedikit adalah mengetahui beli obat
kewarung sebesar 11,4%. d. Cara penularan TB Paru Tabel 3.87 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Cara penularan TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Cara penularan TB Paru Tidak tahu Percikan dahak sewaktu batuk dan bersin Jumlah
Jumlah 5 39 44
% 11,4 88,6 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.87 di atas, tingkat pengetahuan responden akan cara penularan TB Paru yang paling banyak adalah percikan dahak sewaktu batuk dan bersin sebesar 88,6%. Dan yang paling sedikit adalah tidak tahu yaitu sebesar 11,4%.
82
e. TB Paru dapat menular Tabel 3.88 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden Tentang TB Paru Dapat Menular di Desa Parit Baru No.
1. 2.
TB Paru dapat menular
Jumlah
%
2 42 10
4,5 95,5 100,0
Tidak Dapat Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM di Desa parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.88 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang TB Paru dapat menular yang paling sedikit adalah tidak sebesar 4,5%. Dan yang paling banyak adalah dapat yaitu sebesar 95,5%. f. Mengapa memeriksakan diri ke Puskesmas Tabel 3.89 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden Mengapa Memeriksakan Diri ke Puskesmas di Desa Parit Baru No 1 2
Mengapa memeriksakan diri ke Puskesmas Tidak tahu Batuk terus menerus dan berdahak lebih dari 3 minggu dan bercampur darah, badan kurus serta sesak Jumlah
Jumlah
%
38 6
86,4 13,6
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.89 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang mengapa memeriksakan diri ke Puskesmas yang tertinggi adalah tidak tahu sebesar 86,4%. Dan yang paling sedikit adalah batuk terus menerus dan berdahak lebih dari 3 minggu dan bercampur darah, badan kurus serta sesak sebesar 13,6%.
83
g. Penyakit TB Paru dapat dicegah Tabel 3.90 Distribusi dan Frekuensi berdasarkan pengetahuan responden tentang TB Paru dapat dicegah di Desa Parit Baru No 1 2
Penyakit TB Paru dapat dicegah
Jumlah 42 2 44
Tidak Dapat Jumlah
% 95,5 4,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.90 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang penyakit TB Paru dapat dicegah yang paling banyak adalah tidak sebesar 95,5%. Dan yang paling sedikit adalah dapat sebesar 4,5%. h. Resiko Penularan TB Paru terhadap orang sekitar Tabel 3.91 Distribusi dan Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Resiko Penularan TB Paru tewrhadap orang sekitar Di Desa Parit Baru No
1 2
Resiko Penularan TB Paru terhadap orang sekitar Tidak Ya Jumlah
Jumlah
%
3 41 44
6,8 93,2 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.91 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang resiko penularan TB Paru terhadap orang sekitar penderita yang paling banyak adalah ya sebesar 93,2%. Dan yang paling sedikit adalah tidak sebesar 6,8%.
84
i. Keluarga Yang Lainnya perlu memeriksakan diri Tabel 3.92 Distribusi dan Frekuensi pengetahuan keluarga untuk memeriksakan diri di Desa Parit Baru No.
Keluarga Yang Lainnya perlu memeriksakan diri
1. 2.
Jumlah
%
41 3 44
93,2 6,8 100,0
Tidak Ya Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.92 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang keluarga yang lain perlu memeriksakan diri adalah ya sebesar 6,8%. Dan yang paling banyak adalah tidak sebesar 93,2%. j. Menutup Menggunakan Sapu tangan Bila Batuk Tabel 3.93 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang menutup menggunakan sapu tangan bila batuk di Desa Parit Baru No 1 2
Menutup Menggunakan Sapu tangan Bila Batuk Tidak perlu, karena penyakit TB Paru tidak mudah menular Ya, perlu bila tidak kuman TB Paru akan mudah menyebar Jumlah
Jumlah
%
9
20,5
35
79,5
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.93 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang menutup menggunakan sapu tangan adalah tidak perlu, karena penyakit TB Paru tidak mudah menular sebesar 20,5%. Dan yang paling banyak adalah ya, perlu bila tidak kuman TB Paru akan mudah menyebar sebesar 79,5%.
85
k. Menghindar Dari penderita TB Paru Tabel 3.94 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang menghindar dari penderita TB Paru di Desa Parit Baru No
Jumlah
%
40 4
90,9 9,1
44
100,0
Menghindar Dari penderita TB Paru 1 2
Ya, karena kuman TB akan menyebar Tidak,penderita TB tidak selalu menyebarkan kuman Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.94 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang menghindar dari penderita TB Paru adalah ya, karena kuman TB akan menyebar sebesar 90,9%. Dan yang paling sedikit adalah Tidak, penderita TB tidak selalu menyebarkan kuman sebesar 9,1%. l. Peralatan dapur dapat mempermudah terjadinya penularan TB Paru Tabel 3.95 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang menghindar dari penderita TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Peralatan dapur dapat mempermudah terjadinya penularan TB Paru Tidak tahu, tidak kuman TB tidak menular melalui alat dapur Ya, karena melalui alat dapur kuman TB menempel dan akan mempermudah penularan TB Jumlah
Jumlah
%
43
97,7
1
2,3
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
86
Berdasarkan tabel 3.95 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang peralatan dapur dapat mempermudah terjadinya penularan TB Paru adalah tidak tahu, tidak kuman TB tidak menular melalui alat dapur sebesar 97,7%. Dan yang paling sedikit adalah Ya, karena melalui alat dapur kuman TB menempel dan akan mempermudah penularan TB sebesar 2,3%. m. Penderita TB Paru dipisahkan dan dikucilkan sebagai cara efektif agar TB Paru tidak menular Tabel 3.96 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang Penderita TB Paru dipisahkan dan dikucilkan sebagai cara efektif agar TB Paru tidak menular di Desa Parit Baru No
1 2
Penderita TB Paru dipisahkan dan dikucilkan sebagai cara efektif agar TB Paru tidak menular Tidak perlu dipisahkan maupun dikucilkan Ya, dihindarkan dan dikucilkan Jumlah
Jumlah
%
42
95,5
2 44
4,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.96 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang Penderita TB Paru dipisahkan dan dikucilkan sebagai cara efektif agar TB Paru tidak menular adalah tidak perlu dipisahkan maupun dikucilkan sebesar 95,5%, Dan yang paling sedikit adalah Ya, dihindarkan dan dikucilkan sebesar 4,5%.
87
n. Diawasi Pada Saat minum obat TB Tabel 3.97 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang diawasi pada saat minum obat TB di Desa Parit Baru No
Jumlah
%
43 1 44
97,7 2,3 100,0
Diawasi Pada Saat minum obat TB 1 2
Tidak perlu Perlu diawasi oleh keluarga dekat Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.97 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang pengawasan minum obat adalah tidak perlu sebesar 97,7%, Dan yang paling sedikit adalah diawasi oleh keluarga dekat sebesar 2,3%. o. Ventilasi mengurangi Penyebaran TB Tabel 3.98 Distribusi dan Frekuensi Pengetahuan Responden tentang ventilasi mengurangi penyebaran TB Paru di Desa Parit Baru No
Jumlah
%
38
86,4
6
3,6
44
100,0
Ventilasi mengurangi Penyebaran TB 1 2
Lobang ventilasi minimal 10% dari luas lantai ruangan Jendela mudah dibuka dan ditutup walaupun ukuran kecil Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit Baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.98 di atas, tingkat pengetahuan responden tentang ventilasi mengurangi penyebaran TB adalah Lobang ventilasi minimal 10% dari luas lantai ruangan sebesar 86,4%, Dan yang paling sedikit adalah jendela mudah dibuka dan ditutup walaupun ukuran kecil sebesar 3,6%.
88
5. Sikap a. Tb Penyakit berbahaya Tabel 3.99 Distribusi dan Frekuensi sikap responden terhadap TB Paru penyakit berbahaya di Desa Parit Baru No 1 2
Tb Penyakit berbahaya Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah
%
36 8 44
81,8 18,2 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.99 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap TB Paru penyakit berbahaya yaitu sebesar 81,8%, dan yang sangat setuju sebesar 18,2%. b. Penyembuhan TB Paru Tabel 3.100 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap penyembuhan TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Penyembuhan Penyakit TB Paru Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah
%
34 10 44
77,3 22,7 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.100 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap penyembuhan penyakit TB Paru yaitu sebesar 77,3%, dan yang sangat setuju sebesar 22,7%.
89
c. Penyakit TB Paru mudah menular Tabel 3.101 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap penyakit TB Paru dapat menular di Desa Parit Baru No Penyakit TB Paru mudah Jumlah % menular 1 Setuju 34 77,3 2 Sangat setuju 10 22,7 Jumlah 44 100,0 Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.101 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap penyakit TB Paru mudah menular yaitu sebesar 77,3%, dan yang sangat setuju sebesar 22,7%. d. Perilaku hidup sehat Tabel 3.102 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap perilaku hidup sehat di Desa Parit Baru No Perilaku hidup sehat Jumlah % 1 Setuju 36 81,8 2 Sangat setuju 8 18,2 Jumlah 44 100,0 Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.102 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap perilaku hidup sehat yaitu sebesar 81,8%, dan yang sangat setuju sebesar 18,2%. e. Sirkulasi udara Tabel 3.103 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap Sirkulasi udara di Desa Parit Baru No Sirkulasi udara Jumlah % 1 Setuju 38 86,4 2 Sangat setuju 6 13,6 Jumlah 44 100,0 Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
90
Berdasarkan tabel 3.103 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap sirkulasi udara yaitu sebesar 86,4%, dan yang sangat setuju sebesar 13,6%. f. Cahaya matahari dalam rumah Tabel 3.104 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap cahaya matahari dalam rumah di Desa Parit Baru No 1 2
Sirkulasi udara Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah 33 11 44
% 75,0 25,0 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.104 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap cahaya matahari dalam rumah yaitu sebesar 75,0%, dan yang sangat setuju sebesar 25,0%. g. Pemeriksaan dahak Tabel 3.105 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap pemeriksaan dahak di Desa Parit Baru No 1 2
Pemeriksaan dahak Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah 40 4 44
% 90,9 9,1 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.105 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap pemeriksaan dahak yaitu sebesar 90,9%, dan yang sangat setuju sebesar 9,1%.
91
h. Penderita TB Paru harus makan makanan bergizi Tabel 3.106 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap penderita TB Paru harus makan makanan bergizi di Desa Parit Baru No 1 2
Penderita TB Paru harus makan makanan bergizi Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah
%
35 9 44
79,5 20,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.106 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap penderita TB Paru harus makan makanan bergizi yaitu sebesar 79,5%, dan yang sangat setuju sebesar 20,5%. i. Pengawasan keluarga terhadap minum obat TB Tabel 3.107 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap pengawasan keluarga terhadap minum obat TB di Desa Parit Baru No
1 2
Pengawasan keluarga minum obat TB
terhadap
Setuju Sangat setuju Jumlah
Jumlah
%
33 11 44
75,0 25,0 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.107 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap pengawasan keluarga terhadap minum obat TB yaitu sebesar 75,0%, dan yang sangat setuju sebesar 25,0%.
92
j. Tb berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup Tabel 3.108 Distribusi dan Frekuensi Sikap responden terhadap TB berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup di Desa Parit Baru No
1 2
Tb berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dan perilaku hidup
Jumlah
%
34 10 44
77,3 22,7 100,0
Setuju Sangat setuju Jumlah
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.108 di atas, sikap responden yang terbanyak adalah setuju terhadap TB berkaitan erat dengan kondis lingkungan dan perilaku hidup yaitu sebesar 77,3%, dan yang sangat setuju sebesar 22,7%. 6. Perilaku pencegahan a. Makan obat TB secara teratur Tabel 3.109 Distribusi dan Frekuensi Perilaku responden terhadap makan obat secara teratur di Desa Parit Baru No 1 2
Makan obat TB secara teratur Tidak Ya Jumlah
Jumlah
%
34 10 44
77,3 22,7 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.109 di atas, perilaku pencegahan responden yang terbanyak adalah tidak terhadap makan obat TB secara teratur yaitu sebesar 77,3%, dan ya sebesar 22,7%.
93
b. Batuk dan membuang dahak pada tempat khusus Tabel 3.110 Distribusi dan Frekuensi Perilaku responden terhadap batuk dan membuang dahak pada tempat khusus di Desa Parit Baru No
1 2
Batuk dan membuang dahak pada tempat khusu Tidak Ya Jumlah
Jumlah
%
30 14 44
68,2 31,8 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.110 di atas, perilaku pencegahan responden yang terbanyak adalah tidak terhadap batuk dan membuang dahak pada tempat khusus yaitu sebesar 68,2%, dan ya sebesar 31,8%. c. Membuka jendela , ventilasi pada pagi hari Tabel 3.111 Distribusi dan Frekuensi Perilaku responden terhadap membuka jendela, ventilasi pada pagi hari di Desa Parit Baru No 1 2
Membuka jendela, ventilasi pada pagi hari Tidak Ya Jumlah
Jumlah
%
31 13 44
70,5 29,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.111 di atas, perilaku pencegahan responden yang terbanyak adalah tidak terhadap membuka jendela, ventilasi pada pagi hari yaitu sebesar 70,5%, dan ya sebesar 29,5%.
94
d. Makan makanan bergizi Tabel 3.112 Distribusi dan Frekuensi Perilaku responden terhadap makan makanan bergizi di Desa Parit Baru No 1 2
Makan makanan bergizi Tidak Ya Jumlah
Jumlah 9 35 44
% 20,5 79,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.112 di atas, perilaku pencegahan responden yang terbanyak adalah tidak terhadap makan makanan bergizi yaitu sebesar 20,5%, dan ya sebesar 79,5%. 7. Kondisi lingkungan rumah a. Kepadatan hunian Tabel 3.113 Distribusi dan Frekuensi Kondisi lingkungan rumah terhadap kepadatan hunian di Desa Parit Baru No 1 2
Kepadatan hunian Luas ruang < 5X6 m dan jumlah penghuni > 4 Luas ruang > 5X7 m dan jumlah penghuni < 5 Jumlah
Jumlah 13
% 29,5
31
70,5
44
100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.113 di atas, kondisi lingkungan
yang terbanyak
adalah Luas ruang > 5X7 m dan jumlah penghuni < 5 terhadap kepadatan hunian yaitu sebesar 70,5%, dan Luas ruang < 5X6 m dan jumlah penghuni > 4 sebesar 79,5%.
95
b. Jenis dan jumlah ventilasi rumah Tabel 3.114 Distribusi dan Frekuensi Kondisi lingkungan rumah terhadap Jenis dan Jumlah ventilasi rumah di Desa Parit Baru No 1 2
Kepadatan hunian Jenis ventilasi terbuka berjumlah < 6 Jenis ventilasi terbuka berjumlah > 7 Jumlah
Jumlah 36 8 44
% 81,8 18,2 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.114 di atas, kondisi lingkungan adalah Jenis ventilasi terbuka berjumlah < 6
yang terbanyak
yaitu sebesar 81,8%, dan Jenis
ventilasi terbuka berjumlah > 7 sebesar 18,2%. c. Bahan pembuat lantai rumah Tabel 3.115 Distribusi dan Frekuensi Kondisi lingkungan rumah terhadap bahan pembuat lantai rumah di Desa Parit Baru No 1 2
Kepadatan hunian Kayu Keramik Jumlah
Jumlah 19 25 44
% 43,2 56,8 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.115 di atas, kondisi lingkungan adalah bahan pembuat lantai 56,8%.
yang terbanyak
kayu yaitu sebesar 43,2%, dan keramik sebesar
96
d. Pencahayaan rumah Tabel 3.116 Distribusi dan Frekuensi Kondisi lingkungan rumah terhadap Pencahayaan rumah di Desa Parit Baru No 1 2
Pencahayaan rumah Kurang Baik Jumlah
Jumlah 10 34 44
% 22,7 77,3 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.116 di atas, kondisi lingkungan
yang terbanyak
adalah pencahayaan rumah baik yaitu sebesar 77,3%, dan pencahayaan rumah kurang sebesar 22,7%. 8. Pelayanan Kesehatan a. Mendapatkan penyuluhan TB Paru Tabel 3.117 Distribusi dan Frekuensi Pelayanan kesehatan terhadap Mendapatkan penyuluhan TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Mendapatkan penyuluhan TB Paru Tidak Ya Jumlah
Jumlah 29 15 44
% 65,9 34,1 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.117 di atas, pelayanan kesehatan terhadap mendapat penyuluhan TB Paru yang terbanyak adalah tidak yaitu sebesar 65,9%, dan ya sebesar 34,1%.
97
b. Jumlah ikut serta penyuluhan TB Paru Tabel 3.118 Distribusi dan Frekuensi Pelayanan kesehatan terhadap Jumlah ikut serta penyuluhan TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Jumlah ikut serta penyuluhan TB Paru Tidak pernah Pernah Jumlah
Jumlah
%
28 16 44
63,6 36,4 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.118 di atas, pelayanan kesehatan terhadap ikut serta penyuluhan TB Paru yang terbanyak adalah tidak pernah yaitu sebesar 63,6%, dan pernah sebesar 36,4%. c. Memahami Penyuluhan TB Paru Tabel 3.119 Distribusi dan Frekuensi Pelayanan kesehatan terhadap memahami penyuluhan TB Paru di Desa Parit Baru No 1 2
Memahami penyuluhan TB Paru Tidak Ya Jumlah
Jumlah 31 13 44
% 70,5 29,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.119 di atas, pelayanan kesehatan terhadap memahami penyuluhan TB Paru yang terbanyak adalah tidak yaitu sebesar 70,5%, dan ya sebesar 29,5%.
98
d.
Pernah dikunjungi petugas kesehatan
Tabel 3.120 Distribusi dan Frekuensi Pelayanan kesehatan terhadap pernah di kunjungi petugas kesehatan di Desa Parit Baru No 1 2
Pernah dikunjungi petugas kesehatan Tidak Ya Jumlah
Jumlah
%
35 9 44
79,5 20,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.120 di atas, pelayanan kesehatan terhadap pernah dikunjungi petugas kesehatan yang terbanyak adalah tidak
yaitu sebesar
79,5%, dan ya sebesar 20,5%. e. Petugas kesehatan menyarankan berobat Tabel 3.121 Distribusi dan Frekuensi Pelayanan kesehatan terhadap petugas kesehatan menyarankan berobat di Desa Parit Baru No 1 2
Petugas berobat Tidak Ya
kesehatan
Jumlah
menyarankan
Jumlah
%
31 13 44
70,5 29,5 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel 3.121 di atas, pelayanan kesehatan terhadap petugas kesehatan menyarankan berobat yang terbanyak adalah tidak 70,5%, dan ya sebesar 29,5%.
yaitu sebesar
99
3.3.2.1 Analisa Bivariat 1. Pengetahuan Responden dengan kejadian TB Paru Tabel 3.122 Hubungan Pengetahuan Dengan Kejadian TB Paru Di Desa Parit Baru 2015 Pengetahuan
Tidak baik Baik Jumlah
Penyakit TB Paru TB Paru N (%) 21 95,5 1 4,5 22 100
Tidak N (%) 5 22,7 17 77,3 22 100
P Value
OR (CI95%)
0,000 71,400
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang mengalami TB Paru sebanyak 95,5% memiliki pengetahuan yang tidak baik lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik dan tidak TB Paru yaitu sebanyak 77,3%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,000 (p value > 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan kejadian TB Paru. Responden yang pengetahuannya tidak baik 71 kali beresiko terkena TB Paru dibandingkan yang pengetahuannya baik. 2. Sikap Responden dengan kejadian TB Paru Tabel 3.123 Hubungan Sikap Responden dengan Kejadian TB Paru Di Desa Parit Baru 2015 Sikap
Tidak Baik Baik Jumlah
Penyakit Diare TB Paru Tidak N (%) N (%) 13 59,1 18 81,8 9 40,9 4 18,2 22 100 22 100
P Value 0,186
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
100
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang mengalami TB Paru sebanyak 59,1% memiliki sikap tidak baik lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki sikap baik18,2%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,186 (p value > 0,05) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan kejadian TB Paru. 3. Perilaku pencegahan dengan kejadian TB Paru Tabel 3.124 Hubungan Perilaku pencegahan Dengan Kejadian TB Paru Di Desa Parit Baru 2015 Perilaku Pencegahan
Tidak baik Baik Jumlah
Penyakit TB Paru TB Paru Tidak N (%) N (%) 15 68,2 13 59,1 7 31,8 9 40,9 22 100 22 100
P Value
0,754
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang mengalami TB Paru 68,2% memiliki perilaku pencegahan tidak baik lebih banyak dibandingkan dengan yang memiliki perilaku pencegahan baik yaitu sebanyak 40,9%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,754 (p value > 0,05) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku pencegahan dengan kejadian TB Paru.
101
4. Lingkungan Rumah Tabel 3.125 Hubungan Lingkungan rumah Dengan Kejadian TB Paru di Desa Parit Baru 2015 Lingkungan rumah
Penyakit TB TB Paru
Tidak baik Baik Jumlah
N 16 6 22
(%) 72,7 27,3 100
P Value
Tidak
N 5 17 22
(%) 22,7 77,3 100
OR (CI 95%) 0,003 9,067
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang mengalami TB Paru sebanyak 72,7% memiliki lingkungan rumah tidak baik lebih rendah dibandingkan dengan yang memiliki lingkungan rumah yang baik yaitu sebanyak 77,3%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,003 (p value > 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara lingkungan rumah dengan kejadian TB Paru. Lingkungan rumah yang tidak baik beresiko 9 kali terkena TB Paru dibandingkan yang lingkungan rumahnya baik.
102
5. Pelayanan Kesehatan Tabel 3.126 Hubungan Pelayanan Kesehatan Dengan Kejadian TB Paru di Desa Parit Baru 2015
Pelayanan Kesehatan
Penyakit TB TB Paru
Tidak baik Baik Jumlah
N 19 3 22
(%) 86,4 13,6 100
P Value
Tidak
N 7 15 22
(%) 31,8 68,2 100
OR (CI 95%) 0,001 13,571
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang mengalami TB Paru sebanyak 86,4% tidak baik tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan lebih banyak dibandingkan dengan yang baik pernah mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik yaitu sebanyak 68,2%. Hasil uji chisquare (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,001 (p value > 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara pelayanan kesehatan dengan kejadian TB Paru. Responden yang tidak pernah mendapatkan pelayanan kesehatan
beresiko 13 kali terkena TB Paru
dibandingkan responden yang mendapatkan pelayanan kesehatan baik.
103
6. Tingkat Pendapatan dengan kejadian TB Paru Tabel 3.127 Hubungan antara Tingkat Pendapatan dengan kejadian TB Paru Di Desa Parit Baru 2015 Tingkat Pendapatan
< 2.000.000 per bulan > 2.000.000 keatas Jumlah
Penyakit TB Paru TB Paru Tidak N (%) N (%) 15 93,8 1 6,3 7 25,0 21 75,0 22 22
P Value
0,000
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang menderita TB Paru
sebanyak 93,8% memiliki pendapatan di bawah
Rp.<2.000.000 lebih banyak dibandingkan dengan pendapatan >Rp.2.000.000 keatas dan tidak TB Paru yaitu sebanyak 75,0%%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 0,000 (p value > 0,05) sehingga Ho ditolak, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendapatan dengan kejadian TB Paru. Responden yang pendapatannya <2.000.000 perbulan beresiko 45 kali lebih terkena
TB Paru dibandingkan yang pendapatannya
>2.000.000 keatas. 7. Tingkat Pendidikan dengan kejadian TB Paru Tabel 3.128 Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan kejadian TB Paru Di Desa Parit Baru 2015 Tingkat Pendidikan
tidak sekolah hingga tamat SD Tamat SMP hingga diploma Jumlah
Penyakit TB Paru TB Paru Tidak N (%) N (%) 7 50,0 7 50,0 15 22
50,0 100,0
15 22
50,0 100,0
Sumber : Data Survey Determinan PKM Desa Parit baru Tahun 2015
P Value
1,000
104
Berdasarkan tabel di atas didapatkan informasi bahwa responden yang menderita TB Paru
sebanyak 50% memiliki pendidikan tidak tamat sekolah
hingga SD dan tamat SMP hingga SMA sebanding dengan yang tidak TB Paru yaitu sebanyak 50,0%%. Hasil uji chi-square (Pearson Chi-Square) didapatkan nilai p value sebesar 1,000 (p value > 0,05) sehingga Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian TB Paru.
105
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa statistik, maka dapat disimpulkan faktor determinan yang berpengaruh terhadap TB Paru di Desa Parit Baru
adalah
sebagai berikut : Tabel 3.129 Matriks Penentuan Faktor Determinan Desa Parit Baru Faktor determinan Penjelasan Hasil survey penentuan faktor determinan menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kejadian I. PENGETAHUAN
tuberculosis ( p value = 0,000). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tidak baik beresiko 71 kali dapat menderita Tuberculosis. Terdapat hubungan antara pengetahuan penyebab TB
1. Penyebab TB
dengan kejadian tuberculosis (p value = 0,028). Responden yang memiliki tingkat pengetahuan penyebab TB rendah berisiko 71 kali dapat menderita Tuberculosis. Terdapat hubungan antara pengetahuan tanda-tanda/ gejala
2. Tanda-tanda/
TB dengan kejadian Tuberculosis (p value = 0,013).
gejala TB.
Responden yang memiliki tingkat pengetahuan tandatanda/gejala TB rendah berisiko 71 kali dapat menderita Tuberculosis. Terdapat hubungan antara pengetahuan memeriksakan diri
3. Jika batuk terus menerus dan berdahak lebih dari tiga minggu memeriksakan diri
jika batuk terus menerus dan berdahak lebih dari tiga minggu dengan kejadian Tuberculosis (p value = 0,057) Responden
yang
memiliki
tingkat
pengetahuan
memriksakan diri bila batuk terus menerus dan berdahak ke saran kesehatan rendah berisiko 71 kali dapat menderita Tuberculosis.
106
Terdapat hubungan antara pengetahuan cara penularan 4. Cara penularan TB
dengan kejadian Tuberculosis (p value = 0,057) Responden yang memiliki tingkat pengetahuan cara penularan
TB
rendah berisiko 71 kali dapat menderita Tuberculosis. 5. Penyakit TB Paru dapat menular 6. Alasan
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
pengetahuan TB Paru dapat menular dengan kejadian TB paru (p value = 0,469) Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
memeriksakan diri
pengetahuan memeriksakan diri ke Puskesmas / Rumah
ke Puskesmas
Sakit dengan kejadian TB Paru (p value = 0,188)
/Rumah Sakit 7. TB Paru dapat dicegah
Tidak
terdapat
hubungan
yang
pengetahuan TB Paru dapat dicegah
bermakna
antara
dengan kejadian
Tuberculosis (p value = 0,469). 8. Orang yang berada Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
disekeliling
pengetahuan orang berada disekeliling penderita beresiko
penderita beresiko
tertular penyakit TB Paru dengan kejadian TB Paru (p
tertular penyakit
value = 0,232)
TB 9. Keluarga TB
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
untuk
pengetahuan keluarga TB untuk memeriksakan diri dengan
memeriksakan diri
kejadian TB Paru (p value = 0,232)
10. Penderita TB
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
Paru menutup
pengetahuan penderita TB Paru menutup mulut dengan
mulut dengan sapu
sapu tangan bila batuk dengan kejadian TB Paru (p value =
tangan bila batuk
0,135)
11. Perlukah
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
menghindari
pengetahuan menghindari penderita TB Paru bila mendekat
penderita TB Paru
dengan kejadian TB Paru (p value =1,000)
bila mendekat
107
12. Penularan TB melalui peralatan
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
pengetahuan penularan TB melalui peralatan dapur yang
dapur yang dipakai dipakai bersama dengan kejadian TB Paru (p value = bersama.
0,469)
13. Terhadap
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
penderita TB yang
pengetahuan terhadap penderita TB yang dikucilkan untuk
dikucilkan untuk
menghindari penularan dengan kejadian TB Paru (p value
menghindari
=1,000)
penularan 14. Keluarga untuk
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
membantu dalam
pengetahuan pengawasan keluarga dalam minum obat
mengontrol
terhadap kejadian TB Paru (p value = 0,188)
minum obat. 15. Syarat ventilasi
Tidak
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
rumah yang baik
pengetahuan Syarat ventilasi rumah yang baik untuk
untuk mengurangi
mengurangi penyebaran kuman TB terhadap kejadian TB
penyebaran kuman
Paru (p value = 0,188)
TB Hasil survei penentuan faktor determinan menyatakan II. KONDISI LINGKUNGAN
terdapat hubungan antara Kondisi Lingkungan Rumah dengan kejadian Tuberculosis pada Responden (p value = 0,003). Kondisi lingkungan rumah responden yang tidak baik beresiko 9 kali dapat menderita Tuberculosis.
1. Kepadatan hunian
Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kepadatan
berbanding luas
hunian berbanding luas ruang dengan kejadian TB Paru (p
ruang
value = 0,136) Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis dan
2. Jenis dan Jumlah ventilasi
jumlah ventilasi dengan kejadian TB Paru (p value = 0,696)
108
3. Bahan Pembuatan lantai
Tidak ada hubungan yang bermakna antara bahan pembuatan lantai dengan kejadian TB Paru (p value = 0,068) Terdapat hubungan antara pencahayaan rumah dengan
4. Pencahayaan Rumah
kejadian TB Paru (p value = 0,012). Kondisi pencahayaan rumah
kurang
beresiko
9
kali
dapat
menderita
Tuberculosis. Hasil survei penentuan faktor determinan menyatakan III.PELAYANAN KESEHATAN
bahwa terdapat hubungan antara Pelayanan Kesehatan dengan kejadian Tuberculosis pada responden (p value = 0,001). Pelayanan Kesehatan yang rendah terhadap responden beresiko 13 kali dapat menderita Tuberculosis.
1. Mendapatkan
Terdapat hubungan antara mendapatkan penyuluhan
penyuluhan
tentang TB Paru dari tenaga kesehatan dengan kejadian TB
tentang TB Paru
Paru (p value = 0,011). Mendapatkan penyuluhan tentang
dari tenaga
TB Paru dari petugas kesehatan yang rendah beresiko 13
kesehatan
kali terkena Tuberculosis.
2. Berapa kali mendapat penyuluhan 3. Mudah memahami isi penyuluhan
Terdapat
hubungan
antara
berapa
kali
mendapat
penyuluhan dengan kejadian TB Paru (p value = 0,005). Frekwensi mendapatkan penyuluhan yang kurang beresiko 13 kali terkena Tuberculosis. Terdapat
hubungan
antara
mudah
memahami
isi
penyuluhan dengan kejadian TB Paru (p value = 0,047). Tingkat pemahaman yang rendah terhadap isi penyuluhan TB Paru beresiko 13 kali terkena Tuberculosis. Terdapat hubungan antara dikunjungi oleh petugas
4. Dikunjungi oleh Petugas Kesehatan
kesehatan dengan kejadian TB Paru (p value = 0,003). Kunjungan petugas kesehatan ke rumah warga yang rendah 13 kali beresiko terkena Tuberculosis.
109
5. Petugas kesehatan
Terdapat hubungan antara petugas menyarankan untuk
yang menyarankan
periksa dahak dengan kejadian TB Paru (p value = 0,008).
untuk periksa
Petugas kesehatn menyarankan periksa dahak rendah 13
dahak
kali beresiko terkena Tuberculosis. Hasil survey penentuan faktor determinan menyatakan
IV. SIKAP
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kejadian Tuberculosis pada responden (p value = 0,186) Hasil survey penetuan faktor determinan menyatakan tidak
V. PERILAKU PENCEGAHAN
terdapat
hubungan
yang
bermakna
antara
perilkau
pencegahan dengan kejadian Tuberculosis pada responde (p value = 0,754)